TD Pardede , tokoh pengusaha asal Medan jaman dulu jika masih hidup tentu akan tercengang membaca berita majalah Tempo minggu ini :
“ Dari luar ruangan, sejumlah tokoh melihat pertemuan itu berlangsung dingin. Teh dalam cangkir berlogo Istana Presiden yang diangkut dari rumah Soeharto, tak disentuh. Hendarman – Jaksa Agung – kata sumber itu, lalu mengajukan konsep penyelesaian di luar pengadilan. Diantaranya, keluarga Soeharto harus membayar 4 trilyun kepada negara. Ini sepertiga dari tuntutan Pemerintah, yakni US $ 420 juta dan Rp 185 milyar plus ganti rugi immaterial Rp 10 trilyun atas Yayasan Supersemar .
Mbak Tutut dan adik adiknya hanya terdiam mendengar angka yang diajukan Pemerintah “.
Si ompung yang dekat dengan Bung Karno pasti teringat saat suatu hari dia dipanggil mendadak ke Jakarta. Mengetahui betapa miskinnya sang Presidennya. Setelah ngobrol ngobrol bersama menteri lainnya, Presiden Republik Indonesia itu mengajak TD Pardede ke pojok ruangan.
“ Pardede, bisa kau pinjamkan aku uang ? “
Gelagapan karena langsung ditodong oleh penguasa negeri. TD Pardede merogoh saku saku jasnya dan memberikan seribu dollar dari kantongnya. Namun Bung Karno hanya mengambil secukupnya dan mengembalikan sisanya kepada Pardede.
Lain cerita salah satu ajudan terakhir,Putu Sugianitri seorang bekas Polisi wanita yang juga harus pensiun tanpa kejelasan. Suatu saat setelah tidak menjadi presiden, Bung Karno jalan jalan keliling kota dan tiba tiba ingin buah rambutan. ” Tri , beli rambutan “.
” Uangnya mana ? ” tanya si polwan asal Bali itu.
” sing ngelah pis ” kata Bung Karno dalam bahasa Bali yang artinya ” saya tak punya uang “.
Jadilah sang ajudan memakai uang pribadinya untuk mantan presiden yang tidak memiliki uang.
Ada juga cerita dari Bang Ali Sadikin.
Saat ia menjabat Menko Maritim. Ia ditanya oleh Bung karno apakah ia bisa membantu bisnis mertua Bung Karno yang berkaitan dengan perijinan pelabuhan. Setelah dipelajari Ali Sadikin mengatakan tidak bisa. Peraturan mengatakan demikian.
“ Ya sudah , kalau tidak bisa “ kata Bung Karno.
Bang Ali berpikir. Luar biasa ini manusia. Padahal sebagai Presiden ia bisa memaksakan memberi perintah. Yang mengagumkan Bung Karno selanjutnya tidak pernah dendam, bahkan kelak mengangkat May.Jend KKO Ali Sadikin sebagai Gubernur Jakarta.
Dari cerita tersebut diatas, kita tahu Bung Karno tidak pernah peduli dengan uang atau harta. Ketika turun dari kekuasaan kita tak pernah tahu bahwa Bung Karno dan keluarganya meninggalkan kekayaan yang melimpah ruah.
Saat mendapat surat dari Jenderal Soeharto, bahwa Bung Karno harus meninggalkan Istana Merdeka sebelum tanggal 16 Agustus 1967. Maka teman teman Bung Karno yang mengetahui rencana itu segera menawarkan dan menyediakan 6 rumah untuk tempat tinggal dan putera puteri Bung Karno.
Mendengar hal itu Bung Karno seketika marah, bahwa ia tidak menghendaki rumah rumah itu. Ia menginginkan semua anak anaknya pindah ke rumah Ibu Fatmawati.
“ Semua anak anak kalau meninggalkan Istana tidak boleh membawa apa apa, kecuali buku buku pelajaran, perhiasan sendiri dan pakaian sendiri. Barang barang lain seperti radio , televisi dan lain lain tidak boleh dibawa ! “
Demikian Bung Karno memerintahkan.
Guntur – putera tertua – setelah mendengar penjelasan itu merasa kecewa, karena ia sudah terlanjur menggulung kabel antenna TV yang akhirnya tidak boleh dibawa pergi.
Sementara Ibu Fatmawati mengeluh karena kamar di rumahnya tidak cukup.
Tak berapa lama datang truk dari Polisi yang membawa 4 tempat tidur dari kayu yang bersusun, dengan kasur dan bantalnya tapi tanpa sprei dan sarung bantal. Juga beras 6 karung.
“ Anak anakku semua disuruh tidur di tempat tidur susun dari kayu, tanpa sprei dan sarung bantal “
Konon Ibu Fat, marah marah kepada utusan yang membawa perlengkapan itu.
Bung Karno keluar dari istana dengan mengenakan kaos oblong cap cabe dan celana piyama warna krem. Baju piyamanya disampirkan ke pundak, dan ia memakai sandal bata yang sudah usang. Tangan kanannya memegang kertas Koran yang digulung, berisi bendera pusaka merah putih. Bendera yang dijahit oleh istrinya sendiri, ibu Fatmawati ketika masa proklamasi kemerdekaan dahulu.
Tak ada voor ridjer, pengawalan atau penghormatan seperti ketika Presiden Soeharto – yang diantar Jenderal Wiranto sampai ke mobil Mercedes – meninggalkan Istana Merdeka setelah menyerahkan jabatannya kepada Habibie.
Ia meninggalkan istana dengan mobil vw kodok yang dikendarai seorang supir asal kepolisian. Salah seorang anggota kawal pribadinya membawakan ovaltine, minuman air jeruk, air teh, air putih, kue kue serta obat obatan Bung Karno.
Itulah seluruh harta yang dimiliki Bung Karno ketika meninggalkan Istana.
Selebihnya ditinggalkan.
Kelak harta kekayaan Soekarno yang ditinggal di Istana didata oleh pihak penguasa dengan dibuatkan berita acara. Barang barang itu mulai dari logam emas batangan, lukisan lukisan, buku buku, pakaian, minyak wangi, bolpen, uang dollar yang semuanya bernilai tidak sedikit. Dan semua itu tidak pernah diserahkan kepada Bung Karno atau keluarganya. Tidak jelas siapa yang mewarisi.
Pada akhirnya tidak penting juga mewarisi sebuah kekayaan. Karena dia bukan berhala harta. Hanya sebuah janji yang tersisa yang wajib kita jaga, untuk sebuah Indonesia yang bersatu dan bermartabat. Tidak ada juga deal deal khusus. Hanya sebuah persetujuan dalam segenggam bait puisi Chiril Anwar.
Janji itu terus melintas jaman. Sampai kapanpun.
Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh
( Persetujuan dengan Bung Karno – Chairil Anwar )
211 Comments
Fadli Reza
January 23, 2008 at 3:01 amSayangnya, sifat Bapak Sukarno yang anti KKN itu ngga direrusin ama penerusnya… si you-know-who
evan
January 23, 2008 at 3:57 ambaru ngerti aku mas, nek Ovaltine iku wes ono sejak jaman bung karno. 😀
–
Oh ya..mbahas bung karno pancen ora ono bosene. Lha bahas Pak Harto sakit terus2an aku malah bosen.. hahaha.
didi
January 23, 2008 at 7:52 amya sudah seharusnya ditinggal kan? setelah sekian tahun menikmati. kalo mau bersih beneran, diaudit dong. semua diktator kan sama aja. kalo gak gila perempuan ya gila harta. ada juga yang gila wibawa, masih mau maju nyalon lagi. turunan bapaknya?
gempur
January 23, 2008 at 8:51 amSejujurnya, saya mendengar ini menjadi miris, ah, soekarno-soekarno baru kapan munculnya? Indonesia butuh pemimpin yang tak mementingkan kenyangnya perut sendiri.. jadi terharu membacanya mas!
Saya terus menunggu setia tulisan anda tentang pak karno..!
isma
January 23, 2008 at 9:23 ammas, saya berani jamin para anggota dewan yang kemarin baru merenovasi rumah dan mendapat fasilitas tv layar datar di setiap sudut gedung kantornya tidak akan bisa menulis tentang semangat Soekarno sebagus ini…
och4mil4n
January 23, 2008 at 9:47 amHi mas lam kenal. kenapa yah tiap hari pasti deh maen ke blog mas.
Postingannya buagus2.
Miris banget baca postingan ini. Benar-benar bapak bangsa.
Di tunggu tulisan tentang Bung Karno lainnya.
Kapan yah ada pemimpin bangsa yang berkharisma seperti beliau.
Regards
Anang
January 23, 2008 at 10:48 amsemua orang memiliki dua sisi.. sisi positif dan negatif…. dua orang pemimpin bangsa kita terdahulu pun punya kedua sisi tersebut…. mungkin cuma berbeda dari segi timbangannya saja…. tapi yang jelas pak karno adalah perjuang sejati demi tegaknya harga diri Indonesia dengan menanggalkan tujuan perut saja… tapi pak Harto adalah pejuang sejati demi tegaknya perut-perut Indonesia dengan menanggalkan harga diri…. sebuah hal yang sangat bertolak belakang……. hanya untaian harapan dan doa yang ingin saya panjatkan dengan tulus ikhlas kepada-Nya agar bangsa ini tetap mendapat rahmat dan hidayahNya untuk terus melangkah memperbaiki semua yang sedang sekarat agar lekas sembuh dan mampu berlari mengejar ketertinggalan yang ada……. amin……..
cK
January 23, 2008 at 11:03 amwew….saya tercenung baca postingan ini. membandingkan penguasa pertama RI dengan penguasa kedua yang amat berbeda. 🙁
saya jadi makin kagum dengan bung karno…
Goenawan Lee
January 23, 2008 at 11:05 amBetapa sikap Soekarno yang cenderung menjauhi kapitalisme diterapkan dalam dirinya pribadi, yaitu dari tidak membawa apa-apa, menjadi pulang tanpa apa-apa. 😀
Memang itulah hakikat manusia, apa yang akan dibawa mati nanti…?
(wuih, seperti yang lain saya juga merinding)
Saya tunggu edisi Soekarno lainnya~
Iman Brotoseno
January 23, 2008 at 11:33 amanto,
mendingan buat partai bloger he he
dharma,
no worries ! Soekarno bukan nabi yang seratus persen suci. Mungkin dia juga terlalu naive untuk dipergunakan oleh orang orang sekitarnya. Dewi Soekarno memang menjadi broker sejumlah proyek bantuan pampasan perang Jepang ke Indonesia. Dia memang istri yang paling materialistis. Tetapi paling bisa mengambil hati Bung Karno ( dan Bung Karno paling tidak berdaya di hadapan dia..saya punya dokumentasi film Bung Karno sedang diwawancarai oleh TV asing, dan Dewi dengan santainya duduk di pinggir kursi Bung karno..mengelus ngelus pundaknya, cengar cengir ). Wah kalau bicara tentang Dewi bisa satu postingan sendiri,..anda tahu ‘ affair’ dia dengan salah satu putera Soeharto ? Rumahnya yang di London pemberian si anak Soeharto. Dari situ kita tahu mentalitas Dewi Soekarno. Jangan samakan dengan istri istri Bung Karno lainnya.
Mengenai Hartini ( konon istri yang paling disayang Bung Karno karena paling charming, pintar bergaul dengan kepala negara asing, intelektual, bisa berbahasa asing juga ). Setahu saya rumah yang di dekat jalan Proklamasi adalah sumbangan teman teman Bung karno. Sebagaimana anak anak Bung kaeno yang diberi pom bensin jaman bang Ali menjabat Gubernur.
Hadiah untuk Bung karno …? yang Bung karno mungkin tidak pernah menolak hadiah hadiah itu , lukisan, uang, parfum, emas..Tapi dia juga tidak pernah memakai, dan tidak peduli. Berbeda dengan Bapak Pembangunan kita yang dulu menerima hadiah dengan saham bank BCA 25 % ( buat keluarganya ), atau jatah preman dari kontrak karya penambangan, PMA dsb.
Intinya Soekarno memang tidak sempurna, Namun dalam ketidaksempurnaannya itu saya merasa sesuatu yang jauh berbeda dengan penerus penerusnya.
Anang
January 23, 2008 at 1:31 pmintinya kesempurnaan itu hanya milik Allah ya mas iman… hehehehehe
*pinjem kata2nya dorce gamalama
ayi
January 23, 2008 at 1:46 pmhmmm mau komentar apa yahh…
sepertinya semua sudah terwakili…, hallahhh…!!
ada yang suka, ada yang setengah suka, ada juga yang biasa-biasa aja.
Bagaimanapun jaman sekarang memang sepertinya belum ada lagi orang yang sekelas soekarno…, atau memang ga bakal ada lagi pimpinan yang seperti beliau…? Hikss…, tapi kita ga bole kehilangan harapan khannn…? (tanya ma siapa ya…., silakan dijawab di hati masing2…)
Hedwig™
January 23, 2008 at 2:09 pmmungkin kita butuh diktaktor untuk memimpin negara ini…. mungkin
aryo
January 23, 2008 at 4:38 pmmemang setelah dia belum ada pemimpin negeri ini yg benar-benar berjuang untuk rakyatnya, yang membawa harum nama bangsanya dan dicintai seluruh negeri bahkan sampai ke anak cucu.
Apa ada yang ingin membuatkan film untuk beliau ya? sudah lama sekali sy menunggu,.apa harus saya sendiri yang membuatnya,.hahaha (mustahillll)
meitymutiara
January 23, 2008 at 5:45 pmpara pemimpin negeri ini, masih ada yang seperti bung karno ga ya? maaf, bukannya ikut-ikutan tapi aku salut dengan kejujurannya. lepas dari his personal life yang semua juga tau mengenai keluarganya, tapi itu masalah yang berbeda.
yaaa … bung karno kan juga manusia.
wigati
January 23, 2008 at 6:33 pmnever doubt him … even just a second.
kyknya mas Iman punya banyak koleksi mengenai BK ya? Saya jadi penasaran pengen liat dokumentasi2 mengenai beliau, apalagi yang Ratna Sari Dewi colek-colek BK (wondering what was her thought at that time!).
susah dicompare memang BK, cinta tanah air nya udah mendarah daging dan willing to do anything for the sake of the country, apa karena memang beliau adalah founding father dari negara ini. belum lagi kecintaan nya yang mendalam pada kesenian asli indonesia, sehingga saya sempet denger bhw anak2 belio harus bisa nari atau kesenian asli apapun.
saya pernah denger lagi dari ipar saya (bpknya adalah salah satu petinggi jaman BK), katanya istana jaman dulu itu penuh dengan lukisan2 indah dll gitu … gatau deh kalo sekarang ya?
sluman slumun slamet
January 23, 2008 at 9:27 pmsepakat. bagi kita yang penting
“api perjuangan telah berkobar, warisilah semangatnya! bukan abunya”
MERDEKA!
btw: saya penggemar bung karno tapi gak milih “mbok berek” dan partainya!
elly.s
January 23, 2008 at 9:54 pmhmhmh..dua cermin yang berguna buat kita……
kenny
January 24, 2008 at 12:20 ammakanya bung karno dipanggil bapak proklamator, sedang pak harto bapak pembangunan (mbangun KKN) 😀
max
January 24, 2008 at 6:44 pmSaya benar-benar kagum dengan prinsip Bung Karno ini. Ah, andai saja semua (mantan) presiden kita seperti beliau, saya yakin takkan ada korupsi yang beranak-pinak hingga pemerintahan terendah….
fauzan sigma
January 25, 2008 at 12:09 amkapankah ada bung karno2 baru yg lahir utk menyelamatka bangsa ini?
akhlak yg luar biasa…
ridhocyber
January 25, 2008 at 12:47 amsangat sangat patut di teladani bung karno itu…
de
January 25, 2008 at 9:46 ammerinding aku mocone mas. btw aku baru tau kalo voor ridjer itu boso londo dan nulisnya gitu hehehe
yoki
January 26, 2008 at 2:37 am“berhala harta tidak akan dibawa mati!”…mungkin itu yang ada dalam benak Bung Karno….
dewi
January 26, 2008 at 2:27 pmSayang lagi di warnet, kalo di rumah saya dah bersimbah air mata
ndaru
January 27, 2008 at 2:37 pmMiris, jika dibandingkan dengan siaran di tv dan kehebohan paska meninggal nya Soeharto
Lamsijan
January 27, 2008 at 4:56 pmaku ora iso komentar, nik ndelok berita TV sekarang,
aku paling kehilangan Soeharto, wong pengadilane durung rampung kesusu mati . . .
terusane kira-kira piye ?
wening
January 27, 2008 at 5:09 pmsedih,marah,..mm kaya tersulut api stlh mbaca ne’
Firman
January 28, 2008 at 12:26 pmSiapa pun Presiden Indonesia… di hati saya hanya ada satu Presiden RI yaitu Bung Karno & Wakil nya Bung Hatta
segala kelebihan & kekurangan beliau tetap harus kita akui bahwa dia adalah The Founding Father Indonesia, Proklamator Kemerdekaan Indonesia . . .
adi
January 29, 2008 at 8:10 amtrus anak anak soekarno kok pada diem2 aja sekarang?
Wied
January 29, 2008 at 5:51 pmWualah Mas,
lha Bung Karno kok mau dibandingkan dg Asoeharto…kaya bumi dg langit Mas!
mungkin yg kasat mata cuma soal harta kekayaan-nya saja yg bisa melebihi Bung Karno, soal lain-lainnya (pendidikan, karir, pengorbanan, kesan negara lain/luar negeri dll) kok mau dibandingin…?
hanya yg gak waras saja yg bilang harto lebih baik!
marhen
January 30, 2008 at 12:47 pmdari cerita diatas, pendapatku:
Bung Karno, gagah badannya serta gagah budi pekertinya. Ksatria sejati ditunjukkan saat dia berbincang dengan Ali Sadikin, saat dia meminta anak2nya tidak membawa harta di istana. WOW!!!
Robby A. Sirait
January 30, 2008 at 6:54 pmmas iman, tulisan yang ini aku copy ke blogku yak ama tulisan sukarno sejarah yang tidak memihak…..ndak papa kan mas???trims
Neng Keke
January 31, 2008 at 1:48 pmKalo cerita tentang beli rambutan, gue juga pernah baca di kompas. Kalo engga salah yang cerita ya si asisten itu, polisi apa apaaa gitu. Salut.
Cuma kepikiran aja ya… 20 atau 50 taun lagi… Ada ga’ ya yang tiba-tiba cerita tentang Soeharto yang ternyata miskin, sederhana, bebas korup, dll??? :p
lady
February 1, 2008 at 10:43 amsuer, saya mulai tau ttg sisi soekarno (yang amat diidolakan ayah saya) itu dr sini. selama ini saya hampir tdk tau kisah beliau. hmmm… pantesan aja ayah… (mmg saya ga pernah tanya2 ttg idolanya itu ke beliau )
Bang Samiun
February 1, 2008 at 12:53 pmYeeeh, kalo orang maunya cuma muja uang dan harta tentu aje idolanya Suharto…..namanye aje Su = besar, banyak dan harto = ya harta….
Kalo orang yg punya kepribadian tinggi dan menjunjung jati diri dan keadilan ya tentu aje idolanya
Bung Karno….yg dari namanya ajae udah ketahuan, apalagi sifat2nye…..
Su = besar,banyak dan karno = yg bersifat kesatrya, gentleman.
Jelas kan brothers and sisters ?
yuk
February 5, 2008 at 1:37 pmmasaallah,,merinding bngt ak baca artikel ini,,semoga kelak qt mendapatkan pemimpin yg baek&bersih amin,,
bahtiar
February 6, 2008 at 1:27 pmcerita sejarah yang tidak didapat waktu saya sekolah …. 🙁
kere mlarat
February 6, 2008 at 3:35 pmWaah,Bung Iman kenapa baru posting sekarang,kenapa tidak lebih awal sebelum negara tercinta ini carut marut walaupun sudah beberapa kali ganti presiden.
Tetapi tulisan ini sangat menyentuh rasa kemanusiaanku yang paling dalam,sangat mengharukan.Sebelumnya tidak terbayangkan seorang Soekarno sampai harus”ngemis”keanak buah karena miskin akibat kejujurannya.
Saya menyarankan agar tulisan ini di sebar-luaskan,supaya pesan moral yang terkandung di dalamnya lebih banyak rakyat dan pemimpin di negeri ini yang tersentuh. Lepas dari pro dan kontra atas seorang Soekarno,moral yang baik seperti dalam tulisan ini patut kita teladani baik sebagai rakyat apalagi sebagai pemimpin,sehingga Indonesia cepat lepas dari keterpurukan.Semoga
McYuen
February 6, 2008 at 10:37 pmMas Iman,
bravo ada tulisan mu… ini mulai menjawab banyak fakta2 yang selama ini coba dihilangkan dari benak para generasi muda seperti saya ini.
Mengenai cuplikan adegan BK keluar dari Istana Merdeka, saya pernah dengar, bahwa BK sempat membuka kembali koper dan membagikan koleksi dasinya kepada semua pembantu2nya di Istana, karena itulah sisa harta yang beliau miliki.
bila masih ada diantara pembantu2 tersebut yang masih hidup sampai hari ini, kesaksiannya akan menjadi stori yang luar biasa…
*salam dari pengagum BK di Pontianak
-andrew yuen-
nopan
February 10, 2008 at 11:34 pm[quote]Wah kalau bicara tentang Dewi bisa satu postingan sendiri,..anda tahu ‘ affair’ dia dengan salah satu putera Soeharto ? Rumahnya yang di London pemberian si anak Soeharto. Dari situ kita tahu mentalitas Dewi Soekarno.[/quote]
bok segera diterbitkan yang ini…., lhaa anak Soeharto yang mana ini yg doyan TG …?? BT opo TM ?? opo malah SGT ?? ditunggu lhooo sekalin pesan tiket pertamax..
eko
February 21, 2008 at 3:44 pmdi dada ini masih melekat sekelumit ajaran bapak, kerakyatan
Prie
March 9, 2008 at 1:48 pmCerita ini kudapat dari Mamahku,bahwa dulu uyut saya bersahabat dan seperjuangan dengan Bung Karno.Waktu berguru Bung Karno ,Abah Kadma dan Abah Ukar (uyut saya).Mereka Bertapa dengan cara dikubur seperti mayat selama 40 hari.Mereka hanya makan pisang dan untuk memastikan mereka hidup dengan menggunakan tali,jadi kalau tali ditarik2x keatas dan ada respon maka masih hidup,kalau tidak ada respon berarti meninggal jadi gak perlu repot mengubur hehe,dari hasil pertapaan tersebut Bung Karno mendapat keris,Uyut saya dapat kitab jayabaya dan buku bertulis Arab gundul,Abah Kadma Gak tau.Namun tiga sahabat ini terpisah ketika Bung Karno dibuang Ke Digoel,sedangkan Uyut saya dan Abah Kadma lari ke selatan.Sampai melahirkan keturunan saya dikampung bau lisung ,dikota bau sampah hehe. suprie78@yahoo.co.id
Prie
March 9, 2008 at 2:04 pmBung Karno memang tokoh kharismatik,berilmu tinggi,sayang rakyat. namun siapakah diantara anak keturunan Bung Karno yang mempunyai sifat seperti itu.
grandika
March 10, 2008 at 1:16 amyah sayangnya bung karno agak playboy c
http://aoofle.com.forum
tempat sharing dan diskusi semua hal yang berhubungan dengan spiritual, magic, love, pelet, herbal dan internet
matho
March 16, 2008 at 1:16 pmjadi merinding aku bacanya, hebat…. ga ada yg seperti bung karno….. walaupun pak harto..
bung karno ga ada tandingannya…
alexandra viranica
April 15, 2008 at 6:47 amSemakin banyak referensi yang sy baca tentang presiden ku ini… semakin hati ini rasanya tidak rela… hati ini teriris… sedih skali.
Koq bisa bangsa ini meperlakukan beliau sepert itu di akhir masa hidupnya? dan sampai sekarang ini pun masi belum banyak yang bisa kita lakukan untuk menghargai pengabdiannya.
Bukankah bangsa ini hutang budi kepada beliau… bukankah bangsa ini hutang nyawa kepada beliau? Beliau berikan hidupnya… kebahagiaannya.. demi memerdekaan bangsa ini? smua orang tau itu.. tapi tidak smuanya tau cara berterimakasih atas pengorbanan beliau..
Aku ini hanya orang biasa.. dari keluarga yang bukan siapa2. aku sadari, sekarang aku tidak lain dari orang orang yang tidak tau cara bertrimakasih kepada beliau.. sbab yg bisa aku lakukan baru menangis saat baca biography beliau.. melakukan hal2 yang kecil untuk menjanga kebudayaan indonesia… smuanya yang belum seberapa dibandingkan apa yang sudah beliau lakukan untuk bangsa ini…
aku ini memang bodoh. Banyak niat, tapi tidak tau apa yang perlu aku lakukan.. andai beliau ini masih ada.. disuruh stiap hari cuci bajunya sekeluarga pun aku rela. aku mau… Apapun akan aku lakukan jika memang ada cara untuk sekedar berterimakasih kepada beliau.
andai ada orang yang bisa memberitahuku.. apa yang bisa aku lakukan… sekdar bantu bantu meng-arrange acara… atau apapunlah.. tidak akan mungkin aku sanggup menolak. sbab aku memandang beliau.
Yah.. skarang aku kuliah saja baik2… kerja baik2.. memohon pada tuhan semoga kelak ada masa dimana aku berkesempatan jadi orang besar (org yg sgt berguna-aku tidak tertarik jadi politisi).. supaya bukan hal kecil saja yang bisa aku lakukan.
Dari lubuk hati ini, aku sungguh ingin jadi orang besar supaya ada hal besar yang bisa aku berikan kepada bangsa ini… sekedar untuk berterimaskih kepada beliau…
alexandra viranica
April 15, 2008 at 6:56 amkalau diantara kalian ada yang tau cara melakukan sesuatu untuk beliau.. silahkan beritau aku.. aku sgt berterimakasih. (cupppz@yahoo.com)
Kardjo
April 20, 2008 at 12:47 pmmas iman, saya cukup khawatir dengan berita ini . Tempat dimana masa kecil saya waktu di Blitar sering main dhelikan atau sekedar numpang berteduh ketika pelajaran Pendidikan Djasmani mengharuskan saya lari-lari dari ‘bon rodjo’ kembali ke sekolah melewati jalan di depan rumah ini.
Tempat dimana ‘Putra Sang Fajar’ tumbuh dan berkembang.
Ah., seandainya saya memiliki uang ….. (yang semakin langka di negeri sendiri)
Kardjo
April 20, 2008 at 1:38 pmKalau seingat saya, dari semua isteri BK, mulai dari bu Inggit sampai Dewi, di mata saya yg paling smart ya bu Hartini, tetapi yang paling bisa ngeladeni ya bu Fatma (my personal sight).
Kalau sama yu Dewi itu sih ‘dengar-dengar’ memang strategi bapak untuk bisa mendapatkan dana dari Jepang.
Indonesia butuh membangun bung. Jepang punya teknologi dan duit. Tahu dimana tambang minyak dan sebagainya.
Ah, bapak terlalu cepat meninggalkan negeri ini. Ibarat balita masih mbrangkang sudah ditinggal. Balita itu belum dewasa, cuman menjadi Repelita saja. ssssghh!