Malam minggu. Hawa panas dan angin seolah diam tak berhembus. Malam ini saya bermalam di rumah ibu saya. Selain rindu masakan sambel goreng ati yang dijanjikan, saya juga ingin ia bercerita mengenai Presiden Soekarno.
Ketika semua mata saat ini sibuk tertuju, seolah menunggu saat saat berpulangnya Soeharto, saya justru lebih tertarik mendengar penuturan saat berpulang Sang proklamator. Karena orang tua saya adalah salah satu orang yang pertama tama bisa melihat secara langsung jenasah Soekarno.
Saat itu medio Juni 1970. Ibu yang baru pulang berbelanja, mendapatkan Bapak ( almarhum ) sedang menangis sesenggukan.
“ Pak Karno seda “ ( meninggal )
Dengan menumpang kendaraan militer mereka bisa sampai di Wisma Yaso. Suasana sungguh sepi. Tidak ada penjagaan dari kesatuan lain kecuali 3 truk berisi prajurit Marinir ( dulu KKO ). Saat itu memang Angkatan Laut, khususnya KKO sangat loyal terhadap Bung Karno. Jenderal KKO Hartono – Panglima KKO – pernah berkata ,
“ Hitam kata Bung Karno, hitam kata KKO. Merah kata Bung Karno, merah kata KKO “
Banyak prediksi memperkirakan seandainya saja Bung Karno menolak untuk turun, dia dengan mudah akan melibas Mahasiswa dan Pasukan Jendral Soeharto, karena dia masih didukung oleh KKO, Angkatan Udara, beberapa divisi Angkatan Darat seperti Brawijaya dan terutama Siliwangi dengan panglimanya May.Jend Ibrahim Ajie.
Namun Bung Karno terlalu cinta terhadap negara ini. Sedikitpun ia tidak mau memilih opsi pertumpahan darah sebuah bangsa yang telah dipersatukan dengan susah payah. Ia memilih sukarela turun, dan membiarkan dirinya menjadi tumbal sejarah.
The winner takes it all. Begitulah sang pemenang tak akan sedikitpun menyisakan ruang bagi mereka yang kalah. Soekarno harus meninggalkan istana pindah ke istana Bogor. Tak berapa lama datang surat dari Panglima Kodam Jaya – Mayjend Amir Mahmud – disampaikan jam 8 pagi yang meminta bahwa Istana Bogor harus sudah dikosongkan jam 11 siang.
Buru buru Bu Hartini, istri Bung Karno mengumpulkan pakaian dan barang barang yang dibutuhkan serta membungkusnya dengan kain sprei. Barang barang lain semuanya ditinggalkan.
“ Het is niet meer mijn huis “ – sudahlah, ini bukan rumah saya lagi , demikian Bung Karno menenangkan istrinya.
Sejarah kemudian mencatat, Soekarno pindah ke Istana Batu Tulis sebelum akhirnya dimasukan kedalam karantina di Wisma Yaso.
Beberapa panglima dan loyalis dipenjara. Jendral Ibrahim Adjie diasingkan menjadi dubes di London. Jendral KKO Hartono secara misterius mati terbunuh di rumahnya.
Kembali ke kesaksian yang diceritakan ibu saya. Saat itu belum banyak yang datang, termasuk keluarga Bung Karno sendiri. Tak tahu apa mereka masih di RSPAD sebelumnya. Jenasah dibawa ke Wisma Yaso. Di ruangan kamar yang suram, terbaring sang proklamator yang separuh hidupnya dihabiskan di penjara dan pembuangan kolonial Belanda. Terbujur dan mengenaskan. Hanya ada Bung Hatta dan Ali Sadikin – Gubernur Jakarta – yang juga berasal dari KKO Marinir.
Bung Karno meninggal masih mengenakan sarung lurik warna merah serta baju hem coklat. Wajahnya bengkak bengkak dan rambutnya sudah botak.
Kita tidak membayangkan kamar yang bersih, dingin berAC dan penuh dengan alat alat medis disebelah tempat tidurnya. Yang ada hanya termos dengan gelas kotor, serta sesisir buah pisang yang sudah hitam dipenuhi jentik jentik seperti nyamuk. Kamar itu agak luas, dan jendelanya blong tidak ada gordennya. Dari dalam bisa terlihat halaman belakang yang ditumbuhi rumput alang alang setinggi dada manusia !.
Setelah itu Bung Karno diangkat. Tubuhnya dipindahkan ke atas karpet di lantai di ruang tengah.
Ibu dan Bapak saya serta beberapa orang disana sungkem kepada jenasah, sebelum akhirnya Guntur Soekarnoputra datang, dan juga orang orang lain.
Namun Pemerintah orde baru juga kebingungan kemana hendak dimakamkan jenasah proklamator. Walau dalam Bung Karno berkeingan agar kelak dimakamkan di Istana Batu Tulis, Bogor. Pihak militer tetap tak mau mengambil resiko makam seorang Soekarno yang berdekatan dengan ibu kota.
Maka dipilih Blitar, kota kelahirannya sebagai peristirahatan terakhir. Tentu saja Presiden Soeharto tidak menghadiri pemakaman ini.
Dalam catatan Kolonel Saelan, bekas wakil komandan Cakrabirawa,
“ Bung karno diinterogasi oleh Tim Pemeriksa Pusat di Wisma Yaso. Pemeriksaan dilakukan dengan cara cara yang amat kasar, dengan memukul mukul meja dan memaksakan jawaban. Akibat perlakuan kasar terhadap Bung Karno, penyakitnya makin parah karena memang tidak mendapatkan pengobatan yang seharusnya diberikan. “
( Dari Revolusi 1945 sampai Kudeta 1966 )
dr. Kartono Mohamad yang pernah mempelajari catatan tiga perawat Bung Karno sejak 7 februari 1969 sampai 9 Juni 1970 serta mewancarai dokter Bung Karno berkesimpulan telah terjadi penelantaran. Obat yang diberikan hanya vitamin B, B12 dan duvadillan untuk mengatasi penyempitan darah. Padahal penyakitnya gangguan fungsi ginjal. Obat yang lebih baik dan mesin cuci darah tidak diberikan.
( Kompas 11 Mei 2006 )
Rachmawati Soekarnoputri, menjelaskan lebih lanjut,
“ Bung Karno justru dirawat oleh dokter hewan saat di Istana Batutulis. Salah satu perawatnya juga bukan perawat. Tetapi dari Kowad “
( Kompas 13 Januari 2008 )
Sangat berbeda dengan dengan perlakuan terhadap mantan Presiden Soeharto, yang setiap hari tersedia dokter dokter dan peralatan canggih untuk memperpanjang hidupnya, dan masih didampingi tim pembela yang dengan sangat gigih membela kejahatan yang dituduhkan. Sekalipun Soeharto tidak pernah datang berhadapan dengan pemeriksanya, dan ketika tim kejaksaan harus datang ke rumahnya di Cendana. Mereka harus menyesuaikan dengan jadwal tidur siang sang Presiden !
Malam semakin panas. Tiba tiba saja udara dalam dada semakin bertambah sesak. Saya membayangkan sebuah bangsa yang menjadi kerdil dan munafik. Apakah jejak sejarah tak pernah mengajarkan kejujuran ketika justru manusia merasa bisa meniupkan roh roh kebenaran ? Kisah tragis ini tidak banyak diketahui orang. Kesaksian tidak pernah menjadi hakiki karena selalu ada tabir tabir di sekelilingnya yang diam membisu. Selalu saja ada korban dari mereka yang mempertentangkan benar atau salah.
Butuh waktu bagi bangsa ini untuk menjadi arif.
Kesadaran adalah Matahari
Kesabaran adalah Bumi
Keberanian menjadi cakrawala
Perjuangan adalah pelaksanaan kata kata
( * WS Rendra )
390 Comments
ienk_loyga
March 5, 2009 at 11:32 amgood bener artikel lo w suka bgt
coz w salah satu penggemar soekarno
bukan rahasia lagi emang mantan orang2 orde baru emang 100%ga suka ma soekarno.and waktu orang nomor satu di ordebaru itu mau jadi presiden aja pake neror soekarno dulu.and orang nomor 1 orde baru jugakan warga PKI and dia juga yang buat RI and PKI bentrok.Dia provokatooornya.gbu cuiiiiii
GBU jg Buat Soekarno KU
Rangga soekmadjaya
March 7, 2009 at 9:17 pmbung karno memang sosok yang sangat kharismatik.
tapi tolong kepada ahli sejarah,kalo menggali sejarah harus betul-betul sampai
akar-akarnya.jangan ada bahasa”katanya,eceuk,baruk”
tapi langsung ditanyakan kepada si pelaku atau orang yang dapat betul-betul ada di saat kejadian,seperti peribahasa “bertanyalah kepada orang yang tepat”
bener dulu?baru bener!!!!!!
apalagi tentang bapak soekarano?
ariefin
March 11, 2009 at 4:09 pmPendapat saya mengenai BK untuk di RI belum ada duanya. Adapun komentar Sdr Jontowel, adalah sangat keliru. BK dengan pinjaman +/- 2milyar$, dianggap sangat besar. padahal hasilnya, kita bisa merebut Irian Barat, membangun Bendungan Jati luhur, membangun fasilitas oleh raga Senayan yang termegah dijaman itu di Asia. mambangun Angakatan Darat, Laut, Udara dan Kepolisian yang terkuat di Asia, kecuali Jepang pada saat itu. Membangun UGM dan jalan By pass serta pelabuhan Halim dan jalan2 utama modern di jakarta. saat itu bus DAMRI, dan Bus kota serta kereta api masih sangat baik. Barang2 tidak mahal. Membangun Pabrik sandang di Indonesia dan menasionalisir beberapa perusahaan Asing menjadi Perusahaan Negara. BK disegani dan dijadikan pimpinan di Asia Afrika dan non blok yang anggotanya terdiri dari negara2 di asia-afrika-amerika latin- eropa timur, bahkan bangsa2 di Amerika Latin. Jepang dan Negara Eropa juga sangat hormat kepada Indonesia. JFK pres AS sangat akrab dg BK. Pres. Clinton sangat hormat kepada BK. Banyak tamu negara berkunjung ke Indonesia. Gagasan perbaikan masjidil haram di Mekkah, penghijauan di Arafah. Persahabatan dan bantuan banyak yang ditawarkan. Namun BK memilih yang tidak ada tekanan politiknya. Dahulu AS juga menwarkan akan membangun jalan trans Sumatera dan Jawa-Bali dan di seluruh Indonesia, asal menggunakan produk AS. BK menolak syarat itu. Bahkan di PBB BK selalu menjadi singa podium. Berpidato membangun Dunia Baru (to build the world a new)yang bebas dari penjajahan, bebas dari rasa ketakutan dan freedom to be free. Walaupun masih serba kekurangan namun BK lebih suka “mandiri” daripada berhutang yang hanya menghinakan bangsa sendiri. Sekarang hutang LN kita berapa, walaupun sudah dicicil tiap tahun, tetapi masih berapa lagi sisanya, paling sedikit sekitar 65 milyar $, belum lagi bunganya. belum lagi hutang Swastanya. Berapa tuh?? Apa niat pemimpin kita. Apa yang dibangun untuk rakyat dari hutang sebesar itu. 65miyar$=650-700triliun rupiah + bunga??. Yah gak kebayang deh. Dahulu kita bangga dan merasa punya idealisme nasional dan rasa bersatu. Sekarang kita banyak malunya. Kita banyak menguntungkan asing, menyembah-nyembah lagi. Dahulu, hutan kita masih utuh, tambang kita masih utuh, laut kita masih utuh, pulau2 kita masih utuh. Sekarang, barang tambang kita sudah diobrak-abrik, laut, hutan kita, dan pulau2 kita sudah banyak yang hilang dijual, dirampas dan dirusak. Lalu siapa yang merestui dan melahap itu semua, tentu sang pemimpin negara yang menamakan diri orde baru dan para pendukungnya itu. BK itu sangat tinggi moral kebangsaannya. Kalau BK dituduh KKN, coba lihat apa yang dimiliki BK. Beliau punya isteri banyak tetapi kan nikah. Sekarang kalo orang nikah dg empat isteri disalahkan dan dikomentari. Padahal agama Islam membolehkan. Ya isteri satu. Tetapi kalo melacur dimana-mana, gak ada komentar. Lalu dasar moralnya apa. Saya kira. BK sebagai manusia a.l beristeri banyak ya, tetapi kalau KKN, gak tuh. Anak2nya gak punya warisan berlebihan. Sorry yah. Memang BK diterlantarkan dan dinista oleh Pak Harto dkk. Itu sih fakta sejarah. Pernah saya baca buku, bahwa yang terbunuh atau dibunuh oleh orba diluar kasus lampung, garut, malari, petrus, woila “rekayasa”, dll, pada awal orba saja +/- 1juta -1.5juta rakyat indonesia terbunuh dalam menacapkan kekuasaan orba. belum lagi yang penjarakan dan dipulau burukan. padahal mereka itu bukan PKi semua. Hanya karena pendukung BK. Jadi korban manusianya nauzubillah. BK dalam proses mempersatukan negara dan rakyat, bahkan diburu untuk dibunuh, dipenjarakan, dikhianati. Tetapi BK tidak membalaskan dg kejam. Bahkan BK memberikan amnesti. Dalam membela Palestina, BK menyerukan harus kembali kepada perjanjian Genewa 1946. Dimana tanah air Palestina itu merdeka dn damai. Sedang Israel adalah bentukan negara2 sesama penjajah yang menang perang terhadap Jerman dan Jepang (juga negara2 penjajah). Kini Pemimpin yang idealis, berani, pandai, tulus dan karismatik seperti dia tidak ada lagi. Sekarang kabanyakan tanpa idealisme dan cenderung jual beli. Sebagai manusia BK orang Besar dan BK jasanya sangat besar, dan tidak KKN. Semua golongan mendapatkan bagian pada posisinya. Kita seharusnya bangga memiliki pimpinan seperti BK. Zaman BK banyak anak negeri yang mendapat beasiswa ke LN, walaupun negara dalam keadaan tidak terlalu kuat. Siswa terpandai di provinsi di seluruh RI dikirim ke LN, ke jepang, Eropa, Rusia, Amerika dll. Banyak negara mendukung pendidikan anak2 Indonesia. Hasilnya ya sarjana2 yang digunakan oleh zaman orba deh. Sayang memang. Sebagian dari mereka larut dalam nina bobok orba. Zaman memang bisa merubah bentuk kepribadian. Terima kasih. Wass.
Krisna Dipayana
March 14, 2009 at 8:27 pmKesadaran adalah Matahari
Kesabaran adalah Bumi
Keberanian menjadi cakrawala
Perjuangan adalah pelaksanaan kata kata
( * WS Rendra )
gege gorogoro
March 19, 2009 at 12:40 amtakjub dan salute atas jiwa besar sang proklamator! sedih dan miris mendengar perlakuan para penganiaya beliau. So, yang pasti sejarah akan berulang… perjuangan belum usai! suatu saat apa yang dicita-citakan BK, “…bahwa bangsaku adalah BANGSA yang BESAR akan terealisasi..” kita tunggu skenario Allah swt terhadap bangsa ini, moga-moga akan tampil pemimpin yang besar, minimal sekaliber BK moga-moga lebih dari itu… amin
ian99
March 28, 2009 at 5:57 amsungguh bapak sukarno tak ada duanya… dia berjuang tanpa kenal lelah…disiplin dalam segala bidang dan semua perjuangannya hanya untuk rakyat dan bangsa ini…..
dan soeharto bajingan kelas tinggi……. yang kejam dan memutar balikan fakta sungguh manusia satu ini seperti binatang……hatinya…..kejam..sungguh kejam…..tidak pantas menerima penghargaan apapun kecuali neraka buatmu soeharto
bung karno kami bangsa ini akan terus berjuang menyambung amanat darimu untuk rakyat……
nurdjaedi soemarno
April 3, 2009 at 10:21 pmdalam buku “Penyambung lidah rakyat” yang merupakan terjemahan dari karya Cindy Adams “Soekarno, and autobiography as told to cindy adams”, jelas sekali penghargaan proklamator kita itu pada ibundanya “IDAYU” yang digambarkan sabar, tenang, selalu menanamkan kepercayaan dan semangat. ” Bung Karno yg pada th 1940an tokoh muda telah banyak dibina dan ditempa oleh alam, tokoh-tokoh besar seperti HOS Tjokroaminoto, Kia Achmad Dahlan, Tjipto Mangunkusumo, juga kalau kita lihat Bung Karno muda akrab mengenal pemikiran dan aktivitas tokoh-tokoh dunia seperti Karl Marx, Adam Smith, JJ Roussau, dan negawaran seperti Thomas Jafferson, Mahatma Gandhi, Lenin dan banyak lagi. Bersyukur kita memiliki tokoh sekaliber BUNG KARNO. Sejarah membuktikan, bahwa beliau memang manusia setengah dewa. Semoga th 2014 nanti Bangsa Indonesia akan menemukan jati diri bangsanya kembali yang telah hilang selama puluhan tahun yang akan meneruskan garis-garis perjuangan Ir.Soekarno. Insya Allah. (Nurdjaedi Soemarno, Sekjen Partai Nata Negara) Jakarta.
pencari cara sukses adsense
April 12, 2009 at 3:33 pmSungguh sagat mengasyikan menyimak artikel dan komentar dalam hal diatas, saya hanya akan menambahkan sedikit saja bahwa ternyata bagitu banyak orang yang peduli dengan sebuah pelurusan sejarah yang ada, tetapi ternyata kita semua menunggu kesempatan dimana kita bisa mendapatkan jaminan keamanan untuk mengutarakan itu semua bukan ? Walah apa to iki gak nyambung yah
f wijoseno
April 19, 2009 at 10:19 amwahh miris mbacanya Mas…. -walopun dah sering ngebaca ttg hal ini, namum selalu mrinding klo mengingat perlakuan pak Harto ke Bung Karno-
Bukan berarti saya mbela pemerintah sekarang, tapi Keq-na SBY cukup bijak untuk tidak berbuat hal yg sama dilakuin pak Harto ke Bung Karno.
Mendung Sutejo
April 21, 2009 at 3:28 pmKalau ada masarakat kita bilang suharto berjasa terhadap Bangsa ini,saya pikir berlebihan 32 thn berkuasa apa hasilnya,Padahal punya banyak potensi yang tidak dipunyai oleh negara kebanyakan,Emas,minyak,timah dan kekayaan lainya. toh kita masih miskin.bahkan kita sudah tidak dianggap lagi sama negara tengga,perekonomian ancur-lebur ntah darimana mulainya ut meperbaikinya.Seawaktu Bung Karno berkuasa kita miskin,wajar baru merdeka.negara ini perlu pembenahan dan secara pasti mustinya kita menjadi yang terdepan diAsia bahkan Dunia.kalau pengganti Bung Karno mempunyai kejujuran,kapabilitas,intrgitas,untuk memajukan Bangsa ini.Bukan untuk ajang Berkorup-burasi yang dipertontonkan oleh Suharto.harusnya kita mengugat kenapa Bangsa ini seperti ini,merebut kekusaan yang sah dari tangan Bung Karno,hanya untuk mementingkan diri sendiri serta kroninya Suhato harus bertanggung jawab atas bubroknya Negri ini.Dan kepada semu temen2 jangan pernah bicara tentang jasa2 Soeharto,justru mari kita dukung pemimpin sekarang yang mempunyai niatan membangun,membakitkan Indonesia yang kita citai bersama.MERDEKA,MERDEKA.,!!!
Wildan
April 22, 2009 at 8:07 pmsya punya buku di bawah bendera revolusi jilid 1 cetakan ke 3 thun 1964, mau saya jual…….bila minat bisa anda hubungi d akang_tsm@yahoo.com
teguh
April 22, 2009 at 10:04 pmsaya sangat setuju dengan pendapat SAPTA.
kalo ada yang menghina BK, berarti dia ANJING,BABI ,ULAR.
sanjoyo
April 30, 2009 at 4:36 pmSungguh ironis memang bangsa ini, seorang Bapak Bangsa Harus Meninggal sebabai Tahanan Negara. Di mana otak pemimpin orba masa itu… kalau kata sukarno what the hell with your aid, for liong ato whateverlah namamu, WHAT THE HELL WITH U!!! Memang benar kata rekan-rekan, kalo ada yang menghina BK, mereka tak lebih baik dari ANJING ANJING MENGGONGGONG!
ujanglanang
May 23, 2009 at 9:49 ammenurut saya berhubung kita adalah generasi penerus jadi ambilah segi positif ,dari perjuangan beliau ,jadi untuk apa membahas sejarah yang sangat ironis,bagi seorang negarawan,pemimpin ,yang sangat nasionalis,jadi kesimpulannya adalah jangan terprofokasi oleh ceritameskipun cerita tersebut kebenerannyaterbukti,dan kita ketahui juga soeharto memang buas dan tamak seperti dajal.,tapi mereka semua sudah nggakada jadi tuapa ngurus mereka lebih baik kita berjuang sesuai dengaapa yang di cita citakan oleh para pendahulu kita yang telah mengorbankan harta,benda,raga dan nyawa tu membangun indonesia yang damai ,sejahtera ,tentram, merdeka…!.allah akbar…allah akbar .! teruskan perjuangan mereka…
sim
May 27, 2009 at 2:50 pmbangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya, begitulah kata seorang yang bijak. tetapi melalui cerita yang anda sampaikan, saya tidak melihat bangsa yang besar ini menghargai pahlawannya, justru mengabaikannya. dan hal itu terjadi hampir di setiap segi bidang kehidupan. hal ini menjadi sebuah pelajaran yang berharga untuk bangsa ini ke depan. di era globalisasi ini, semangat BUNG KARNO perlu ditegakkan kembali sebab bangsa ini telah mengalami DEGRADASI, tidak mencintai bangsanya, lebih cinta akan dirinya sendiri. perjuangan harus terus dilakukan. HIDUP INDONESIA….MERDEKA…!!!!
satriyo
May 27, 2009 at 6:11 pmBANGUN KAN LAH JIWA MU
BANGUN KAN RAGA MU
UNTUK INDONESIA RAYA
demi waktoe yang kian bergulir cepat..roh-roh pejoeang bangsa….abadilah tumpahan darah mu dibumi nusantara ini…1000 hormat untuk mu…MERDEKA
Supriyanto Dba
June 15, 2009 at 4:05 pmSejarah adalah sesuatu yang perlu di kenang, kalau pada masa lalu ada pembelokan sejarah memang perlu di luruskan dan kkalau perlu ada yang perlu di tindak, ya di tindak saja, tapi PERJUANGAN KE DEPAN sangat perlu mendapatkan porsi yang lebih banyak, mungkin samapi 99% karena BANGSA INI SANGAT TERPUKU dan HARUS SEGERA BANGKIT dengan menapat kedepan dengan SEMANGAT YANG MENYALA-NYALA DAN POSITIF TINGKING. “MERDEKA”
Ryan
June 30, 2009 at 5:20 pmKapan ya orang sebesar soekarno datang dan memimpin Republik ini .. Sayang seluruh anak nya tidak ada yg sehebat beliau .. bahkan mirip saja tidak .. Memang Soekarno tidak bisa disejajarkan dengan siapapun..
puji tuhan
July 1, 2009 at 12:32 pmada sesuatu yang berbeda ketika Bung Karno turun dan Pak Harto turun, yang bisa membedakan perlakuan orang” terhadap kedua Presdien itu di saat mereka turun.
zamannya Bung Karno, krisi yang terjadi di anggap sebagai coup d etat (kudeta terhadap negara ) di mana ada 3 kekuatan yang sangat berperan besar dalam hal ini yaitu Nasionalis, Agama dan Komunis. masing” dari kekuatan ini memiliki pengaruh yang cukup besar pula d kalangan ABRI
zamannya Pak Harto yang terjadi adalah penggulingan kekuasaan dimana tentara sebagai pihak yang memiliki senjata dan aparat” pemerintah yang ada masih ada dalam kekuasaan PAk Harto dengan kata lain kurang ada atau bhkan tidak ada konflik kepentingan antara pihak” pemegang kekuatan. yang ada adalah mosi tidak percaya masyarakat atas kepemimpinan PAk Harto
jadi dari situasi ini bisa d bandingkan betapa gentingnya keadaan bangsa Indonesia ketika Bung KArno mulai lengser dari jabatannya.
setiap tindakan yang keliru akan memicu terjadinya perang saudara. rekan” sekalian tentu bisa bayangkan apa yang mungkin terjadi bila hal itu menjadi nyata.
jadi kalau mau membandingkan kondisi dan perlakuan perawatan terhatan Bung Karno dan Pak Harto jangan cuma berdasar emosi tanpa melihat dan memperhatikan kondisi dan situasi saat itu.
mohon koreksi jika banyak salah
MERDEKA
Ade
July 10, 2009 at 5:59 pmBeruntung mas Iman dapat cerita bagus dari saksi mata, dan dipaparkan dengan sangat menarik. Aku sampai merinding dan menitikkan air mata, kenapa aku baru baca sekarang ya… Tapi buat ku Bung Karno seorang tokoh yang sangat kharismatik, seandainya kita punya duplikatnya, mungkin negeri ini akan lebih baik. Aku selalu yakin suatu saat kita akan punya seorang tokoh sehebat beliau yang dunia juga mengakuinya, yang akan membawa bangsa kita ke zaman keemasan. Kekayaan alam negeri kita sangat banyak, menunggu tangan-2 trampil yang bisa mengolahnya. SDM kita juga banyak, hanya butuh binaan dan kesempatan. Kita butuh seorang pemimpin yang mampu memimpin bangsa kita, memberdayakan kekayaan yang kita punya untuk kepentingan bangsa dan negara. Semoga pesta demokrasi kemarin memberi pencerahan buat bumi Indonesia.
Mohon maaf mas, kalau saya kebanyakan bicara dan tidak berkenan, hanya ingin berbagi dan salam kenal untuk semuanya.
Aziz
July 11, 2009 at 3:25 amHormat setinggi-tingginya untuk Soekarno dalam hal berkebangsaan, soal ketidak beruntungan beliau pada saat jelang wafat, munkin akibat adanya ketidakberkahan dari perlakuan beliau terhadap orang lain, ada hak orang lain yang diambil, maaf misalnya ; istri eyang buyut saya yang diembat sama beliau…bayangkan! Tapi Alhamdulillah saya tetap kagum pada Soekarno, karena beliau membuat saya “pernah” bangga jdi Orang Indonesia. Saya tetap Soekarnois!!!
Frank
July 25, 2009 at 9:20 ambung karno memang presiden terbaik yg pernah ada di indonesia
ochie
July 27, 2009 at 3:39 pmsumpah ya……..
gu denger kesaksian kyk gitu……pgn nangis…….
gu benci bet ma yang namanya s……o
mudah-mudahan dya dpt ganjaran yang setimpal ma Allah swt..
setimpal dengan perbutannya……
Amin…..
ogiexslash
July 30, 2009 at 5:23 pmsudahlah..toh pak jenderal besar sudah mengalami sakaratul maut yang panjang akibat dosa2nya…itulah cerminan buat penguasa-penguasa yang zalim…
ogiexslash
July 30, 2009 at 5:45 pmmaksudku pak jenderal besar = SOEHARTO….., sedangkan PEMIMPIN BESAR NEGARA INI yang pernah ada dan terkenang selalu jasanya adalah SOEKARNO
rotyyu
August 7, 2009 at 6:48 pmHidup Bung Karno!!!
nurdjaedi
August 11, 2009 at 4:09 pmTertarik juga apa kata BUNG GARDIAWAN. Bahwa sejarah memang harus diluruskan.
Thanks atas tulisannya BUNG. Smg ALLAH SWT membalas budi baik anda. Walau dalam bentuk tulisan.
Alhamdulilah, saya sudah mengunjungi tempat-tempat BUNG KARNO di Bengkulu, Blitar, Bali , Cipanas, Bogor, hanya saya belum pernah ke FLORES.
andre
August 18, 2009 at 11:52 pmSaya rasa orang seperti sukarno tak perlu dibesar2kan, dia sudah besar dengan sendirinya, bagaimana dia meninggal, adalah urusannya dengan Tuhannya.
Mungkin penderitaannya di masa2 akhir hidupnya adalah penebusan dosa2nya sebagai manusia sehingga ketika menghadap Tuhannya dia menjadi lebih disayangi.
Begitupun dengan suharto, bukankah dia juga menderita pada saat2 akhir hidupnya.
Seorang pemimpin separuh kakinya ada di surga, separuh lagi ada di neraka, Tuhan maha adil akan menimbang dan menentukan tempatnya.
Semuga Tuhan mengampuni dosa para pemimpin kita, dan menerima segala amal mereka, dan menempatkan mereka disisi-Nya sesuai dengan apa yang telah mereka perbuat pada kehidupannya.
semoga semuanya menjadi pelajaran bagi kita agar dapat menjadi lebih baik, bagi diri kita, bangsa kita dan seluruh dunia
amin….
andre
August 18, 2009 at 11:52 pmSaya rasa orang seperti sukarno tak perlu dibesar2kan, dia sudah besar dengan sendirinya, bagaimana dia meninggal, adalah urusannya dengan Tuhannya.
Mungkin penderitaannya di masa2 akhir hidupnya adalah penebusan dosa2nya sebagai manusia sehingga ketika menghadap Tuhannya dia menjadi lebih disayangi.
Begitupun dengan suharto, bukankah dia juga menderita pada saat2 akhir hidupnya.
Seorang pemimpin separuh kakinya ada di surga, separuh lagi ada di neraka, Tuhan maha adil akan menimbang dan menentukan tempatnya.
Semuga Tuhan mengampuni dosa para pemimpin kita, dan menerima segala amal mereka, dan menempatkan mereka disisi-Nya sesuai dengan apa yang telah mereka perbuat pada kehidupannya.
semoga semuanya menjadi pelajaran bagi kita agar dapat menjadi lebih baik, bagi diri kita, bangsa kita dan seluruh dunia
amin….
Chandra
September 8, 2009 at 10:20 pmWalaupun Bung Karno telah tiada, namun semangat & kegigihannya dlm memperjuangkan nasib bangsa Indonesia akan tetap hidup di hati kami yaitu para pecintanya.
Hidup Presiden Soekarno..!!!!!
Berlin
October 5, 2009 at 7:39 amYang pasti saya tidak akan pernah berpartisipasi dalam kehidupan bernegara ini, seperti : membayar pajak, ikut pemilu, bikin SIM, dan tetek bengek lainnya yg berusurasn dengan negara. Kalopun ada yang bilang “Lha loe tinggal di Indonesia?” Maka jawabannya ” Maaf saya tak pernah minta untuk di lahirkan di sini.
Tak akan berpartisipasi selama bangsa (c.q pemerintah) terutama sontoloyo soeharto dan kroni serta keluarganya ini sujud sungkem mengemis memohon maaf kepada Bung Karno atas segala kesalahan yang pernah di lakukan.
Tony Mardianto
October 5, 2009 at 11:14 amTernyata kita sama-sama pengagum Bung Karno. Namun demikian aku selalu meletakkan Bung Karno dalam posisi yang sewajarnya. Senang bertemu teman yang sepaham.
Ayo mampir di warungku :
http://soekarnofiles.wordpress.com
Mudah-mudahan kita bisa saling tukar informasi.
Salam: Tony Mardianto
johansyahh
October 6, 2009 at 10:23 amAlm bapak saya, pernah bilang, walau dulu dijaman sukarno hanya makan singkong, tapi beliau merasa nyaman, kalaupun dulu ada gangguan keamanan karena ada pemberontakan, musuhnya jelas yaitu orang yang tidak menginginkan eksistensi bangsa indonesia, sukarno selalu membela orang kecil, terutama petani seperti alm bapak, ketika jaman suharto, keadaan ekonomi memang membaik, tapi banyak rakyat yang lenyap atau di siksa oleh aparat jika menentang kebijakan pemerintah suharto, petani di panggil dan di interogasi di koramil jika tidak mau sawahnya di tanami tebu, padahal sewa lahannya di bayarkan jika tebunya sudah di olah menjadi gula. saya masih ingat waktu kecil, beberpa kali sewa lahan tidak ada sama sekali karena hasil tanaman tebunya tidak memadai, bayangkankan kehidupan petani kecil yang hanya punya sawah 1 hektar harus menghidupi 7 orang anak, sawahnya di sewa paksa, itupun kalau sewanya dibayarkan.kalau tidak salah nama programnya TRIS(dikoreksi kalau salah).Itu contoh real yang keluarga kami alami, walau saya lahir di jaman suharto dan tidak sempat merasakan kepemimpinana sukarno tapi dari cerita dan referinsi yang saya baca, sukarno memang PEMIMPIN BESAR BANGSA INDONESIA, suharto memang bisa membangun bangsa indonesia, tapi membangun dari duit utang yang tidak tau sampai kapan anak cucu kita bisa melunasinya, dibawah suharto kita menjadi bangsa yang yang lemah dan diremehkan bangsa lain.
lusi
October 7, 2009 at 1:52 pmsi kucing telah mati,kini indonesia ku tercinta penuh dengan tikus-tikus..
Abhisam DM
October 11, 2009 at 1:51 pmMas Iman,
Saya juga minta ijin untuk mengutip utuh tulisan Anda ya 🙂 Sungguh saya tidak bisa menutupi perasaan yang teriris-iris setelah pulang dari situs Bung Karno di Ende, Flores. Apalagi jika mengingat prosesi pemakaman Soeharto yang sangat spektakuler. Ini bukan persoalan siapa benar siapa salah, tapi persoalan ketimpangan sejarah. Mungkin benar kata Cak Nun waktu mengomentari prosesi pemakaman Soeharto, “Sekalian saja dibuat standar prosesi pemakaman seperti ini untuk semua orang yang pernah menjabat sebagai presiden di negeri ini. Jangan sampai prosesi begini hanya untuk Soeharto saja. Itu kalau kita mau menghormati dan menghargai para pemimpin kita.”
Oya, saya juga penasaran kalau-kalau WS Rendra menulis tulisan seperti ini, hehe.. Eniwei, kutipan penutup dari WS Rendra seperti menggambarkan Paman Doblang dari lagu Kantata Takwa. Salut untuk Anda. Membuat saya teringat sajak Rendra yang lain:
Aku mendengar suara
Jerit hewan terluka
Ada orang memanah rembulan
Ada burung kecil jatuh dari sarangnya
Orang-orang harus dibangunkan
Kesaksian harus diberikan
Agar kehidupan tetap terjaga
(Sajak ini pertama-tama dijadikan syair lagu oleh Kelompok Musik Kampungan di akhir tahun 70-an dengan judul ‘Aku Mendengar Suara’, sebelum disajikan kembali dengan aransemen berbeda oleh Kantata Takwa dengan judul ‘Kesaksian’. Kesaksian memang harus diberikan. sekali lagi, salut untuk Anda.)
Salam.
shangkala
October 12, 2009 at 1:01 pmKita anak bangsa sudah banyak yang melupakan Bapak Bangsa kita yaitu Soekarno. Tanpa beliau, tak akan ada bangsa ini yang bernama Indonesia.
Soekarno – Sejarah yang Tak Memihak | Semesta Indonesia
October 14, 2009 at 8:12 am[…] (Sumber: http://blog.imanbrotoseno.com/?p=150) […]
andi
October 21, 2009 at 4:28 pmPertama kali mengunjungi blog ini dan membaca artikel ini. Ternyata kebenaran itu terkadang lebih suram dari kelihatannya. Sepertinya dulu waktu pelajaran PSPB disekolah, cerita2 semacam ini tidak pernah ada di buku paket.
dessy pratiwi
October 26, 2009 at 1:06 pmkata terindah yang Indonesia pernah rasakan adalah terbebas dari penjajahan, tapi sayang kata itu bagai angin lalu untuk sebagian orang, tapi mudah-mudan kita bisa menjadi orang yang menghargai jasa para Pahlawan Indonesia
Santoz
November 3, 2009 at 4:03 pmBangsa yang besar adalah bangsa yg meghargai para pahlawannya ..Apakah bangsa kita masih kerdil ?
edi romanzah
November 13, 2009 at 9:19 amsaya pengagum bungkarno
bayusenang
November 23, 2009 at 1:07 pmsejarah adalah sebuah evolusi peradaban manusia,benar-benar disayangkan sejarah di tanah air kita ini banyak yang hilang dari jaman Mojopahit sampai sekarang!!dari sinilah cerita peradaban bangsa ini.
Rifki
November 28, 2009 at 6:40 pmBackground pendidikan seseorang tidak dapat menjadi landasan bahwa orang tersebut berwawasan tinggi, contohnya penulis ini. Sungguh tidak etis kalau seperti ini.
Saya mendukung 100% langkah om.
Sugiarno
December 10, 2009 at 7:54 pmMeskipun terlambat, tidak ada salahnya jika bangsa ini mulai “Belajar untuk Menghormati Pahlawan”
wahyu
December 14, 2009 at 5:27 pmkalau bung karno masih hidup, dimanakah beliau tinggal, dan apakah pihak keluarga mengetahui keberadaan beliau ?
khoze45
December 16, 2009 at 12:34 amklo kita mempunyai pemimpin seperti bung karno. saya yakin negara kita akan di takuti oleh bangsa lain. maka dr itu mari kita sama2 mencari pempimpin yg di takuti lawan, bkn yg di takuti oleh rakyat nya.
ANGGIT PRASETYA
January 13, 2010 at 4:36 pmSudah saatnya indonesia BANGUN’Menjadi bangsa yang kaya akan semua hal.
Jansen Justin
January 16, 2010 at 4:58 pmSukarno dan Suharto???
seperti yang pernah dikatakan Bung Asvi Warman Adam
antara Tragedi dan Komedi….
anak menteng dalam
February 1, 2010 at 11:03 amwaktu sudah diputuskan untuk dikuburkan di blitar , rakyat menunggu ber-jejal=jejal dipinggir jalan saat diberangkatkan dari wisma Yaso (sekarang musium ABRI) akan dibawa kearah halim ,jalan gatot subroto , jalan mt haryono , cawang menuju halim banjir manusia,bertumpah ruah pengin menyaksikan dan memberi penghormatan terakhir kepada bapak bangsa ,didada ini penuh duka ,aku masuk kewisma yaso pagi itu dan melihat beliau terbujur pasrah. alhamdulilah ,aku buru2 pulang kepingin lihat tvri menayangkan perjalanannya ke peristirahatannya yang terakhir, blitar .sedangkan dijawa timur jalan-jalan dari waru menuju jalan yang mau dilalui jenasah beliau padat rakyat sudah menunggu sejak pagi bertumpah ruah seperti bubaran nonton sepak bola atau kampanye mega dijakarta , dari waru .porong pandaan sukorejo ,purwosari ,lawang, singosari , malang manusia seperti semut keluar dari sarangnya .,malang ke blitar aduh begitulah sambutan rakyat kepada bapak bangsa ini aku tak mampu menuliskan lanjutannya ,air mata ini terus mengalir sejak aku baca komen2 kira2 3jam sampai aku mulai menulis ini dapt giliran. selamat jalan bapak bangsaku aku sangat bangga padamu.
prajoga djogonegoro
February 14, 2010 at 8:01 amtopik “bongkarno” memang nggak mboseni.. saya penganut berat beliau.. perlakuan orba kpd beliau semakin menempa kekuatan spirit bungkranoism saya.. beliau ter-“kuyo2” selama hidupnya.. tetap berjuang meski tanpa raga kasar.. ajaran beliau abadii… mungkin setara yesus kristus.. maju terus pantang mundur!!
eh, ikut pidato..