Asyiknya jadi pejabat

Makan malam di Shabu Nobu, Kemang. Ternyata di meja sebelah duduk seorang ibu bersama ponakan ponakan atau familinya. Ibu ini seorang artis jaman dulu yang anaknya – juga seleb – baru baru saja terpilih sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat.
Karena tempatnya sempit, saya selalu bisa mendengarkan apa yang dibicarakan di meja sebelah. Tentu saja tanpa bermaksud menguping.
Begini salah satu pembicaraan si ibu itu.

Ingat nggak dulu waktu kita makan di restaurant anu di Bandung..

( Ponakan menggumam tidak jelas. Lupa tampaknya )
Lalu sang ibu meneruskan.
Sekarang kalau kita makan di Bandung pasti banyak yang ngebayarin !

Jadi pangkat atau kekuasaan tidak hanya membawa berkah bagi pejabatnya, tetapi juga membawa rezeki bagi keluarga, orang tua, anak, keponakan, tetangga, kekesih gelap dan handai taulan. Ya. Selamat datang di negeri bancaan.

You Might Also Like

63 Comments

  • dian
    May 28, 2008 at 6:44 am

    emangnya dulu enggaq ? bukannya dulu lebih okeh ? president. *gosip mode on

  • edratna
    May 28, 2008 at 9:17 am

    Duhh sedihnya….semoga ibu tadi dibukakan pintu hatinya……

  • helmi
    May 28, 2008 at 10:19 am

    whuiiihhh tambah keren aja pejabat kita bos….indonesia gitchu

  • CY
    May 28, 2008 at 12:24 pm

    Bancaan itu apaan mas Iman? varian terbaru dari Ba Cang ya?? *ngakak* :mrgreen:

  • Alex
    May 28, 2008 at 2:52 pm

    Pejabat, Rakyat dan Konglomerat

    Asyiknya jadi pejabat,
    tanggugjawabnya pasti berat,
    apalagi di akhirat,
    bisa dilempar oleh Malaikat
    lihatlah rakyat yang semakin sekarat
    dan semakin melarat
    tapi yang senang pasti konglomerat
    karena berteman sama pejabat
    kita cuman bisa mengumpat
    padahal itu tidak boleh oelh syariat
    namun apa boleh buat
    karena perut kosong makan belum dapat
    karena hidup serasa semakin berat
    berat karena harga barang selalu tak bersahabat
    penghasilan cuman sedikit dapat
    makanya semakin melarat
    ah…enaknya jadi pejabat

  • yati
    May 31, 2008 at 8:28 am

    asem!
    ga malu ya…
    *bingung mo comment. geleng2 aja*

  • AgoyYoga
    May 31, 2008 at 10:27 am

    Bancaan? saya tunggu kiriman nasi berkatnya deh πŸ˜€

  • sluman slumun slamet
    May 31, 2008 at 10:38 pm

    hmmmm…. gitu ya!

  • Mokondo
    June 1, 2008 at 3:33 pm

    Urusannya masih sebatas perut.
    Bagaimana nanti masalah proyek? Saweran..Komisi …yang dipikirin.

  • aftrie
    June 3, 2008 at 7:55 am

    Makan aja minta dibayarin, masa’ BBM ndak.. πŸ˜›
    Jadi, yang “gaji”-nya lebih besar, hidupnya pasti tetap lebih nyaman, lah kan “utuh”.

    – lam kenal πŸ™‚ –

  • Angki
    June 9, 2008 at 5:25 pm

    Wehehehehehe. Anda betul Oom Iman.
    Secara, sekarang saya sekarang bekerja di lingkungan Pemerintahan, kalo Angki sedang ada jamuan makan siang setelah survei keliling Surabaya. “Temen-temen” ogah makan di tempat biasa-biasa ajah, alasannya simpel:
    “Wong dana makan udah dianggarkan kok, ya kalo bisa dihabiskan”

    Ya sutralah

  • Marisa
    June 17, 2008 at 5:53 am

    Jangan salah, pak. Kalimat itu bisa saja berarti sindiran.
    Menyindir penjilat-penjilat birokrasi yang biasanya demen nraktirin keluarga pejabat.

    Uhm, tapi bancaan itu apa ya? πŸ˜€

  • caroline
    June 17, 2008 at 8:05 pm

    ckckckck… bahagianya jadi pejabat. makan di resto dibayarin, gaji pembantu pun dibayarin pemerintah… siapa yang mo bayarin gw makan dan patungan bayarin gaji pembantu gw?? hehehe…

1 2

Leave a Reply

*