Jangan Galak galak. Teguran ini diucapkan SBY, konon kepada para purnawirawan militer yang menjadi petinggi partai. SBY juga merasa sakit hati jika dituduh curang dalam pemilu. Lebih lanjut ia membuat pernyataan counter, bahwa ia memiliki memori yang cukup kuat tentang apa saja yang telah dilakukan para jenderal jenderal itu di masa lalu. Hanya saja ia membiarkan untuk mengubur masa lalu demi membangun masa depan bersama.
Ada kesan. SBY balik menggertak. “ Gue buka rahasia masa lalu kalau lu ribut ribut tentang kecurangan pemilu “.
Jelas tudingan SBY ditujukan kepada Prabowo yang ditenggarai masih memiliki catatan kelam seputar penculikan mahasiswa, atau bahkan pembumihangusan Timor Timur atau Pam Swakarsa bagi era Wiranto.
Menarik bahwa keduanya menanggapi dengan santai. Siapa yang galak ? kata Prabowo sambil tertawa di markas besar PDI-P Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Ia hanya meminta transparansi carut marut DPT. Sementara Wiranto seperti biasa tanpa ekspresi tak berkomentar terhadap pernyataan bekas Kasospol jaman kekuasaannya dulu.
Sepertinya SBY harus lebih bijak menanggapi suara suara protes tetang kacaunya pemilu kali ini. Ini memang cacatan buram pemilu paling amburadul setelah reformasi. Sialnya, ini terjadi dalam pemerintahannya.
Wajar jika banyak pihak menyamai seperti patgulipat Golkar dalam orde baru. Tanpa berpretensi buruk . Kenapa juga ketua KPU yang mestinya harus netral, malah duduk bersama sama SBY di Cikeas mengawasi hasil pemungutan suara pada hari pemilu. Padahal semua orang tahu, Cikeas selalu diasosiasikan dengan markas Partai Demokrat.
Hari hari terakhir membuktikan SBY gampang emosional. Malah SBY yang terlihat galak. Dibalik wajah jatmika dan tenangnya, ternyata mudah tersinggung. No way for Jusuf Kalla yang pernah mencoba menelikungnya. Sehingga loyalitas disebutkan dalam criteria cawapres yang diinginkan SBY.
Tidaklah mengherankan jika para analis politik menandai pernyataan SBY terlihat seperti menggunakan argumentasi otoritas. Sikap yang sama sebagaimana kecenderungan dulu kerap terjadi pada masa Orde Baru.
Ikrar Nusa Bhakti, ilmuwan LIPI, melihat bahwa SBY mengingatkan orang kepada jaman gaya penguasa orde baru, yang menimbulkan kecemasan dan kekhawatiran banyak orang. Dan jika kekuasaan dipaksa untuk menentukan benar-salah, maka hal itu menunjukkan kemunduran dalam berdemokrasi.
Saya jadi teringat Pak Harto diatas pesawat dalam perjalanan pulang ke Indonesia pernah menebar ancaman ‘ Saya Gebuk ‘ – disiarkan televisi juga – kepada penantangnya. Siapapun yang mencoba mendongkel secara inkonstitusional akan digebuk oleh Pak Harto.
SBY harus berhati hati mengeluarkan pernyataan, karena ini terkait dengan kampanye pencitraannya yang terbukti jempol meraih suara masa. Khususnya masa pemilih pemula – sebesar 40 % – pertama kali ikut pemilu yang banyak memilih Partai Demokrat. Para remaja, ABG yang biasa melihat SBY yang santun bisa kaget.
“ Wah ternyata SBY galak juga ya seperti bokap gue “.
SBY juga jangan terjebak dengan permainan politik emosional. Bukankah ia pernah mengalami dahulu, menjadi tertindas. Ketika ia dikata katai Taufik Kiemas. Jenderal kok kanyak anak kecil. Bahwa mereka yang ditekan oleh penguasa, secara tidak langsung bisa mendongkrak suara pemilihnya. Karena simpati saja.
Mengenai catatan masa lalu. Seperti ancaman SBY. Sepertinya semua petinggi militer masa orde baru pasti memiliki sisi gelap sebagai perpanjangan panglima tertinggi, Soeharto. Tidak hanya Prabowo dan Wiranto.
Bukankah SBY menjabat sebagai Kasdam Jaya, menjadi wakilnya Sutiyoso yang menjadi Panglima Jakarta. Ketika tragedi penyerbuan berdarah markas PDI di Jalan Diponegoro yang sampai sekarang masih terkatung katung.
Siapa yang mengawasi jalannya operasi ? Siapa yang mengkoordinasi dengan preman preman bayaran dan pasukan tidak jelas berambut cepak ? Mustahil para jenderal petinggi tidak tahu semuanya.
Sejarah militer di Indonesia memang selalu menyimpan tragedi. Tak ada yang perlu ditutup tutupi. Dengan sejarah justru kita mengenal siapa diri kita sebenarnya.
36 Comments
Dana Telco
April 26, 2009 at 5:09 pmRasanya memang kehidupan militer di Indonesia sangat kompleks dan penuh saga.
bintang
April 26, 2009 at 6:38 pmbrusan liat komen pak SBY di metro, dan spertinya telaga yg tenang itu mulai beriak juga…
eniwei, potonya mengingatkan saya salah satu thread di Kaskus,, 😉
edratna
April 26, 2009 at 7:07 pmSaat-saat ini para petinggi politik harus bisa mengontrol emosi, terutama semakin banyak pemilih yang menggunakan nalarnya dan hitung-2an siapa yang menurut penilaiannya, diharapkan paling baik untuk memimpin Indonesia nantinya. Emosi akan membuat masa pemilih yang mengambang, berpikir ulang.
Saya yang nggak suka politik (karena pening melihat mereka beradu argumentasi), hari2 akhir ini menikmati tontonan di TV sambil senyum2 sendiri.
afreeze
April 26, 2009 at 7:30 pmhahaha, seru juga..
saya pernah baca buku yang ditulis oleh sahabatnya SBY, judulnya kalo gak salah: Sby, presiden flamboyan. di situ dibilang bahwa Sby ketika tugas di bengkulu pernah ditanya: kalo suatu saat terpilih jadi pemimpim negeri ini siapa yang harus ditiru kepemimpinannya.. Sby jawab: kalo saya jadi pemimpin saya akan meniru kepemimpinan Nabi Muhammad, Bung Karno, dan Pak Harto..
Silly
April 26, 2009 at 8:54 pmMas Iman… kalo menurut saya sih, SBY memang pantes bicara demikian, terlepas dari carut marut pelaksanaan pemilu 2009 yang sangat sangat tidak siap menurut saya. Secara administrative, KPU kita terlalu gegabah ketika menyatakan kita sudah siap untuk melaksanakanpemilu 2009… padahal mendekati hari H pun persiapannya masih jauh dari sempurna.
Pemilu kemarin ini saya pikir kek mahasiswa yang menganut sistem SKS… Sistem Kebut Semalam… Jangan-jangan emang yang duduk disana adalah mahasiswa-mahasiswa produk SKS jaman dulu, hehehehe… As we all know… masa kuliah itu pembentukan pola pikir… dan mereka2 yang duduk disana sekarang, mungkin saja dulunya terbentuk dengan pola pikir SKS ini… Sistem Kebut Semalam… Udah dekat baru kalang kabut (kayak gue sih, hehehe… *garuk-garuk kepala yang gak ketombean dan gak gatal*)
Anyway… terlepas dari semua itu… dimata saya sampai saat ini, belum ada calon yang lebih pantas menjadi Presiden di negara ini, ketimbang beliau. At least,… He is the best choise from the worst…. Saya belum melihat ada calon tangguh yang layak untuk disandingkan dengan beliau… My Mom yang MG itu???… ahhh, masak gak belajar dari masa lalu sih bangsa ini?… Pasti enggak khan?… Jadi rasanya bangsa kita udah cukup pinter untuk memilih dan menentukan nasib bangsa ini kedepan.
Atau tunggu saya mencalonkan diri juga ahhhh… kasihan, biar om SBY punya lawan yg sepadan… 😛 …. Nanti saya bikin kampanye di blog saya… Vote silly for presiden… Hahahahahahahahahaha… Kidding 😛
Silly
April 26, 2009 at 8:56 pmYahhh, di hold lagi sama moderasi…. pulang ahhhhh…. *ngambek*
Silly
April 26, 2009 at 8:59 pmsekalian hetrix ahhh… ternyata disini gak boleh komen panjang2, hahahhahaa… barusan komen saya di hold dimoderasi karena kepanjangan… yahhh…. maklum, gak biasa komen pendek2… (lahhh ini apa sil?… dasar dodol!!! hehehe… *dipentung*)
Fenty
April 26, 2009 at 9:12 pmwah pak SBY masih kurus :p
aduh gak nanggepin, soalnya gak ngerti, hehehe
racheedus
April 26, 2009 at 10:04 pmSekali serdadu, tetap serdadu. Ya, bisa galak juga akhirnya. Sabar, Pak SBY. Sabar kan disayang, Tuhan. He…he…
zam
April 26, 2009 at 10:27 pm*nunggu Yeni Setiawan dijemput panser karena sudah menebar foto*
Koen
April 26, 2009 at 10:45 pmAndai ini bukan SBY atau jendral: bolehkan kita menyembunyikan bukti kejahatan, dan hanya akan menggunakannya pada saat yang kita inginkan atau kita butuhkan?
Iman Brotoseno
April 26, 2009 at 10:58 pmSilly,
saya setuju SBY masih merupakan kandidat terbaik dari yang terburuk,..apapun itu. Namun sikapnya yang ikut ikut emosi dan kebakaran jenggot karena pemilu dalam pemerintahannya yang ambur adul, justru dipertanyakan. Ini tetap menjadi catatan sejarah.
Zam,
***siap siap nyalain generator strum 250 volt, pak buk pak…
DV
April 27, 2009 at 4:18 amSby memang terlalu sering emosional 🙂
Jangan-jangan benar kata Taufik Kiemas, kekanak-kanakan.
Tapi sepertinya saya tetep akan memilih dia KECUALI kalo tiba2 dia menunjuk HNW sebagai capresnya.
Aduh ngga deh kalo itu 🙂 Serem 🙂
pensiun kaya
April 27, 2009 at 9:04 amuntuk kesinambungan pembangunan minimal 5 tahun ke depan, saya rasa kembali memilih SBY merupakan pilihan terbaik dari terburuk (kaya kata Mas Iman aja:-)).
Anggara
April 27, 2009 at 10:18 amdengan buka2an sejarah Indonesia akan menjadi lain
taufik asmara
April 27, 2009 at 10:58 amEmang kalo udah marah, bisa keluar aslinya. Hehehehe… Mampir ke blog baruku ya, Mas
andrias ekoyuono
April 27, 2009 at 11:02 amSaya rasa pemilu di negara manapun susah lepas dari kesalahan bahkan kecurangan, tapi memang pemilu legislatif kemaren cukup amburadul. Mulai dari UU Pemilu nya yang molor (inget carut marut di DPR masalah persentase suara untuk pencalonan presiden ?), Daftar Pemilih yang disandarkan pada database kependudukan bukannya pendaftaran (padahal tahu sendiri kualitas database kita), DPS yang tidak dicek oleh partai2 dan masyarakat sehingga berujung teriakan soal DPT, distribusi logistik Pemilu yang kalah dengan distribusi logistik Ujian Nasional, hingga tabulasi berbasis IT yang kacau balau (perlu servernya dititipkan di pabrik panci saya ?, hehe), dll.
Mengenai anggota KPU, bukannya anggota KPU juga dipilih oleh DPR ? mmmmm, jangan2 DPR sengaja milih yang ….. . ahh gak boleh suudzon
hedi
April 27, 2009 at 12:28 pmsandal pengamat militer? kok sampek punya foto jadul SBY
Epat
April 28, 2009 at 1:13 amnobody is perfect, i’m nobody hahaha *guyonan lawas, kriuk*
-GoenRock-
April 28, 2009 at 9:47 ammas Iman galak ndak kalau lagi nge-direct talent? 😆
funkshit
April 28, 2009 at 2:04 pmpemilu emang carut marut.. dan itu bisa dijadikan kambing hitam atas jumlah suara pemilih partainya gerinda..
Titis Sinatrya
April 28, 2009 at 3:57 pmNgeri Ngak …
abdee
April 28, 2009 at 8:41 pmSebenernya ada beberapa Jendral yang pemikiran kritisnya mengagumkan…. seperti Agus Widjojo dan Agus Wirahadikusuma (alm) … dua Jenderal seangkatan SBY.
Sayang, mereka tak sampai karir yang lebih tinggi.
dony
April 28, 2009 at 10:45 pmkalau saya galak pas lagi laper mas 😀
yah memang begitulah, tapi mungkin masalah yang tertindas menjadi yang di sayang sepertinya tahun ini tidak berlaku mas
secara nyata, di kenyataan saya malah melihat, dengan keadaan yang ngambek pada ngumpul, malahan buat kita menjadi muak
hehehehe 😀
meong
April 30, 2009 at 9:45 am*suka dg komen funkshit*
lalu,siapa dong, calon yg bener2 bersifat ksatria, dari sekian calon tsb?
rasanya basi bgt kl alasan memilih adl memilih yg terbaik di antara yg terburuk.
begituuuuuuuuu terus. rasanya tak berdaya, pasif.
mungkin itu SBY perlu anger management kali…
dia kan butuh citra…. 😛
acip
April 30, 2009 at 3:50 pmwew…komennya mas/mbak meong bener tuh,perlu anger management pak SBY,gabung ama jack nicholson ama adam sandler..sklian jadi pilem anger management 2..pasti seruuuu..hehehe
buat mas Imam,sekali lg..smpyn mengejutkan saya lewat pemikiran smpyn…keep it sharp mas
ps:buat Silly..bikin blog aja biar komennya smpyn ga ada yg hold lg…hehehe
gde sebayu
May 1, 2009 at 1:31 pmhahaha, mas iman…buka dikit dunk, masalalu SBY, Prabowo, Wiranto…pasti tahu hih..jangan disimpan..bagi2 infonya..
lady
May 1, 2009 at 5:05 pmsepertinya kok hampir semua capres itu mengerikan…
ah siapapun mereka, yang kuat pasti dia dapat. entah mendapat apa.. 🙂
boyin
May 2, 2009 at 9:59 amperkara galak apa nggak, saya suka sby karena produk kpk nya tapi antasari kok malah dapat masalah sekarang, trus uud anti korupsi juga membatasi ruan gerak kpk…wah ini indonesia bisa tambah mundur nih
mursid
May 2, 2009 at 5:12 pmMari kita dukung terus..Lanjutkan…
Loh!
Sarah
May 3, 2009 at 6:22 ammas iman juga suka galak kalau syuting he he
asmar
May 3, 2009 at 10:15 amKayaknya Pak Beye mulai stress tuh. Justru orang-orang di sekitarnya yang sekarang selalu terlihat seperti Pak Beye saat berbicara dengan gerakan tangannya yang khas…. Coba deh perhatikan…..
nicowijaya
May 3, 2009 at 8:06 pm@sarah, kamu bandel tauk!:P*dijewer mas iman*
maknya litu
May 4, 2009 at 8:17 pm*terkagum2 liat SBY waktu langsing*
sinar903621
May 6, 2009 at 10:13 amOrang-orang Indonesia belum siap menerapkan kata ‘DEMOKRASI’ jadi masih ada rasa ketidakpuasan terhadap hasil yang telah diperoleh.Setiap kepala ,termasuk maling,selalu ingin bicara ‘politik’ padahal nol otaknya.Aku kira Indonesia patut menerapkan Sistem Kerajaan dan mengangkat seorang RAJA karena memang budaya kita cocok &gila akan kata ‘KHARISMA’.(Aku benci dengan kata ini,karena KHARISMA telah disalahgunakan dan orang telah salah memandangnya)
arrays
April 2, 2016 at 1:07 pmGalak di awal2nya saja setelah ada pansus Century mingkam seribu bahasa, tunduk k parpol2 pendukung. Pdhl klo mmg jujur harus berani bertarung buktikan bail out Century itu mmg benar2 demi kepentingan negara. SBY 2009-2014, what a waste of time….