Beberapa waktu lalu saya berbincang dengan seorang teman saya, seorang blogger baru nan jatmika pembawaannya.
Dia bilang ke saya. “ Mas saya ingin ngeblog dan tak berpretensi apa apa, kecuali tulisan saya bisa dibaca dan syukur syukur memberi pencerahan “
“ Setelah itu saya ingin ke level berikut, yakni bisa berkenalan dan sekaligus kopi darat, alias bertemu blogger lain secara offline “. Demikian ia melanjutkan.
Saya mengamini. Bukan salah juga, atau menuduh dia blogger labil. Karena memang blogger – baca orang Indonesia, memang sukanya berkumpul.
Ini mungkin fenomena satu satunya di dunia. Komunitas blogger dibentuk berdasarkan kepentingan wilayah, etnis, profesi, agama atau interest.
Tapi karena memang dasarnya orang Indonesia juga. Budaya nyinyir, ngrasani, bergossip juga dibawa bawa sampai ke dalam komunitas itu. Tak salah, Mohtar Lubis dalam bukunya ‘ Manusia Indonesia – sebuah pertanggungjawaban ‘, menulis salah satu ciri orang Indonesia memang suka bergunjing.
Apakah ini salah ? Tidak juga menurut saya. Bergunjing kadang mengasyikan sepanjang untuk fun dan kita tidak kehilangan penilaian yang obyektif. Problemnya bergunjing bisa berujung pada pertentangan tidak penting.
Awal dari sebuah gunjingan, ada yang mengganggap kelompok blogger anu sebagai antek negeri asing, ada juga melihat kelompok blogger anu sebagai blogger borjuis hura hura, ada juga yang menertawakan kelompok blogger yang gemar mengatakan sebagai blogger independen. Ada kelompok yang dianggap tidak wongke, ‘ tidak memanusiakan bloger lainnya, Macam macam.
“ Wah blogger kok jadi ribet ya. Padahal saya cuma mau ikut acara acara blog yang katanya seru seru itu? “ Dia setengah bertanya.
Repotnya ketika hal hal ini jadi masalah personal. Ketika para kelompok blogger menyuarakan bahwa merekalah yang menjadi suara blogger Indonesia.. Lalu masing masing berkampanye kepada khalayak blog, bahwa kelompok mereka sebagai pewaris wahyu cakraningrat blogsphere Indonesia. Ada yang mottonya tidak mengkotak kotakan – tapi memilih siapa yg akan diundang, Ada yang jargonnya satu bangsa – tapi mengabaikan aspirasi blogger. Pokoknya macam macam. Seperti biasa sangat patriotik dan menggugah.
Maka saya bilang ke teman saya, “ Ya kamu tidak usah mikir siapa dibalik sebuah hajatan blogger. Tidak penting siapa penyelenggaranya, tidak penting siapa sponsornya. Hadir saja, sepanjang hajatan itu memberikan manfaat kepada orang banyak. “
Mempertentangkan sebuah hajatan dengan hajatan lain, atau komunitas satu dengan komunitas lain sungguh tidak elok. Akhirnya kita selalu curiga dan yang paling parah sampai menganggap musuh.
Ada komunitas menolak undangan sebuah hajatan, hanya karena urusan personal para tetua. Bukan demi kemashalatan jamaah blogeriyah. Padahal banyak anggota komunitasnya yang diam diam datang di hajatan itu
Selain itu karena blogger sudah dianggap sebagai media alternative, maka banyak pula pihak luar atau korporasi yang ‘menggarap ‘ . Sehingga timbul pertanyaan, seberapa independen blogger bisa bersikap.
Lucunya pula, teman saya itu berulang kali meyakinkan saya kalau dia ingin menjadi blogger Independen.
Padahal saya sering ngunandika sendiri. Mana ada blogger yang independen sepanjang dia sudah mau menerima uang. Misalnya dari yang paling simpel ketika melakukan posting berbayar. Apalagi kalau sudah buat kegiatan dalam skala besar, pasti ada sponsornya. Memangnya blogger punya uang ? Korporasi besar atau korporasi kecil. Namanya tetap perusahaan.
“ Lha Mas sendiri gimana “ teman saya mendesak .
Saya jawab . “ Ya tidak independen. Wong berapa kali saya melakukan postingan berbayar. Lalu kalau misalnya kedutaan besar Usbekistan mau menyumbang kegiatan blogger, ya saya terima. Tidak mikir aneh aneh ada udang di balik batu. Terus saya juga sering diajak acaranya provider A. Bahkan saya ikut sampai posting. Beberapa hari lalu saya juga diminta bicara untuk sebuah programnya provider B, Yuk mareee. “
Ini bukan sekadar omong kosong. Belum lagi kalau diundang seminar. Ya saya pasti tidak menolak disanguni amplop honor. Mak klakep dengan malu malu kucing saya tanda tangani kwitansi honor. Masak seperti begini saya mengaku blogger Independen yang idealis ?
Bahkan sekarang saya banyak runtang runtung dengan birokrat untuk urusan komunitas Blogger di wilayah regional. Alih alih dikeploki, saya malah disindir. Wah jadi perpanjangan tangan Pemerintah. Ciloko tenan.
Tapi begitulah blogger Indonesia. Selalu penuh dengan rasa curiga, pura pura baik tetapi dibelakang menusuk. Pura pura bersahabat tetapi di pojokan menjelek jelekan. Orang dilihat afliasinya, bukan kemampuannya, Persis seperti ibu ibu arisan di komplek. Saling berkelompok dan kalau perlu saling mempergunjingkan suami suami tetangga.
Jadi memang melihat blogger Indonesia kompak, saling bersahabat, dan tulus memang hil yang mustahal, seperti kata almarhum Asmuni. Masih utopia.
Akhirnya saya bilang kepada teman saya yang jatmika itu. Tetap ngeblog saja. Tapi tidak usah ikut ikut komunitas. Tidak usah mimpi offline kopdaran.
“ Nanti kamu dicekoki sama tetua tetua komunitasmu yang sudah jadi polisi internet “.
Kalau sudah begini, teman saya hanya bisa ndelongop.
63 Comments
DV
October 27, 2011 at 7:00 pmPertamax dulu 🙂 Met hari blog!
cK
October 27, 2011 at 7:04 pmhihihih postingan yang sungguh menyentil untuk para blogger. cuma bisa mikir saya di bagian yang mana ya? yang pasti saya ini blogger hepi yang urusannya senang-senang. 😆
jengmaynot
October 27, 2011 at 7:06 pmHehehe…. salam buat temannya 🙂 Katakan padanya: saya termasuk blogger yang gak pernah ikut ngumpul2, kopdar, or whatever. Dan sudah 6 tahun, survive tuh… hihihihi….
DV
October 27, 2011 at 7:07 pmTulisan ini lebih tajam dari tulisan saya tempo hari yang kesannya menyenangkan semua pihak. Tulisan ini bicara dari sisi ‘orang dalam’, ngomong opini tentang ‘orang lain’ tanpa bermaksud menyakitkan hati orang lain!
Salut aku, Mas! Maju terus!
dosengila
October 27, 2011 at 7:09 pmHuaaa … aku belum pernah terima bayaran sebagai blogger. *blogger independen *ngarep 😀
mikow
October 27, 2011 at 7:16 pmjatmika kan mas, bukan jatmiko? 🙂
selamat hari blogger nasional…
meong
October 27, 2011 at 7:25 pmPolitik blogger bisa dibilang miniatur politik yg duduk dan ngatur negara?
Kl iya, siapa yg dijadikan panutan utk politikus bloher ini?
Ihik
Chic
October 27, 2011 at 7:30 pmwooooogh! well said, Mas!
*kudos*
:lol*
dobelden
October 27, 2011 at 7:37 pmAh saya tetep pengen berkomunitas mas, ya paling nggak diakui sebagai member Asean blogger lah dan dapat kaosnya *mrenges*
Pokoknya acara apapun dimanapun yg mengundang blogger secara gratis dan waktu yg bisa diluangkan, aku akan tetep datangggg 😀
Herman Saksono
October 27, 2011 at 7:40 pmAda banyak masalah yang dirangkum jadi beberapa paragraf. Sulit untuk diberi komentar 😀
Iman Brotoseno
October 27, 2011 at 7:55 pmMomon,
Yg penting kamu sudah komen.. terakhir kamu blogwalking th 2008 :)))
Dobelben,
jangan terlalu serius dipikirkan postingan ini he he…Tetap gabung Blogger ASEAN aja he he he
Sabai
October 27, 2011 at 7:58 pmTitip salam buat temannya yg jatmika itu dooong… Hihiihii… Sekalian bilang, santai aja kakak, klo mo ngeblog ya ngeblog aja, repot amat mikirin independensi 🙂
Ceritaeka
October 27, 2011 at 8:20 pmHmmmm #termasiman
Bahasanya mengalir banget, gak kasar pdhl nyentil 🙂
Nice mas.
Sama ama Chika, aku blogger hepi2 hehe
Yahya Kurniawan
October 27, 2011 at 8:51 pmDuh, ngeblog aja kok rumit ya? Emang ada tho yang mikirnya njelimet gitu? Nek saya kok sederhana banget, ngeblog biar ngetop. :p
itikkecil
October 27, 2011 at 10:48 pmsaya juga termasuk gengnya Chika. blogger yang cuma suka hura-hura. btw, kapan mas Iman ke Palembang lagi… kita ngegosip sambil makan pindang dan ikan seluang goreng *eh*
nicowijaya
October 27, 2011 at 11:05 pmAku sebal dengan mereka-mereka yang masih muda, tapi ngikut dan takut terhadap senior blognya di suatu komunitas tanpa suatu alasan yang jelas. Gemas, sesekali bersikap rebel kenapa ngga sih?
antobilang
October 28, 2011 at 12:24 amwah panjang juga ya…
jensen99
October 28, 2011 at 12:33 amsaya ikut gengnya Chic saja. Blogger yang angkat dua jempol tuk tulisan ini. 😆
Iman Brotoseno
October 28, 2011 at 1:31 amMemeth,
Ikuti Daddy saja sebagai panutan, …..
Anto,
I miss that words..#Teranang
Jensen, Itik kecil,
Mari hura hura aja deh hi hi
Herman Saksono
October 28, 2011 at 7:20 am@Mas Iman: Aku blogwalking kok mas, cuman ndak komen XD
Hanny
October 28, 2011 at 8:57 amAku mau nge-blog dan bahagia saja. Itu cukup. Syukur-syukur kalau bisa membahagiakan orang lain 😀
Hanny
October 28, 2011 at 8:58 amAku mau nge-blog dan bahagia saja. Itu cukup. Syukur-syukur kalau bisa membahagiakan orang lain 😀
nonadita
October 28, 2011 at 9:28 amAda yg aliran ngeblog untuk cari jodoh?
#bhihik
waterbomm
October 28, 2011 at 9:43 amsinetron kan gak seru mas kalo gak ada yang berperan jadi antagonis. 😀
Unspun
October 28, 2011 at 9:44 amTotally agree. Blogging should be fun, inclusive and we should all be accepting and tolerant of others. So self-appointed policemen of the blogging world: Chill.
ngodod
October 28, 2011 at 10:15 amaku dulu pengen ngeblog karena apa ya? *berpikir keras*
dedi
October 28, 2011 at 10:19 amCiloko tenan—> inget umar kayam
ndlongop —-> inget pakde mbilung
Nike
October 28, 2011 at 10:38 ambalik lagi ke niat awalnya kan ya mas 🙂 harusnya ngeblog bikin kita senang.
horeee… mas iman posting lagi…. 🙂
chiw
October 28, 2011 at 10:55 amSelain independensi ini, aku jg heran, sampe ada yg bilang “jangan ngaku blogger kalo bla bla bla”
Ribet amat ngurusin orang, padahal syarat jd blogger tuh cuma 1 : punya blog. Nah, kalo blogger kaffah (ihiy, kaffah) lain lagi ceritanya :p
sandalian
October 28, 2011 at 1:46 pmSejak tidak ada ‘nabi’, urusan ngeblog tidak pernah sama seperti sebelumnya 😀
boyin
October 28, 2011 at 6:14 pmWah..sebagai blogger pengamat aja jadi kaget juga dengan tulisan mas iman ini….yah lumayan jadi tau lah dengan keadaan sekarang ini……..
afif
October 28, 2011 at 10:46 pmHajar Bleh !! nice
jarwadi
October 29, 2011 at 10:58 amwah, saya kok kuper gini ya gara-gara ngga ikut komunitas lokal, jadi ngga kebagian ada gosip gosip, hehehe
pokoknya saya ngikut komunitas ASEAN blogger saja, biar kalau ngegosip ngga tanggung sebatas isu2 lokal, melainkan isu regional, halaaaaah 😀
kok malah jadi mumet to ams
jarwadi
October 29, 2011 at 10:59 am*mas bukan ams, hehe
Nazieb
October 29, 2011 at 11:25 amGa usah ribut2 masalah independensi arau komunitas mas, update blog aja udah syukur..
a!
October 29, 2011 at 2:07 pmurusan blogger kok malah dadi ruwet begini, sih. ada kubu-kubuan. gontok-gontokan. merasa diri paling jumawa dan digdaya.
ayolah. ngeblog saja karena memang ingin berbagi.
PanDe Baik
October 29, 2011 at 6:43 pmPeduli amat, nulis terus biar gak tumpul isi kepala.
Sudah masuk tahap Addict, ketagihan.
Seminggu gag apdet, serasa mau pecah dunia. hahaha…
Mantap tulisannya…
Bukik
October 30, 2011 at 12:17 amBicara potret,
Bagaimana potret yang kita dapatkan tergantung sudut kita memotret
Mungkin kita perlu memotret dari sudut yang lebih baik
Selamat hari blog nasional
didut
October 30, 2011 at 4:24 amyg paling enak ya blogger yg suka jalan jalan dan makan makan … makin banyak event blogger makin bs jalan jalan ke mana saja kita 🙂
Sugeng
October 30, 2011 at 5:58 amHm …. memang susah kalau semua di ukur dengan kapasitas diri sendiri. Jadinya orang yang tidak sepaham bisa dianggap
musuhantek dari sesuatu. Padahal niat banyak teman2 blogger yang pada awalnya hanya 3 (termasuk saya), pertama ngeblog kedua ngeblog saja dan terakhir juga ngeblog lagi. Tapi seiring perjalanan waktu kadang kita terjebak dengan komunitas-komunitas seperti itu. Dan celakanya kalau memang tetua-tetuanya memang komunitas blogger termasuk blogger yang menganut paham monarki.Makasih mas atas sharingnya, jadi ngeh dengan realitas yang ada di dunia bloggosphare Indonesia 😛
Salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan
Pitr
October 30, 2011 at 8:53 pmmas, yang uzbek itu kira2 mau sponsorin blogger buat apaan ya?
boleh ikutan? *eh
Antyo
October 31, 2011 at 3:43 pmNgebloglah sesukamu, jangan paksakan dirimu, kata orang ndak bijak. 😀
gardino
November 2, 2011 at 4:16 amJangan-jangan spirit blog dan blogger yang makin menurun itu juga gara-gara beginian. Yang baru mau masuk jadi ribet duluan…ditarik sana dan sini, harus ikut bersumpah anu dan ini. Permasalahan klasik “either you with me or you against me” ternyata masih ada ditengah paltform blog yang konon katanya egaliter 🙂
Ah sudah lah, saya ndak mau ribet. Saya ikut acara yang Uzbek ajah, kayaknya kalo beneran kejadian bakal seru (kebayang bintang tamunya). 😀
Dana
November 2, 2011 at 12:57 pmMakanya itu saya blogger matre ajalah sekalian. Manfaatnya top. 😀
Moko
November 2, 2011 at 1:00 pmhehehe… cem macem yah blogger Indonesia.
udahlah.. gak usah pusing dgn kelompok apa.. yang jelas tetap menulis dan berbagi-bisa bermanfaat buat yang baca… 😉
makasih tulisannya mas…
Info Call of Papers-Forum Ilmiah Nasional Pascasarjana UMY DISINI
arifr
November 2, 2011 at 9:06 pmngeblog itu : nulis, blogwalking, comment mas:)
Anak Shaleh
November 2, 2011 at 11:51 pmHidup Blogger Indonesia
Apapun perbedaan Bentuk Rupa Dan Suku, Inilah Kita Para Blogger yang saling membantu satu sama lain.
Karena sepantasnya yang Muda Menghormati Tua, Yang Tua Menghargai yang muda,
Jika yang tua punya kekhilafan dan tidak segera memperbaikinya, maka yang muda akan penuh dengan orang orang yang memilliki Mosi Tidak Peraya. Dan tidak akan peraya lagi.
Seperti itulah kiranya Indonesia ini ada.
Salam Blogger
mitra w
November 7, 2011 at 2:15 pmhehe, berarti ada fenomena baru yg muncul, “bloGap” :p
riza
November 9, 2011 at 5:59 amikut aja pesta blogger..
atau social media festival
atau akademi berbagi 🙂
seruu tauu
ajengkol
November 10, 2011 at 2:07 amSaya Ajeng mas bukan Jatmika #melipir
curcol ni ye