SISI LAIN SEBUAH PERSEPSI

Cerpen Umar Kayam yang berjudul “ Musim Gugur di Connecticut “ adalah salah satu cerpen yang saya sukai. Sebagaimana karya karya Umar Kayam lainnya yang mengambil setting era G 30 S PKI, cerita ini menyentuh sisi hati kita yang paling dalam tentang arti sebuah tragedi kemanusiaan. Ada yang menarik bahwa sepanjang cerita, secara tidak langsung ia membentangkan sebuah situasi melalui persepsi Tono, si tokoh Lembaga Kebudayaan Rakyat yang menjadi ‘onderbouw’ organisasi PKI. Persepsi mengenai realisme sosialisme yang ia bela, dan juga persepsi dia akan cintanya terhadap istrinya yang sedang hamil. Gambaran yang ada juga membentuk persepsi pembaca bahwa rezim militer sangat kejam dan betapa teraniayanya mereka mereka yang kalah. Betapa mengharukan penyerahan diri si tokoh ketika di jemput tentara di rumahnya, saat ia sedang berkumpul dengan istrinya. Padahal kita belum tentu tahu gambaran situasi yang sesungguhnya terjadi dalam masa prahara itu. Pada akhirnya Tono mempersepsikan kebun karet tempat ia akan dieksekusi sebagai deretan pohon pohon maple di musim gugur di Connecticut. Sendiri, dingin dan tak berdaya di sapu angin.

Persepsi dari pikiran kita kadang dapat membelokan sebuah fakta menjadi ketidakpercayaan dan ketidakberdayaan. Gara gara video klip Kris Dayanti yang saya garap cukup kondang tahun 1998, saya diminta seorang creative director untuk mengerjakan sebuah produk kosmetik. Waktu itu saya masih menjadi pemula, yang belum pernah mengerjakan ‘thematic tvc “, jadi masuk akal agak grogi. Beruntung PH yang menghire saya, sangat support terhadap pekerjaan ini. Director of Photography atau kameramennya didatangkan dari Bangkok, lalu pengerjaan paska produksi juga dilakukan disana. Sehingga pada akhirnya kalau ‘ look ‘ hampir menyerupai gaya gaya iklan iklan Bangkok memang tidak salah. Namun ketika tayang di sini, ada saja orang yang tidak percaya kalau iklan itu hasil karya sutradara lokal. Menyedihkan sebuah persepsi telah mengalahkan realita.

Sementara di bidang kehidupan yang lain, orang film juga sering dipersepsikan sebagai seniman, free lance yang hidupnya nomaden. Apalagi kalau urusan kredit dengan Perbankan. Dian Bahtiar, seorang sutradara iklan yang saleh, rajin sholat , berzikir memuliakan asma Allah ( jadi siapa bilang orang film itu sekuler dan rusak moralnya) dan Rei Supriadi, kameramen film layar lebar ‘ Eifel Im in Love ‘ dan ‘ Apa artinya Cinta “ pernah mengalami hal ini. Mereka berdua datang ke sebuah bank untuk mengajukan permohonan kredit pemilikan rumah. Masing masing diterima oleh customer service yang berbeda meja. Segala kelayakan administrasi seperti rekening koran dan tabungan tidak bisa meloloskan untuk mendapatkan sebuah KPR. Alasannya karena ya orang film, freelancer yang tidak punya kantor yang menanggungnya. Disamping itu mungkin kesan penampilannya, rambut agak gondrong berantakan, memakai anting dan bercelana kargo tiga perempat, sehingga costumer servicenya agak ragu ragu menilai sosok yang duduk terpekur putus asa di depannya. Persepsi customer service ini yang akhirnya menolak permohonan kredit teman teman saya. Akhirnya dengan hati masgul mereka berdua meninggalkan gedung bank itu, sambil masing masing mengendarai mobil Jaguar seri XJ dan BMW seri 5.

You Might Also Like

7 Comments

  • NiLA Obsidian
    November 15, 2006 at 5:25 pm

    apakah sebuah blog dapat juga mem persepsikan si empunya nya?
    kadang di dunia maya, bisa berbeda lagi ya persepsi nya……

    lagi shooting apa mas?

  • Iman Brotoseno
    November 15, 2006 at 7:49 pm

    betul..dari sebuah blogpun, dapat membentu persepsi pribadi empunya, yang sesungguhnya bisa berbeda jauh dengan kehidupannya sehari hari….sebuah sisi lain yang selama ini tersembunyi..

  • ewink
    November 16, 2006 at 12:19 am

    Persepsi memang hasil matematikanya alam bawah sadar, sehingga kadang-kadang konversinya terjadi antar simbol, bukan antar fakta. Maka wajarlah jika tingkat representasi dari hasil konversi itu bisa jauh dari akurat.

    Tapi sebagai orang iklan, tentunya Mas Iman ini juga jago mengkonversi simbol-simbol ini untuk menghasilkan karya-karya yang ciamik dong. Artinya ternyata persepsi itu juga pisau bermata dua.

  • Iman Brotoseno
    November 16, 2006 at 10:19 am

    mungkin pisau bermata tiga, sisi sebelah kanan, sisi sebelah kiri dan yang paling sakit,..adalah sisi ujung lanncipnya…

  • asia travel
    December 12, 2007 at 5:52 am

    i am looking for information on how to travel cheap in asia and your post has given me some ideas, wish you all the best – CHEERS .

  • Elliot
    May 22, 2010 at 11:55 am

    This is my third visit to this blog. We are starting a new initiative in the same niche as this blog. Your blog provided us with important information to work with. You have done a fantastic job. So while I’ve never earned a particularly large amount of money, I’ve never accrued a particularly large amount of debt, either.

  • Cerita dewasa
    July 26, 2010 at 2:03 pm

    kasus kd , raul lemos ataupun anang hermansyah gw rasa cuman dompleng popularitas ditengah persaingan artis pendatang baru, menurut gw lagi nih, hal gak penting kayak kasus kawin cerai ini yang bikin infotainment kehilangan bobot, ikut arus aja setiap masalah raul KD dan anang di angkat, padahal masyarakat gak mo peduli. itu menurut gw lo ya

Leave a Reply

*