Hari masih gelap di Bandara Halim Perdana Kusumah, Jakarta. Masih jam 5 pagi dan saya sudah tergopoh gopoh mencari cari Ratna dari Tim Pencitraan Bapilu ( Badan Pemenangan Pemilu ) Jusuf Kalla di pojok Dunkin Donuts, sebagai meeting point yang dijanjikan.
Perjalanan ini memang terasa unik. Jusuf Kalla sendiri berkepentingan mengundang blogger untuk menyaksikan safari kampanye Golkar. Sejak beberapa hari lalu saya sudah diberitahu bahwa jadwal saya akan menuju Pulau Lombok di NTB, Kupang, NTT dan mungkin Bali. Mengapa harus Blogger ? Ini menarik karena secara terus terang ia menjawab minat alasannya terhadap blog, pada pertemuan dengan blogger di kawasan Kebayoran beberapa saat lalu.
“ Ini khan menjelang pemilihan umum, kalau tidak mendengar,bagaimana bisa tahu keinginan publik ?”
Ini sekaligus menegaskan pengakuannya terhadap eksistensi suara blogger yang – sedikit banyak – patut diperhitungkan sebagai ekspresi media alternatif. Sementara banyak pihak yang justru meremehkan kontribusi citizen journalism gaya blogger.
Gerak lincah Jusuf Kalla melakuan manuver kemana mana tidak lepas dari keputusannya ikut mencalonkan menjadi Presiden, selain menggulingkan roda kampanye partainya dalam Pemilu. Tentu banyak yang bertanya tanya, apa yang diharapkan dari Tim Pencitraan Bapilu Golkar dengan mengajak seorang blogger masuk dalam rombongan mereka. Apakah saya wajib menulis sebagaimana para wartawan wartawan media mainstream yang juga ikut.
Tentu saja tidak. Tidak ada kewajiban menulis tulisan reportase. Tapi justru saya akan sangat menyesal jika tidak menshare pengalaman ini terhadap komunitas blog.
Ada dua pesawat charter yang berangkat hari ini. Sebuah pesawat RJ 85 milik Pelita Air Service yang khusus berisi Jusuf Kalla, Nyonya Mufidah Jusuf Kalla, beberapa Menteri dan direktur BUMN serta seluruh seluruh biro protokoler wapres termasuk paspampres. Ini karena kebetulan ada kunjungan kerja di Lombok.
Selain itu sebuah Fokker 28 dari Transwisata Air milik pengusaha Tommy Winata untuk mengangkut rombongan pimpinan Golkar, sekretariat wapres, wartawan media cetak dan TV, serta tamu undangan lainnya.
Biasanya kalau tidak ada kunjungan kerja. Hanya untuk perjalanan kampanye, Jusuf Kalla dan rombongan selalu menyewa satu pesawat Transwisata ini.
Ketua umum Golkar dan pengusaha ini pernah memiliki sebuah Fokker 28 ‘ Attila ‘ yang kini harus grounded karena sudah kelebihan jam maksimum terbang. Pesawat pribadi ini dulu merupakan kendaraan udara Jusuf Kalla sewaktu kampanye dengan SBY tahun 2004 dulu.
Saya membaca 2 ( dua ) buku acara yang dikeluarkan. Satu dari sekretariat wapres , lengkap dengan nama nama penumpang pesawat dari Pelita. Ada 35 nama. Mulai dari Jusuf Kalla sendiri,menteri anu, dokter kepresidenan sampai pasukan pampapres, lengkap dengan pangkat pangkatnya.
Iseng iseng berpikir. Agak aneh jika tidak ada faktor kerahasiaan dalam pengamanan protokoler seorang wapres / presiden.
Sementara di pesawat Fokker 28, sesuai manifes daftar penumpang ada sekitar 51 nama. Saya berada di nomor 29. Tertulis Iman Brotoseno – Tim Pencitraan Bapilu ( Badan pemenangan pemilu ).
Walaupun saya lebih suka ditulis Iman Brotoseno – Blogger, karena saya sebagai observer, bukan kader partai.
Labeling nama saya sudah terpasang di bangku depan, berbatasan dengan bagian kelas satu yang berisi pimpinan Golkar , pengusaha dan tamu VIP lainnya. Saya dan 2 orang artis penyanyi KDI – Khinasye dan Sri digabungkan dengan orang orang lingkaran dalam Golkar.
Ada dua kompartemen ruang dalam pesawat Fokker 28 ini. Bagian depan VIP berisi 12 seat. Disetiap row ada 4 kursi saling berhadapan dengan sebuah meja ditengahnya, serta 2 kursi dibelakangnya.
Lalu bagian belakang, ada sekitar 40 kursi. Sementara para wartawan dan jurnalis lainnya duduk di bagian belakang.
Pesawat ini dilayani oleh 2 orang pramugari yang tak bosan bosan menawarkan makanan dan minuman kepada seluruh penumpang.
Saya sempat bertanya dengan Yayang. Ini nama manajer artis yang biasa mengkoordinir artis artis dalam safari ini. Menurutnya ada sekitar 40 artis KDI dan Indonesian Idol yang silih berganti. Tentu saja wanita, yang selalu dibawa dalam perjalanan kampanye Golkar.
Selalu ada kegiatan yang membutuhkan hiburan. Jadilah rombongan pusat membawa dayang dayang. Sebuah konsep kampanye ala Indonesia sejak jaman dulu. Bahwa massa – floating mass – lebih suka datang karena hiburannya. Bukan karena program yang dikampanyekan.
Kelak dalam suasana kampanye nanti, saya juga didudukan bersama para caleg caleg daerah, pimpinan Golkar daerah, di deretan kursi nomer dua. Dibelakang deretan paling depan, tempat Jusuf Kalla,Bupati, Wagub dan pimpinan lainnya.
Terus terang ini agak menyiksa, karena saya tak menjadi fleksibel bergerak. Padahal saya ingin seperti jurnalis lainnya yang bisa kemana memotret.
Dalam kampanye dialogis dengan kader partai di Mataram, NTB, para kader dihibur oleh artis artis lokal dan artis Jakarta sambil menunggu kedatangan Jusuf Kalla yang masih melakukan rapat koordinasi pembangunan Bandara Internasional yang baru. Beberapa petinggi Golkar ikut berjoged bersama. Tentu saja massa bertambah histeris.
Dalam pemaparannya Jusuf Kalla selalu menunjukan pengalaman empiris Golkar memimpin negeri ini. Tidak salah, sebagai partai yang paling tua – sudah ada sejak jaman Sekber Golkar jaman Bung Karno dulu – Golkar paling siap mesin politiknya.
Ini menjelaskan mengapa Golkar tidak rontok setelah era reformasi sesuai prediksi banyak orang. Dalam pemilu 1999 Golkar tetap berada di posisi kedua, bahkan dalam pemilu 2004 menjadi pengumpul suara paling banyak.
Golkar memang tidak terlalu popular di kalangan reformis, mahasiswa atau penduduk Jakarta. Tapi ia masih dominan untuk sebagian daerah daerah di pelosok Indonesia.
Kelemahan Kalla adalah ia tidak seperti Akbar Tanjung yang rajin membina hubungan dengan kader kader terbawah partai di daerah. Jusuf Kalla baru melakukan menjelang kampanye.
Ada yang menarik dalam orasi kampanye Jusuf Kalla. Saya melihat dia cukup logis dalam melontarkan issue kampanye. Di Lombok, ia menjanjikan pembangunan Bandara Internasional di Mataram harus selesai Oktober 2009. Dia tak peduli dengan gugatan sana sini atau advokasi LSM terhadap masyarakat tentang issue pembebasan tanah yang belum beres.
Alasannya program pariwisata daerah tak bisa menunggu.
Di Kupang, NTT, ia mengatakan akan membagikan bibit sapi sehingga harus bisa mengembalikan Nusa Tenggara Timur sebagai gudang daging – sapi – nasional seperti jaman dulu.
Jadi issue kampanyenya bisa jadi adalah program program Pemerintahannya sekarang yang memang sudah dirancang.
Bahkan sebagai kantong suara penduduk Kristiani – sejak dulu Golkar selalu menang di propinsi Sulawesi Utara, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara Timur – Kalla berkesempatan menemui ketua Sinode, pendeta Dr. Aben Heizer Naibantimo dan Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang..
Bagi saya, cara kampanye ini tidak terlalu bombastis, daripada capres capres yang menjanjikan pengurangan angka pengangguran atau menekan pertumbuhan kemiskinan tanpa program jelas. Apalagi menjanjikan setiap desa di Indonesia mendapat satu milyar
Perjalanan Jusuf Kalla memang berat untuk mencapai RI-1. Walau kecil peluangnya, karena secara popularitas ia masih jauh dibawah SBY atau Megawati, bahkan Prabowo. Tapi mesin politik Golkar yang sudah berakar selama beberapa generasi di pelosok Indonesia, diharapkan mampu menggerakkan suara pemilih.
Genderang perang memang sudah ditabuh oleh Jusuf Kalla. Menantang bossnya sendiri , SBY. No point return, sekali dia mencanangkan maju sebagai capres. Walau kerap dibantah keduanya. Tapi perseteruan dibalik itu terasa kental.
SBY juga ‘ ngambek ‘ baru memberi kesempatan Jusuf Kalla beraudiensi setelah 5 hari sejak kepulangan Kalla dari lawatan ke luar negeri tempo hari.
Walau tak lazim, bagi seorang wapres mengucapkan kawat selamat kepada pimpinan pemerintahan yang baru. Jusuf Kalla segera mengucapkan selamat kepada Perdana Menteri Malaysia yang baru.
Dalam perjalanan di atas pesawat tempo hari, saya mendengar kebanggaan para team pendukungnya ‘ menelikung ‘ SBY dalam penanganan bencana Situ Gintung. Ya, Jusuf Kalla pagi pagi sudah berada di lokasi bencana mendahului SBY. Sebuah smart move. Berbeda dengan pencitraan SBY yang selalu ragu ragu. Kalla dianggap cepat mengambil keputusan.
Ini memang situasi pelik. Jusuf Kalla seperti tersandera dengan permintaan partainya untuk maju sebagai capres. Padahal siapa tahu Kalla cukup puas menjadi RI – 2. Sementara jika ia kalah , maukah Golkar menjadi oposisi murni. Karena sepanjang sejarah Golkar selalu asyik menjadi bagian penguasa.
Kita tunggu saja hitung hitungan Jusuf Kalla. Suara pemilu legislatif tanggal 9 April akan membuktikan apakah kalkulasi ia untuk maju sebagai capres masih masuk akal apa tidak.
Mungkin lebih masuk akal jika saat ini ia membereskan anggota pendukungnya yang gemar mencolek dan mengelus ngelus rambut Khinasye dan Sri.
32 Comments
Koen
April 6, 2009 at 1:03 amDuh, urusan pesawat ini. Kemaren Bakrie, sekarang Tommy. Hihi, no more comment dulu ah 🙂
didut
April 6, 2009 at 2:05 amsaya lebih tertarik membahas yang mengelus-elus rambut itu mas hihihi~
nicowijaya
April 6, 2009 at 3:04 amaku sebangku dgn pramugarinya yg bernama dewi:D
besok ikutan posting ah:D
DV
April 6, 2009 at 5:57 amWah itu foto penyanyi KDI nya ya, Mas? Hihihih cantik juga:)
Satu yang aku setuju terlebih setelah membaca majalah tempo edisi minggu lalu adalah, Golkar selalu berada di sisi penguasa..:)
evi
April 6, 2009 at 8:20 amsekarang partai kuning, besok bahas partai apalagi Mas…?
cepetan sebelum tanggal 9, biar ada pandangan gitu hehehe…. 🙂
Nyante Aza Lae
April 6, 2009 at 8:43 amliputan dan ulasan yg menarik mas
Ternyata keberadaan blogger cukup diperhitungkan
salut mas..!
bang fiko
April 6, 2009 at 12:31 pmWah, Mas… Paragraf terakhir lebih menarik.. Moso sih dicolek-colek… Halah… mupeng.com semuanya hehehe… Mampir ke sini ya, Mas.. Mohon pencerahan
Nazieb
April 6, 2009 at 12:56 pmBukannya dari dulu JK memang suka tebar pesona ya..
:S
waraney
April 6, 2009 at 1:37 pmParagraf terakhir itu yang paling mantap! Hehehehe…
andrias ekoyuono
April 6, 2009 at 2:09 pmsama seperti yang lain, malah tertarik ma paragraf terbawah 😀
bisa dibikinkan artikel tentang artis2 itu ? 🙂
Epat
April 6, 2009 at 2:54 pmJK bukan orator ulung 😀
dia lebih berkarakter kebapakan saat diatas panggung kampanye
dito
April 6, 2009 at 3:02 pmdi blog ini, tidak ada tulisan yang mubazir
antobilang
April 6, 2009 at 7:06 pmaku nunggu-nunggu tulisan soal safari ini sejak mas iman ngabari di milis tempo hari, cih ternyata update soal Khinasye dan Sri cuma segitu. Di jogja, lulusan KDI ikut rombongan pak beye.
ikhsan
April 6, 2009 at 9:11 pmkok KDI ya?
sotoyboy
April 6, 2009 at 10:35 pmmnrt gue dia berhasil kok membawa perdamaian bagi bangsa ini.. dari zamannya megawati, JK yg mbuat poso aman, dan sebagai rakyat awam, terlepas dari dia korupsi ato gak, dia bisa membawa bangsa bersama SBY ke tingkat tertinggi setelah pak harto lengser. memang engga semua nya bisa langsung menjadi baik, karena pak harto membuat bangsa ini maju, ditengah kekorupan antek2nya, gak sbentar.. hargai dong pemimpin kita, SBY JK pemimpin terbaik setelah era pak harto. kalo lawan yg muncul di 2009 nanti masih yg itu itu juga, SBY JK tetep jadi presiden dan wapres. Dia itu pengusaha besar.. udah tajir dari sana nya, gaji dia dari jadi wapres pun kayaknya jauh lebih kecil dibandingkan dengan omzet perusahaan yg dibawahi dia.. Saya maupun banyak teman-teman sangat menyayangkan perpisahan SBY-JK dalam pasangan Pilpres ke depan. Padahal masih banyak masyarakat berkeinginan SBY-JK untuk memimpin negeri ini untuk ke 2 kalinya. Karena banyak hal yg sudah diperbuat.
hedi
April 6, 2009 at 11:02 pmac pesawatnya terlalu dingin, mas? kok Khinasye dan Sri kemulan segala ;))
pipinpramudia
April 7, 2009 at 12:10 ammungkin karena warna tema blognya kuning kali ya mas,
jadinya mau dijadiin kader golkar
hehe
zam
April 7, 2009 at 1:00 amhohohoh… artisnya thuob!
Dony Alfan
April 7, 2009 at 6:37 amIya nih, tema tulisan dan tema blognya sama, kuning!
Tapi saya yakin, sampeyan pasti tetap objektif 😀
Neng Keke
April 7, 2009 at 10:38 amBibit sapi itu bentuknya kayak apa ya? Sperma sapi apa sapi kecil-kecil? (pertanyaan yang ga’ penting, soalnya udah telat buat ngomentarin paragraf terakhir :p)
racheedus
April 7, 2009 at 11:46 amSaya jadi teringat kata-kata JK kepada mahasiswa di Situ Gintung yang mendemo dirinya, ”Hei Bung, tak usah bicara dulu. Apa yang sudah kamu lakukan? Jangan cuma orasi saja. Sudah berapa banyak mayat yang kamu angkat?”
dony
April 7, 2009 at 12:22 pmbiar telat saya mau comen paragraph terakhir …:P
ah gak jadi lah mas
gak enak takut di colek juga 🙂
afreeze
April 7, 2009 at 2:53 pmralat dikit mas, nama pendeta nya: Dr. Ebenheizer Nuban Timo.
yang paling asyik selalu yang bagian hiburan.. 😀 bisa dicolek euy..
hanny
April 8, 2009 at 11:57 amkalimat penutupnya itu loh, mas iman! 😀 ~~!!!
edratna
April 8, 2009 at 11:58 amMas…tema blognya ikutan kuning ya…hahaha..bercanda :PAhh besok udah mulai nyoblos…ehh mencontreng….
wku
April 9, 2009 at 7:01 pmhari ini sepertinya sudah bisa terbukti… 🙂
Robertfel
April 10, 2009 at 2:04 ampembahasan dr sisi seorang blogger yang menarik…thx for sharing
acip
April 11, 2009 at 5:00 pmhehehehe..wew..mas Imam,akhirnya sampeyan ga sebebas biasanya,cm gara2 kursi aja..pdhl banyak lho mas yg kepengen kursi yg sampeyan tempati…:-)
Al-Muharir
April 11, 2009 at 9:03 pmSiapapun presiden, bila sistemnya tetep seperti ini, Indonesia gak akan maju2, bahkan semakin terpuruk
lance
April 12, 2009 at 9:38 pmMungkikah Kalla ada agenda tersendiri yang tidak disampaikan disini ? he he
S.AHMAD ZAKY
June 16, 2009 at 4:16 pmJK. is the Best. terbukti waktu kerumahnya main orkes gambus (music arabian) beliu rama tamah abiiizz. JK . 1400 PERSEN Dukungan dari keluarga arabian O.G. EL_SAHARA Pare pare menduKUng.. Hidup JK.
S.AHMAD ZAKY
June 16, 2009 at 4:19 pmKALAU MAU UNDANG ORKES GAMBUS KAMI SIAP KAPAN AJA UNTUK JK. Phone: 081355343234