Syahdan Rara Jonggrang, seorang putri Raja Boko mengajukan syarat kepada Bandung Bondowoso yang hendak meminangnya.
“ Berikan aku seribu candi dalam semalam, maka kuberikan cintaku padamu “.
Tentu saja Rara Jonggrang tak akan menduga kalau dengan kesaktian dan dibantu prewangan jin jin, Bandung Bondowoso dengan mudah menciptakan candi candi itu. Cemas karena mendekati candi ke seribu, Rara Jonggrang mengatur siasat dengan membuat kegaduhan dan membangunkan hewan hewan piaraan. Kokok ayam membuat Bandung Bondowoso mengira hari telah pagi dan gagal memenuhi tugasnya.
Kelak setelah mengetahui bahwa ia diperdaya oleh sang putri. Bandung Bondowoso melepaskan kemarahannya dengan mengutuk Rara Jonggrang menjadi patung Btari Durga yang kini berdiri tegak di pintu masuk Candi Sewu .
Jangan menganggap remeh dan bermain main dengan cinta. Penyanyi Broery Pesolima melantunkan dalam lagunya yang terkenal – Hati yang Terluka –
………kau membuat cintaku jadi benci .
Sim salabim. Rara Jonggrang menjadi batu.
Cinta yang sepertinya indah sebenarnya berpotensi menjadi letusan magma, sekaligus dendam. Makanya jaman bujangan dahulu ketika hendak syuting di daerah Kalimantan, selalu saja ada wanti wanti. Jangan main main dengan gadis sana kalau tidak serius, nanti kamu tidak bakal pulang ke tanah Jawa.
Urusan cinta kelihatannya sepele, namun jika sudah terperangkap. Makan jadi tidak enak, tidur tidak nyenyak dan hidup seperti disoriented. Tidak heran – ada pepatah – cinta ditolak dukun bertindak.
Ini menjadi tidak masuk akal. Apakah kita harus menyakiti orang yang ( dulu ) kita cintai. Bukankah cinta seharusnya menjadi bagian, apa yang dinamakan keikhlasan. Saya bisa terpukau dengan kata kata ini, “ kebahagianku jika melihat engkau bahagia “ .
Sepertinya klise. Jangan salah ini tidak mudah. Butuh kesadaran tingkat tinggi untuk menjadi sabar dan ikhlas. Butuh pemahaman tingkat sufi untuk menjadi bahagia dengan melihat apapun pilihan orang yang kita cintai. Jadi Syaiful Jamil mestinya juga tidak perlu berkoar koar tentang gaya pakaian Dewi Persik atau masalah moral, begitu keduanya berpisah.
Sore itu, disini di reruntuhan keraton Ratu Boko yang syahdu. Untuk beberapa saat Zam , Anto , Eko dan saya terdiam memandang horizon. Duduk termenung diatas hamparan rumput bukit yang sunyi. Sekejab saya melihat potret potret kilas balik sebuah kehidupan. Bahwa hidup harus terus berjalan apapun konsekuensinya. Cinta memang bisa datang kapan saja dan pergi begitu saja. Ia bisa memberi hidup. Namun kita mesti tahu bahwa hidup tidak harus dibelenggu dengan apa yang namanya cinta. Seandainya saya hidup di jaman candi candi ini. Maka saya coba tawarkan tulisan puisi ini untuk Bandung Bondowoso dan Rara Jonggrang.
Pergi saja bawa dendammu,
jangan ambil mimpi jiwaku
Biarkan rinduku tunjukan arah,
jalan terjal yang kau daki
Bila kau temukan hari indahmu,
bawa serta sedikit cintaku
Dalam bungkus selimut raguku,
untukmu yang setia menunggu
Gemuruh badai semakin kencang. Flash back masa lalu silih berganti dengan cahaya kilat dibalik awan. Udara semakin dingin dan hujan mulai turun dipenghujung senja.
Kami semua saling berpandang sebelum memutuskan untuk bergegas turun ke bawah bukit.
Saya menoleh untuk terakhir kalinya ke belakang karena hari semakin gelap.
Wahai gadis bercahaya bulan. Masih ingatkah saat dulu kau curi hatiku.
Dan sisa cinta dikelopakku.
Selamat hari kasih sayang bagi yang mempercayainya !
83 Comments
max
February 13, 2008 at 8:17 pmSelamat hari bersayang-sayangan 😀
Moh Arif Widarto
February 13, 2008 at 11:09 pmBapak saya dulu ikutan memugar Kraton Boko itu tetapi saya sampai saat ini belum pernah ke sana. Mudah-mudahan kalau jadi pulang kampung ke Sleman libur panjang Maret nanti saya bisa ke sana.
Selama ini pikiran saya selalu diliputi pertanyaan: Sebesar apa kerajaan Boko itu sehingga petilasan kratonnya saja seperti itu? Tapi entahlah… selain keraton dari batu itu, tidak ada hal lain yang dapat menceritakan kisah kerajaan Boko itu. Sejarah seperti sengaja menyembunyikan banyak catatan, seperti yang biasanya dilakukan oleh sejarawan.
mitra w
February 13, 2008 at 11:51 pmhaduuuh, termehe-mehe bacanya 😛
^_^, selamat hari kasih sayang juga
Totok Sugianto
February 14, 2008 at 1:58 amtentang candi sampeyan betul kalo membawa serta si Zam, beliau memang layak kalo disebut sebagai seorang yang banyak tahu tentang candi. comment candinya di sini aja udah lengkap banget heheh 😛
Doohan
February 14, 2008 at 2:38 amSelamat hari kasih sayang bersama orang-orang tercinta.
kbguy
February 14, 2008 at 4:48 amo,ini yang di maksudkan rumah baru ? Ingat rumah sebenar.
unai
February 14, 2008 at 9:03 amwhat a great pics, Om…
antobilang
February 14, 2008 at 9:56 amitu foto saya!!!
*komen histeris*
ekowanz
February 14, 2008 at 12:39 pmlha itu foro pre weddingnya kok udah disebarluaskan sekarang to mas….
bangsari
February 14, 2008 at 3:35 pm[Jadi Syaiful Jamil mestinya juga tidak…]
weh, kok namaku disebut-sebut. ada apa ini? 😀
franya
February 14, 2008 at 3:41 pmnext time ajak2 yach kalau jalan2 ke candi2. mau donk…..
escoret
February 14, 2008 at 4:01 pmkonon…katanya,klo pacaran di area candi..bisa putus..!!!
*jd inget jaman pacaran*
eh…nice poto..!!!
Indahjuli
February 14, 2008 at 4:07 pmDesember tahun lalu, kami juga berkunjung ke Ratu Boko.
Sayang yah, sekarang ngak bisa masuk ke candi utamanya.
Salam kenal dari kami Mas 🙂
edratna
February 14, 2008 at 4:16 pmCinta memang sepeti sisi mata uang, ada benci dan rasa sayang…kalau tak cinta maka tak akan ada rasa benci.
Fotonya indah banget….jadi pengin kesana….katanya yang pacaran tak boleh kesana ya, ntar nggak jadi jodoh.
meitymutiara
February 14, 2008 at 5:12 pmilustrasi yang terakhir itu, aku suka banget
mikow
February 14, 2008 at 7:13 pmwah jeng-jeng terus nih mas?
@zam : sampeyan sering ke bandungan ya? ngapain hayoo? 😛
icha
February 14, 2008 at 9:17 pmjadi inget mama yg suka nyeritain dongeng roro jongrang…pemandangan ciamik banget…pengen kesana
Lita
February 15, 2008 at 10:00 amkalau mas Iman bikin buku, saya jadi pembeli pertamanya, mas..
tulisannya indah banget..hiks…
cK
February 15, 2008 at 12:53 pmgambarnya bagus bangeettt!!
*terpesona ama gambarnyah*
isnuansa
February 15, 2008 at 3:00 pmmas, fotone uapik tenan…
aLe
February 15, 2008 at 10:21 pmsyet dah, foto yg bawah keren euy
astrid
February 16, 2008 at 7:39 amApart from love, the last time I went to Boko I was thinking that myth maybe something that doesn’t die easly as it’s born from a need (that’s different from the need for history) or even from lost memory, but how can one distiguish myth and history if he’s not used to saying what is right is right and what is wrong is wrong? We probably like trying to put our roots down deep in the past yet right now we don’t know if we’re doing it for memory or legend, to comprehend continuity or to strenghten cults.
rey
February 17, 2008 at 10:42 pmngomong2 soal candi Ratu Boko, aku msh penasaran ama sejarahnya gimana, soalnya candi ini bukan tempat pemujaan, tp rumah ato kerajaan gitu, trus gosip yg pernah aku denger katanya si rajanya tu kanibal, benarkah? 🙂
iman brotoseno
February 17, 2008 at 10:52 pmrey,
ratu boko memang sebuah istana..bukan candi…
memang sedikit sekali literatur mengenai sejarah kerajaan ini..
hanny
February 18, 2008 at 6:18 pmhwaaaaah indah sekali … bisa menjadi lokasi valentine yang unik, sebenarnya … semacam napak tilas untuk cinta. ah.
unai
February 19, 2008 at 9:03 amaku baca tulisan ini berkali kali…indahhhh
Neng Keke
February 19, 2008 at 2:46 pmRatu Boko ini beda ya ama Prambanan?
dee
February 19, 2008 at 6:52 pmwah udah lama ga jalan2 ke sini, malah membaca tulisan jalan2 yg menggugah.. apa web pariwisata indonesiah dipindah ke sini aja mas? Belum pun saya baca tulisan terbaru berjudul “bukittinggi”..
-tikabanget-
March 2, 2008 at 11:18 amkata seseorang kemaren lalu :
“cinta itu buwat dirasakan. masalah bisa dimiliki atau ndak, itu resiko.”
masni
May 9, 2008 at 11:36 ammas imam rara jonggrang tu siapa sih? cantik ya?????? bandung b tu cakep nggak sih?
christie
July 12, 2008 at 12:40 pmmm…very nice, disana banyak banget kenangan, jadi inget. Sedih….
nahdhi
November 16, 2009 at 7:03 pmSaya baru aja ke BOKO kemaren sabtu. Tapi yang saya nikmati bukan keagungan bangunannya. Saya lebih menikmati keindahan batuan-batuan penyusun bukitnya. Hahaha….
Boy Valentin
February 15, 2012 at 10:58 amSelamat Hari Kasih Sayang..