Browsing Category

PERJALANAN

Koteka menatap modernisasi

“ Wah wah wah wah “ suara itu bersahut sahutan memenuhi perkampungan Suku Dani di desa Jiwika – distrik Kurulu, Lembah Baliem – menyambut kedatangan kami. Artinya, terima kasih atas kedatangannya. Dusun yang luas ini terletak di dilereng bukit yang tinggi, dengan sebuah sungai kecil membelah hutan kecil disisinya.

Para lelaki keluar satu per satu dari pondok kayu berbentuk bulat dengan atap rerumputan yang disebut Honai, langsung menjabat erat tangan kami. Hangat dan sangat bersahabat. Semua lelaki dewasa tinggal bersama sama di pondok honai yang disebut Pilamo. Beberapa pasang mata tampak hanya menyelidik dari dalam kegelapan honai.

Sementara kaum wanita duduk duduk bersama anak anaknya di depan rumah pondok kayu memanjang. Rumah ini merupakan tempat tinggal wanita dan anak anak sekaligus berfungsi sebagai rumah dapur. Lebih tepatnya sebagai penyimpanan logistik bahan makanan, karena mereka memasak di halaman. Pondok bagi wanita dan anak anak disebut Ebeaila.

Yali Mabel, sang kepala suku menyeringai lebar sambil menghisap rokok tembakau local cap “ Anggur Kupu “. Wajahnya keras dan tatapannya tajam. Berambut keriting dan sebagian wajah hitamnya dicat hitam dari arang. Ia tetap mengenakan holim ( koteka ), bertelanjang dada, tanpa alas kaki dan kepalanya dihiasi hiasan bulu bulu burung. Ada hiasan kerang kerang yang menjuntai di dadanya. Satu satunya produk modern yang melekat di badannya hanya sebuah jam tangan stainless steel di pergelangan tangannya.

Continue Reading

Menonton bola Arsenal

Akhirnya kembali ke London, setelah hampir 15 tahun. Tak banyak yang berubah, kecuali kini banyak sekali orang orang asal Russia atau negara negara Eropa timur yang menjajakan barang dagangan di pinggir sepanjang jalan jalan utama. Sesuatu yang tak pernah ada pada jaman dulu.
Selain itu atmosfer persepakbolaan yang paling menarik perhatian di muka bumi. English Premiere League. Kebetulan ada jadwal pertandingan Liga Champions antara salah satu klub favorit saya Arsenal dengan Olimpiakos asal Yunani. Jadilah saya tak menyianyiakan kesempatan menarik ini.

Stadion yang dibangun senilai 430 juta pound tadinya terletak di jalan Ashburton Grove yang terletak di kawasan Highbury, London Utara. Stadion yang baru dihuni sejak 2006/2007 ini, tak jauh dari lokasi bekas stadion lamanya yang kini dirubuhkan untuk menjadi kawasan bisnis. Benar benar tak jauh, hanya 500 meter mungkin.
Setelah deal sponsor 100 juta pound, stadion berkapasitas 60,000 orang ini dinamakan Emirates Stadium.

Ada dua akses utama mencapai stadion ini,yakni melalui stasiun subway Arsenal dan satu lagi stasiun Holloway Road. Jika kita keluar dari stasiun kereta bawah tanah Arsenal, maka kita akan tepat berada di mulut perumahan Highbury. Dengan berjalan sekitar 200 meter melalui pemukiman itu, kita akan mencapai sisi selatan Emirates Stadium.
Sementara jika kita keluar melalui stasiun Holloway Road. Kita akan berjalan – menyebrangi jalan raya – tak jauh juga untuk mencapai sisi utara stadion ini.

Continue Reading

Galway – sebuah kota wisata di Irlandia

Galway, adalah sebuah kota terletak di Irlandia barat dan walaupun kecil untuk ukuran kota di Indonesia. Galway dengan populasi tak sampai 100,000 orang merupakan kota nomer empat terbesar di Irlandia. Pada akhir pekan kota ini banyak dikunjungi wisatawan local atau mancanegara.
Kota yang terletak di tepi sungai Corrib merupakan kota pelabuhan yang terbagi dari beberapa kanal kanal yang saling berhubungan. Pada jaman dulu kanal kanal ini menghubungkan transportasi ke laut.

Tidak heran, Galway memiliki sejarah panjang sebagai kota perdagangan pada abad pertengahan. Armada Spanyol, Portugis juga kerap mengunjungi kota pelabuhan ini sebagai transit menuju eksplorasi ke benua Amerika.
Demikian Columbus pernah mencatat dalam buku log nya pada tahun 1477.
Jika melihat Galway – yang ditempuh sekitar 3 jam perjalanan darat dari Dublin – sekilas kita seperti melihat gaya kota kota di mediterania, Eropa Selatan. Bentuk rumah rumah di tepi pantai, kanal dan yang menarik bangunan bangunan rumah bagai labirin di pusat kota.

Bangunan itu terdiri dari toko, rumah makan, kedai minum, supermarket sampai pasar tradisional. Terutama terletak di Shop Street, tak jauh dari pusat kota, berbentuk taman yang dinamakan Eyre Square.
Galway dibangun tahun 1124 jaman dinasti Connacht dan mengalami perjalanan panjang pendudukan penguasa.

Continue Reading

Late summer in Dublin

Suara dengung pesawat B 747 Lufthansa yang membawa ke Jerman itu, terasa membosankan hampir semalaman. Betapa tidak. Diawali penerbangan Lufthansa selama 14 jam dari Jakarta ke Jerman. Kemudian transit selama 4 jam di bandara Frankurt , sebelum melanjutkan 2 jam penerbangan menuju Bandar udara Dublin, Irlandia.

Ini adalah perjalanan memenuhi undangan ‘ Guinnes ‘ dalam rangka peringatan ulang tahun ke 250 tahun. “ The remarkable of 250 years “
Ketika menyebrangi laut Celtic, menuju tanah Eire. Saya melihat dari udara ladang ladang tanah pertanian yang terhampar berkotak kotak. Mengingatkan pemandangan sawah ladang yang membentang luas di bumi pertiwi nusantara.

Dublin terletak di tengah tengah sebuah teluk dan dalam bahasa Irlandia, kota ini disebut Baile Átha Cliath yang diambil dari kata Dubh Linn yang berarti “kolam hitam”. Tak ada kolam. Hanya sebuah sungai – river liffey – yang teduh, membelah kota disisi utara dan selatan.
Sebuah replica kapal kayu ‘ Jeanie Johnston ‘ abad lalu, bersandar di tepinya. Tak jauh dari hotel “ The Clarence “ milik Bono, personil U 2. Kapal ini memang sengaja untuk mengingatkan semangat dan etos perantauan imigran Irlandia ke benua Amerika periode tahun 1840 – 1900.

Ada kebiasaan satire. Bagi masyarakat sisi selatan, mereka menganggap lebih ‘ terhormat ‘ dan berkasta tinggi dibanding masyarakat kawasan utara. Sementara di kawasan utara, mereka menganggap tak ada yang dilihat di sisi selatan.

Continue Reading

Seberapa jauh kita ingin berpetualang ?

Semua mungkin pernah mengalami sebuah petualangan yang menarik dalam kehidupannya. Apapun itu. Saya pernah mengalami terombang ambing menembus laut banda yang terkenal dalam dengan memakai sebuah boat kecil berukuran 2 x 6 meter selama 9 jam. Beruntung laut tenang. Ini memang nekat sebenarnya. Tapi siapa yang bisa mengatakan itu tidak sepadan setelah melihat keindahan laguna dan gunung api di Banda Naira.
Juga ketika ikut kapal nelayan bajau menembus teluk tomini menuju Kepulauan Togean di Sulawesi tengah. Agak ciut nyali, karena perjalanan malam hari dan selama 7 jam mengandalkan pengetahuan bintang di angkasa sebagai pedoman si nakhoda. Bagaimana jika tersasar ?

Sejak dulu manusia sudah memiliki hasrat penjelajahan di luar batas peradaban yang exist pada jamannya. Jules Verne sudah menceritakan daya khayalnya dalam petualangan menembus angkasa, di bawah laut sampai ke dasar bumi.
Ini memang kodratnya, demikian pula David Livingstone membuka jalan menembus belantara Afrika. Anak jutawan minyak Rockefeller, harus membayar mahal , dengan hilang di belantara Papua tahun 60an. Konon dibunuh oleh suku suku pedalaman yang saat itu masih berada dalam jaman batu.

Jadi pemenuhan hasrat gila jaman dulu harus bersiap siap dengan resiko yang besar. Bahkan nyawa. Tapi siapa peduli. Dr Pratiwi Sudarmono, calon astronot pertama dari Indonesia sangat bersedih ketika rencana penerbangan space suttle dibatalkan menyusul meledaknya pesawat ulang alik. Padahal ketika ditanya , dia tidak takut dengan resiko itu.

Continue Reading

Dublin

Apa yang menarik tentang Irlandia. Negeri yang banyak gunung gunung, sungai dan danau. Sejak dahulu Bung karno sudah menarik garis kesamaan perjuangan kemerdekaan kedua bangsa ini. Ia pernah menyitir dalam pidatonya bagaimana wakil Irlandia yang duduk dalam parlemen Westminster Inggris Raya, sama dengan wakil Hindia Belanda dalam Tweede Kamer parlemen Belanda.
Sejarah panjang Irlandia memang memiliki kesamaan dengan Indonesia. Negara itu salah satu bentuk kolonialisasi yang tersisa di Eropa. Seperti Indonesia, dimana Islam menjadi salah satu sumber pergerakan nasional. Agama Katolik menjadi simbol pemersatu negeri melawan penjajahan Inggris. Setelah mengalami perjalanan panjang peperangan. Irlandia bisa memproklamirkan kemerdekaannya.

Inggris masih mempertahankan sisa teritorinya di Irlandia Utara dengan alasan melindungi komunitas Protestan dari mayoritas Katolik Irlandia. Sebuah teknik – devide it impera – memecah belah ala Belanda ketika menganggap entitas Ambon atau Papua yang beragama Kristen, bukan sebagai bagian dari Indonesia yang mayoritas Islam.

Kini Irlandia dibagi dua kawasan. Republik Irlandia dengan ibu kota Dublin dan Irlandia Utara dengan ibu kota Belfast. Perang berdarah masih terus berlangsung di kawasan utara sampai awal 2000. Sayap militer ‘ Tentara Pembebasan Irlandia ‘ ( IRA ) dan sayap politik Sinn Feinn selalu memperjuangkan persatuan negeri Irlandia.
Group musik U 2 – asal Irlandia – pernah membuat lagu ‘ Sunday Bloody Sunday ‘ tentang pembantaian berdarah oleh Tentara Inggris di kawasan Irlandia Utara.

Continue Reading

Ziarah Imlek

Tahun baru Imlek ternyata pernah menjadi asal muasal pergerakan kebangsaan yang di mulai di koto Solo. Pada tahun 1912 akibat kerusuhan yang terjadi antara Polisi Hindia Belanda dengan komunitas Tionghoa di Surabaya, para pedagang di sana melakukan pemogokan. Roda perekonomian terganggu.
Kejadian ini mengakibatkan kelangkaan distribusi bahan baku batik di Solo. Sebuah firma perusahaan dagang ‘ Sie Dien Ho ‘ yang salah satu usahanya menyediakan bahan baku batik tergoda untuk melakukan spekulan dengan cara mencari keuntungan yang sangat besar dari kekosongan bahan baku batik ini.

Dari pedagang pedagang jawa yang dirugikan , timbul perasaan senasib yang nantinya menjadi dasar pendirian Sarekat Islam.
Sejarah hubungan antara etnis Tionghoa dan pribumi jawa di Solo sudah ada sejak pemberontakan Pecinan jaman Paku Buwono II. Laskar Tionghoa ikut dalam andil menghancurkan keraton di Kartasura yang membuat Pakubuwono lari ke Ponorogo. Sisa sisa pasukan ini tersebar menjadi penduduk setempat setelah dihancurkan oleh pasukan VOC dan Mataram.

Continue Reading

Laweyan – Maguwo

Kampung itu tak terlihat lagi semangat yang pernah menggetarkan pergerakan kebangsaan di negeri ini. Ada sisa sisa wajah keras mengangkut bal bal kain dengan sepeda. Hanya itu yang bisa memasuki labirin jalan jalan kecil di balik kampung  batik Laweyan.  Seorang wanita pembatik tulis tak peduli pada orang orang yang memandangnya takjum.
Ia juga tak tahu apakah keahliannya yang turun dari beberapa generasi sebagai kutukan atau berkah. Sebagaimana nenek kakeknya. Ia masih saja duduk di ruang yang pengab dan panas. Bersimbah bau lilin malam.

Padahal dari sana Samanhudi pernah membangkitkan solidaritas pedagang dan saudagar pribumi melalui Sarikat Dagang Islam. Bentuk perlawanan terhadap saudagar asing yang mencengkeram pengaruhnya di lingkungan Keraton Surakarta.
Malam itu Laweyan masih basah dengan hujan yang turun sejak saya memasuki Klaten. Di pojokan laweyan, Hotel ‘ Roemahkoe ‘ dengan gaya art deco –  sisa sisa kebesaran saudagar batik jaman dulu – menjadi tempat persinggahan semalam.

Continue Reading

Tentang pertambangan

Bumi Kalimantan memang kaya dan mempesona. Bung Karno sejak dulu menyadari potensi ini. Maka ia membiarkan saja ketika Brigjend Soemitro yang baru diangkat sebagai Panglima di Kalimantan Timur menangkapi orang orang PKI di Balikpapan. Baginya lebih penting bagaimana aliran produksi minyak di kilang kilangnya tak terganggu.
Jadi rupanya Bung Karno juga pragmatis. bisa jadi lebih mementingkan pemasukan negara daripada politik revolusionernya.
Sampai sekarangpun pemerintah pusat masih berpegang pada pasal 33 konstitusi negara kita “ Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat “ bedanya dengan melepaskan haknya kepada pengusaha yang mengangkangi hak hak kontrak pertambangan.

Continue Reading

My Home My Country

Minggu ini saya diminta untuk memotret keindahan negeri ini. Saya beruntung bisa menjadi finalis Garuda Indonesia International Photo Contest 2008 , dari hampir 4000 peserta datang dari Asia Pacific dan 14,000 photo terseleksi. Ada 20 orang photographer finalis – 12 dari Indonesia dan 8 dari luar negeri – yang dipilih untuk memotret ke seluruh penjuru Indonesia atas biaya Garuda Indonesia mulai hari ini.
Saya menuju Banjarmasin, – Kalimantan Selatan – mencoba merekam keindahan pasar terapung sampai penambangan intan tradisional di Banjarbaru. Sebuah keseharian Indonesia yang mungkin kita lewati. My home My Country demikian semboyan ajang Photography ini.

Ironisnya, kita dengan mudah menangkap dan merasakan gambar gambar jujur yang terekam dari kompetisi prestisius ini. Sementara kita tak bisa menebak gambar apakah yang kita lihat dari panggung dagelan di parlemen dan pusat kekuasaan.
Inilah sebenarnya gambar ‘ indah ‘ bangsa kita. Kemisikinan, korupsi, ketidakadilan dan kebodohan. Amat mudah ditemui dan dilihat tidak harus di pelosok negeri.

Continue Reading

Titian Muhibah JawaTimuran

Kapasitas otak kita memang tak mungkin digenjot untuk melahirkan ide ide kreatif terus menerus. Kalau membaca bukunya Arief Budiman , “ Jualan Ide Segar “, jelas ia menemukan proses proses kreatif melalui ruang hening pengalaman prbadi yang tak disangka sangka, seperti di angkringan Tugu, Kaliurang, di dalam WC dan sebagainya. Problemnya, setelah bulan bulan lalu otak saya diperas habis habisan untuk beberapa pekerjaan film iklan. Atmosphere ide di sekeliling saya mendadak buram. Gersang dan monoton. Saya tak melihat ruang hening itu.
Saatnya mencharge baterei di kepala dengan memutuskan bepergian dalam liburan hari Kemerdekaan. Ini memang sudah dipikirkan jauh jauh hari sebelumnya.

Menuju Bromo. Bisa jadi biasa biasa saja karena saya sudah beberapa kali ke sana. Namun menikmati matahari terbit selalu mempesona. Tak pernah bosan bosan memotret disana . Sampai kapanpun. Perjalanan menuju Malang dengan Kereta Api juga menawarkan ide ide baru. Karena sudah lama sekali saya tidak menggunakan jasa transportasi ini.
Ritme suara roda yang konstant dan bergerak mengalir dari belakang ke depan, perlahan membelai imajinasi kita.

Continue Reading

Tentang Jogja

Selalu ada cara untuk menggali ide ide dan inspirasi pekerjaan yang mendadak buntu. Tentu saja undangan menonton Festival Kebudayaan Yogyakarta menjadi oase yang menyegarkan. Sekaligus menemui seseorang di Keraton. Puncaknya adalah pemutaran sebuah film ‘ Cintaku di Kampus Biru ‘ di dalam Benteng Vredeburg. Ini hanya sekadar roman picisan karya novelis Ashadi Siregar – dulu dosen UGM – yang diangkat ke layar perak melalui besutan sutradara Ami Priyono. Konon ini adalah ‘ Ada Apa Dengan Cintanya ‘ periode tahun 70an, dan menjadi film dengan jumlah penonton terbanyak periode 1977 – 1979.
Tidak seperti peran Rangga yang jaim, disini Anton – yang diperankan Roy Marten – menjadi playboy, aktivis mahasiswa Universitas Gajah Mada yang pintar dan banyak akal bulunya. Ia juga mencintai dosennya yang killer, Ibu Yusnita.
Menurut antropolog Karl G. Heider, Kampus Biru disebut sebagai film Indonesia pertama dengan adegan ciuman di bibir secara penuh. Rae Sita yang sekarang menjadi anggota Badan Sensor Film, saat itu masih muda dan membiarkan Roy Marten mengulum bibirnya berkali kali.

Continue Reading