Kita tak bisa habis berpikir bagaimana seorang ketua Pansus RUU DPR – Balkan Kaplale – bisa bersikap apriori dan rasis terhadap kemajemukan bangsanya sendiri. Dalam acara `Dengar Pendapat dalam Rangka ‘ Uji Publik RUU Pornografi ‘, yang dilakukan oleh Pansus RUU Pornografi di Gedung Pracimosono, Kompleks Kantor Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Acara ini juga dihadiri oleh Forum Yogjakarta untuk keberagaman, dan Koalisi Perempuan Yogjakarta.
Selain dihadiri oleh mereka yang pro dan kontra, juga diadakan sesi dengar pendapat. Salah satu adalah peserta, bernama Albert dari papua yang mewakili sekitar 3000 mahasiswa papua di Jogjakarta.
Dalam forum ini Albert meminta agar RUU Pornografi tidak disahkan, karena tidak memberi ruang bagi kaum minoritas, dan membuat Negara Indonesia seolah-olah hanya milik sekelompok orang. Jika harus disahkan, lebih baik Papua melepaskan diri saja karena tidak diperlakukan adil.
Ketika tiba giliran Pansus bicara, Balkan Kaplale langsung menanggapi pernyataan Albert. Kadang agak emosional.
“Jangan begitu dong ah..overdosis. .tak usah ngapain keluar dari NKRI. Timor-timur aja perdana menterinya kemaren mengadu ke Komisi 10, nangis-nangis, rakyatnya miskin sekarang. Betul, belajarlah ke Ambon, saya kebetulan dari Saparua loh “
Lalu ia melanjutkan sambil membentak.
“ Kalau mendengar begini tersinggung! Belajar baik-baik dari Jawa! Kalau perlu kau ambil orang Solo supaya perbaikan keturunan!”
Hiruk pikuk peserta forum mendengar pernyataan sang ketua. Tak percaya ini bisa keluar dari anggota dewan yang terhormat.
“DPR Rasis!”
Balkan menyergahnya.
“Diam dulu! Ini kan hak Ketua DPR juga dong, Ketua Pansus!”
Barangkali Sutan Syahrir akan menangis sedih dari alam baka jika mendengar politikus Partai Demokrat yang tidak memiliki rasa humanisme dan melecehkan keakaneragaman budaya sebuah entity yang dinamakan Indonesia. Syahrir yang humanis selalu menerapkan jiwa universalnya pada perjuangan kemerdekaan manusia bangsanya.
Hampir sepanjang hidupnya Syahrir lepas dari berbau tradisional, primordial dan tidak terbelenggu dengan budaya asal. Seperti Franz Kafka sastrawan yahudi asal Ceko yang tidak pernah mempergunakan kata ‘ yahudi ‘. Syahrir tak pernah menggunakan kata ‘ minangkabau ‘. Ia menjadi manusia universal.
Humanisme yang membebasakan prasangka terhadap perbedaan. Ini mungkin karena pengalaman hidupnya. Ia menghabiskan sebagian hidupnya di pembuangan kolonial di tanah Digul Papua dan Banda Naira, Maluku.
Bahkan ia mengangkat anak anak angkat dari Banda Naira yang dibawa ke tanah Jawa.
Saya tidak akan membahas pro dan kontra terhadap kontroversi Undang Undang ini, karena ini sangat melelahkan. Pertama, sebagai pekerja seni , orang akan mudah mengidentifikasikan dimana posisi saya berdiri. Kedua , Negara bagaimanapun akan memaksakan RUU ini diundangkan.
Walau sejarah pernah menunjuk pada kasus gagalnya ribuan polisi menjamin pemaksaan tata susila Calvinisme di sebuah kota kecil bernama Jenewa pada abad ke 16. Serupa yang pernah terjadi di kalangan Puritan di Boston, Amerika. Semua itu gagal. Sekarang, Jenewa maupun Boston, adalah kota-kota yang semarak dengan kehidupannya yang beragam, yang pluralis.
Menurut Pansus RUU Pornografi , undang undang ini tidak akan menimbulkan disintegrasi bangsa. Alasan mereka, RUU ini tidak diskriminatif dan mengakomodir kepentingan seni dan budaya, adat istiadat, dan ritual tradisional. Benarkah tidak diskriminatif? Jika itu benar, pertanyaan ini harusnya dikembalikan kepada Balkan Kaplale sendiri. Karena ia justru bertindak diskriminatif dalam pikiran dan tindakannya.
Ia tidak bisa melihat kearifan sebuah perbedaan. Sesuatu yang dinamakan toleransi. Karena prinsip prinsip toleransi itu bagaimana kita berbesar hati untuk menerima dan menghargai orang atau kelompok yang tidak sama dengan kita. Misalnya kita mau percaya pada konsep pluralisme, saya yakin tak seorang pun akan tertawa saat mendengar ucapan Balkan tadi. Hak apa yang membuat kita bisa begitu sombongnya mengaku lebih beradab, lebih cantik, lebih indah, lebih pintar dari suku lain.
Saya percaya pada kutipan seorang teman. Seseorang yang sudah tidak adil sejak dalam pikirannya tidak akan bisa bertindak adil dalam perbuatannya. Perkataan Balkan Kaplale – yang rasis dan menghina – menunjukkan jalan pikirannya yang tidak adil terhadap saudara-saudara kita orang Papua.
Semoga ini bisa menjadi pembelajaran terhadap kita semua. Perbedaan yang justru membuat indah taman bunga yang kita miliki. Sebuah Indonesia yang dicintai Sutan Syahrir dan para founding fathers negeri ini.
Cuplikan rekaman forum dapat didengar disini
63 Comments
a!
October 31, 2008 at 12:28 amanehnya itu DK DPR kok gak ada sikap apa pun soal ini? pecat aja!! malu2in punya anggota DPR kayak gitu..
didut
October 31, 2008 at 12:35 amwe’ll see if this kind of law can work in this country
mantan kyai
October 31, 2008 at 12:38 amwaduh .. rasis kelaut aja bung !!!
Anang
October 31, 2008 at 12:43 ambenar menurut dia belum tentu benar menurut mereka, benar menurut mereka belum tentu benar menurut dia. pertanyaannya, kebenaran hakiki dan kebenaran sejati ada pada siapa? siapa yang memiliki ‘kebenaran hakiki yang mutlak tak terbantahkan’? perbedaan itu ada untuk menjadi pemersatu…. merdeka! *halah*
Nazieb
October 31, 2008 at 3:08 amSeandainya saja Indonesia dipimpin oleh seorang minoritas dari Papua…
Pasti gak berani dia ngomong gitu.. Pasti ngomongnya bermanis-manis memuji Papua.. dasar penjilat rasis…
Dony Alfan
October 31, 2008 at 3:25 amSaya pernah mendengar sebuah pendapat bijak dan menyejukkan dari seorang ustad: “Dekati persamaan,pahami perbedaan.”
PS: Di posting ini ada Yogyakarta, Yogjakarta, dan Jogjakarta. Kok gak konsisten, mas? Maap lho, ini sekedar koreksi aja.
Epat
October 31, 2008 at 4:27 ampasti tuh orang gak pernah ikut penataran P4 waktu dijaman sekolahnya kekeke
edratna
October 31, 2008 at 5:50 amSpeechless!
leksa
October 31, 2008 at 6:53 amperbedaan itu indah..
dan persamaan itu menguatkan…
Btw,..
Sjahrir juga sama nasibnya sama Tan ….
tak tersebut dalam sejarah sebagai founding father,…
ambar
October 31, 2008 at 7:15 aminggih mas, kenapa kita ngga lihat manusia lain sebagai manusia. tanpa embel2 agama, kulit dan ideologi
edy
October 31, 2008 at 7:32 ambakar aja… bakar…
bangsari
October 31, 2008 at 7:43 amKetua Pansus = ketua kelas TK Pertiwi. ya masih belajar ngomong…
kucluk
October 31, 2008 at 8:20 amwah…
kalo memang seperti itu, gmana bisa maju…..
*mana semboyan “bhineka tunggal ika “
Herman Saksono
October 31, 2008 at 8:50 amSaya juga sudah lelah memperdebatkan ini. Hehehe. Rupanya, banyak yang lupa kalau demokrasi tidak bertujuan membuat satu pihak menang, dan pihak lain kalah.
Aris Heru Utomo
October 31, 2008 at 9:21 amUntuk anggota Dewan seperti Balkan Kaplale, hanya diperlukan satu kalimat pendek: “Jangan pilih dia di Pemilu 2009”
Aris Heru Utomo
October 31, 2008 at 9:32 amInfo tambahan Balkan mendapat daerah pemilihan (Dapil) Jawa Timur IX yang meliputi Kabupaten Bojonegoro, Tuban.
boyin
October 31, 2008 at 9:47 amya mudah mudahan ini cerita bisa tambah gede alias ngefek..jadi si siapa itu namanya bakal kena batunya. Jaman sekarang karma itu kayak makan cabe…efeknya cepet kok..
itikkecil
October 31, 2008 at 9:53 amjangan pilih anggota legislatif yang rasis *kalo niat milih*
Lance
October 31, 2008 at 10:03 amDonny Alfan,
Wah anda nggak ngerti nih topiknya. Masak kalau Mas Iman dalam postingan ini banyak menulis Jogjayakarta, apakah dia diskriminatiif. ya nggak juga. Kebetulan kejadian itu terjadi di Jogkarta, secara redaksional fakta harus diisebutkan.
IMHO
pitik
October 31, 2008 at 10:09 amaku termasuk menentang RUU Porno-pornoan ini…tapi motifku lain..hehehe
zen
October 31, 2008 at 10:44 amPancen rasis orang satu itu. Waktu pertama kali dengar kabar kata2 dia soal perbaikan keturunan itu, saya langsung spontan mengumpat dengan memelesetkan nama “kaplale” dg kata prokem anak jogja yg berarti jablay.
sitijenang
October 31, 2008 at 10:56 ammungkin cara belajar mereka memang dari berbuat salah. masalahnya, rakyatlah yang terkena getah. tinggal disiapkan saja langkah antisipasi dan solusi ketika timbul berbagai masalah.
Sharon
October 31, 2008 at 10:57 amsedih ya…..
Tuhan tolonglah Indonesia *berdoa*
Hedi
October 31, 2008 at 11:01 amorang indonesia sejatinya memang rasis 🙁
bah reggae
October 31, 2008 at 11:29 amAsyik sekali emang pak Balkan ini yak? Namanya saja Balkan. Klo tak salah, dulu, gara2 dia ini lalu ada PD I. Soal UU Porno itu, yah, negara ditarik2 lagi, & mau lagi. Kemarin SKB Monas, sekarang ini. Nasib, nasib.
Alex
October 31, 2008 at 2:23 pmperbedaaan itu indah…….
pa khabar mas Iman ???
*udah lama nggak kesini, jadi kangen….hehe*
adinoto
October 31, 2008 at 2:33 pmhehehee, kelewat euy acaranya… seru oge jigana hehehee… yang ga kelewat mungkin liat acara iklan Speedy kang 😀 kekeke… hmmm nasib bener ya bangsa ini 🙁 anggota dewan yg terhormatnya masa begitu 🙁
*lagi anget badan, ga bisa komen lagi… 🙁 salam sehat selalu!
ika
October 31, 2008 at 3:12 pmpayah tenan…
konon nih, katanya Bu ratu hemas.. kalo dia jadi first lady… hal yang dihapus pertama dari negara ini adalah pencantuman agama di KTP..
tapi yo pasti bonyok lagi oleh DPR DPR itu
yuswae
October 31, 2008 at 4:34 pmsiapa nama ketua pansus-nya,mas? Balkan kepala lu le..?
siska
October 31, 2008 at 4:43 pmhmmm ketua pansus itu kekanak-kanakan
funkshit
October 31, 2008 at 5:10 pmsetuju sama kang hedi .. Jiwa Rasis menurutku besar atau kecil ada pada manusia. . cuma tidak ditunjukkan. .
menirukan logat suku lain untuk menurutku juga rasis . . padahal saya sering melakukannya .
*koment tidak nyambung itu tidak apa apa
meong
October 31, 2008 at 5:20 pmaku lbh mikirnya gini, gimana kl bapak2 yg sombong2 itu disuruh utk meng-experience sendiri menjadi pihak minoritas yg mengalami diskriminasi.
sepertinya, cara kognitif ga mempan utk kepala mereka yg bebal dan terbuat dr batu. hati juga, tertutup, sehingga sulit utk terbuka.
satu2nya cara ya meng-experience sendiri ato ngalami sendiri. niru2 reality shownya transtipi itu lho, ‘andai aku menjadi’.
bagus banget itu.
bayangkan apa yg terjadi, mas, hehehe….
hanny
October 31, 2008 at 5:39 pmsetuju 😀 jadi tadi malem tuh wajah seriusnya lagi mosting ini, mas iman? 😀
wiek
October 31, 2008 at 6:58 pm1.Hiden Agenda (jangka panjang).
2.Menabur angin menuai badai.
-may-
October 31, 2008 at 10:45 pmMas Iman, boleh saya tahu apakah Mas Iman menghadiri acara itu, atau menggunakan second hand information sebagai dasar penulisan artikel ini?
Sejak beberapa hari lalu, saya ingin menulis tentang ini di blog. Trying to be fair, saya menimbang apakah pernyataan itu benar2 rasis, sebuah inappropriate joke, atau… ada overreaksi dari pendengar. Mengingat Pak Balkan ini dari Saparua, dan penulis surat terbuka dari Jawa, saya agak khawatir ada salah persepsi terhadap tone & intonasi si Ka Pansus. Belum lagi, dari tone surat terbuka itu, saya menangkap kemungkinan bahwa si penulis sendiri sudah agak emosional saat menuliskan suratnya; sudah kadung sakit hati.
Setelah mendengarkan rekamannya, saya terpaksa menyimpulkan bahwa mungkin publik memberikan reaksi berlebihan. Publik terlanjur sebal pada anggota dewan, sehingga ketika ada kritik berupa surat terbuka, maka kritik itu segera diaminkan 🙂
Rekaman saya dengarkan dari sini: http://www.imeem.com/people/HDGcbB5/music/6kJiK7zD/balkan_kaplale_pernyataan_kontroversial/
Semoga bisa menambah wawasan, karena – kalau mau jujur – surat terbuka itu sudah mengebiri fakta. Misalnya: si KaPansus tidak serta merta mengcounter attack dengan membentak sang wakil Papua. Kalimat kontroversial itu masuk dalam sebuah paragraf panjang lebar yang secara kontekstual menjelaskan mengapa muncul kalimat itu.
Jika kita mau mengutip salah satu kalimat Pramoedya Ananta Toer mengenai “Adil Sejak Dalam Pikiran”… dan jika rekaman yang saya dengar itu benar… maka yang saya pertanyakan keadilan sejak dalam pikirannya justru sang penulis surat terbuka tersebut 🙂
Iman
October 31, 2008 at 11:02 pmMaya,
konteks postingan disini adalah perkataan . ” Mencari / kau ambil orang Solo untuk memperbaiki keturunan ” yang menjadikan sebuah sikap rasis.
Masalah forum debat RUU itu sendiri adalah bonus postingan, termasuk redaksional saya menulis – menyergah misalnya.
Saya pikir saya tidak harus menyebutkan bagaimana, asal usul dan metodologi saya menulis postingan. Dengan May membuat sanggahan atau opini , berarti sudah merupakan hak jawab dari yang bersangkutan.
Terima kasih
kyai slamet
October 31, 2008 at 11:58 pmbuat warga tuban, jangan milih calon ini ya!? kalaupun nyoblos demokrat, milih calon lain yang lebih seksi! sayang angie tidak di dapil tuban… hehehehhehe
opo nyoblos kombor bae? 😀
dondanang
November 1, 2008 at 12:35 ampapua sudah mempersiapkan diri buat pisah nih. gawat!
Dony Alfan
November 1, 2008 at 12:39 am@ Lance – Oh, ngono tho? Tapi yang ‘ngomong’ ato ‘nganggep’ kalo mas Iman diskriminatif itu ya siapa?!
elly.s
November 1, 2008 at 5:42 amsemakin menambah pelajaran…
hati2 memeilih pemimpin….
ya jangan dipilih lagi…
Kunderemp An-Narkaulipsiy
November 1, 2008 at 7:24 amOOT dikit…
tuntut DPR dan pemerintah untuk mengeluarkan koleksi lukisan telanjang milik Bung Karno buat dibakar di depan publik yuk! Buat membuktikan kesungguhan pikiran mereka saat menetapkan UU APP. Penasaran aja, apa mereka tega..
mitra w
November 1, 2008 at 7:47 ambah !!! Potong aja !!! (astaga, kok gw emosi banget yak?)
Dil
November 1, 2008 at 10:32 amNgomong kok ya gak dipikir..ck..ck..ck..
Och4mil4n
November 1, 2008 at 12:42 pmBelum tau apa, kalo orang papua nahan matahari di timur sana Jawa bisa gelap. Hehehe, joke jadul.
Wah, kasian banget itu pak ketua pansus. Baru kemaren di forum satu ada yg rasis, sekarang baca ini pun, hmmmm…
tapi, saya rasa dia ambon. yg dibilang pun dari timur sana (papua). kalo dari kerasnya omongan gak masalah itu. tapi kalo dah rasis itu yg gak bener 🙁
Chic
November 1, 2008 at 2:26 pmah ada apa dengan memperbaiki keturunan? apakah hanya dengan menikah dengan orang Solo lantas menghasilkan keturunan yang bagus? bukankah bagus itu hasil didikan dan pembentukan lingkungan terdekat?
lalu untuk apa ada istilah Bhineka Tunggal Ika? pasti itu orang dulu nilai PMP nya 5 deh di rapor!
dasar ketua pansus yang aneh…. ck!
rani
November 1, 2008 at 3:28 pm@kunderemp:
yang robohin monas kayanya lebih seru 😀
Asulonte
November 1, 2008 at 9:25 pmWah kalau gini pak Balkan kapalen ini nggak perlu dilayani lagi deh, kalau dia cari germo, lebih baik dilayani dengan lading (pisau), terus itunya dipotong dan digoreng seperti menggoreng sosis saja, karena gara gara itunya pak Bakan Kapalen ini, keluar Undang Undang Pornographi, kalau dia tidak punya senjata itu kan tidak akan jadi masalah apa apa lagi.
Atau lebih baik setiap hari kita cegat saja di DPR, begitu dia masuk ke DPR maka langsung saja kita kroyok dan kita potong sosisnya, biar bener bener kapok. Mari kita bersatu untuk menumbangkan KAPAL BALKAN ini.
Sandy
November 1, 2008 at 9:44 pmemang dr awal UU ini seperti ada maksud dan niat utk memecah belah kesatuan bangsa..
who knows klo ada hidden agenda didalamnya..sapa yg tau klo devide et empera di terapkan lagi di sini..biar hancur dulu di dalam..baru disikat dr luar..
(sigh)
jafis
November 2, 2008 at 1:45 ampak menteri belum pernah diospek masuk milist komunitas bloggers wongkito.net seehhh
jadi nggak bisa merasakan pahitnya kritikan, perdebatan dan menahan emosi dan menghargai orang lain..
orang seperti dia juga nggak asyeek kalo jadi blogger..
pasti komen yg jelek di hapus….dan tinggalin yang bagus ajah….
hehhehehehehe
budiernanto
November 2, 2008 at 9:03 ammenyenangkan melihat wakil-wakil rakyat itu berulah..