Bercakapan ini benar benar terjadi. Dalam sebuah pesawat terbang menuju Surabaya minggu kemarin. Di depan saya, seorang ibu bersikeras memangku anaknya – bukan bayi – menjelang pesawat landing. Sang pramugari sudah memberitahu, bahwa sebaiknya si anak duduk di kursi sendiri, bersebelahan dengan sang ayah.
Si ibu tak bergeming. Demikian pula anaknya.
Jadilah pramugari mengatakan jurus pamungkas, sambil tetap tersenyum sopan.
“ Kalau terjadi sesuatu waktu pendaratan, ibu akan tetap selamat di kursi sementara anak ibu akan mencelat ke depan sana. “
Sambil menunjuk ujung gang pesawat yang jauh itu.
Sang ibu bergidik, lalu akhirnya mendudukan anaknya di kursi sendiri.
Saya tersenyum pahit mendengar dialog ini. Salah siapa ? Parodi unik negeri ini, warganya yang keras kepala dan bangsa yang ramah tamah namun sarkartis.
Tiba tiba saya teringat politikus politikus yang begitu keras kepala untuk maju terus menjadi capres walau perolehan suara partainya jeblok. Berkali kali kalah mencelat keluar dari kompetisi kompetisi sebelumnya.