Banyak yang bertanya bagaimana sih caranya menjadi blogger yang baik. Baik disini mungkin diartikan sebagai blog yang rajin dikunjungi orang, atau secara ekspektasi menjadi seorang seleb blog. Ini memang pertanyaan sulit. Kenapa ?
Karena sejak awal saya hanya menebak nebak mengapa sebuah tulisan bisa membuat rasa keterikatan dengan pembacanya. Ada yang bilang tergantung isinya. Ada yang bilang harus memberikan gagasan atau kontribusi. Ada yang bilang ikutan komunitas blogger atau aggregator.
Tapi apakah mesti begitu ? Rasa rasanya tidak juga. Banyak blog blog yang isinya mungkin simple dan sama sekali tidak bicara mengenai sebuah gagasan, ide, ataupun topik topik pencerahan. Isinya hanya kopdar atau curhat tapi setiap kali posting pengunjung setianya bisa puluhan.
Jadi kepada mereka yang bertanya dan meminta diajari bagaimana menulis yang bagus. Maka dengan sejuta permohonan maaf, saya juga tidak bisa menjawabnya seketika. Bagi saya menulis adalah nurani, sebuah talent yang tidak bisa seketika dialihkan kepada orang lain. Ini serba sulit karena saya juga tidak merasakan emosi yang mereka rasakan saat menulis. Saya memang bukan guru yang baik. Namun saya mencoba menshare dengan sebuah pemahaman.
Menulis adalah seni yang dipenuhi dengan rasa, emosi dari penulisnya. Jadi walau hanya beberapa kalimat atau postingan remah remah tapi disana ada tautan emosi, nyawanya. Bisa jadi tulisan itu memberikan nafas bagi siapaun yang membacanya.
Ini juga bukan seperti belajar mengendarai mobil atau berenang misalnya. Dengan tekun berlatih, dijamin kita bisa berenang. Sementara sering menulis namun kita lupa menaruh nyawa itu itu disana. Mungkin tulisan itu hanya berupa coretan gersang. Hambar dan mati.
Seorang yang bercerita tentang pengalaman kopdar – kopi darat – misalnya,
“ Wah udah hujan hujan aku bingung mencari alamat restaurant Rendevouz, akhirnya sampai juga ditempat itu. Ternyata sudah ada Pepeng, Saiful, Anang, Eko dan Sarah. Langsung saja aku bersalaman dan berkenalan dengan mereka. Ternyata asyik asyik juga mereka ini, dan kamipun memesan makanan sambil meneruskan pembicaraan kita. Aduh, lama sekali datangnya. Khan udah laper..mana hujan hujan“
Bandingkan dengan sebuah versi tulisan lain.
“ Sore itu masih basah karena hujan. Sambil menarik rapat kerah jaket karena udara bertambah dingin, saya mencari cari alamat Restaurant Rendevouz yang disebut Pepeng sebagai tempat kopdar kami sore ini. Di sebuah pojokan kota, diantara gedung gedung bertingkat. Berdiri sebuah rumah kecil bertuliskan papan nama sederhana. “ Rendevouz “
Ternyata disana sudah ada Pepeng, Saiful, Anang, Eko dan Sarah. Satu satunya wanita yang mata bulatnya lekat menatap saya.
Ah,sebuah pertemuan yang menyenangkan.
Kami tidak memperdulikan lamanya pesanan makanan yang datang, karena larut dalam euphoria kegembiraan kopdar ini. Terus sampai malam dan hujan masih saja turun “
Apa yang anda lihat dari dua bentuk tulisan ini ? Sebuah kopdar yang biasa biasa saja bisa terlihat menyentuh dan inspiratif dengan penggambaran detail situasi yang terjadi saat itu. Sentuhan itu yang saya sebut sebagai nyawa.
Sekali lagi ini menurut pemahaman saya.
Tentu setiap orang atau penulis bisa memiliki referensi yang berbeda dengan ‘ nyawa ‘ ini. Apapun bentuk dan penggambarannya.
Demikian juga aspirasi pembacanya. Contoh versi kedua diatas mungkin saja lain kalau dilihat kaca mata anak anak ABG. Bahasa kok menye menye. Nggak funke !
Ini juga tidak mudah karena kita mustahil bisa memuaskan aspirasi seluruh pembaca, dengan strata sosial, pendidikan, dan pengalaman hidup yang berbeda beda. Karena blog sebagaimana media tradisional mainstream yang memiliki karakteristik segmentasi pembacanya. Ada majalah remaja, ada majalah buat ibu ibu, ada yang dibaca oleh mereka pengambil keputusan dan lain lain.
Namun yang lebih penting kita menulis dengan nurani. Bagi saya semua aspek kehidupan bisa menjadi oase inspirasi yang tak habis habisnya. Lingkungan bekerja, interest suatu topik, apa yang kita lihat , rasakan sampai harapan dan amarah sekalipun.
Selamat menggali nurani itu.
16 Comments
manjilala
February 2, 2014 at 2:14 pmTerima kasih, artikelnya menginspirasi saya.
Enny
February 2, 2014 at 2:25 pmPada akhirnya, setiap tulisan di blog punya segmen pembaca sendiri. Entah kenapa, ada rasa suka dalam membaca tulisan blog ttt, namun ada juga yg cukup sekali saja berkunjung.
venus
February 2, 2014 at 4:25 pmah, iya. ruh dalam tulisan itu penting. kebaca kok apakah satu tulisan (biarpun ditulis dengan bahasa mengawang-awang yg lebay) ditulis dengan hati atau gak. yg sekadar bahasa mengawang-awang akan tetap terasa kosong tanpa ruh. yg tulisannya dari hati, walaupun menggunakan bahasa sederhana dan sepertinya ‘asal ngalir’ tetep akan lebih enak dibaca.
muchamad soleh
February 2, 2014 at 4:32 pmInspiratif…. Trims mas iman.
Kimi
February 2, 2014 at 4:47 pmBetul, Mas Iman. Menulis itu bagaimana kita jujur dengan diri sendiri. Karena itu menulislah dengan nurani. Dan seperti yang Mbak Enny bilang di atas, setiap blog punya segmen pembacanya sendiri. Masing2 blog punya ‘ruh’. Dan bagi saya yang penting bagi sebuah blog itu adalah enak dibaca. Tak peduli bagaimana gaya penulisannya, tema yang diangkatnya, selama dia bisa membuat saya ketagihan maka saya akan tetap datang ke blognya.
purwo subagiyo
February 2, 2014 at 6:55 pmTerima kasih mas iman sudah berbagi 🙂 Menulis memang harus dari hati dan nurani tentunya 🙂
dodo
February 2, 2014 at 8:52 pmTerima kasih atas tulisan yang menggugah nurani ku tuk menulis dgn nurani…
Ade
February 3, 2014 at 9:24 amTerima kasih mas… inspiratif bgt.
nicowijaya
February 3, 2014 at 4:24 pmkangen nulis…
jarwadi
February 5, 2014 at 8:25 amingin menulis secara mengalir, menyalurkan aspirasinya dengan emosi, tetapi ada juga orang yang ingin ngeblog untuk mencari traffic, kalau yang terakhir ini akan jadi oportunis dan prakmatis, hehe
Tina Latief
February 5, 2014 at 8:34 ambetul mas.. setiap blog punya pembacanya sendiri. Meskipun panjang, kalau tulisannya bagus pasti tetap dibaca. Penulis juga pasti tidak perlu memaksa pengunjung untuk membaca tulisannya meski cuma pendek. Kalau bagus pembaca akan datang sendiri…
nonadita
February 10, 2014 at 10:36 amKangen ngeblog (di blog sendiri)…
didut
February 15, 2014 at 12:31 pmnice post mas, jadilah diri kita sendiri ^^
Okto
April 24, 2014 at 2:38 pmKalau niatnya emang mau jadi seleb blog sih, kayaknya memang harus rajin kopdar, haha hihi dengan blogger2 seleb lain.
Tapi kalau niatnya emang mau nulis.., jadi seleb blog itu bonus aja. Gitu kali ya?
http://dougandashlyn.com
May 23, 2014 at 11:36 pmHave you ever thought about including a little bit more than just your articles?
I mean, what you say is important and everything.
But just imagine if you added some great pictures or videos
to give your posts more, “pop”! Your content is excellent but with images
and clips, this website could certainly be one of the greatest in its
field. Excellent blog!
ibas
October 10, 2023 at 8:49 amgood article, thank you