Olen

Nama aslinya Olen, asal Betawi. Bukan dari Russia. Saya juga tidak tahu nama lengkapnya. Setahu saya dia sudah dipanggil Olensky sejak saya mengenalnya di film tahun 1993. Orangnya kecil dan suka melucu. Ya gaya betawi begitu.
Pekerjaannya di film sebagai pembantu umum. Istilah kerennya PU. Dia menyiapkan teh, kopi, rokok dan membelikan makanan. Pokoknya segala kebutuhan logistik dan urusan perut bagi crew film di lokasi. Jadi Olen merupakan sosok yang sangat penting.
Olen sangat rajin dan pintar mengambil hati produser atau sutradara. Mungkin biar terus di’calling’. Diajak syuting.

Pagi pagi baru saja saya tiba di lokasi, dia sudah menyiapkan teh manis hangat. Sore sore ada penganan gorengan atau martabak. Tengah malam kedinginan, dia sudah menyorongkan secangkir jahe hangat. Belum supermie rebus sebagai pengganjal perut kalau pekerjaan sampai lembur.

Namun dia selalu boros dan tak pandai menyimpan uang. Pernah kami syuting di daerah selama seminggu, tak tahu bagaimana hari ke empat dia sudah datang untuk kas bon. Padahal uang saku dan sebagian honor sudah dikantongi sejak awal.
“ bagaimana lu mau ngasih oleh oleh keluarga di rumah, kalau pulang syuting justru kehabisan uang “ .
Saya selalu memarahi sifat borosnya.

Ya problem utama crew film, kalau sudah mengantongi uang habis dengan main perempuan.
Seperti biasa Olen hanya cengar cengir seperti kucing angora minta kawin. Lalu melipir pergi.

Saya pernah marah berat sama dia. Sewaktu pulang dari syuting di Bandung, saya melihat seorang wanita muda duduk di depan serambi kamar hotel, di Wisma Telkom. Saya lirik ke kamar kameramen dan teman lain. Mereka juga memiliki ‘ penunggunya ‘.
“ Neng , nunggu saha ? “ tanya saya sopan.
Dia menjelaskan disuruh oleh salah seorang. Katanya diminta menemani bapak bapak yang tidur disini. Kurang ajar. Ini pasti ulah Olen.
Saya panggil Olen, dan menyemprotnya.

Sempat terdengar Olen dimarahi oleh unitnya.
“Lu kira kira dong, masak boss boss lu kasih bondon saritem ! “ Saya tergelak ngakak. Masalahnya, Wong gratis saja bisa kenapa harus bayar. Jangan menduga duga apa yang saya maksud.
Sejak itu Olen bersikap correct terhadap saya. Tidak pernah macam macam.
Suatu ketika kami syuting di daerah Pelabuhan ratu, Jawa Barat. Bisik bisik di kalangan crew , kalau Olen selepas syuting pergi ke Cisolok. Konon Mak Erot berpraktek disana. Ketika saya desak, Olen tak pernah mengakui.
Tapi saya percaya omongan crew lainnya, bahwa Olen telah menjalani ritual khusus untuk memperbesar alat tempurnya.

Sampai suatu saat kami syuting di daerah Jawa Tengah. Malam malam, terdengar ribut ribut diantara crew. Usut punya usut, ternyata Rully, seorang operator genset marah marah ke Olen. Ternyata setelah Olen ‘ bermain sepukul dua pukul ‘ dengan wanita PSK, si wanita jatuh pingsan.

Rully yang tak tahu apa apa, berbaik hati mau saja disuruh Olen membawa ke dokter. Ternyata disana justru Rully di marahin habis habisan oleh si dokter.
“ hati hati kalau bermain ,..gimana caranya sampai berdarah darah begini “.
Seketika saya teringat kejadian beberapa bulan lalu di Pelabuhan Ratu. Mungkinkah ini sebagai efek samping terapi Mak Erot itu ?

Lama saya tidak bertemu Olen. Suatu ketika ia berada di lokasi syuting. Herannya dia tak menawarkan saya sarapan pagi. Ternyata dia sudah berganti profesi. Setelah berguru pada orang pintar, seketika ia menjadi pawang hujan. Bahkan pawang ular segala. Kata teman teman crew, si Olen kini memelihara banyak ular di rumahnya.
“ Saya tidak boleh nyabul lagi pak,..nanti ajian penahan hujan saya batal “.
“ Bagus deh lu len, tapi ilmu lu manjur nggak ?..” tanya saya.
“ Ya kalau hujan , nggak usah bayar pak ..”

Kurang asem Olen itu, saya juga bisa bikin deal seperti itu, batin saya dalam hati. Jadi pawang hujan, kalau hujan turun tidak dibayar.
Diam diam saya memperhatikan dia, di pojokan komat kamit sambil membakar sesuatu. Entah kemeyan entah rokok lisong. Kadang hujan kadang memang tidak hujan.

Lama dia tak terdengar lagi menjadi crew atau pawang hujan. Jangan jangan ia melanggar pantangannya. Sampai suatu ketika ia menelpon saya.
“ Saya sekarang menjadi pedagang kambing pak, ..kalau butuh kambing buat kurban bisa pak “
Sejak itu setiap tahun Olen selalu memasok kambing kambing buat kurban, dan saya selalu merekomendasikan pada temen teman lain yang membutuhkan kambing kurban.
Konon dia cukup makmur dari jual beli kambing ini.

Namun Olen tetap Olen. Godaan birahi kucing angoranya dibawah perutnya selalu meledak ledak. Setelah punya uang banyak ia menyimpan isteri muda. Bahkan ia semakin mementingkan isteri mudanya. Usaha kambingnya porak poranda, dan ia menjual rumahnya di Cileungsi. Entah untuk apa.
Sewaktu anaknya sakit, kami teman temannya di film berpatungan menyumbang uang yang langsung diserahkan ke istrinya. Tidak ke Olen.

Lama tidak kedengaran. Suatu hari ia menelpon saya.
“ Pak sekarang saya ingin berubah dan ingin menjadi crew film lagi..”
“ Baguslah , nggak usah urusan sama lendir lagi ya…” jawab saya.
Sejak itu saya tak pernah mendengar beritanya lagi. Sepertinya ia telah menjalani hidupnya dengar normal, dan bekerja keras di film lagi. Konon ia sempat ikut syuting ke Malaysia segala dengan Starvision. Terakhir ia mengawinkan anaknya, dengan mengundang orkes adiknya Mandra. Berarti ia sudah memiliki tabungan lagi. Syukurlah.

Sampai beberapa hari yang lalu ia menelpon saya lagi.
“ Sekarang saya usaha jual beli tanah, kalau perlu tanah saya bisa cariin pak ? “
Astaga Olen,..Sedemikian beratkah hidupmu sehingga tak pernah mensyukuri pekerjaan yang kau tekuni.

You Might Also Like

56 Comments

  • JelajahiDuniaEly
    January 19, 2009 at 6:47 pm

    yang namanya manusia , nggak akan pernah puas ya mas 😀

  • gajah_pesing
    January 19, 2009 at 7:18 pm

    sepakat dengan komentar pertama
    manusia memang tidak pernah puas akan segala kebutuhan, banyak yang sudah hamba uang sekarang..

  • BudiTyas
    January 19, 2009 at 8:11 pm

    Hehe, namanya juga usaha. Asal halal gpp. Bagus jg tuh semangat usahanya, yg nggak bagus cara ngabisinnya. UUL, ujung2nya lendir, kekekek..

  • bung tobing
    January 19, 2009 at 8:41 pm

    Haha, olen oleeen. Kejadiannya mirip sama tukang borong konstruksi di kampung belakang rumah saya, setiap dapet orderan langsung nyari temen tidur.

  • Edi Psw
    January 19, 2009 at 8:45 pm

    Tapi nggak semua kru menghabiskan uangnya dengan perempuan kan?

  • danalingga
    January 19, 2009 at 10:44 pm

    Hiks, serasa menyindir nih. 🙁

  • dina
    January 19, 2009 at 11:02 pm

    WoW..keknya dibikin sinetro seru tuh.. Salam ya mas 😀

  • mbakDos
    January 19, 2009 at 11:14 pm

    yah, dan mestinya olen juga cukup bersyukur sudah dipertemukan dan belajar banyak dari mas iman.

  • meong
    January 20, 2009 at 1:11 am

    eh kalo dr sudut pandang saya, Olen ini ulet, kreatip, tapi ga bisa fokus.

    mensyukuri pekerjaan yg ditekuni ? seperti apa bentuk syukur itu ?

  • omoshiroi
    January 20, 2009 at 2:39 am

    olen..olen..
    berjiwa wirausaha sekali…

  • DV
    January 20, 2009 at 3:00 am

    Melihat liatnya tanah kehidupan yg dilaluinya, tak heran ia suka berurusan dengan lendir. Entah kenapa saya selalu berpikir bahwa orang lahir itu lengkap dengan himpunan sifatnya

  • mantan kyai
    January 20, 2009 at 4:39 am

    jgn kaget kalo nanti2 si olen tb2 nelpon dan blg dia dah jd sutradara mas …hehehehe

  • oon
    January 20, 2009 at 8:48 am

    wow…kehidupan yang “liar”
    sampe pingsan? blm bs ngebayanging :p

  • bangsari
    January 20, 2009 at 8:53 am

    saya kok melihatnya sebagai hal yang menggelikan. maksudnya, orang-orang seperti dia memang menjengkelkan. tapi justru dari dia lah sebenarnya kita bercermin, dan mentertawakan diri sendiri.

  • ika
    January 20, 2009 at 10:02 am

    olen berarti super kreatip mas…
    dia memahami betul stiap pekerjaan ada limitasi.. maka dengan segera akan balik ke gairah yang awal.hehhe

  • didut
    January 20, 2009 at 10:20 am

    kadang liat spt olen juga bagus utk bertahan hidup asal tdk meniru kebiasaan lendirnya 😛

  • Chic
    January 20, 2009 at 10:24 am

    uuuummm… nampaknya Olen hanya memanfaatkan situasi Mas, mana yang menghasilkan duit lebih banyak, itu yang dia sabet… 😆 bagus sih, diluar kebiasaannya memuaskan nafsu kucing anggoranya itu… hihihihihi

    salam aja deh Mas kalo ketemu lagi 😀

  • hedi
    January 20, 2009 at 11:10 am

    olen potret umum manusia…
    eh mas emang ada yg ga bayar juga bisa, mbok aku dibagi hahaha
    *disambit lensa*

  • Setiaji
    January 20, 2009 at 11:42 am

    Wah kisah si Olen bisa jadi Film laris manis tuh Mas … MANTAB !

  • Nyante Aza Lae
    January 20, 2009 at 12:27 pm

    sana ambil tisu len…dah besar masih ingusan…

  • kian
    January 20, 2009 at 1:07 pm

    bener kisah si Olen bisa difilmkan *saya siap jadi crew loh mas*

  • grubik
    January 20, 2009 at 1:12 pm

    Setidaknya olen telah menjalani hidup yg penuh warna…
    dan juga full of lendir

  • edratna
    January 20, 2009 at 1:30 pm

    Olen…ohh Olen….
    Ceritanya seru, dan ada banyak orang di Indonesia ini seperti Olen, berganti-ganti pekerjaan, ingin mengejar yang lebih baik lagi, padahal mungkin kalau ditekuni saja yang lebih tetap, hidupnya akan baik.

  • hanny
    January 20, 2009 at 2:08 pm

    tulisan ini mirip kolom di majalah. keren. saya suka sekali 🙂 dan melihat olen itu seperti bercermin akan kecenderungan kita sebagai manusia, yang tidak pernah puas. bukan hanya mengenai masalah pekerjaan, tapi mengenai banyak hal di luar itu. olen membuat saya kembali menghitung berkah yang saya dapatkan, ketimbang merutuki hal-hal yang belum saya capai atau saya miliki. dan, siapa itu yang pernah bilang, bahwa akan jauh lebih baik untuk menjadi yang terbaik dalam satu bidang saja, daripada menjadi orang yang biasa-biasa saja di dalam sepuluh bidang.

  • suprie
    January 20, 2009 at 2:53 pm

    iya euy. emang manusia gak akan pernah puas. Baru dapet kerja, pas ada yang lebih gede maen pindah, padahal belum tentu yang pindah itu lebih baik daripada sekarang.

    Saya gak mau bertaruh sekarang mah, mending jalani aja yang ada, nikmati hidup

  • boyin
    January 20, 2009 at 3:00 pm

    wah saya seneng banget baca ceritanya mas, gesit dan jalan rejekinya gak susah sayang boros memang tipikal orang kayak gitu tidak bisa berubah di karenakan emang udah produk designnya udah gitu dari sananya….bisa dicari dari minggu lahirnya atau disebut wuku, ntar ketahuan deh tipikal orang kayak gitu lahir di minggu apa..

  • -GoenRock-
    January 20, 2009 at 4:04 pm

    BONDON SARITEM?? O_o Ada ndak mas, cerita PU yang karena keuletannya akhirnya dia malah jadi production crew yang malah dibutuhkan? Atau malah jadi Sutradara? wkwkwkwk…

  • kw
    January 20, 2009 at 4:33 pm

    olen cukup kreatip. sayang gara-gara lendir seciprit berantakan semuanya 🙂

  • dafhy
    January 20, 2009 at 5:27 pm

    hem manusia gak akan pernah puas

  • abdee
    January 20, 2009 at 8:12 pm

    temen saya juga kisahnya mirip olen… heran, ada aja yang dikerjakan. Kadang saya merasa dia sudah berhenti dari petualangan gonta ganti profesi… eh, tahunya berubah lagi. Mau sampai kapan.

  • kenny
    January 20, 2009 at 8:45 pm

    ulet dan tahan banting jg si olen

  • Epat
    January 20, 2009 at 8:54 pm

    Olen sang pengelana…
    *bisa dijadikan sinetron tuh mas… hehehe

  • dondanang
    January 20, 2009 at 11:24 pm

    kenapa dia selalu nelpon mas iman kalo ada bisnis baru? :mrgreen:

  • Totok Sugianto
    January 21, 2009 at 12:59 am

    sepertinya cerita olen ini tidak akan pernah ada habisnya ya mas… kalau dijadikan sinetron bakalan panjang episodenya… 😀

  • Dony Alfan
    January 21, 2009 at 4:20 am

    Crew film memang banyak godaannya, kan? Haha

  • iman brotoseno
    January 21, 2009 at 8:23 am

    memeth,
    masukan dari hanny bisa menjadi jawabanmu,..
    daripada menjadi orang biasa biasa saja di sepuluh bidang, lebih baik menjadi terbaik di satu bidang..yes indeed han..

  • Alexhappy
    January 21, 2009 at 9:04 am

    ya di dunia ini banyak godaan….tidak hanya di dunia film…..di dunia kontraktor…di dunia musik…di dunia apa saja….asal di dunia….slalu ada godaan…….tinggal kita memilih ya mas Iman…….karena pilihan itu akan berisiko juga kepada kita……moga mas Olen kembali hidup normal dan semakin cinta ama anakbininya…….

    btw, apa khabr neh mas Iman? sehat2?

  • astrid savitri
    January 21, 2009 at 9:10 am

    Men… It’s not their nature to believe in monogamy.

  • Nazieb
    January 21, 2009 at 3:15 pm

    Mungkin itu yang namanya multi-talent, mas..
    :mrgreen:

  • gum
    January 21, 2009 at 3:17 pm

    mas iman: tapi orang yang biasa2 saja di sepuluh bidang sudah menjalani hidup yang lebih berwarna-warni ketimbang yang ahli di satu bidang. kadang pengalaman itu nggak kebeli dengan apapun 😀

  • sarah
    January 21, 2009 at 4:13 pm

    mas gum, kyknya konsistensi lebih penting daridapa serabutan nggak jelas kemana mana,..pengalaman tidak harus dengan sepuluh lapangan pekerjaan berbeda, justru malah kelihatan tidak profesional..Tidak ada yang bisa mendapat kesuksesan dari semua macam dicoba. Kalau kasus Olen, dia tidak puas dengan pekerjaan di film. Padahal itu yang telah terbukti bisa menghidupinya. ( IMHO )

  • kyai slamet
    January 21, 2009 at 8:19 pm

    saya menjura pada di Olen, terutama pengalaman lendirnya

  • gde sebayu
    January 22, 2009 at 9:14 am

    mas iman, mbok si olen dikasih pencerahan dikit biar pinter mensyukuri..hehehe

  • Yoga
    January 22, 2009 at 10:09 am

    Hmm… padahal Olen tak lagi muda, behave-nya sudah lekat di darah dagingnya. Bertanya, kira-kira kalau Olen mengenyam pendidikan yang lebih bagus, apa jiwa petualangannya yang ajaib itu masih ada? Nice post Mas Iman.

  • parta
    January 22, 2009 at 11:07 am

    ha,ha,ha,ha.. begitulah hidup mas.. tapi menarik sekali perjalanan hidup olen yach…

  • tukang nggunem
    January 22, 2009 at 2:00 pm

    Byuuh…tinggi sekali jam tempur si Olen itu…hahahaha

    Tapi setidaknya si Olen itu orang yang selalu jeli melihat peluang untuk usaha… namanya juga manusia

  • CDMA EVDO Rev A
    January 22, 2009 at 5:20 pm

    .
    Si Olen belom sempat lapor kalo juwalan lendir, kan ???
    :mrgreen:

  • haris
    January 22, 2009 at 6:10 pm

    yang bikin kaget itu kalo si olen tiba2 telepon dan bilang: “mas, sekarang sy jadi blogger loh!” 😀

  • detnot
    January 23, 2009 at 8:44 am

    ini cerita fiksi atau non fiksi mas ? 😀

  • iman brotoseno
    January 23, 2009 at 10:52 am

    detnot,
    ini asli, memang kadang di dunia film suka ajaib ajaib he he

1 2

Leave a Reply

*