Browsing Category

BERBANGSA

Ibu dan anak. Dua sosok yang keras

keluarga-soekarnoPublik banyak meyayangkan kenapa Megawati harus maju lagi dalam pencalonan kali ini. Apakah hanya karena keputusan kongres partai yang mengharuskan itu.
Membaca berita di media mainstream, dikatakan Bu Mega bisa marah ketika beberapa pengurus partai dan orang dekatnya memberikan fakta, bahwa ia sudah tak terlalu popular. Ia mempersilahkan penasehat partai Sabam Sirait untuk makan di ruang sebelah. Tidak satu ruangan dengannya. Sabam Sirait tidak salah. Jaman sudah berubah, tidak seperti lebih sepuluh tahun lalu, ketika ia dipersepsikan sebagai simbol perlawanan terhadap orde baru.
Mungkin keras kepala ini, salah satu sifat yang menurun dari ibunya. Bung Karno konon tidak sekeras Fatmawati istrinya.

Kilas balik dalam pembuangan di tanah Bengkulu , Fatwamati adalah teman anak anak angkat Bung Karno yang bersekolah di sebuah sekolah katolik di sana. Ketika Bung Karno menyatakan keinginannya untuk memperistri. Saat itu Fatmawati berusia 19 tahun dan Bung Karno 41 tahun. Ia dengan tegas menolak, kecuali Bung Karno menceraikan istrinya terlebih dahulu. Ia tak mau dimadu.
Ada cerita menarik di balik ini. Sebenarnya justru Fatmawati sedang meminta pendapat Bung Karno tentang pinangan seorang anak wedana terhadap dirinya. Alih alih mendapat jawaban, justru Bung Karno mengutarakan perasaan cintanya.

Continue Reading

1 Juni 1945

Ditengah pidatonya yang heroik, tiba tiba Soekarno menyergah salah seorang anggota Dokuritu Zyunbi Tyoosa Kai atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan IndonesiaI, Lim Koen Hian.
“ Maaf, Tuan Lim Koen Hian , Tuan tidak mau akan kebangsaan ? “
Agak terkaget kaget karena ditanya begitu,Lim Koen Hian menyatakan tidak begitu maksudnya. Lalu Soekarno melanjutkan pidatonya tentang Weltanschauuung – sebuah dasar Negara – di tengah udara panas dan asap rokok yang menyesakan.
Soekarno memang harus menegaskan pentingnya arti kebangsaan sebagai landasan pertama dasar Negara yang akan dibentuk. Negara bukan untuk satu golongan. Sekaligus menepis keraguan raguan Ki Bagoes Hadikoesoemo dan pemuka pemuka Islam lainnya.

Kelima prinsip Kebangsaan, Internasionalisme atau perikemanusiaan, mufakat atau demokrasi, kesejahteraan social dan Ketuhanan menurut Soekarno bisa diperas lagi menjadi tiga. Sosio-nasionalisme, sosio-democratie dan Ketuhanan.
Demikian pula dari tiga prinsip jika digabungkan menjadi satu prinsip, akan melahirkan, – demikian kata Soekarno – perkataan Indonesia tulen. Gotong Royong.
“ Alangkah hebatnya, Negara gotong royong !. Gotong royong adalah faham yang dinamis. Lebih dinamis dari ‘ kekeluargaan ‘ saudara saudara …”

Continue Reading

Sepenggal Kisah Supir Taxi

Malam semakin larut di kantor dagdigdug. Sepi sekali dan saya masih menunggu taxi BlueBird di pelataran bawah pohon. Agak lama, dan tidak seperti biasanya. Lagu Stairway to Heaven masih sayup sayup terdengar dari bilik kamar Paman Tyo . Ia masih berkutat dengan logo dan desain sebuah project tampaknya.
Akhirnya taxi yang saya pesan itu muncul.
Setelah saya masuk, supir taxi meminta maaf karena agak lama. Sambil berjalan ia bercerita ketika berhenti di perempatan lampu merah blok M. Tiba tiba ada mobil yang berhenti dari sisi seberang. Seorang wanita berlari keluar, menghampiri dan memaksa untuk naik.

Sambil menangis ibu itu memohon untuk sekarang juga mengejar sebuah taxi lain yang baru saja berjalan. Menurut si ibu, taxi itu berisi pembantu yang membawa lari anaknya yang masih berumur 9 bulan. Ia bersama suaminya sedang melakukan pengejaran, dan mobilnya tak bisa memutar balik, karena taxi itu menuju arah berlawanan.
Supir taxi itu terpaksa menolak, karena terikat perintah untuk menjemput pelanggan. Sementara jalanan semakin macet, lampu berganti hijau dan taxi tak bergerak karena si ibu tetap memaksa naik.

Nafas saya tercekat. Udara semakin sesak.
Saya menyergahnya. Kenapa tidak memprioritaskan pasangan suami istri itu yang sedang panik dan membutuhkan pertolongan. Tiba tiba saya merasa bersalah.

Continue Reading

Dari i-teve, Politikana sampai Pesta Blogger

Blog sebagai media ekpresi yang paling terkini justru memperlihatkan semangat kebinekaan dalam mewartakan gagasan, apalagi dengan jurnalisme warga yang dengan antusias melintasi batas batas yang tak pernah dibayangkan sebelumnya. Saat waktu itu media ekspresi warga terhalang lembaga redaksi di media tradisional. Setelah Enda Nasution membidani situs politik – Politikana – yang luar biasa seru.
Budi Putra juga meluncurkan i-teve , sebuah videoblog yang menambah rangkaian gerbong keanekaeagaman blog, setelah sebelumnya blog tulisan dan photoblog yang meramaikan khasanah blog di Indonesia. Situs ini selain memproduksi sendiri juga menerima tayangan dari kontributor.

Saya dengan latar belakang film dan audiovisual, tentu saja melompat lompat gembira melihat pemunculan videoblog ini. Tentu saja semuanya kembali ke konten yang membuat I-teve untuk tetap dikunjungi. Ini memang tantangan untuk pengelola video blogging ini. Bagaimanapun juga sebuah media tayangan visual selain dapat memenuhi informasi informasi juga sekaligus menghibur. Kemasan how to entertain menjadi penting. Ia tidak bisa semata kaku.

Fitur fitur tentang gaya hidup, tradisi budaya, musik klip,film film pendek sampai resep memasak kalau perlu.
Kanal pariwisata tentang Indonesia juga menarik. Siapa tahu Budi Putera berani menampilkan kegilaan berupa ruang infotainment gossip di seputar ranah blogsphere.
Ini butuh kerja keras. Mensyut, mengedit bahkan menambahkan elemen elemen untuk memperindah bentuk tayangan. Proficiat untuk I-teve yang telah melakukannya untuk langkah awal.

Continue Reading

Kanjur

Siapa bilang orang Indonesia semuanya suka korupsi ? tidak juga kalau melihat proyek percontohan yang dilakukan KPK dengan beberapa sekolah SMA di Jakarta. Kanjur Kantin Jujur – adalah kantin kecil, berbentuk etalase meja berisi barang barang kebutuhan sekolah, seperti pensil, buku, bolpen dan macam macam. Hanya disini tidak ada penjaga kantinnya.
Pembeli membayar dengan memasukan uang ke kotak, sesuai dengan harga label barang yang diambil. Ada sekolah yang mencatat keuntungan, alias jumlah uang yang masuk di kotak sama dengan nilai barang yang keluar. Walau ada juga Kanjur yang rugi bahkan sampai defisit, karena siswa selain tak membayar juga sekalian mencomot uang dalam kotak.

Pemahaman budaya anti korupsi yang digelontorkan lewat dunia sekolah sungguh menarik kalau kita bicara masalah yang rumit ini, yakni kejujuran. Sejak dini siswa sudah dikenalkan dengan bagaimana menjadi jujur utuk diri sendiri. Tidak usah di politik. Kadang di film saya sudah geleng geleng kepal melihat begitu tingginya biaya mark up yang dilakukan pekerja film. Mulai dari sewa lokasi, beli props ini itu sampai biaya perjalanan.

Continue Reading

John Lie

Awal September 1949. Kapal boat Republik Indonesia panjang 110 kaki dan berukuran 60 ton “ The Outlaw “ baru saja berlabuh di pelabuhan Bhuket, semenanjung Malaya. Para awak kelelahan, setelah kesekian kali lolos dari sergapan kapal perang Belanda. Semalam tepat selepas Penang, di laut bebas mereka bertemu dengan kapal patroli Belanda yang mengejarnya sambil melepaskan tembakan boffors dan miltraliurnya.
Kelihaian kapten ‘The Outlaw”, Mayor John Lie kembali teruji, untuk bisa membawa barang barang komoditi seperti karet, gula, teh untuk di jual dan ditukarkan ban, senjata, mobil dan kebutuhan perang kemerdekaan.

The ‘ Outlaw ‘ adalah legenda saat itu. Radio BBC selalu menyiarkan keberhasilan kapal itu dalam menembus blokade Belanda. Ini membuat Belanda semakin geram dan terus berusaha menjegat kapal kebanggaan Republik.
Saat saat beristirahat sambil membongkar muatan. John Lie kedatangan seorang wartawan LIFE Magazine – Roy Rowan – yang mewancara dan kelak dimuat dalam majalah tersebut Edisi 26 September 1949. Artikel itu berjudul “ GUNS –AND BIBELS – ARE SMUGGLED TO INDONESIA “

Continue Reading

Natal yang universal

Tidak ada yang harus dipertanyakan mengapa orang tua saya memilih menyekolahkan di sekolah Katolik sejak kecil hingga bangku SMA. Jaman itu – belum ada sekolah plus – hanya sekolah Katolik yang terkenal dengan etos disiplin dan pendidikannya. Tidak ada penyesalan dan memang tidak seharusnya diperdebatkan. Sama seperti Ahmad Wahib yang memilih tinggal di Asrama Mahasiswa Realino Yogjayakarta yang diasuh oleh Pastur pastur londo. Padahal ia jebolan pesantren dan saat itu menjadi aktivis Himpunan Mahasiswa Islam.
Barangkali pengalaman berbaur dalam kemajemukan orang orang yang berbeda telah membentuk ide besar tentang pluralisme. Di sekolah katolik itu ada anak anak tokoh komunis, gubernur, menteri sampai ketua partai Islam. Tionghoa, Jawa, Batak sampai peranakan blasteran.

Memasuki dunia Natal mereka dalam diorama panggung sekolahan selalu memberi kesan mendalam tentang arti pembebasan manusia. Karena miskinnya, Yusuf dan Maria yang hamil tua ditolak menginap dimana mana. Sampai menemukan sebuah kandang untuk tempat berteduh dan melahirkan bayi Yesus.
Syahdu dan menggetarkan, saat paduan suara menyanyikan Malam Kudus. Untuk sesaat membawa pada relung keheningan yang paling indah.

Continue Reading

Siapa Pahlawan ?

Masih relevankah arti Taman Makam Pahlawan. Dahulu memang ada pejuang, tentara, tokoh negarawan yang berhak dikuburkan disana. Lalu ketika perubahan jaman, sudah tak ada lagi pejuang tersisa. Siapakah yang berhak dikubur disana ? Sekarang asal memiliki bintang mahaputera, atau bintang bintang jasa dari pemerintah. Keluarga bisa meminta agar jenasah dikuburkan di Taman Makam Pahlawan.

Tak harus pahlawan dalam arti tokoh heroik yang membela hidup dan mati dalam pertempuran membela negara.
Pahlawan juga bisa menurut selera jaman. Koruptor Pertamina jaman, Taher sampai sekarang masih di TMP Kalibata. Karena waktu ia meninggal, belum divonis bersalah. Juga tokoh komunis Nyono, juga masih dikuburkan disana semasa Pemerintahan Soekarno.

Continue Reading

Saya bermimpi

Sebuah pesan messenger masuk dari Viving . Tulisnya dengan emoticon nyengir.
“ Mas semalam aku mimpi jalan berdua sama mas, cari buah delima di pasar “.
Saya menafsirkan bahwa ia akan mendapat rezeki. Atau bahkan momongan, karena Viving bersama Kang masnya sedang menjalani program untuk mendapatkan buah hati sang bayi. Siapa tahu.
Mimpi selalu menunggu untuk diartikan. Konon budaya bangsa kita memang selalu mencoba menafsirkan arti mimpi. Baik atau buruk. Tak heran buku buku tafsir mimpi yang digelar didepan mesjid sehabis sholat Jum’at selalu di beli – dilihat – orang.

Tapi kadang kala mimpi juga merupakan harapan untuk hari yang lebih baik.
“I have a dream …” penggalan kalimat yang terkenal dari Martin Luther King yang meneriakkan harapannya sebelum butir peluru fundamentalis merenggut nyawanya. Karena tidak di Amerika, dimana mana dibelahan dunia ini selalu saja ada orang fanatik yang tidak percaya dengan pluralisme.
Sampai siang itu, karena kelelahan saya tertidur di sofa depan TV.

Continue Reading

Jika Ketua Pansus ternyata rasis

Kita tak bisa habis berpikir bagaimana seorang ketua Pansus RUU DPR – Balkan Kaplale – bisa bersikap apriori dan rasis terhadap kemajemukan bangsanya sendiri. Dalam acara `Dengar Pendapat dalam Rangka  ‘ Uji Publik RUU Pornografi ‘, yang dilakukan oleh Pansus RUU Pornografi di Gedung Pracimosono, Kompleks Kantor Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Acara ini juga dihadiri oleh Forum Yogjakarta untuk keberagaman, dan Koalisi Perempuan Yogjakarta.
Selain dihadiri oleh mereka yang pro dan kontra, juga diadakan sesi dengar pendapat. Salah satu adalah peserta, bernama Albert dari papua yang mewakili sekitar 3000 mahasiswa papua di Jogjakarta.

Dalam forum ini Albert meminta agar RUU Pornografi tidak disahkan, karena tidak memberi ruang bagi kaum minoritas, dan membuat Negara Indonesia seolah-olah hanya milik sekelompok orang. Jika harus disahkan, lebih baik Papua melepaskan diri saja karena tidak diperlakukan adil.

Continue Reading

Sumpah Pemuda

Orang Indonesia memang terlanjur suka bersumpah. Dari sumpah pemuda, sumpah cinta, sumpah jabatan, sumpah dibaiat, sumpah perkawinan sampai sumpah pocong.  Ketika saya mengatakan sebuah fakta sebuah kejadian. Lawan bicara saya tidak merasa perlu untuk menyelidiki lebih dalam, kecuali memastikan. “ Sumpeeh Loe “.
Semuanya hanya sampah di mulut yang kadang kadang bisa dilanggar, dan sekaligus perlu.

Beberapa tahun silam, dalam sebuah perayaan peringatan hari Sumpah Pemuda di Gedung Joang, hadir Johana Tumbuan salah satu saksi hidup Sumpah Pemuda 1928 yang masih tersisa. Ia diundang untuk membacakan ikrar itu.  Keharuan menyeruak seluruh hadirin ketika dengan terbata bata ia membaca salinan yang sudah disiapkan panitia penyelenggara.  Sumpah Pemuda.
Kami bangsa Indonesia mengaku. Bertanah air satu. Negara kesatuan Indonesia.
Kami bangsa Indonesia mengaku. Berbangsa satu bangsa Indonesia
Kami bangsa Indonesia mengaku. Berbahasa satu, bahasa Indonesia.

Continue Reading

Janji itu

Dahulu saat menonton film English Patient “ , saya selalu membayangkan sebuah janji yang dipertahankan sampai kematian. Tragis, mempertanyakan apakah ada yang lebih mulia daripada mereka yang selalu menetapi janjinya. Count Lazlo Alamzy, ahli pemetaan asal Hongaria yang menjalin skandal cinta dengan Khaterine, istri temannya sendiri. Sebuah setting perang dunia ke II dengan backdrop gurun sahara dan kota kota arab magribi yang eksotik.
Dalam kecelakaan pesawat terbang yang juga membunuh suami Khaterine. Alamzy membawa Khaterina yang terluka parah ke dalam sebuah gua. Ia memberikan korek api karena ia harus mencari pertolongan ke kota terdekat.
Malangnya, di kota pendudukan Jerman, ia bahkan masuk ke dalam sel penjara. Lelaki itu tetap memegang janji setelah beberapa hari di sel, menjemput kekasihnya yang sudah meninggal sendirian di gua tersebut. Kita membayangkan korek apinya yang habis sambil menunggu kekasihnya tak yang kunjung datang.

Continue Reading