Tifatul menatap modernisasi

Dalam sebuah perjalanan kunjungan ke Wina , Austria. Suatu malam, Presiden Soekarno memanggil ajudannya, Letnan Kolonel Bambang Wijanarko. Ia perintahkan agar sang ajudan pergi keluar menuju klub klub malam yang bertebaran di kota itu. “ Pilihlah wanita lokal “ demikian pesannya, sambil tak lupa memberi bekal 150 dollar. Uang itupun bukan dari Bung Karno semuanya. Presiden Republik Indonesia itu hanya punya 50 dollar, lalu meminjam 100 dolar lagi dari M Dasaad, seorang pengusaha yang ikut dalam perjalanan itu.

Tentu saja saran memilih wanita lokal hanya gurauan. Walau disisi lain, bisa dijadikan saran sesungguhnya. Intinya bahwa Bung Karno ingin agar ajudannya yang baru pertama kali keluar negeri, bisa lebih terbuka wawasannya tentang dunia barat termasuk wanita wanitanya.

Sejak muda, memang Soekarno kagum dengan barat, khususnya modernisasi yang bisa membawa bangsa bangsa barat menguasai dunia. Dalam majalah “ Panji Islam “ tahun 1940 , ia menulis artikel berjudul ‘ Memudakan Islam ‘ yang memuji langkah sekuler yang dilakukan pemimpin Turki, Kemal Ataturk.
Bung Karno menyebut pemisahan agama dari negara yang dilakukan Ataturk sebagai langkah berani dan radikal.
Katanya, “Agama dijadikan urusan perorangan. Bukan Islam dihapuskan oleh Turki, tetapi Islam itu diserahkan ke manusia manusia Turki sendiri. Tidak kepada negara. Maka salahlah kita, kalau menyebut Turki itu anti agama, anti Islam. Salahlah kita kalau menyebut Turki seperti misalnya, Russia “.

Menurut Soekarno, apa yang dilakukan Turki sama dengan apa yang dilakukan negara negara barat dimana agama diserahkan kepada individu pemeluknya, bukan menjadi urusan negara. Ia percaya tidak saja di Turki, tapi dimana saja, jika Pemerintah campur tangan dalam urusan agama, akan menjadi halangan besar dalam kesuburan agama itu sendiri.
Kini Istambul berbeda dengan Karachi. Istambul menampakan sebagai kota modern yang bergerak terbuka sementara Karachi tidak modern dan memberikan kesan lingkungan yang tertutup. Suatu masyarakat tertutup disebut ethnocentris. Bangsa, suku, agama dilihat menjadi sebagai pusat segala galanya. Misalnya, orang Yahudi yang melihat dirinya sebagai bangsa terpilih – the chosen people.

Tapi sejak jaman Bung Karno berkuasa tidak pernah juga benar benar menerapkan negara sekuler secara murni. Prinsip negara sekuler ( bukan sekularisme ) yang dijalankan Ataturk bertujuan pemilahan urusan agama dan negara,tak pernah diterapkan di sini. Walau dengan prinsip sekuler, kemandirian agama dijamin tidak dijadikan komoditi atau dimanupulasi politik negara.

Kita memang gamang. Indonesia bisa dibilang negara sekular, karena sebagai negara muslim terbesar di dunia, dengan mudah menemukan prostitusi di setiap pojokan kota. Kota kota besar menampilkan budaya barat. Gadis remaja lalu lalang dengan tangtop. Tapi disisi lain, negara bisa campur tangan dalam urusan moral. Internet dibendung dari konten pornografi, termasuk akhir akhir ini ancaman Menteri Tifatul terhadap RIM untuk menutup layanan Blackberry di Indonesia, jika mereka tidak menutup konten pornografi.

Sebuah masyarakat ethnocentris akan memandang norma dari dunia lain harus ditertibkan, dinormalisasi. Dulu bangsa Belanda ‘ yang modern ‘ menganggap negeri jajahannya sebagai bangsa terbelakang, dan mereka terpanggil untuk menyelamatkan Indonesia dari kekolotan. Walau tak semuanya benar. Jelas filosophy kita ada yang berusia ratusan tahun lebih dulu ketika bangsa Belanda masih berada dalam jaman kegelapan.
KIni sebagaian prinsip masyarakat ethnosentris jika diterapkan dengan melihat modernisasi sebagai ancaman. Perbedaan adalah ekses. Sehingga, lagi lagi Menteri Tifatul melihat penderita HIV / Aids sebagai kutukan. Bukan dari sisi kemanusiaan.

Pendapat itu memang kolot. Bagi masyarakat terbuka mereka menerima asas pluralitas – keanekaragaman. Kata MAW Brouwer, for everyone there is place under the sun. Tanpa kecuali semua berhak.
Sebagai bagian dari masyarakat terbuka, modernisasi tidak bisa dielakan sebagai bagian dari kemajuan jaman yang terus bergerak dengan segala ekses yang timbul. Orang modern adalah orang kosmosentris bukan ethnosentris. Negara adalah Res publica, yaitu kepentingan umum.

Kosmosentris artinya sekularisasi juga. Orang modern tidak mempunyai klaim atas kebenaran. Selama masih ada yang mempunyai keyakinan berbeda kita harus menghormati keyakinan itu.
Tapi itu susah dan bisa benar atau tidak, tergantung kita melihatnya. Bagi saya negara agama sudah ketinggalan jaman. Yang merasa dipanggil untuk membela Tuhannya dengan membakar tempat ibadah orang lain atau membunuh orang dengan alasan kafir, mungkin tidak pernah jadi kosmosentris.

Kosmosentris adalah syarat modernisasi. Orang harus menerima keanekaragaman ciptaan Tuhan. Juga jangan ragu ragu dan takut atas ekses modern. Tentu saja dengan memakai akal sehat. Akal sehat adalah filter, bukan dengan pendekatan top down pemberangusan.
Soekarno dulunya memuja sekular, ternyata menegaskan perlu memberdayakan akal agar umat Islam mampu bangkit dari keterbelakangan. Dengan akal, umat Islam harus melepaskan diri dari ”penjara taqlid” dan berani untuk menatap masa depan yang sarat dengan modernisasi dan kultur perubahan.

Apakah kita akan memiliki energi mengawasi jutaan konten pornografi di internet ? tidak mungkin. Lama lama kita akan kehabisan akal, dan memberangus TV dan komputer sekaligus. Kembali ke jaman batu. Seorang teman menulis Arab Saudi yang keamanan sensor internetnya paling ketat, tetap saja tak mampu mengatasai kebocoran. Ternyata Saudi merupakan surga pengunduh live porno terbesar. Sekitar 30 % pengunjung situs porno terkenal Bangbros, beralamat IP Address Arab Saudi.

Ini memang simalakama. Kementrian yang sarat dengan kemajuan teknologi dipimpin seorang puritan. Menteri Tifatul yang menempuh pendidikannya di Karachi bukan di Istambul memang memiliki prinsip prinsip yang tak mau memisahkan agama dan negara. Apakah dia akan bisa menahan derasnya arus jaman ini ?
Bagaimanapun juga, merupakan pelecehan kepada akal sebagian besar pengguna BlackBerry yang dianggap menggunakan unitnya untuk mengunduh konten pornografi. Baginya kalau negara bisa mengatur hal hal privat orang per orang, mengapa tidak. Ia menjadi polisi moral bangsa.

Keesokan paginya, Bung Karno juga tidak menanyakan kelanjutan pengalaman ajudannya menghabiskan malam di klub klub malam kota Wina. Itu urusan pribadi Letkol Bambang Wijanarko. Biarlah akal sehat yang menentukannya dalam jaman modern ini. Terus terang ini berat. Lebih berat dari sekadar pilihan poligami.

You Might Also Like

43 Comments

  • depz
    January 8, 2011 at 11:08 pm

    Nicely written

    Sebuah institusi yg hrsnya modern dipimpin seorg yg puritan… Haha…
    sungguh lucu memang negeri ini (dan mungkin kita).
    Lama2 mungkin benar, koran akan dihapus krn byk berita pemerkosaan, tv akan dututup krn byk adegan ciuman, dvd, vcd, hape akan dilarang dijual krn berpotensi mengandung konten pornografi.
    Skalian pisau, pistol,bahkan tusuk gigi aja pak, kan bisa membunuh org lain.

    Oh my dog!!!

  • Tweets that mention Tifatul menatap modernisasi | Iman Brotoseno -- Topsy.com
    January 8, 2011 at 11:14 pm

    […] This post was mentioned on Twitter by boy avianto and others. boy avianto said: RT @imanbr: Update Blog : Tifatul Menatap modernisasi http://bit.ly/hi9wRC […]

  • Sarah
    January 8, 2011 at 11:18 pm

    Menteri gag ada kerjaan deh

  • bimaSakti85
    January 8, 2011 at 11:32 pm

    nice article om…
    yaa smg ajah klo bener2 diblokir kan malah jadi bahan belajar para IT di Indonesia buat cari “jalan tikus”nya om , malah semakin canggih kan hehehe
    memang klo agama & teknologi tuu gak akan pernah nyabung klo diperdebatkan :p

  • Dodydoohan
    January 8, 2011 at 11:41 pm

    Hanya karna alasan pornografi kok diblokir? Dipikirnya kita pengguna BB tiap harinya kerjanya hanya buka situs porno apa???
    Jangan2 si tiffatul sendiri yg tiap hari buka situs porno pake BB???
    Plis pak tiff, bb ini ku beli dari hasil nabung, jangan seenaknya aja dong main blokir gitu…

  • nonadita
    January 8, 2011 at 11:45 pm

    Obsesinya jd Menteri Agama kali ya…….. Anyone remind me please, kenapa bukan dia yg dipilih jd Menteri Agama?

  • arul
    January 9, 2011 at 12:52 am

    jadi menurut mas iman, kira2 negara kita baiknya seperti apa nih mas? eh maksudnya diapain biar bagus dan mental2nya juga bagus? 😀 hehehe

  • antyo rentjoko
    January 9, 2011 at 1:08 am

    Akal sehat, Saudara. Akal sehat.
    Tapi lihatlah, kita sering mengklaim diri sebagai bangsa religius, punya departemen agama segala (tapi hanya untuk lima agama), dan kita sering menyebut diri sebagai bangsa berakhlak, tapi nyatanya korupsi dan perusakan lingkungan berlangsung dahsyat.

    Di negeri lain yang sekular pun tidak beriman, mencari DVD bokep tak semudah di Glodok; pelaporan penyimpanan konten child porn kepada penegak hukum tak dianggap sebagai pelanggaran privasi; orang malu kalau (ketahuan) korupsi tapi di sana malah bangga.

    Di manakah akal sehat ketika negara merasa serbatahu dan lebih pintar atas nama akhlak yang ukurannya sepihak?

  • nicowijaya
    January 9, 2011 at 2:13 am

    gag abis pikir…

  • mursid
    January 9, 2011 at 2:14 am

    menteri polah, rakyate goyah
    😀

  • nich
    January 9, 2011 at 2:26 am

    Saya pikir, dulunya azas musyawarah untuk mufakat dijadikan dasar (sila) agar kepentingan atau kesejahteraan warga negara dilindungi melalui sebuah proses.
    Proses dimana orang-orang dibuat mengerti, sehingga sebuah keputusan (dan konsekuensinya) diterima dengan permakluman dari seluruh orang yang terkena dampaknya. Tak selalu harus mengikuti aturan “yang banyak pasti benar” juga.

    Nah, ini.. Saya tidak dibuat mengerti melalui statement atau langkah-langkah beliau. Malah kesannya seperti “abuse of power” saja.

  • juprie
    January 9, 2011 at 2:28 am

    Td kan dah d bahas d tv one,kita msh bs buka situs porno.tp tdk sgampang jaman dl kala sblm d blokir oleh menkominfo.lagi pula d glodok jg msh byk yg jual kok.
    Lg pula knapa pd kontra sih bb d blokir,mayoritas penggunanya jg buat ajang pamer d socmed doang kok..

    Kl mas punya anak mang d bolehin liat bokep?
    Atau mas sdh bs membatasi anaknya dr konten pornografi?
    Hidup itu jgn terlalu bebas..☺

  • Arlingga
    January 9, 2011 at 2:53 am

    Blunder !
    Maksud hati menjaga gawang, tapi justru menciptakan peluang untuk memecah persatuan hasil dari pluralisme. saya sedih melihat timeline saat Pak Menteri mulai ngetweet !

    beberapa dari kita sama dengan pak menteri, yang porno cuman di salah satu rumah, yang diblok adalah jalan perumahan nya. yang dipermasalahkan itu tweet dan kelakuan nya @tifsembiring, tapi suara di twitterland seolah menyindir agamanya @tifsembiring. sudah default? enough is enough ! hihihi..

  • Affan Pasaribu
    January 9, 2011 at 3:41 am

    Pinjam yah, tak posting link nya fi facebook.

  • efahmi
    January 9, 2011 at 5:11 am

    “Kementrian yang sarat dengan kemajuan teknologi dipimpin seorang puritan.”

    menyedihkan kalo urusan IT dipercayakan pd orang bukan IT. memangnya ngeblok blackberry bisa menutup akses ke material pornografi? hal mustahil. tinggal nunggu aja ini rapidshare atau 4shared itu diblokir, atau bahkan google sekalian.

    ini orang nggak ngerti apa2, dia nggak paham urusan yg dipegang. sayangnya, masukan2 dari konsultan / tim pertimbangannya nggak ada yg didenger.

  • Bitch, The
    January 9, 2011 at 5:20 am

    MAW Brouwer yg sama juga bilang kalo masih muda “kiri” itu tandanya punya hati; udah tua masih “kiri” itu tandanya ga punya otak. tif ini tua, pasti. tapi terlalu “kanan”. terlalu berotak? i don’t think so.

    oh, btw, mas iman. teks proklamasi juga kan ndak ada kata2 bismillah atau demi tuhan. kalo kata temennya temen saya, teks itu dibikin terburu2, saat bapak2 proklamator udah terlalu letih berpikir. saya jadi bikin kesimpulan asal2an: saat2 orang besar itu kecapekan ternyata tuhan pun jadi ga kepikiran. buat saya, itu reaksi reflek. dan paling jujur. seperti gembul mabuk di BHI padahal baru beberapa tegukan jekdi terus cerita2 tentang perempuan yg dipepetnya… oke. saya ngelantur.

    still, twitter, dengan banyak sekali pengguna dari indonesia, amat sangat buka celah buat mass bullying. i hate to say this, tapi bukan ga mungkin si tif-yg saya juga sebel ampe ke ubun2-itu cuma kepleset, kek dia mleset pas nwit “kena deh” pas salaman ama bu michelle. tapi ya amat disayangkan juga, emang orang itu udah kepet sejak dari pikiran. mau gimana lagi? sampe kamus basibanget aja masukin ketifatulan sebagai “kesalahan pikir”.

    tetep aja, saya setuju revolusi di rumah pantat!!! ayo, siapa mau mulai. saya akan pantau dari fesbuk. hihi.

  • Bitch, The
    January 9, 2011 at 5:28 am

    koreksi, maz iman. kamusnya malesbanget di http://kamus.malesbanget.com/arti/ketifatulan

    yg basibanget itu blog temen saya. hehe.

  • Nurbagu
    January 9, 2011 at 6:50 am

    di tengah lingkungan keluarga yang begitu ‘agamis’ membaca postingan mas imam, seperti mendapat teman…

  • Tweets that mention Tifatul menatap modernisasi | Iman Brotoseno -- Topsy.com
    January 9, 2011 at 6:51 am

    […] This post was mentioned on Twitter by Ahmad Zamakhsyari S and rivo ardian, Elvira Chandra. Elvira Chandra said: Silakan… "@ndorokakung: Layak dibaca @tifsembiring nih » http://blog.imanbrotoseno.com/?p=1343" […]

  • Amalkan Nasutoon
    January 9, 2011 at 7:29 am

    Ini seharusnya bisa menjadi bahan masukan untuk menkominfo @tifsembiring.Saya juga sepakat dengan pemulis.Buat apa kita blokir situs porno?? toh banyak cara yang lain untuk membuka blokir tersebut. Lebih baik kita mengedukasi pengguna internetnya.Internet bisa jadi semacam pisau bermata dua.Tinggal bagaimana personal menggunakam nya.
    Nice posting…. semoga membuka mata kita semua…

  • udinisme
    January 9, 2011 at 7:36 am

    Coba dari sisi content nya, ini hanya usaha saja untuk melindungi anak2 kita dari konten pornografi, anak2 udah gak bisa lihat situs porno di koneksi internet dari rumah, saat ini hanya dengan menggunakan BB, terbuka semua deh…

    Ini bukan masalah puritan ato nggak, ini HANYA masalah perbedaan cara mendidik anak saja, kebetulan banyak orang pengen memberikan akses pornografi ke anak2 nya via BB, kebetulan ada orang yang gak pengen kayak gitu dan kebetulan lagi dia Menteri

  • ito
    January 9, 2011 at 8:03 am

    Maksud mencegah content porno sih ga salah, yang salah caranya itu.

    Kalo cuma biar anak kecil nggak buka pornografi ya kalo punya anak dididik agama yg baik.
    Kalo merasa nggak percaya sama anaknya yg ga usah dibeliin bb.

    Jangan sampai kemajuan teknologi dan hal-hal bermanfaat jd terhambat cuma gara2 paranoid dipake buat buka bokep.

  • Iman Brotoseno
    January 9, 2011 at 8:36 am

    Udinisme, Juprie,
    Saya rasa jawaban dari Amalkan Nasution bisa menjelaskan, Internet memang seperti pisau.. bermata dua. Bagaimana kita menyikapi. Walau benar dgn langkah Tifatul yg memblok konten pornografi membuat semakin sulit mengakses pornografi, tapi tak pernah akan bisa membendung. Saat saya menulis jawaban ini, ada 4 orang mengirimkan pesan di FB saya, yang masing masing berisi ratusan link pornografi yang bisa diunduh dengan bebas. Mereka hanya ingin membuktikan bahwa gerakan Tifatul sia sia. Dan saya percaya tak ada yg bisa menahan derasnya arus teknologi informasi, Kita yang akan tergilas.

    Terus terang, saya pernah memergoki anak saya membuka link cerita porno. Dia memang suka membaca apa saja. Saat sedang membaca, saya tegur. Ini perlu disikapi bijak dg anggap itu pembelajaran. Saya ajak dia ngobrol dan berikan pemahaman. Ternyata memang hanya keingintahuan saja. Kami membekali dg pendidikan – termasuk moral dan agama, krn kami tak mungkin mengawasi kehidupannya yg sebagian besar dihabiskan di sekolah dan pergaulan dg teman temannya. Dan saya percaya, dia tak akan menyalahgunakan kepercayaan yg diberikan orang tuanya. Bagaimanapun juga internet sangat berguna bagi dirinya utk pelajaran dsb.

    Coba lihat http://blog.imanbrotoseno.com/?p=217 , Anak saya bisa mengarang sebuah tulisan indah tentang Kartini untuk pelajarannya berbekal dari internet. Apa saya harus mengutuk teknologi ini demi sebuah paranoid ?

  • arief adityawan s
    January 9, 2011 at 9:28 am

    Tulisan yang mencerahkan. Terima Kasih.

  • Iman Brotoseno
    January 9, 2011 at 9:53 am

    Pio,
    jangan jangan basibanget itu kamu ya…

  • Ajitekom
    January 9, 2011 at 11:34 am

    Pak Menteri ini mungkin sedang menjalankan fantasi dia sebagai penjaga moral bangsa, usulan pemblokiran konten porno saya setuju, cuma kalo tak dipatuhi ya jgn pernah coba pakai tangan besi kekuasaan. Ia harus belajar dari sejarah masyarakat kita, bukan konteksnya tapi justru cara kediktatorannya lah yg membuat proporno dan antiporno bersatu bergerak melawan ! btw…pakabar mas iman 🙂

  • djuprie
    January 9, 2011 at 12:58 pm

    Kita singkirkan dl konten pornonya.
    Kita harus tegas ma rim,mereka tidak punya service centre.kl bb kita rusak mo d betulin dimana? Cari onderdil bb yg asli aj susah.coba kl rim nurut sm ktentuan negara kita,gk ad pemblokiran kok.
    :Mencegah lbh baik drpd mengobati::

  • wudi
    January 9, 2011 at 1:37 pm

    Tulisan yang menarik meski ada beberapa hal yang mengganggu saya.

    1. Pembukaan dan penutup tulisan memakai ilustrasi Soekarno dan gayanya yang sekuler (atau womenizer atau men-support perzinaan?). Dari banyak hal tentang sekularisme ala Soekarno, penulis memilih kelonggaran Soekarno tentang “zina”, agak mencengangkan saya.
    Mungkin ada keterkaitannya dengan Tifatul yang berpoligami. Namun tetap saja, perzinaan dan berpoligami adalah dua hal yang berbeda. Poligami adalah hal yg baik? Saya tidak setuju. Yang jelas, perzinaan adalah hal yang lebih buruk dan menyalahi hukum positif, apalagi agama.

    2. Memakai Turki sebagai contoh ide pemisahan agama dan negara.
    Turki memisahkan agama dan negara bukan karena kehendak bangsanya. Ini dampak kekalahannya di PD I dan tekanan Sekutu yang menang perang. Di sisi lain, masyarakat muak dengan tingkah laku Sultan yang mengatasnamakan agama. Ide ini terwujud dalam pola dekonstruksi: menghancurkan tatanan lama untuk membentuk tatanan baru.
    Dan sebagai tatanan baru, pemerintah Turkl mengawalnya dengan cara represif.
    Jadi, konsep pemisahan agama dan negara dalam kasus Turki sebenarnya bisa dibaca sebagai “kontrol total negara atas agama”, bukan suatu dinamikasi sosial yang bebas dari kepentingan politis. Negara yang memutuskan apa yang boleh, apa yang tidak dalam kaitannya dengan agama. Indonesia pernah mengalami masa itu. Ketika agama dipinggirkan, ia akan subur di pinggiran dan kembali menekan pusat. Terbukti sekarang aspek keagamaan telah kembali ke panggung politik Turki. Indonesia juga begitu.

    3. Soal pembatasan konten pronografi.
    Soal ini sebenarnya tidak terkait dengan sosok Tifatul. Memang dia orangnya suka ngetweet secara gak jelas, dia poligami yang seakan-akan menunjukkan diri bahwa dia bisa adil (hal yang mustahil).
    Pembatasan konten pronografi adalah amanat UU (bahkan sudah ada di KUHP).
    Soal kita tidak bisa melenyapkan pornografi tentu benar, tapi upaya pencegahan dan represi tetap harus dilakukan. Apakah narkoba bisa dilenyapkan? Tidak saat ini, tapi tetap saja kita harus menutupi semua celah jalur masuknya.

    Ketika Tifatul mau membatasi konten pornografi melalui ISP, orang APJII teriak bahwa itu tidak mungkin, sulit, bla bla… kenyataannya sekarang sudah bisa. Hanya orang yang kecanduan pornografi dan bisa otak atik soal IT yang masih bisa akses ke web porno. Anak kecil dan orang biasa akan kesulitan. Apa ini tidak lebih baik?

    Mungkin saja Tifatul salah ngetweet atau ngomongnya belepotan, tidak jelas sehingga salah dimengerti. Saya juga tidak suka gaya dia, apalagi justufikasi tentang poligami.

    Tapi, kata orang bijak, janganlah kebencianmu terhadap seseorang membuatmu bertindak tidak adil.

    Salam.

  • Iman Brotoseno
    January 9, 2011 at 4:56 pm

    Wudi,
    Saya terus terang tidak benci dengan Tiffatul. Kesal, iya..Tapi yang jelas Tiffatul tidak salah ngomong atau belepotan , bahkan dia spesifik jelas mencantumkan 8 permintaan di http://www.tempointeraktif.com/hg/it/2011/01/09/brk,20110109-304832,id.html?utm_source=twitterfeed&utm_medium=twitter jelas membabibuta dan sudah dijawab oleg @DanielTumiwa melalui twiter., silahkan cek Time Line Daniel.
    Cara dia melakukan kebijakan ini memuat orang yang juga anti pornografi jadi bersatu menghadapi dia.
    Bagi saya ini bukan masalah pro pornografi, tapi cara memberangusnya dengan sensorship yang sewenang wenang. Jika dibilang skrg hanya orang yang kecanduan pornografi dan bisa otak atik soal IT yang masih bisa akses ke web porno. Tidak juga. Tidak perlu utak atik IT. Mereka para penyedia konten pornografi dengan mudah merubah identitas semuanya juga ( tidak harus dengan kata kunci porn, sex, red tubes dll ) misalnya ada web yang memakai kata home…… ternyata itu situs porno. Intinya kita akan kehabisan energi ngurusin beginian, apalagi sampai membabi buta mengancam menutup layanan BB misalnya.

    Sementara Turki hanya sebagau ilustrasi, biarlah mereka tetap ribut antara pendukung sekular dan penentangnya,. sampai sekarang. Yang jelas penguasa mereka atau partai agama disana, tidak ada yang pernah mengusulkan memberangus internet hanya untuk mem-block pornogafi.

  • Slamet
    January 9, 2011 at 5:58 pm

    Mau diblok kayak gmana lg?? Byk cra bypaasnya wakakaka, emgnya teknisi pak tipatul palimg jago :p

    gw suka liat konten porno, gw rasa klo blokir tuh sia2 aja.. Ibaratnya klo mau matiin bokep dari internet, jadiin satu tuh penyedia jasa inet, biar gampang ngatur2nya..

    Pola pikir orang2 kolot yang menduduki kekuasaan harus dirubh jg, rata2 pemikiran mereka, ìnternet : bokep, donlot, game.. Padahal klo gw, inet tuh : sumber ilmu sm smber duit.. Mau cri apa aja ada..

    Klo masalah bb dihapuskn,. Bego tuh yang nyuruh nutup.. Klo gt, tutup aja speedy, isp seluler, isp swasta.. Padahal klo masalah donlot, paling kenceng jg mereka,, kok malah bb..
    Padahal gw anti bb lho :p

    Udah gt doang, sori brantakan, make hp soalnya..
    Btw nice artikel

  • anum
    January 10, 2011 at 9:16 am

    wahhh… tulisan yang menohok dada saya. seringkali bangsa kita ini hanya bicara kulit tok, bukan isi. wislah mas, cari sensasi aja dia.

    oh ya mas, makasih atas keramahannya. sampai ketemu di blogger community sharing yg diadain dblogger ya mas.

  • Chic
    January 10, 2011 at 9:18 am

    polisi moral bangsa? meh!

  • edratna
    January 10, 2011 at 11:31 am

    Situs porno?
    Bagaimana cara memblokirnya?

    Internet melalui komputer biasa pun susah…atau komputer sekalian dilarang?

  • orbaSHIT
    January 11, 2011 at 10:41 am

    ane pecinta JAV gan ampe skarang fine2x aje tuh download lancar wakakkaka….long story short …there’s no fuckin way to blocked porn site anywhere in this shitty world baby it always have a loophole somewhere..para arab WANNABE mungkin terguncyaang bahwa yang paling banyak mengunjungi situs porno adalah negeri yang menerapkan “syariat islam” contoh pakis,saudi dan malaySHIT hihihii…so DEAL WITH IT BRO….

  • DV
    January 11, 2011 at 12:07 pm

    Tulisan yang memuaskan dan foto yang MEMUAKKAN 🙂
    Bravo, Mas hehehe…

  • mawi wijna
    January 11, 2011 at 3:03 pm

    bisakah rakyat melengserkan Menteri? :p

    kalaupun usaha Tifatul gagal, mungkin dia akan melobi Menteri ESDM buat memutus listrik seantero Indonesia :p

    Tifatul ingin kembali ke jaman batu? layani saja!

  • cakbud.jember
    January 20, 2011 at 3:23 pm

    kembali pakai lampu minyak jarak aja.. 🙂

  • Wirawan Winarto
    January 25, 2011 at 3:23 am

    ketika hari hujan,
    alih-alih mengenakan payung, Pak Tifatul berusaha mengatapi langit

    ketika jalanan berbatu,
    alih-alih memakai alas kaki, Pak Tifatul berusaha mengkarpeti bumi

    tujuan baik namun caranya tidak cerdas

  • altux
    February 3, 2011 at 9:31 am

    hmm, napa ya Indonesia kaya gini, maksud baik ya baik juga, emang kita munafik, tapi ingat selain ada buruk, ada juga baiknya. lagipula, namanya juga usaha buat kebaikan, dan itu patut didukung

  • Ketifatulan | The Satrianto Show: Beraksi Kembali!
    March 15, 2011 at 9:56 am

    […] Ini mungkin cerita basi. Tapi sumpah, aku memang sudah lama nggak dolan-dolan ke blognya Mas Iman. Maka begitu kemarin khilaf dolan ke sana, aku langsung mbaca 1 set kumpulan tulisan yang nongol di halaman depannya, salah satunya yang berjudul “Tifatul Menatap Modernisasi“. […]

  • Jansen Justin
    March 17, 2011 at 10:37 am

    ah.. tifatul capek deh

  • loveandroid
    May 1, 2011 at 7:15 am

    best list thank share

  • Dukungan BCS Terus Mengalir – Site Title
    January 28, 2018 at 12:48 am

    […] disangka, dBlogger juga bertemu dengan mas Iman Brotoseno, Chairman Pesta Blogger 2009 ketika berkunjung ke #BHI. Mas Iman menyatakan kesiapan untuk hadir […]

Leave a Reply

*