Godaan : Caleg

Selesai sebuah seminar, saat saya menjadi salah satu pembicara beberapa waktu yang lalu, seorang ketua partai ‘ gurem ‘ mendekati saya. Ia menyodorkan kartu namanya.
“ Jika anda tertarik dengan perubahan di negeri ini, mari kita ngobrol ngobrol “
Saya hanya tersenyum dan menerima kartu itu dengan sopan.
Belum lama, seorang petinggi partai besar menelpon saya. Dulu saya pernah membuat film iklan kampanye pilpres buat bossnya. Saat itu calon calon Presiden, mau dan sukarela disuruh diatur oleh seorang sutradara. Kali ini ia meminta saya datang untuk bincang bincang di kantornya.
“ Biasa boss, kita butuh dukungan suara suara pekerja film “
Lain waktu ketika menghadap salah seorang ketua fraksi di DPR sehubungan dengan masalah kebijakan Pemerintah di dunia film iklan. Sang ketua menggoda dengan pertanyaan menggelitik.
“ Nggak tertarik ke politik ? “

Intinya tiba tiba saja muncul eforia dari seluruh partai politik untuk bersiap siap menuju pemilu 2009. Segenap usaha akan dilakoni untuk memenangi jumlah kursi di dewan, termasuk melirik vote getter yang dianggap potensial. Mungkin saja mereka mereka berpikir secara pragmatis karena posisi saya sebagai Ketua Asosiasi Pekerja Film Iklan Indonesia. Jika saya memiliki anggota crew film sebanyak 1000 orang saja dengan masing masing bisa membawa 5 orang anggota keluarganya. Maka asumsi mereka sudah memilliki 50,000 suara. Ditambah jaringan network diantara orang orang film untuk mencapai 300,000 suara yang akan mendapat jatah 1 kursi dewan.
Ini matematik kasarnya.
Tapi tidak sesimpel itu. Pertama, orang film sangat tidak bisa diatur – nyeleneh – apalagi digiring untuk sesuatu tujuan. Apalagi dunia politik di Indonesia merupakan antitesis yang berlawanan dengan dunia film yang cenderung bebas dan demokratis.
Kedua, Saya tidak bisa membayangkan menjadi seorang caleg atau aktivis partai yang justru akan menyekat ruang hidup dan pergaulan saya. Saya takut dunia politik akan menyekap nafas nafas hidup yang dengan mudahnya saya nikmati selama ini.

Soe Hoek Gie pernah menulis, bahwa pada akhirnya seseorang tak akan bisa bertahan jika masuk ke dalam sebuah sistem kekuasaan. Ia akan tergilas dengan sendirinya. Aktivis yang mati muda itu memilih bertahan dalam kesepiannya daripada harus bermuka manis terhadap penguasa. Sebuah pilihan yang membuatnya lebih terasing saat ia mengirim bedak – agar terlihat manis di depan penguasa – kepada teman temannya yang duduk di DPR.
Memang ada yang pernah berkata, jauh lebih mudah menyuarakan perubahan dengan jika kita masuk ke dalam sebuah sistem.
Namun di Indonesia ini hampir tidak pernah terbukti, dan saya percaya hal ini.

Memilih menjadi outsider masih jauh lebih baik untuk saat ini. Mudah mudahan saya tidak tergoda untuk melintasinya. Lebih enak membantu membuat film kampanye saja. Tentu saja secara professional dan dibayar cash. Masa masa kampanye adalah saat uang kartal beredar secara gila gilaan. Para partai menghindari membayar memakai lalu lintas bank, konon untuk menghindari jika ada pemeriksaan di kemudian hari. Wong duitnya juga berasal dari aliran dana tidak jelas.
Lalu bedanya saya dengan politisi DPR apa ? sama sama menikmati uang panas.
Astagafirullah !

You Might Also Like

69 Comments

  • Kusban
    March 7, 2008 at 12:50 pm

    Kecukupan saat ini lebih pantas disyukuri dan dinikmati daripada membludaknya kemewahan esok yang digapai dengan hati yang tidak tenang.

  • liemz
    March 7, 2008 at 1:23 pm

    betul mas…orang orang yang katanya reformis itu, kalo sudah duduk di kursi, biasanya malah keblinger.

  • tata
    March 7, 2008 at 1:31 pm

    idealisme tergilas ketika memasuki arena politis mas… contohnya banyak. hanya yang memiliki hati nurani saja yang mundur ketimbang berkhianat di atas keringat rakyat

  • Epat
    March 7, 2008 at 1:34 pm

    Saya dulu pernah mendengarsebuah pertanyaan tentang hal itu, “jika semua aktivis berpikir paranoid terhadap panggung politik, terus siapa yang akan menjaga panggung-panggung politik itu?” membiarkan panggung politik itu diisi oleh orang-orang yang tidak memiliki idealisme sama sekali? saya pikir itu juga pilihan yang kurang bijak.
    Namun saya pribadi juga termasuk orang-orang yang paranoid, dan dulu lebih memilih berjalan di jalanan-jalanan. Dan sekarang? idealisme itu hanya terkungkung di hati dan kepala tanpa refleksi.

  • dewi praz
    March 7, 2008 at 1:34 pm

    dunia politik yang semakin “sakit” sepertinya memang lebih baik dijauhi. Banyak yang mengatas namakan rakyat padahal sebenarnya untuk kepentinganya sendiri…

  • sawali tuhusetya
    March 7, 2008 at 1:43 pm

    dunia politik memang serba kelam sejak jadul, mas iman. lebih baik enjoy di dunia perfilman. bebas dan lepas dan pamrih kepentingan sempit. paling2 urusannya kan nagih duwit kalau duit kontraknya ndak dibayar-bayar, hehehehehe 😆

  • edratna
    March 7, 2008 at 1:56 pm

    Iya, saya juga paling tidak tertarik dengan yang namanya politik….bingung lihatnya, orang kok bisa berubah-ubah seperti itu…ada teman saya, asalnya dari partai A, pindah partai B…terus balik lagi ke A. Mendingan begini aja deh….udah bersyukur…

    Memang setiap orang mempunyai kompetensi masing-masing. Btw, saya barusan lihat foto-fotonya mas Iman…waduhh jadi malu banget….foto buatan mas Iman begitu indah dan menggelora… Fotoku cuma asal klik…..

  • aLe
    March 7, 2008 at 2:14 pm

    dilematis memang,
    dulu teman aLe 1 organisasi saat msh jd Mhsiswa, sering menyuarakan kebebasan dan anti korupsi, tetapi stelah lulus, dia (tmn aLe) tak berkutik dalam sistem saat harus memilih ‘ikut arus’ atau ‘berhenti kerja’

    ugh,. kapan hal ini bisa berahir.,

  • gempur
    March 7, 2008 at 2:20 pm

    Saya sepakat.. tetap untuk berada di outsider.. pilihan outsider bukan berarti menjadi rayap yang menggeogoti habis sang kayu.. outsider lebih menjadi “pengingat”, “pendorong”, “penggugah semangat” sekaligus “martil” atau “godam” untuk memberi punishment yang tegas.. keep outsider mas iman!

  • yati
    March 7, 2008 at 2:21 pm

    jangan mas…jangan pernah mau!!! dekat dengan mereka aja bisa membuat tercemar, apalagi sampe bergabung di dalamnya….jangan deh…

    *kok saya yang panik? :p

  • nico
    March 7, 2008 at 2:26 pm

    ngebayangin pas kopdar ato ndoyok, mas iman bagi-bagi kaos partai. ples ada fotonya mas iman. kebayang sultan jengjeng juga ikut-ikutan kampanye di wiki. ato si tobil bikin bannernya, trus tika jadi moderator didalam salah satu talkshow yang diadakan mas iman. sarah ikutan kampanye juga. ekowanz kebagian moto-moto candid. gun ma leksa jadi bagian kesana-kesini. annots menciptakan jargon-jargon. momon membuat *rekayasa poto* si pasangan lawan. sandal “ngutak-ngatikin css web partai lain.

    oughhh… gak kebayang…!*garuk-garuk pala* 😀

  • edo
    March 7, 2008 at 3:25 pm

    heheheh… jadi inget ketika salah seorang guru saya yang akhirnya masuk kepartai politik yang memenangkan calon presidennya di pemilu 2004 yang mengajak saya. Bahkan 2 tahun lalu, ketika sebuah partai baru yang katanya di back up oleh seorang gubernur kota terbesar di republik ini yang akan lengser dan ditawari sebagai ketua kompartemen kominfo. tapi ya gimana, hati ini kok merasa bukan disitu tempat terbaik bagi saya untuk berkontribusi untuk republik ini. kayaknya kalau saya ikut, bukannya saya akan berkontribusi pada republik ini, tapi partai itu yang akan saya gunakan untuk melancarkan cita2 pribadi saya hehehhe…
    toh, saat ini saya berfikir menjadi profesional adalah pilihan hidup yang lebih tepat 🙂

  • aris
    March 7, 2008 at 3:32 pm

    ehm profesional aja deh mas, kalau profesinya bukan politikus ya jangan tiba2 terjun ke politik hanya karena ada yg menawari.

  • ndoro kakung
    March 7, 2008 at 3:52 pm

    sebetulnya sayang juga kalau semua orang ogah berpolitik. padahal politik [praktis] itu penting juga bagi kehidupan kita. bukankah yang namanya undang-undang, perda, dan tetek bengek aturan yang mengatur hidup kita sehari-hari juga dibikin lewat jalan politik?

  • max
    March 7, 2008 at 3:58 pm

    Jangan sampai jadi orang politik Mas. Mending kayak sekarang aja, enak, bebas dan tak terkontrol.

  • kw
    March 7, 2008 at 4:21 pm

    waduh semua mendukung ya untuk tak masuk ke politik karena politikus itu busuk. masak sih? 🙂 kalau begitu yuk kita bikin negara sendiri aja ha ha ha…

  • siska
    March 7, 2008 at 5:29 pm

    “Saya takut dunia politik akan menyekap nafas hidup yang dengan mudahnya saya nikmati selama ini”

    hmm tetep jadi outsider aja.
    biar ga sesak napas
    hehehehe….

  • yuswae
    March 7, 2008 at 5:51 pm

    enak mana mas, jadi politisi atau temennya politisi?

  • danalingga
    March 7, 2008 at 6:32 pm

    Wah, sebuah renungan buat diri sendiri saya kira. Jangan-jangan saya juga penikmat uang agak panas itu.

  • kenny
    March 7, 2008 at 7:49 pm

    jangan jadi caleg mas, ntar gak bisa kopdaran lagi loh

  • la mendol
    March 7, 2008 at 10:44 pm

    Seandainya sampeyan mau, Mas. Saya kok malah mendukung ya ?

  • wieda
    March 7, 2008 at 11:08 pm

    iyaaa….ikutan jeng mendhol…klo mas iman mau…saya jadi pendukungnya….
    ayooo mas…jangan jadi outsider…yg hanya suka menilai….atapi masuk kedalamnya dan rasakan…abis itu amalkan…..(ngomporin oiiiiii)

  • sluman slumun slamet
    March 8, 2008 at 2:54 am

    sekalian bikin partai, mumpung ada blogger yang duitnya meteran!

  • adipati kademangan
    March 8, 2008 at 8:22 am

    sebagai politisi, kan syarat utama nya HARUS KAYA ato minimal mendekati kaya
    kalo belum kaya jangan coba – coba lhoh, bisa – bisa malah makan duwitnya rakyat
    ngomong2 soal duwit, tadi kayaknya nyinggung duwit panas

    duwite kekno aku ae, tak kum’e cek ndang adem

  • Donny Reza
    March 8, 2008 at 9:35 am

    Partai ‘sebersih’ apa pun pada akhirnya memang terjebak juga. Tapi, adakah cara lain selain politik?!

  • Samsul
    March 8, 2008 at 9:52 am

    seniman memang tidak cocok berpolitik karena akan memberangus kebebasan berekspresi

  • elly.s
    March 8, 2008 at 10:22 am

    kita sama2 dijalur netral aja ya mas..
    nonton sambil mesem2 liat kelakuan penguasa rebutan kekuasaan dan duit…

  • leksa
    March 8, 2008 at 10:33 am

    istilah mas Iman the outsider… hmm..

    lha saya kadang mikir,..
    yang golput itu seperti udah jadi warna sendiri .. ya PUTIH .. selain ijo kuning merah..
    siputih juga berpolitik sebenarnya

    nah gimana caranya supaya ngga menjadi semua warna?
    opo bikin GOLBEN ?? Golongan Bening …?? MOdyarr…

  • lady
    March 8, 2008 at 11:00 am

    kalo ada partai blogger, kira2 banyak yg nyoblos, tentu aja dr kalangan blogger. makanya dibutuhkan politisi dari kalangan blogsphere ini 🙂

  • annots
    March 8, 2008 at 11:35 am

    kok saya malah takutnya begini, kalau ada artis atau sutradara yang terjun ke politik bisa-bisa yang diberikan saat berkuasa penuh dengan sekedar akting, sandiwara atau bahkan rekayasa.

    “Masa masa kampanye adalah saat uang kartal beredar secara gila gilaan”, sepakat mas buat pemilih seperti saya ini sering dapet “amplopan” yg didalamnya juga ada stiker lambang partainya kok 😆

  • Nazieb
    March 8, 2008 at 1:17 pm

    Saya jadi rakyat saja, lebih enak..

    Bukannya pemegang kekuasaan tertinggi di negri ini adalah rakyat?

  • triadi
    March 8, 2008 at 1:47 pm

    high risk high gain…
    pahala bisa tambah banyak, bisa juga tambah bonyok..:)

  • jonijontor
    March 8, 2008 at 5:48 pm

    betul mas iman, dibayar chash didpan, jangan mau dibayar dibelakang (lho)
    selain proyek jangan luoa nyoblosnya yang benar juga ya mas 😛

  • auliahazza
    March 8, 2008 at 6:02 pm

    OOT pak Iman : penulisan yang benar itu “nafas” atau “napas”?

  • fauzan sigma
    March 8, 2008 at 6:05 pm

    keep idealisme,.. but realisme is not crime

  • Hedi
    March 8, 2008 at 9:01 pm

    hidup golput!!!

  • stey
    March 8, 2008 at 9:25 pm

    Ahh..daripada jadi politikus, mending blogger aja mas, kan lebih independen. Saya toh percaya suara blogger itu juga suatu saat akan ikut menentukan mau dibawa kemana bangsa kita..cieee…semoga ya..supaya ga ada lagi yang bilang blogger itu tukang tipu..hehehe..

  • andrias ekoyuono
    March 8, 2008 at 10:50 pm

    nyalon aja mas, nanti sarah jadi jurkamnya, minimal bakalan dapat suara dari cahandong :-))

  • icHaaWe
    March 8, 2008 at 11:09 pm

    tp mas kalo mas bersedia mencalonkan diri… back up an dr pr blogger jg besar loch mas… apalagi kalo sudah tercapai satu juta blogger di indonesia… heheheheh… tinggal kampanye lewat blog aja..gak perlu rewpot2 nyewa artis bikin panggung rakyat dangdutan 😛

  • Totok Sugianto
    March 8, 2008 at 11:19 pm

    sepertinya pilihan yg tepat memang tidak ikut arus politik, profesional saja garap iklannya juga bebas gak harus nerima pesanan buat partai tertentu saja. 😀

  • bedh
    March 9, 2008 at 3:26 am

    saya percaya satu orang bisa membuat perbedaan.
    kalau memang mampu knapa tidak mas? sayang juga karna pasti orang menawarkan karna melihat kemampuan. saya rasa menyianyiakan kemampuan juga nggak kalah nyelenehnya mas. 😀
    mungkin bukan godaan menjadi caleg yang menakutkan, tapi mungkin takut akan godaan saat menjadi caleg kali yah mas?
    huhuhuhuhu

    ntar kalo mas mencalonkan diri
    aku mau ikut pemilu ah untuk yang pertama kalinya.
    alasannya: karna mas tau bahwa di legislatif itu banyak godaan dan kalimat terakhir itu dijadikan sebagai penutup postingan.
    huhuhuhu

  • cempluk
    March 9, 2008 at 7:57 am

    salut buat mas Iman atas idealisme nya menolak thd ajakan calon parpol tuk kerjasama..

  • Ersis WA
    March 9, 2008 at 9:16 am

    Saya milih sikap Mas Iman deh …

  • ghatel
    March 9, 2008 at 9:30 am

    saya ngg ngerti politik mas 😀

  • antobilang
    March 9, 2008 at 3:00 pm

    wah keren nih kalo mas iman + ndorokakung jadi calon rakyat 😆

    *bayangin aku dapet cipratan proyeknya*

    😆

  • oon
    March 9, 2008 at 3:01 pm

    betul itu…ndak usah menjadi politikus secara diendonesia sudah banyak(poli) tikus jadi kapan tikus² nggragas diendrin ya?
    eh endrin bisa bikin tikus mati gak ya? :p

  • landy
    March 9, 2008 at 6:48 pm

    kalau urusan yang satu ini, aku gak ikut-ikut deh sumpah gak ngerti dan emang gak mau ngerti he..he..he..

  • -=«GoenRock®»=-
    March 9, 2008 at 7:27 pm

    jadi kapan saya dapet cipratan project Film kampanye atau Political TV Ad mas? Hehehe.. **ngarep[dot]crot**

  • Tari
    March 9, 2008 at 7:56 pm

    mas,

    foto barunya ganteng….hehehe…

  • mbakDos
    March 9, 2008 at 8:19 pm

    stuju sama ndoro… apa jadinya kalok gak ada orang yang tertarik atau sekedar bersedia untuk terjun ke politik.
    tapi saya tetep stuju sama mas iman, biyar orang lain aja lah yang jadi politisi. bukan mas iman.
    dan juga saya 😀

1 2

Leave a Reply

*