Suatu Malam 12 desember 2000, saya masih menikmati sea food platter di bagian belakang Restaurant Café “ Pasir Putih “ di Kemang. Ada dua bagian, satu di depan – dalam gedung, yang bisa menonton pertunjukan band, dan satu lagi di belakang – di luar, bersebelahan kolam renang. Musik bukan pilihan kami malam ini, rombongan para pekerja film yang kelaparan setelah seharian pre production di sebuah PH yang memang berlokasi seputaran Kemang.
Tiba tiba terdengar hiruk pikuk di dalam. Sekejab , segerombolan orang orang memakai jubah dan kopiah putih menyeruak dan berteriak teriak mengusir semua yang berada didalam. Asisten asisten saya yang wanita, hampir menangis ketakutan. Serentak, kami berhamburan pergi, dan tentu saja harus melewati bagian dalam menuju arah keluar, karena memang bagian belakang merupakan jalan buntu.
Apa yang saya lihat, menjadi jelas bahwa ini sebuah tindakan barbar. Anarkis. Sambil memporak porandakan meja makan, mereka merangsek ke area bar tender. Suasana benar benar chaos, diantara teriakan mereka juga menghancurkan mesin kasir, dan yang mengagumkan menjarah botol botol minuman serta merogoh tas tas yang ditinggalkan pemiliknya. Kelak dalam laporan ke polisi, sejumlah orang melaporkan kehilangan handphone, dompet dan beberapa miliknya yang berharga.
Seorang penyanyi wanita band yang memakai kostum ketat , tampak jongkok bersembunyi di pojokan. Tapi tak lama. Ia di suruh keluar oleh gerombolan berjubah itu sambil di caci maki atas nama Tuhan.
Di halaman parkir, mereka juga menghancurkan neon sign restaurant. Ternyata rombongan sebelumnya juga menghancurkan ‘ Salsa “ sebuah klub malam yang tak jauh dari ‘ Pasir Putih ‘. Mengherankan tak ada polisi atau aparat keamanan yang datang, padahal kurang lebih sekitar 300 meter ada Pos Polisi sektor Kemang. Sebuah mobil patroli baru datang hampir ketika massa gerombolan itu sudah menyelesaikan tugasnya, dan berteriak teriak di halaman parkir. Tak jelas apa yang dibicarakan antara pimpinan rombongan dan polisi itu. Ada kesan, polisi hanya berusaha memenangkan massa itu. Tidak mengusir apalagi menangkapnya.
Lihat pernyataan Brigadir Jenderal Saleh Saaf, Kepala Dinas Penerangan Markas Besar Polri , dua hari setelah kejadian ini. Mereka menyesalkan dan berjanji mengusut aksi ini. Secara runtun petinggi polisi itu mengakui bahwa organisasi ini dulunya merupakan partner polisi. “ Waktu itu mereka diarahkan bekerjasama dengan Polri “.
Kini anak macan itu telah berubah dewasa dan menyusahkan patronnya sendiri.
Bagi saya pengalaman sejak malam itu jelas menunjuk gerombolan yang mengatasnamakan ‘ Front Pembela Islam ‘ adalah garda terdepan polisi moral terhadap syariat.
FPI memang dekat sekali dengan petinggi militer dan kepolisian. Ini tak terlepas dari proses pembentukan Pam Swakarsa – Massa pendukung Sidang Istimewa MPR tahun 1998. Setelah menguasai ABRi dan TNI – AD, Jend Wiranto tak berdaya menahan desakan untuk mengganti pemerintahan BJ Habibie. Untuk mengawal transformasi secara demokratis, termasuk perubahan jadwal pemilu yang tadinya akan dilakukan tahun 2002 menjadi 1999. Maka diperlukan Sidang Istimewa MPR .
Jend Wiranto memanggil May. Jend Kivlan Zen. Sebagaimana ditulis dalam buku “ Konflik dan Integrasi AD “ yang ditulisnya sendiri. Kivlan Zen diminta untuk mengumpulkan, mengerahkan massa pendukung SI – MPR. Ini karena Wiranto mengganggap Jendral ini bisa merebut MPR / DPR yang telah dikuasai massa pada bulan Mei 1998.
“ Ini perintah Presiden Habibie “ kata Wiranto.
Untuk pendanaan ia diminta berhubungan dengan Setiawan Djodi dan Jimly Asshidiqie SH yang saat itu menjadi staff Habibie. Sore itu mereka bertemu dan kucuran dana diberikan pengusaha Setiawan Djodi.
Jika ditarik sebelumnya, bisik bisik atau rumour menunjukan kedekatan kelompok Islam fundamentalis dengan elite militer seperti Let. Jend Prabowo Subianto. Tak ada yang bisa membuktikan bahwa Prabowo mempergunakan kelompok ini untuk strategi politiknya. Termasuk tudingan bahwa kelompok ini terlibat dalam kerusuhan Mei. Yang jelas Kivlan Zen adalah Panglima Divisi Kostrad pada masa Prabowo Subianto menjadi Panglima Kostrad.
Ada yang bilang setelah Prabowo jatuh. Kelompok ini didekati oleh Wiranto dan Jendral jendral penguasa baru.
FPI dideklarasikan pada 17 Agustus 1998 di Pondok Pesantren Al Um, Kampung Utan, Ciputat, Jakarta oleh sejumlah Habib, Ulama, Mubaligh, Aktivis Muslim beberapa petinggi miiter termasuk Kapolda Jakarta Nugroho Djayoesman serta disaksikan ratusan santri yang berasal dari daerah Jabotabek. FPI pun berdiri dengan tujuan untuk menegakkan hukum Islam di negara Indonesia, tepat 4 bulan setelah jatuhnya rezim orde baru yang sama sekali tak mentolerir kegiatan seperti itu.
Kembali ke kisah. Kivlan Zen bisa menghadirkan massa berjumlah sekitar 30.000 orang ini membuat moral prajurit ABRI yang menjaga SI MPR kembali terangkat. Karena konflik langsung dengan mahasiswa dan masyarakat bagaimanapun meruntuhkan sebagian moral prajurit. Massa pendukung ini direncanakan yang akan berhadapan langsung dengan mahasiswa/rakyat. Jika ada perselisihan maka aparat datang seolah olah melerai.
Pada 4 November 1998. Diadakan rapat dengan pimpinan ormas Islam dan pondok pesantren. Termasuk FPI. Mereka akan mengerahkan tambahan massa sebesar 30.000 orang lagi untuk datang ke Jakarta. Massa sebagian besar datang dari Banten. Disamping beberapa wilayah Jabotabek, Jawa dan Lampung.
Kenapa Banten ? Sejarah mencatat memang gerakan Islam radikal tumbuh di Banten. Dalam catatan Majalah De Gids ( tahun 1933 ) , Prof Snouck Hurgronye menulis tentang fanatisme agama di Banten. “ disana banyak perkumpulan tarekat mistik, dipimpin haji berpakaian putih dan bersorban “. Memang ibadah di sana, dilakukan lebih ketat daripada daerah lain, dan sejak pemberontakan Cilegon tahun 1888, gerakan terhadap Belanda mempunyai sifat perang sabil.
Pemberontakan yang dipimpin Haji Wasid memang mengerikan. Tak hanya orang Belanda yang di Cilegon, tapi juga banyak penduduk pribumi terbunuh karena dianggap setia kepada Belanda dan tidak memilih cara hidup Islami.
Kelak seluruh gabungan massa pendukung ini melakukan apel di parkir timur Senayan dipimpin Panglima Divisi Kiblat ( Komite Islam Bersatu Penyelamat Konstitusi ), Daud Poliraja.
Pada pertemuan di rumah dinas Jend Wiranto tanggal 9 November 1998. Hadir selain tuan rumah juga Kapolda Mayjen ( Pol ) Nugroho Djayoesman, Pangdam Jaya Jaja Suparman, dan Kivlan Zen. Disana disepakati Pam Swakarsa akan berada di depan berhadapan dengan massa, jika terjepit maka pasukan Kodam Jaya akan mengamankan. Namun dalam praktek justru Pam Swakarsa di gebukin oleh pasukan Marinir, karena mereka tidak diberitahu.
Selama SI MPR kerap terjadi bentrokan antara Kiblat – kelak oleh Nugroho Djayoesman dirubah namanya menjadi Pam Swakarsa – dengan massa mahasiswa atau masyarakat penentang Sidang Istimewa. Banyak korban, dari pihak Pam Swakarsa yang terbunuh, karena dikeroyok massa.
Setelah SI MPR berakhir. Presiden baru yang terpilih KH Abdurahman Wahid meminta laskar ini membubarkan diri dan pulang ke rumahnya masing masing. Beberapa yang tinggal dan terutama dari daerah Banten dan sekitar Jabotabek terutama etnik Betawi banyak melebur ke dalam laskar laskar seperti FPI, atau laskar komunitas seperti FBR.
Bahkan, menurut Muhammad Habieb Rizieq, pendiri dan sekaligus Ketua FPI, berdirinya FPI merupakan upaya untuk menegakkan amar ma’ruf nahi munkar (memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran). Rizieq dalam wawancaranya mengatakan bahwa banyak kawan aktivis Islam yang menentang judi, prostitusi, dan minuman keras, tapi mereka tidak bisa melakukan apa-apa. Untuk itu ia akan mewujudkan mimp mimpi negara Islam, dengan konsekuensi apapun. Jelas ia menyimpan kekaguman dengan Taliban, dan secara tidak langsung mengambil ide ide Taliban tentang penyelanggaraan syariat Islam. Pada awal pembentukan FPI, ia berbicara tentang penggalangan potensi kekuatan umat untuk menggusur masyarakat sekuler.
Agak susah membantah kedekatan FPI dengan petinggi militer dan Polisi. Lihat saja ketika laskar bersenjata pentungan dan golok menyerbu kantor Komnas HAM saat itu, karena menolak pemeriksaan Komnas HAM terhadap Jend Wiranto tentang keterlibatannya dalam bumi hangus Timor Timur.
Mantan Kapolda Jakarta Nugroho Djayoesman dalam memoarnya “ Meniti Gelombang reformasi “ mengatakan kedekatannya dengan FPI dalam rangka tugas pembinaan. Ia bukan Jendral Taliban sebagaimana dituduhkan orang. Menurutnya “ Betapapun sepak terjang meresahkan masyarakat, organisasi seperti FPI semestinya dirangkul dan diajak bicara mengenai persoalan sosial-kemasyarakatan yang terjadi “
Bahwa ternyata urusan FPI tidak melulu masalah syariat. Ia bisa juga bergeser ke kasus politik. FPI tidak hanya mengurusi pemgrebekan café dan diskotik. Mereka juga menyerbu kelompok lain seperti Ahmadiyah, menyerbu kantor penerbitan majalah, menggasak pameran photo, kegiatan pluralisme, sampai menuntut orang orang yang dianggap tidak Islami.
Mereka tak pernah takut dengan siapapun. Kantor polres Jakarta barat pernah dikepung massa FPI tanpa bisa apa apa. Gubernur Sutiyoso tahun 2000 pernah dikurung di balai kota oleh laskar FPI yang menuntut penutupan tempat hiburan malam selama bulan puasa. Bekas Presiden Gus Dur dimaki ‘ Kiai Anjing ‘ saat diusir ketika hadir dalam dialog di Purwakarta tahun 2006.
Sekarang apakah kita harus diam dengan segala kesewenang wenangan. Tentu saja kita setuju bahwa nilai nilai Islam mesti menjadi inspirasi nafas kehidupan bermasyarakat. Namun harus dipahami bahwa nilai nilai demokrasi dan penghormatan terhadap pluralitas tidak bisa digerus begitu saja, apalagi dengan kekerasan. Ini merupakan mimpi sebagian besar warga di negeri ini yang cinta damai dan menolak aksi aksi kekerasan yang mengatasnamakan agama.
FPI pada akhirnya menolak kemajemukan negeri ini. Gereja gereja dan sekolah Kristen yang dipaksa tutup, kekerasan terhadap kegiatan lintas etnis dan dialog agama serta menindas warga minoritas.
Tentu para founding fathers bangsa ini tak akan menciderai janji mereka. Saat pemuka Islam mengalah dalam pembukaan konstitusi, agar terhindar perpecahan. Sesuatu yang tentunya mereka sadari bahwa negeri ini berdiri di atas kemajemukan.
Kita tak bisa terus berdiam diri, membiarkan kesewenang wenangan ini menjadi tiran. 10 tahun terus FPI menjadi stempel menakutkan. Tidak ada yang bisa menghentikannya. Tapi saya percaya, bahwa kita tak akan pernah berhenti menyuarakan penolakan ini. Tentu dengan cara yang bermartabat.
73 Comments
rusabawean
June 27, 2010 at 5:17 pmFPI mencari sensasi
pengen ngetop
kek artis
jensen yermi
June 27, 2010 at 5:46 pmMas, seingat saya waktu Prabowo Subianto jadi Pangkostrad, Kivlan Zen itu Kepala Staf Kostrad, bukan Panglima Divisi. 🙂
Hidup pluralitas! Ganyang FPI!!! 👿
meong
June 27, 2010 at 6:09 pmhmm.. Jd inget. Di jogja ada GPK, gerakan pemuda kabah. Konon ada hubungan dg PPP. Di lapangan, praktek2 mereka mirip dg FPI, bertindak layaknya polisi moral dan syariat, bahkan juga anti PKI. Tapi bisik2 menyatakan bahwa anggota GPK adl gali yg dipelihara dg tujuan tertentu.
samdp
June 27, 2010 at 6:37 pmYa jelas lah, mencari UANG. Local form of KKK
DV
June 27, 2010 at 7:04 pmSaya jadi rindu Soeharto ketika melihat aksi FPI yang kian anarkis…
aphet
June 28, 2010 at 10:25 ammalah kelompok2 spt ini yg memberikan stigma buruk bagi Islam…padahal nyatanya FPI hanya sebuah organisasi preman.. liat aja, mereka juga terima jasa jaga lahan kok.
Nazieb
June 28, 2010 at 10:51 amKetika melihat aksi FPI, lagi-lagi saya berdoa: Semoga pemerintah mengirimkan mereka ke Israel supaya mereka semua mati syahid di sana. Amin 🙂
Iman Brotoseno
June 28, 2010 at 12:07 pmJensen,
Terima kasih atas koreksinya..
Aphet,
ini menjelaskan , kenapa FPI tidak pernah menyerbu kawasan ‘esek esek’ di kota mangga besar, atau tempat tempat terkenal yang semua orang tahu, seperti Stadium, Alexis, SeribuSatu atau Malioboro..
orbaSHIT
June 28, 2010 at 1:02 pmANEH NAPA NIH ORMAS KAGAK BUBAR2X YAK??? APAKAH PEMERINTAH TAKUT??? APA MEMANG DIPIARA??…yang gw pernah baca seeh orang2 ini di rekrut waktu pas jaman habibie masih inget PAM SWAKARSA?..dan si habib “BRISIEK” ini juga kagak jelas asal muasalnye tau2x nongol aja kayak sulap..aneh padahal jelas2x mereka mengganggu ketertiban umum,fanatic to the bone,illiterate,anti pluralism dan anti pancasila …gw percaya hukum newton 1 “ADA AKSI MAKA ADA REAKSI” tinggal tunggu tanggal mainnya…apabila berlanjut menjadi perang sodara (jangan sampe seeh) well it’s a tragic fate for this nation but i personally had enough with this “neanderthal” shallow minded fucktards…
Kombor
June 28, 2010 at 2:51 pmSaya kok sudah nggak pernah mendengar ada aksi FPI lagi. Apakah FPI berberak lagi?
Ahmad
June 29, 2010 at 4:31 amKalau polisi yang diminta untuk tegas dengan aksi FPI belepotan dengan masalah gelontoran duit yang bejibun itu, masihkah aparat ini punya taji? Tidak.
JalanSutera.com
June 29, 2010 at 11:40 amBubarkan FPI!
oelpha
June 29, 2010 at 11:40 ambuat saya mereka tak lebih dari Front Peleceh Islam.
aprikot
June 29, 2010 at 12:01 pmyg jadi pertanyaan saya mas, apakah agama memang perlu dibela?
aminhers
June 29, 2010 at 12:11 pmseperti buah simalakama
Wieda
June 29, 2010 at 12:35 pmBuat saya ngga perlu mengatas namakan agama klo mo mengerusak bumi Allah ini
Allah melarang pengerusakan dan yg mereka lakukan adalah merusak dan menghancurkan
Sam Ardi
June 29, 2010 at 1:13 pmbaru kali ini saya setuju WNI kudu diterbangkan ke daerah konflik Palestina-Israel…. kirim FPI kesana biar idup disana dah
Apa yang kau cari FPI ? | Tindak FPI
June 29, 2010 at 3:07 pm[…] adalah hak cipta Iman Brotoseno. Disalin dari blognya dengan ijin […]
rendra
June 29, 2010 at 3:34 pmBagus banget mas tulisane , tidak rugi direkomendasi baca tulisan ini.
berpendapat sedikit : Reformasi telah membuka kran kebebasan berserikat yang diartikan sebagai Gank..ini juga adalah sebuah harga yang harus dibayar untuk membuka lubang lain kebebasan berpendapat dan berserikat.
Tapi anarkis adalah perbuatan rendah apalagi membenarkan tindakan atas nama agama
harmoni
June 29, 2010 at 5:41 pmIya, ya. Macan kok dipelihara.
geblek
June 30, 2010 at 1:30 ampak harto bangunlah pak, tolong di ciduk orang2 berjubah itu
orbaSHIT
July 1, 2010 at 10:54 amSATU LAGEE CARA ORMAS INI (DAN SEJENISNYA) YANG LEBAYYYY —-> CARI “SCAPE GOAT” DENGAN CARA MENUDUH APAPUN SIAPAPUN DENGAN PKI !!!…PKI THIS PKI THAT…GW INGET SEJARAH KATIKA NAZI MEMBAKAR REICHTAG DAN MENUDUH PARTAI KOMUNIS JERMAN PELAKUNYA..ABIS ITU MULAILAH “WITCH HUNT PARTY” TERHADAP ORANG ANTI NAZI DISELURUH JERMAN, GW MASIH KEBAYANG CERITA KELAM PEMBANTAIAN TAHUN 1965…PERTANYAANNYA APAKAH ELO2X PADE AKAN DIAM DAN SUKARELA DI TEROR TERUS MANERUS OLEH MILISI2X INSTAN INI KALO GW SEEH AKAN NGELAWAN…INDONESIA TANAH AIR GW RIGHT OR WRONG THIS IS MY FUCKIN’ COUNTRY..NOBODIES CAN HARRASS OR TERRORIZE OR EVEN KICK ME IN THE ASS WITHOUT ME FIGHTING ‘EM..CHEERS GENTLEMENT
plenki
July 1, 2010 at 2:13 pmnah ini die, paling demen dah kalo juragan iman…mengungkap sisi yg kagak pernah nongol di media…khas intel…indomitelor…
lanjut lagi gan…sisi gelap jakarta
rahmat mustafa dylan
July 15, 2010 at 6:23 pmsy jg tdk sepakat dg aksi FPI yg “brutal” dan “vandalis”..cuma mo menyarankan ke penulis blog ini agar tetap semangat utk terus menyuarakan semangat anti kekerasan..anti toleransi..anti kebebasan….sy mendukung anda bung….
tapi ngomong-ngomong…aku mo bertanya neh…entah ini perasaan sy sj yg salah atau apa yach…kok bung ini tak pernah memunculkan tulisan tentang aksi kekerasan atau tindakan anti kebebasan dan anti toleransi yg marak juga di belahan dunia lain..misalnya sj kasus penyerangan yg brutal oleh tentara israel pada kapal misi kemanusiaan mavimarmara yg menurut sy malah lebih brutal dari FPI…bukankah itu juga adalah aksi kekerasan yg sama-sama kita kutuk tanpa memandang oleh siap…oleh bangsa apa..atau oleh agama apa…yg penting jika itu adalah aksi kekerasan maka kita perlu melawannya….atau contoh lain misalnya jika sy tau bhw penulis blog ini sngt toleran pada pluralisme…kok juga tak ada suaranya pada kasus pelarangan cadar di Francis sana..bukankah larangan itu jg mencerminkan tindakan anti pluralisme atau anti kebebasan dlm menjalankan keyakinan masing-masing….
bagaimana menurut bung???
abil
July 18, 2010 at 10:29 pmTapi jangan diluipakan toh mas…. “agenda” dibalik itu yg lebih besar mengapa ormas2 tertentu dapathidupdan tumbuh berkembang….. 🙂
Yoyo
July 20, 2010 at 5:53 pmdukung FPI….!!!
adi
July 20, 2010 at 8:18 pmmohon maaf ada kekeliruan dalam artikel ini, mungkin karena ketidaktahuan penulis blog ini. Aksi di pasir putih dan salsa Desember 2000 adalah aksi Front Hizbullah bukan FPI. Demikian fakta yg sebenarnya, FPI dan Front Hizbullah adalah dua hal yang berbeda, organisasi yg berbeda sama sekali.
idham biro jasa SIM-STNK-PASPOR
July 22, 2010 at 4:19 ammudah-mudahan Ramadhan ini mereka bisa mengerem emosi nya..
mahendra
July 25, 2010 at 9:39 pmCUKUP PROVOKATIF SEKALI TULISAN ANDA..!!!
Ndoro Seten
July 29, 2010 at 3:01 pmkapan ya bisa dolan sana?
hanny
July 29, 2010 at 5:02 pm#bubarkanFPI! 😀
orbaSHIT
August 1, 2010 at 8:00 pmbreaking news kali ini FBR vs PP di rempoa sebelumnya FUI vs jemaat ahmadiyah (untung aje jemaahnye udah siap berjibaku) di kuningan MAKIN SERUU EUYY…
mas sio
August 3, 2010 at 3:52 pmwaduh…kayaknya waktu kejadian penyerbuan pasir Putih itu..aku ama temenku juga ada di dalam cafe…jadi korban juga, sempet lari2 ke arah belakang deket lapangan basket…kalo inget sedih juga ya….nasib oh nasih, ternyata kita punya pengalaman yg sama dengan FPI
Maria
August 5, 2010 at 3:04 pmmengatas namakan agama kenapa di sela2 itu ada yang ngambil barang2 orang laen… bukannya itu sama aja pencurian or perampokan??
Anti FPI
August 8, 2010 at 9:43 pmFPI itu cuman cari sensasi aja, yg ingin dikenal sebagai jagoan. (kumpulan orang2 sok suci).
Sephirot
August 10, 2010 at 2:35 pmFPI, Hamas, Taliban… Sama-sama teroris. Dunia harus bersatu menghabisi para teroris ini. Saat ini cuma Israel dan Amerika yang berani menghadapi para teroris ini. Jadi pembela Hamas sama saja dengan pembela FPI.
Yendi Amalia
August 12, 2010 at 3:18 pmIjin share ya, Mas Imam.
Gerson
August 12, 2010 at 3:30 pmmohon izin mencuplik penggalan paragraf utk dimuat dlm selebaran aksi menuntut pembubaran fpi di surabaya!
tikno
August 13, 2010 at 1:25 amArtikel yang layak untuk dibaca !
setanmipaselatan
August 15, 2010 at 2:36 ammalioboro?
ah, pondok seturan juga kok, mas. ini saya jadi kuping kedua dari mulut masnya yang jaga sendiri, kok 😈
cinta dunia
August 27, 2010 at 10:41 amGUE orang yg setuju FPI ; Ganyang Habis orang2 yang cinta Dunia. Amar Ma’ruf Nahi Munkar. BIAR PEKERJAAN GW DALAM LINGKARAN tempat2 maksiat itu tapi hati ini pengen berontak. ketika ada di dalam restoran mewah, bar2 kelas atas, gw mikir lg bagaimana dengan sodara2 seiman gw di luar sana yang susah beli beras, susah bayar sekolah sementara disini uang hanya untuk kehormatan dan gengsi mereka saja. terlepas dari politik atau bukan gw setuju FPI demi kontrol sosial terhadap kemaksiatan. Gw cinta Habib, Gw cinta Rosul dan Gw ga Pengen jadi orang2 Hubbud-Dun-Ya (Cinta Dunia). Meskipun Susah karna pekerjaan gw di lingkaran setan itu, tolonglah aku ya allah… dan selamatkan orang-orang yang membenci agamamu, karna tertipu nikmat dunia yang sesaat.AMIN
nasionalis
August 29, 2010 at 6:07 pmsejarah mencatat ada banyak fanatisme agama.
misalnya dalam sejarah Kerajaan Romawi, Yunani, dsb.
saya bingung dengan kasus yang di indonesia. Fanatisme yang aneh.
pembela islam tapi malah penghina islam bikin islam dibenci..
bangsa ini masih penuh dengan orang-orang primitif dan kampungan.
membela agama/keyakinan cukup dari diri sendiri.
dengan kita berbuat baik, kita udah membela keyakinan kita..
sapa berani bilang kalo menghanguskan tempat maksiat dan membakar DVD porno, atau membinasakan miras udah membela agama?
tidak boss..
miras, dvd porno, dan tempat maksiat bakal terus muncul..
itulah dunia ini..
jangan mengharapkan ada tempat yang bebas dari iblis dan setan di muka bumi ini..
hati yang bersih dan iman yang kuat lah satu2nya tempatnya..
semoga bangsa ini menjadi bangsa adidaya, dengan menjunjung tinggi hukum, demokrasi, dan toleransi..
selamat ultah bangsaku..
orbaSHIT
August 30, 2010 at 10:36 am@nasionalis ,AGREE WITH YOU COMRADE NEEH FPI+KONCO DAN ORMAS SEJENIS KALO SOAL PALESTINA,AFGHANISTAN,CHECHNIA,DAULAH ISLAMIAH SHIT PALINGG GETOLLL TRIAK2X TAPI PAS HARGA DIRI BANGSA DAN KEDAULATAN DI HINA/DILECEHKAN AMA NEGARA YANG NGAKU2X TETANGGA SERUMPUN MEREKA BUNGKAM ! DAH KETAUAN MOTIF MEREKA FUCKIN’ TRAITORS..DASAR DI/TII/WAHABI WANNABE BITCHES !!!
Kalimosodo
September 23, 2010 at 9:02 pmGua gak suka cara FPI, gua anti Sephirot Mak Erot – tuh Israel & Amrik nera terroris – nglarang orang bikin bom nuklir, dianya bikin terus buat nakut2in. Osama antek dia alasanya ngejar dia gak taunya cuman buat alasn ngancurin Afg & Irak. Hai Amrik non jewis – you all antheknya Zionist . Hai Christian & Moslem you diadu domba . Kia Sadrach juga freemason one lho.
behindthetruth
October 6, 2010 at 4:47 pmMas Iman Ya?
Saya jadi penasaran sama riset yang dipake untuk mempublish tulisan ini (dan mungkin tulisan lainnya). Apa mas terjun langsung ke lapangan?
Yang saya tahu muslim yang mayoritas tetapi yang paling sering “disudutkan” kalo ada sesuatu yang salah dengan bangsa ini. Mungkin karena sikap umat muslim yang sangat toleran.
Coba mas terjun dulu dan cari sebab-musabab segala sesuatu, agar bisa lebih bijak dalam menanggapi sesuatu (menulis).
Masih banyak yang saya dan mungkin mas iman belum tahu “apa yang sedang terjadi”.
Sekedar share… no emotion involved (begitulah orang dewasa seharusnya).
Fact then speak up!!!
Dina Wardani
October 28, 2010 at 10:32 amBlog yang bagus neh, bagus bgt thread, update terus ya, biar aku bisa baca2 terus…
ricky
February 13, 2011 at 12:31 pmmiris lah.. ga solutif ini FPI..
mending mereka buat negara sendiri aja lah, ntar kayak vatikan jaman dulu pula lagi kan.
menurutku, otoritas negara ini ga boleh dicampuradukkan dengan agama.
apalagi kalau diatasnamakan kekerasan, ah makin kecewa..
sebelum menjamur, mending dikontrol aja secepatnya… kasihan yang tak berdosa jadi korban.
orbaSHIT
February 16, 2011 at 9:29 pmFPI bisa ngancam presiden gan 🙂 mo revolusi…katanye seeh begitchu…gokil kagak tuh neh ormas bisa nego ama pemerintah 🙁 bener slama ini asumsi ane nih ormas emang DIPIARA ama orang2x tertentu yang melakukan permainan manajemen konflik SARA…..entah itu politisi,jendral,petinggi polisi atau loyalis suharto mungkin ?…… ane kagak menganjurkan tapi SABAR ada BATAS nya, semut aja diinjek akan menggigit apalagi manusia…sudah cukup kaum minoritas jadi korban kekerasan….makan ati gan…negara udah kagak bisa ngelindungin kaum minoritas…kami berhak mempertahankan diri,kami berhak atas kepercayaan kami…jikalau aparat hukum memang tidak mampu KAMI akan MEMBENTUK organisasi keamanan kami SENDIRI !..jangan salahkan kami bila kami membalas untuk mempertahankan hak kami….akan ada perang agama yang eskalasinya lebih masif dibandingkan perang saudara di yugo…oleh karena tolong tetap saling menghormati lah dan semua ormas yang jahat dibubarkan SAJA ! apapun ideologinya
lisa
August 28, 2011 at 8:12 amsy ijin kopi ke blog saya ya mas. Akan sy tulis source dan penulisnya. trims.
Yuan Lee
February 14, 2012 at 12:07 pmFPI = Fucking People Inside, itu otaknya dongo semua, jadi cuma bisa pake kekerasan dlm menyelesikan masalah, herannya pemerintah gk bisa ngebubarin mereka aneh, klo Gusdus msh jadi Presiden gw yakin bakal dibubarin tuh FPI goblok!!