Browsing Tag

Jusuf Kalla

Lagi lagi Undangan Jusuf Kalla

Beberapa hari ini, panggilan telpon berkali kali masuk dan sms dari salah seorang anggota team Pencitraan Pemilu Jusuf Kalla. Sekali lagi Jusuf Kalla mengundang kehadiran blogger untuk datang ke sebuah rumah, di bilangan Menteng. Sebuah rumah yang kerap dijuluki ‘ Slipi 2 ‘ karena Jusuf Kalla lebih sering menggelar rapat Golkar di sana daripada di markasnya Slipi.
Sekali lagi undangan ini pada hari Sabtu, 24 Mei 2009 pukul 15.30 di Jalan Mangunsarkoro 1 – Menteng Jakarta Pusat.
Lokasi ini tepat di seberang mesjid Sunda Kelapa.

Pasti ini tidak jauh jauh merupakan bagian kampanye dari JK – Win. Apa lagi. Jadi bagi yang tertarik mendengar penjelasan tentang program atau apa saja sehubungan pencalonannya. Silahkan datang.
Dengar dengar JK akan menawarkan kepada blogger yang hendak menjadi relawan atau bagian dari team kampanyenya.
Lalu saya sendiri sebagai apa ? Oh tidak ada apa apa. Kalau seandainya SBY atau Mega meminta saya mengumpulkan blogger, pasti akan saya lakukan dengan senang hati.
Tapi terus terang saya ingin mendengar pendapat JK Win tentang ancaman kebebasan berekspresi bagi blogger sebagaimana diisyaratkan dalam dua pasal UU ITE. Kalau mereka berjanji membela apirasi blogger. Who knows ada blogger yang mau berkampanye untuk mereka.

STOP PRESS ( 23 Mei 2009 )
SEHUBUNGAN SATU DAN LAIN HAL, MAKA PERTEMUAN PADA TANGGAL TERSEBUT DIUNDUR OLEH JUSUF KALLA SAMPAI WAKTU YANG DITENTUKAN LEBIH LANJUT. MEREKA MEMINTA MAAF ATAS PENUNDAAN YANG MENDADAK. DEMIKIAN SEBAGAIMANA DISAMPAIKAN OLEH TEAM PENCITRAAN PEMILU CAPRES JK – WIN

Gelar hajatan demokrasi itu

SBY hari hari terakhir banyak tersenyum. Wajahnya semakin bertambah jatmika. Sebab musabab yang dapat diduga. Partai Demokrat memenangi pemilu legislative. Dengan perolehan lebih dari 20 persen, partai ini bisa mengusung calon presidennya sendiri. Tidak salah prediksi beberapa lembaga survey bahwa, Partai Demokrat akan meraih suara signifikan. Yang justru di luar perkiraan justru Partai Keadilan Sejahtera yang sebelumnya diramalkan akan merebut suara banyak, ternyata jeblog. PKS tetap di bawah PDI-P dan Golkar.

Penurunan suara PDI-P dan Golkar tidak mengherankan, karena partai moncong putih sudah kehilangan ‘ aura ‘ partainya wong cilik sementara Golkar kurang bisa memaksimalkan mesin politiknya yang pada jaman Akbar Tanjung bisa menjadi jawara pemilu 2004.

Apakah ini menjadi representasi suara pemilih. Mencemaskan bahwa angka pemilih turned out hanya 60 %. Belum ada data pasti apakah sisa 40 % ini termasuk pemilih golput atau mekanisme administrasi DPT yang ambur adul.
Memang tidak apa masalah dengan legalitas pemilu ini. Apapun itu tetap dianggap legitimate. Masalahnya hilangnya angka sebesar itu – 30 % sampai 40 % – membuat pelaksanaan pemilu dipertanyakan. Sebuah tamparan yang menyakitkan tentang harga demokrasi di negeri ini yang sedemikian mahal.

Continue Reading

Safari Kampanye Jusuf Kalla

Hari masih gelap di Bandara Halim Perdana Kusumah, Jakarta. Masih jam 5 pagi dan saya sudah tergopoh gopoh mencari cari Ratna dari Tim Pencitraan Bapilu ( Badan Pemenangan Pemilu ) Jusuf Kalla di pojok Dunkin Donuts, sebagai meeting point yang dijanjikan.
Perjalanan ini memang terasa unik. Jusuf Kalla sendiri berkepentingan mengundang blogger untuk menyaksikan safari kampanye Golkar. Sejak beberapa hari lalu saya sudah diberitahu bahwa jadwal saya akan menuju Pulau Lombok di NTB, Kupang, NTT dan mungkin Bali. Mengapa harus Blogger ? Ini menarik karena secara terus terang ia menjawab minat alasannya terhadap blog, pada pertemuan dengan blogger di kawasan Kebayoran beberapa saat lalu.

“ Ini khan menjelang pemilihan umum, kalau tidak mendengar,bagaimana bisa tahu keinginan publik ?”
Ini sekaligus menegaskan pengakuannya terhadap eksistensi suara blogger yang – sedikit banyak – patut diperhitungkan sebagai ekspresi media alternatif. Sementara banyak pihak yang justru meremehkan kontribusi citizen journalism gaya blogger.

Gerak lincah Jusuf Kalla melakuan manuver kemana mana tidak lepas dari keputusannya ikut mencalonkan menjadi Presiden, selain menggulingkan roda kampanye partainya dalam Pemilu. Tentu banyak yang bertanya tanya, apa yang diharapkan dari Tim Pencitraan Bapilu Golkar dengan mengajak seorang blogger masuk dalam rombongan mereka. Apakah saya wajib menulis sebagaimana para wartawan wartawan media mainstream yang juga ikut.
Tentu saja tidak. Tidak ada kewajiban menulis tulisan reportase. Tapi justru saya akan sangat menyesal jika tidak menshare pengalaman ini terhadap komunitas blog.

Continue Reading

Mencla Mencle

Ada yang menarik kalau kita melihat politisi parlemen. Bagaimana bersilat lidah dan kerap membuat pernyataan yang bertolak belakang. Mencla mencle namanya. Lihat saja , sebelumnya Rama Pratama dari PKS dan Johny Allen Arbun mati matian menyangkal ikut serta dalam pertemuan kenaikan dana stimulus bersama Abdul Hadi Jamal, juga seorang pegawai direktorat perhubungan laut dan pengusaha Hontjo Kurniawan di Hotel Four Seasson.

Sampai bersumpah demi Allah segala. Bahkan para ketua partai memasang bemper, balik mengancam karena dianggap mencemarkan nama baik anggota partainya. Ini bukan lupa atau tidak ingat. Tapi memang menyangkal. Entah kenapa, setelah didesak terus hari demi hari minggu berganti minggu. Sedikit demi sedikit daya ingatnya mulai meleleh.
Akhirnya mengaku hadir dalam pertemuan itu. Tentu saja hanya meeting biasa tidak ada pembahasan mengenai bagi bagi duit. Entah nanti.

Continue Reading

Kenapa Jusuf Kalla ?

Kenapa harus Kalla ? itu mungkin pertayaan yang dilemparkan publik ketika SBY memilih sekondannya untuk dalam pemilu Capres 2004. Ia yang tak punya kendaraan politik , karena baru dipecat dari Golkar setelah menyebrang ke SBY. Sementara Golkar ( Akbar Tanjung ) memilih merapat ke koalisi PDI-P. Tak ada yang tahu, ketika Kalla dipecat oleh Gus Dur sebagai Menko. SBY adalah satu satunya menteri dalam kabinet yang menunjukan rasa keprihatinanya dengan membesarkan hati Jusuf Kalla. Ini yang selalu diingat oleh pengusaha bugis itu sehingga tak sedetikpun ia ragu menerima pinangan SBY.

Kedua, Kalla adalah orang pengusaha yang sukses. Populer di kawasan Indonesia timur, sebagai representasi keseimbangan antara Jawa dan non Jawa. Dalam kesepakatan berikutnya Kalla bersedia menanggung biaya kampanye sebesar 70 %, dan sisanya 30 % dari SBY. Kalla memang tidak bodoh dan penuh perhitungan matematis. Ini juga dikemukan oleh Eep Sjaefulloh Fatah bahwa bagi Kalla semuanya ada perhitungan logis dan untung rugi. Kepada SBY ia meminta kontrak politik lebih jauh. Jatah pengurusan ekonomi Indonesia, dan membiarkan sisanya seperti pertahanan, politik luar negeri menjadi hak presiden.

Continue Reading

Republik Saudagar

Lelaki itu bernama Totok Suryawan Soekarnoputra. Dia mungkin tak meminta dilahirkan sebagai anak Presiden pertama Republik ini, Soekarno. Tetapi nasib yang mempertemukan ibunya, Kartini Manoppo menjadi istri kesekian dari Bung Karno. Sialnya, negara tidak mengakui status perkawinan orang tua mereka.
Negara hanya mengakui hak hak dan tunjangan untuk 5 istri sang Presiden.  Setelah turunnya Bung Karno, mereka diusir dan rumah megahnya di bilangan Cawang di sita negara.  Sejarah sekali memihak kepada pemenangnya.  The Winner takes it all.

Siapakah yang berhak menentukan apa yang mesti negara berikan untuk rakyatnya. Tentu tidak senaive JFK dengan semboyannya ‘ Jangan minta apa yang negara bisa berikan, tapi tanyakan apa yang bisa kau berikan untuk negaramu “.
Ketika krisis keuangan yang merontokan bursa saham. Membuat banyak orang orang kaya yang kehilangan segalanya. Sebuah sistem pasar yang hanya dinikmati segelintir – mereka pemilik modal besar – dan sedikit sekali pengaruhnya pada perkonomian nasional, dibanding kontribusi perbankan dan sektor riil.

Continue Reading