Lelaki memang sering dibutakan oleh duniawi. Saat nafsu mengalahkan segala galanya dan sorak sorai manusia didepan kayu tumpukan kayu bakar yang menyala. Rama harus menjadikan istrinya Shinta menjadi bahan pertaruhan dengan ego. Laksamana sang adik tak bisa mencegah niat kakaknya, untuk melakukan uji coba yang akan dilakukan terhadap kakak iparnya. Hari itu Shinta akan dimasukan ke dalam nyala api untuk membuktikan ia masih ‘ bersih ‘ setelah sekian lama berada dalam sekapan Rahwana. Jika ia terbakar berarti ia telah ternoda dan sudah selayaknya mati menjadi abu bara api. Namun para Dewa tidak berdiam diri dan membuatnya selamat dari nyala api. Shinta selamat dan Ramapun bersuka cita menyambutnya. Pengorbanan dan sifat penyerahan diri Shinta telah menolongnya. Namun diam diam Shinta justru menangis, karena justru para Dewa lebih mempercayainya daripada lelaki yang menjadi suaminya. Hampa, direndahkan dan tak berdaya. “ ..menyedihkan cinta dan kepercayaannya hanya sebesar nyala api, sementara apa yang kumiliki melebihi dari magma gunung Mahameru..” demikian ia menangis di depan Wibasana.
Hikayat ini datang begitu saja sekelebat ketika saya bertemu Aji Massaid. Sosok yang bertanggung jawab terhadap anak anaknya namun tetap saja charm dan tebar pesona. Saya mengenalnya lebih dari sepuluh tahun yang lalu mungkin sekitar tahun 94 – 95, ketika masih meniti karir di sinetron dan menjadi model iklan sebuah merk pakaian. Ia tetap flamboyan. Kandang menjadi ‘partner in crime ‘. Sejak itu tidak pernah ketemu lagi dan saya hanya mendengar dan melihat di berita kalau ia akhirnya mengawini Reza seorang biduanita kondang. Sampai lakon panggung harus ditutup, ketika mereka berdua harus berpisah. Dalam syuting iklan minyak goreng beberapa waktu lalu, saya bertemu kembali dengan Aji. Tentu saja kini ia lebih sibuk, rajin sholat, dan lebih ‘jaim’ maklum jabatan anggota Dewan Perwakilan Rakyat membuatnya terlihat lebih dekat dengan elite politik di atas sana. Sementara saya tetap menjadi ‘ kuli ‘ film, bangun subuh dan pulang tetap subuh juga. Mempesona karena ia membawa anak anaknya, dan tetap menjadi ayah yang baik,bertanggung jawab dan mungkin sekaligus menjadi public relations yang baik bagi statusnya sekarang. Yang lebih mengejutkan karena selama 2 hari syuting itu, mantan istrinya juga datang, dan berusaha menjaga hubungan demi anak anaknya. Sesekali Reza bercerita pada Aji tentang kesibukannya, dan bahkan memberikan buku philosophy agama. Mengharukan, karena prahara perceraian justru membuatnya lebih dekat dan memahami jalan hidup masing masing.
Perceraian memang menyakitkan, dan manusia sering dihadapkan atas pilihan sebuah perpisahan. Menjadi lebih baik dengan berpisah atau memberikan kesempatan kembali menata kebersamaan. Semua jelas tergambar dalam lakon film “Painted Veil ” “ , yang mengambil setting cerita di Cina. Kisah Dr. Walter Fane yang diperankan Edward Norton memberi kesempatan kedua kepada Kitty Garstin ( Naomi Watts ) ketika ia mengetahui si istri berselingkuh dengan Charlie Townsend, seorang diplomat Inggris di sana. Pilihan yang ditawarkan adalah meminta Charlie menceraikan istrinya serta mengawini Kitty atau mengikuti perjalanan Walter Fane menuju pedalaman Cina untuk menjadi tenaga volunteer di suatu daerah yang tertimpa wabah kolera. Kitty memang mengikuti suaminya, setelah Charlie menolak meninggalkan istrinya. Mereka yang tadinya jarang berbicara sejak kejadian tersebut, akhirnya menemukan cinta mereka yang sempat hilang dalam situasi pengabdian terhadap anak anak yang terlantar, manusia yang terkena wabah dan hiruk pikuk penolakan terhadap bangsa asing di Cina saat itu. Bahkan ketika Kitty memberi tahu bahwa ia hamil, dan tak yakin siapa bapak dari anak di rahimnya. Walter Fane tetap memeluknya dan menerima penuh cinta,..” bukankah sekarang tidak penting ? “. Sampai akhirnya Walter Fane meninggal karena tertular kolera dari pasiennya. Kitty tetap menyimpan kenangan sosok tersebut, bahkan sampai beberapa tahun kemudian dengan menolak tawaran ‘ rendevouz’ dari Charlie yang secara tak sengaja bertemu di jalan.
Namun Aji bukan Walter Fane atau bahkan Rama dalam integritas yang lebih jauh. Saat mengetahui sang istri berada di Singapore atau Bali bersama pria lain, tentu ia memiliki pertimbangan untuk langkah yang akan diambilnya. Seburuk apapun. Yang jelas ia masih flamboyant sampai sekarang, dalam sela sela kesibukan syuting, ia meminta saya terlibat dalam percakapan 3 G dengan pacar barunya, seorang bintang layar lebar yang sekaligus model iklan produk sabun. Sementara Reza dengan penyerahan diri yang tulus menyuapi makan anak anaknya di pojok sana. Saya memang tidak mengenal Reza dibanding Aji, namun ada hal yang saya rasakan bahwa manusia akan menemukan jalan melalui penyerahan diri dan kepasrahan. Lakon kehidupan mereka sudah seperti berita infotainment, apakah penting siapa yang salah ? Sama seperti lakon hikayat Ramayana versi negeri Srilangka, sosok Rahwana di gambarkan sebagai pahlawan yang bisa memikat Shinta. Disana ia tidak digambarkan menculik, tetapi justru Shinta yang dengan suka rela mengikuti Rahwana, karena tidak tahan melihat tingkah laku Rama yang otoriter dan play boy. Ketika dunia modern dipenuhi dengan pilihan perceraian sebagai bagian dari gaya hidup, mungkin Shinta harus turun kembali dari swargaloka memberikan pencerahan ini. Ikut Rahwana atau harus percaya dengan api ? Mudah mudahan kita bisa menemukan inti jawaban pertanyaan itu.
32 Comments
Innuendo
August 11, 2007 at 1:40 amadji sih…dulu ninggalin bella demi reza. akhirnya dikhinati reza khan hehehe….
tapi kok sama MZ sih ? kemudaan
fanaticanz
August 11, 2007 at 4:20 amwah aku ora ngerti urusan cinta mereka.. saya juga ga ngerti apapun tentang cinta, setau saya selalu mengecewakan.
NiLA Obsidian
August 11, 2007 at 11:10 amugghh…terlepas dari lakonnya rama & shinta…..adji dan reza….
intinya laki2 memang egois ya….hahahaha….
kalo aja adji tau….dia mengajak ngobrol dg pacar barunya adalah seorang sutradara yg rajin nge blog….
hahahaha
sebut nama dong mas….hahahaha
Nico Wijaya
August 11, 2007 at 4:25 pmkapan tidurnya mas :)?
“bangun subuh dan pulang tetap subuh juga.”
NN
August 11, 2007 at 5:46 pmaku suka reza 🙂 suka bangetttt
arief
August 11, 2007 at 7:18 pmSaya mampir Mas, kangen dengan tulisan Mas Iman yang dalem. Bukan tentang orangnya atau pelakunya, tapi segala hal menyangkut cinta adalah cermin terhebat untuk memahami kehidupan: sering tak terduga jalannya, batas baik dan buruk setipis silet. Semoga makin sukses, kapan nih film panjangnya bisa saya tonton di Jogja?
muthe
August 11, 2007 at 9:14 pmngeri kali bahasannya..soalnya dalam 3 minggu ini ada 2 temenku nikah..engg..jadi agak bertanya2, apakah bulan rajab ini adalah bulan mari menikah dan membahas cinta sedunia?? hehehe:P
ibunyaima
August 12, 2007 at 2:02 amYaah, Mas, you beat me! Baru juga mau ngulas Painted Veil, udah diduluin.. HAHAHA.. Tapi gak papa deh, gak boleh ngulas film duluan daripada sutradara 😉
Shinta.. saya lebih suka dengan versi kita: Shinta diculik dan kemudian harus diuji kesuciannya melalui api. Memahami juga pedihnya hati Shinta karena Rama tak percaya padanya.. but.. on the other hand, I think it’s a fair thing for both of them.
Rama, meskipun titisan Wisnu, tetap seorang manusia. Daripada dia menerima Shinta tanpa legowo, dan nantinya menjadi bahaya laten, lebih baik menyelesaikannya sekarang. Lebih baik juga bagi Shinta untuk sakit hati sekarang, daripada seumur hidup dia akan berulang kali menghadapi kecurigaan yang tidak bisa dilepaskan Rama 🙂
de
August 12, 2007 at 6:27 amsaya ikut mas Iman aja. main film. Mas tulisannya bagus2 lo. BTW, emang bener MZ mas? MZ siapa sih?
kenny
August 12, 2007 at 7:41 amwah mas Iman ini malah ngalah-ngalahi kalong, kapan tidurnya??
masih byk orang yg mencibir ttg perceraian, tp sebetulnya apa salahnya klo cerai seandainya itu membawa kehidupan yg lebih baek.
passya
August 12, 2007 at 9:51 amdulu Rama jadi pahlawan dalam pembebasan Shinta,
pemikiran berkembang, sekarang sifat ‘jahat’ Rahwana dipertanyakan,
ke depan, bisa jadi bisa jadi ke-ganjen-an Shinta yang akan dipertanyakan dari sudut pandang berbeda.
trian h.a
August 12, 2007 at 10:46 amhmm, saya justru baru tau kalo ada hikayat shinta yang menjebur ke api dan diselamatkan dewa, dan menangis karena suami-nya tak mempercayainya.
🙁
*ada bukunya mas?
Mama Rafi
August 13, 2007 at 7:24 ammau dong dikenalin ama adji massaid 😀
kw
August 13, 2007 at 8:36 amngiri deh sama aji. banyak pacarnya ha ha
Vina Revi
August 13, 2007 at 12:58 pmwhat goes around comes around!
hukum karma pasti berlaku kali ya, Man? dulu Adjie bener-bener flamboyant dan menclok sana sini, jadi akhirnya kena kutukan dikadalin ama Reza yang pindah ke lain hati juga! 🙂
eh, tapi bener juga, loh! mereka jadi akur justru setelah cerai. mungkin jalannya emang udah disitu kali, ya?
Nuuii
August 14, 2007 at 9:09 amLebih baik perceraian daripada perselingkuhan dalam perkawinan…
Semoga aji dan reza bisa saling menghormati, mengingat mereka punya anak-anak yang masih butuh bimbingan..
Btw bener ya pacar batunya itu MZ??
Iko
August 14, 2007 at 10:26 amKenapa semua memilih jalan singkat, Perceraian???
Padahal, hubungan itu masih bisa diperbaikin lagi… mungkin angka perceraian di sini, rendah deh… who knows… 😀
Pinkina
August 14, 2007 at 5:39 pmno comment 😀
mei
August 15, 2007 at 3:18 pmdan cinta yang menggebu-gebu kemudian habis dalam waktu yang sesingkat-singkatnya??apakah itu ada???aku pikir ada…
ahh mas, maaf komen ga nyambung kie..=D
endang
August 16, 2007 at 6:28 amsaat berkumpul itu sebenernya indah, kenapa malah memilih bertengkar dan berpisah…sedangkan bagi sebagian org berpisah sungguh menyakitkan….aetidaknya bagi kami sekeluarga saat ini yg ditinggal almarhum kakak…….
DEWI'S GELIAT PENA
August 16, 2007 at 12:03 pmsebenarnya intinya kita ga boleh saling menyalahkan atara satu dengan yagn lain kalo kita tunjuk jari artinya satu jari mengarah ke orang itu sedangkan empat jari mengarah pada diri kita sendiri artinya sebenarnya kita juga sama bersalahnya dengan dia. Tisak ada manusia yang luput dari kesalahan KHAN !!!
manler
August 16, 2007 at 10:30 pmKyknya mending baca blog mas daripada nonton acara infotainment yg bertaburan deh…:)
Seneng bacanya, krn melihat dari sudut yg berbeda…
TaTa
August 17, 2007 at 6:50 amseruuu ternyata cerita disini lebih lengkap dari infotainment di tivi hahahahaha….. ternyata cinta saja nggak cukup untuk bisa mempercayai pasangan kita masing2 yah ….
wkurniawan
August 17, 2007 at 10:55 ambeneran aji pacaran sama MZ? asal bukan YZ ya mas? haha…
biyan
August 21, 2007 at 8:12 amMenurutku yg punya cinta sejati ya si Rahwana itu mas. Sayang ora empan papan. Punya orang dicuri juga. Buat Rama, dicurinya Shinta juga ga ngaruh ama hati or perasaan dia sebagai laki-laki. Tapi dia menganggap itu persoalan negara. Jadilah dia mengerahkan tentaranya dibantu pasukannya Anoman…..
Okky P. Madasari
August 22, 2007 at 7:42 pmmas, apakah film punya kontribusi dalam membentuk kedalaman pikiran dan perenungan Anda? 😉
rani
August 24, 2007 at 12:48 amhmmm membaca ini kok saya pngin nonton opera jawa lagi 😕
ati
August 31, 2007 at 1:16 pmini infotainment yg paling okeh yg pernah sy baca :)Btw knapa yah kita manusia baru menyadari setelah mengalami cobaan berat. Apa mmg begitu yg namanya manusia????
Keluargaku Harapanku
October 29, 2007 at 11:10 amLelali melakukan itu semua karena dia punya pertimbangan, sebab wanita adalah wanita yang mudah berubah hanya karena ia sesalu dan selalu menggunakan perasaan jika ada sedikit lebih baik dari pasangan sebelumnya maka mudah saja ia berpinda hati. Maka dari itulah sang pria perlu menguji sejauh cinta yang ia berikan untuknya. Wanita adalah biang kehancuran sekali hancur selamanya hancur tak kembali lagi seperti yang dulu. Maka aku lebih baik memilih janda dari pada gadis yang tak perawan
Dafit
liemz
December 14, 2007 at 12:22 amPak iman, saya minta ijin untuk copy paste untuk tulisan paragraf pertamanya ya…ndak buat saya publikasikan di blog saya…tapi cuma akan saya publikasikan di sebuah forum anak sekolah untuk bahan diskusi dan di bulletin board Friendster saya.
Saya tunggu ijinnya ya pak. Mohon dikonfirmasi. Terimakasih.
sesy
June 17, 2008 at 6:40 pmmakanya aku g suka cerita ramayana
Tweets that mention SHINTA | Iman Brotoseno -- Topsy.com
February 5, 2011 at 8:41 am[…] This post was mentioned on Twitter by suhesti herawati and Dwi Kurniawan, Iman Brotoseno. Iman Brotoseno said: Catatan Blog 2007, Dan saya teringat Ajie Massaid http://bit.ly/gUzlId […]