Munchen 1988. Dengan bantuan teman perwakilan Garuda di Frankfurt, ticket semifinal dan final Piala Eropa 1988 sudah ditangan. Perjalanan ini memang sudah dirancang jauh jauh hari untuk seorang mahasiswa seperti saya. Berbekal karcis kereta api terusan Eurollpass dari Den Haag melintasi perbatasan Jerman Barat. Seingat saya seharga US $ 200 ( dulu Rp 400,000,- ) kita bisa sebulan naik kereta ke seluruh penjuru Eropa Barat. Sepuas puasnya bolak balik. Karcis ini hanya bisa dibeli di negara asal turis , karena memang ditujuan khusus untuk pelancong. Murah dan meriah. Beramai ramai bersama teman teman dari Delft dan Leiden.
Semalam Marco Van Basten, pelatih Belanda pasti teringat gol legendarisnya 20 tahun lalu saat bersorak untuk gol volley yang dilesakan Wesley Sneijder ke gawang Italy. Memang tidak sedramatis golnya yang menghujam gawang Renat Dassayev. Dalam final Belanda melawan Uni Sovyet waktu itu. Nyaris tidak mungkin, dari pojok kanan – hampir sejajar dengan tiang gawang – tendangan volley first time lewat sudut yang sempit. Gol Van Basten ini sampai sekarang tercatat sebagai gol terbaik sepanjang sejarah disamping gol Maradona ketika melewati 9 pemain Inggris di Piala Dunia 1986 di Mexico.
Rinus Michels, pelatih tim nasional Belanda pada piala dunia 1974 di Jerman ( Barat ) waktu itu mengatakan sebuah komposisi team nasional yang ideal adalah klub juara liga nasional plus. Maksudnya membangun hubungan chemistry team tidak mudah. Sebaiknya team nasional dibentuk dari mayoritas pemain klub juara, dan plus beberapa pemain dari klub lainnya. Jadi team nasional Belanda 1974 adalah Ayax plus 2 atau 3 pemain klub lainnya. Saat itu Johan Cruiff, Neeskens, Rob Resenbrink, Ruud Krol, Johny Rep, Van Han degem, Keerkhof bersaudara mempesona dunia dengan permainan total footballnya.
Beberapa pengamat mengatakan itulah team terbaik dunia selain kesebelasan Hongaria tahun 1954, Brazil tahun 1970 dan Argentina 1986. Hanya nasib sial, Belanda kalah di final melawan tuan rumah Jerman Barat.
Tapi itu dulu, ketika baru klub klub Spanyol yang sudah mulai memakai satu dua pemain asing. Sementara klub lainnya masih memakai seratus persen pemain lokal.
Jelas tak mungkin menerapkan metode itu sekarang. Juara juara liga di Eropa, umumnya sudah penuh sesak dengan pemain pemain asing. Bahkan Arsenal bisa sama sekali tidak memasang pemain Inggris asli dalam pertandingannya.
Jadi artinya tidak ada nasionalisme semu dalam sebuah sepak bola. Semangat kebangsaan sepakbola bisa kemana saja, selain bangsa sendiri melewati batas negara dan budaya. Karena tergila gila dengan permainan kolektif Ruud Gullit, Van Basten, Rijkard, Koeman, Van de Boer banyak orang Indonesia yang larut dalam teriakan teriakan supporter Van Oranje. Pada tahun 1913 di surat kabar De Express , Ki Hajar Dewantara sudah menulis Als ik eens Nederlander was, seandainya saya orang Belanda. But now we are the Dutchman. Siapapun bisa menjadi orang Belanda dengan modal kaos oranye dan terompet warna merah putih biru. Berdesakan bersama Margie, gadis Indo manado yang mooie dari Groningen di utara Belanda sana.
Ada yang bilang seandainya sepak bola bisa dijadikan agama, maka nabi nabinya seperti Pele, Cruiff, Maradona sampai Beckham dan Christiano Ronaldo akan membuatnya menjadi agama terpopuler di muka bumi. Ada prinsip prinsip demokrasi dalam sepakbola, yang tidak melihat gender, suku, ras, agama, dan afiliasi politik. Sekaligus bisa menjadi semangat pemersatu kebangsaan.
Saat Bambang Pamungkas dan team PSSI berlaga di Piala Asia tahun lalu. Keringat Islam, Kristen, Tionghoa, Betawi, Jawa, Muhamadiyah, NU bahkan siapa tahu Munarman juga bercampur dan larut dalam sorak sorai untuk setiap kejaran yang dilakukan pemain PSSI. Tak heran mengapa Gubernur dan Bupati dulu mengucurkan dana APBD untuk membangun klub sepak bola. Ada potensi suara rakyat disana. Vox Populi Vox Dei. Suara Tuhan adalah suara rakyat.
Dulu jamannya PSSI angkatan Iswadi Idris, setiap mereka akan bertanding di Senayan, jalanan mendadak sepi, dan orang orang cepat pulang dari kantor. Warung warung sudah dikerumuni yang ingin mendengarkan siaran langsung di radio. Karena jarang sekali siaran lewat televisi. Saya teringat suara bariton penyiar Sambas yang menyihir pemirsa dengan liputannya yang menegangkan.
“ Junaedy Abdilah menggiring bola dengan cepat..langsung dioper ke Andi Lala,..passing ke Risdianto..Ahhhhhhhhhhhhh…Sodara sodara, hampir saja ! “
Saat itu ibu saya selalu menyiapkan penganan , kopi teh untuk bapak dan teman temannya yang duduk setia mendengarkan siaran RRI ini.
Jangan salah, urusan bola juga bisa merembet ke rumah tangga. Perhelatan Piala Dunia atau Piala Eropa konon adalah saat saat yang dibenci para wanita dan istri. Sang suami tidak bergairah bicara topik lain kecuali sepak bola. Tidur cepat dan bangun tengah malam untuk begadang sampai pagi. Berteriak teriak, dan jika ada waktu senggang membolak balik koran yang membahas strategi setiap team.
“ I feel to be left out “ kata isteri seorang teman. Suaminya lebih mencintai Cesc Fabregas, gelandang elegan Spanyol.
Pimpinan negeri ini seyogya berterima kasih dengan Euro 2008, sehingga orang orang sudah kehabisan energi untuk meneriakan suara protes kenaikan BBM , harga dan issue issue lainnya.
Jadi wahai kaum wanita, jangan salahkan jika perhatian kekasih, suami dan pacar agak terbelah untuk sebulan ini. Jangan juga marah marah, karena para lelaki sangat sensitive dengan jatah tidurnya yang kurang.
Melihat Buffron termenung setelah gawangnya dibobol tiga kali oleh Belanda semalam, Saya tersenyum. Dit heft Marco Van Baten Geedan. Hanya Marco van Basten yang bisa melakukan. Mengalahkan Italy setelah 30 tahun. Perjalanan masih panjang, dari markas hotel mewah mereka – The Beau Rivage Palace – yang menghadap danau Geneve, van Basten masih harus meramu konsistensi team ini.
Saya tersenyum seolah de javu dengan gemuruh lautan oranye di bumi Bavaria 20 tahun yang lalu setelah Belanda menumbangkan tuan rumah Jerman Barat 2 – 1.
Tentu saja saya juga teringat Margie.
“ Alstublieft meisje..” dan dia mendekap saya. Erat erat tak ingin dilepaskan.
69 Comments
bangsari
June 10, 2008 at 1:55 pmwaduh, nggelandang sampai europe sepertinya patut dicoba nih.
Nayantaka
June 10, 2008 at 2:00 pmRinat Dassayev maksudnya ya Kang? Sama Buffon? Typo … 🙂 Tapi saya puas luar dalam menyaksikan Italia dihajar habis tanpa balas
cK
June 10, 2008 at 2:01 pmwakakakak…saya sih suka bola. jadi kalau para pria membicarakan bola, saya bisa ikutan nimbrung..
funkshit
June 10, 2008 at 2:10 pmitalia akan tetep lolos dengan besok menghajar rumania dan prancis
goop
June 10, 2008 at 2:11 pm[…]“ Alstublieft meisje..”[…]
kira-kira berarti apakah?
apa pelukan itu mas 😀
________________________
gairah, semangat dan masih banyak lagi yang lain, tidak salah bila “mirip” agama yak?
kw
June 10, 2008 at 2:12 pmasyik banget pastinya… nyari sponsor kali ya biar bisa jalan2 terus… 🙂
balibul
June 10, 2008 at 2:12 pmbalung sugeh, oyot makmur jeng-jeng tekan ngeropa..
leksa
June 10, 2008 at 2:15 pmlebih sial kalo istri, pacar suka bola,..
tapi ada di tim berlawanan… hahahha
bisa ngambek ga berujung kalo udah kalah …
andrias ekoyuono
June 10, 2008 at 2:31 pmpayah payah payah
padahal italy jago saya je
dodolgarut
June 10, 2008 at 2:43 pm**Saat Bambang Pamungkas dan team PSSI berlaga di Piala Asia tahun lalu. Keringat Islam, Kristen, Tionghoa, Betawi, Jawa, Muhamadiyah, NU bahkan siapa tahu Munarman juga bercampur dan larut dalam sorak sorai untuk setiap kejaran yang dilakukan pemain PSSI.***
Gus Dur juga ikut kringetan Mas…jangan lupa Gus Dur……..:))
didut
June 10, 2008 at 2:54 pmintinya italia sucks semalem
*msh dongkol*
ilham saibi
June 10, 2008 at 3:07 pmsetubuh ama pangsit. italia tetep yang bakal juara 😀
iway
June 10, 2008 at 4:06 pmsaya nunggu finalnya aja deh **ga kuat begadang dot com**
aminhers
June 10, 2008 at 4:40 pmSaya ingatkan kembali tuk para istri (yg tak suka sepak bola), mohon kerelaannya waktu di malam hari tuk berdua berkurang.
I beg your pardon for sleeping late, Honey !
Alex
June 10, 2008 at 4:45 pm1988 ??? saya masih 2 SD tu mas..hehe
US $ 200 ( dulu Rp 400,000,- ) kita bisa sebulan naik kereta ke seluruh penjuru Eropa Barat..hebat euy !! ..tapi itu dulu.
benar mas….bola bisa jadi Ajang PEMERSATU ya..mantab.
aku dukung Perancis ama Turkey (hiks….kalah..)
Anang
June 10, 2008 at 4:57 pmliat aja kompeni jadi juara ga? hahaha…
Brahmasta
June 10, 2008 at 5:09 pmWow, pembahasan yang luas dan menarik.
Jadi inget dengan timnas yang suka dibentuk dalam waktu singkat saja. Hasilnya memang tidak memuaskan. Yang terlihat banget tu di timnas Inggris.. jadi ga lolos kan? hehe..
puputs
June 10, 2008 at 5:21 pmsaya gak gitu ngikutin bola.. kecuali kalo indonesia maen baru nonton…
nico
June 10, 2008 at 5:34 pmsaya juga dukung belanda pas ngelawan itali. hohoho
pinkina
June 10, 2008 at 5:37 pmndak mudeng bola, ndak seneng bola…….
ocha
June 10, 2008 at 5:59 pmSaya sedih Italy kalah, tapi seneng Belanda menang. soalnya saya jagoin keduanya ketemu Final je.. hehehe. untung saya gila bola juga. jadi bersama sexy hubby sy bisa nonton bareng tiap malam. bergelas2 kopi dan bungkus2 rokok jadi teman sungguh menyenangkan.
Jadi mas iman megang Belanda nih??
Epat
June 10, 2008 at 6:06 pmKlo istilah VOC selama ini akrab dengan Kumpeni alias Belanda, maka pada pertandingan Belanda vs Itali td malam gelar VOC perlu diberikan untuk tim Itali. VOC = Very Old Club, alias pemain itali gaek-gaek semuah! deuah kah nerazurriku….
Iman
June 10, 2008 at 8:17 pmocha,
ya ya secara kita pernah melawan kowe ekstremis ekstremis..sepatutnya mendukung Belanda toch ..”
Donny Verdian
June 10, 2008 at 8:33 pmKayaknya Belanda bakal ngulang sejarah juara. Sayang seribu sayang, semenjak Enggres ndak lolos, saya mayan ndak semangat jhe ngikutin EURO 2008 ini
Mending memerhatikan Munarwan aja seru!
suprie
June 10, 2008 at 8:59 pmsaya tunggu hasil akhir nya aja deh…. gak ada tipi di kontrakan :d
wieda
June 10, 2008 at 9:02 pmndak mudeng bola……hihihi……ga populer seh disini…..:D
Aris
June 11, 2008 at 12:21 amAsyem, gara2 sibuk mau mudik, 3 hari pertama Euro 2008 enggak bisa ngikutin pertandingan. Malam ini juga enggak bisa nonton, ada rapat utk negosiasi besok. Padahal disini enggak perlu begadang utk nontonnya.
Btw saya dukung Belanda sejak awal. Disini ada trio Real Madrid: Van Nistelroy, Wesley Snijder, Arjen Rooben. Jangan lupa kiper dan kaptennya adalah Erwin van der saar, pemain MU. Terlebih lagi Van Nistelroy dan Van Basten skrg sudah akur. Van Nistelroy ingin bayar hutang sejak main buruk di Piala Dunia 2006. So kayaknya Belanda akan jadi kandidat berat juara. Saingannya Jerman lah, yg dikenal sbg jagoan turnamen.
btw juga gimana kabarnya Margie skrg?
BARRY
June 11, 2008 at 12:27 amMembawa kenangan masa lampau nih. Saya jadi ingat dulu pernah punya sepatu mereknya Cruiff. Saat dipakai di lapangan bola di kanisius, busyet rumputnya tidak ada yang lunak, habislah kaki saya menginjak kerikil tajam 🙂
No 9 Valdano, duet berdua bersama Maradona… ah masa-masa itu 😉
mitra w
June 11, 2008 at 12:43 am1988 saya masih balita :D,
meski ga begitu maniak bola, tp saya bisa nikmatin kok pertandingan ini. Bahkan kalo punya kesempatan nonton langsung ke Eropa, WOW… dari yg ga suka bola pasti bakal cinta abis2an
hanggadamai
June 11, 2008 at 1:36 amsedih inget sepakbola kita yg tak pernah maju 🙁
Nazieb
June 11, 2008 at 2:49 amInggris gak lolos… 🙁
Pak Kromo
June 11, 2008 at 3:40 amMas/Nak Iman, senang bisa jalan2 di Eropa ya?
Saya dulu waktu masih jadi mahasiswa, jadi masih muda gitu, juga senang jalan2 keliling Eropa rame2 dg teman2 mahasiswa lainnya, kami waktu itu sekolah di Eropa. Bagus sekali memang Paris,Madrid,London,Roma,dan tak lupa Berlin dan Amsterdam. Kami dulu rame2 berempat naik mobil VW kodok rongsokan buatan tahun 1956….tapi senang sekali, karena apa ? Soalnya kami dulu dikirim oleh pemerintah jamannya Bung Karno, jadi pokoknya tidak bayar uang kuliah,sewa asrama dll, karena sudah ditanggung pemerintah semua,bahkan dapat uang saku tiap bulan. Saat itu banyak sekali mahasiswa2 yg belajar di luar negeri prodeo alias tidak bayar se senpun !
Dan kami selama sekolah di Indonesia juga tak pernah bayar uang sekolah sesenpun, karena saat itu sekolah sampai lulus SMA ditanggung pemerintah, hanya buku2 saja yg beli sendiri. Jadi
siapa yg rajin ya pasti lulus SMA, tidak sepertisekarang , mesti bayar macem2, termasuk pungli dll. Waktu jamannya pak Karno sih, orang2 melarat ya bisa menyekolahkan anak2nya. Kemudian bisa kuliah di luar negeri dg prodeo alias tanpo bondo. Enak ya anak2 jaman Bung Karno itu ? Dulu PSSI juga maju lho, lawan kesebelasan Rusia bisa 0-0 !
Saya kasihan dg anak2 sekarang yg pinter2 tapi tidak mampu sekolah sampai lulus SMA, karena tidak mampu bayar uang sekolah dan pungli2. Apalagi kuliah di luar negeri kaya kami2 dulu ya ?
Memang hebat pemerintah jaman Bung Karno dulu, sangat perduli thd dunia pendidikan..
Wah, ini terlalu banyak ngoceh ya saya, maklum orang tua sih…
Hedi
June 11, 2008 at 4:29 ameurorail sekarang juga masih murah kok, mas…dengan catatan (klasik): kalo punya duit! hehehe
edratna
June 11, 2008 at 5:47 amDuhh baca komentar mas Iman ini jadi ingat Sambas….entah bola, entah bultangkis, komentarnya memang se-olah-olah kita berada dilapangan.
Olahraga memang bisa menyatukan sekat-sekat bangsa, tak peduli kepercayaan apapun….
Ada cerita, suami sudah dua hari murung terus, isterinya tak tahu apa yang membuat suami murung, mungkin urusan kantor? Ada pacar baru? Sampai suatu ketika, waktunya tayang bola….dan tiba-tiba si suami teriak …Gooolll….sambil ketawa dan memeluk isterinya, yang masih terbengong-bengong.
(Saya dulu kost di rumah dosen IPB yang penggila bola, om yang pendiam itu bisa heboh kalau kesebelasan kesayangannya main dan ditayangkan di TV…..seisi rumah akan dicuekin…hehehe)
silly
June 11, 2008 at 8:00 amMas Iman… walau badai menghadang… saya mah teteup cinta sama Perancis… 🙁
(Zidane sih pake acara pensiun segala), tapi khan masih banyak bintang muda lainnya, kali ajah tiba2 bikin sensasi yg spektakuler, hahahahaha..
(kata ndoro khan selalu ada tikungan ditiap kejutan kehidupan… ehhh… kebalik yach, hahahahaha, auccchhhh… tuuuhhh khan kena timpuk, apa nich… Mug yg ada tulisannya lelalaning jagad dotcom, wahhh… ambil ahhh, makaish yach buat yg nimpuk 😀 )
calonorangtenarsedunia
June 11, 2008 at 8:39 amKirain tadinya Hollanda Choco Bear.
Olahraga kan memang membangkitkan nasionalisme, Mas..
ngodod
June 11, 2008 at 8:48 amdah gak kuat begadang. hanya kuat nonton siarang ulangnya aja.
tukangkopi
June 11, 2008 at 9:10 amSaya suka bumbunya postingan ini.
huhuii..dingin-dingin empuk… 😀
AngelNdutz
June 11, 2008 at 9:29 amJah…emang kmrn Italy jelek bos…tp td malem seru bo’
aprikot
June 11, 2008 at 9:31 amhuh siapa itu brani peluk peluk mas iman??
dian
June 11, 2008 at 11:49 am1988 ? wow..masih ingat aja. details pulak.
kalo ditempatku kebalek. TV diruang tamu aku sandera, dari jam 9 pagi sampe jam 12.30 siang soccer mulu. lakiku terpaksa ngalah hwhahaha
Abe
June 11, 2008 at 3:35 pmSepit riding tadi bacanya HOLLAND BAKKERY, ituloh, kue yg biasa saya beli untuk oleh-oleh kalau pulang dari jakarta. Ternyata beda hihi..
Eh, mas iman, saya kok jadi inget lagunya Padhyangan.. Pelesetan Livin La Vida Loca nya Ricky martin. Kira-kira kayak gini liriknya.
OKE.. OKE.. SEMUANYA MENJERIT.. SEMUA MENJERIT…
sutrisno, kuncoro, noben, oyong liza, ronny pasla, semua pernah jaya..
*lupa-lupa inget..
adipati kademangan
June 11, 2008 at 4:08 pmmas iman
Pemain timnas tidak sama dengan pamain PSSI (saiki), *jarene #hedi lhoh, dudu jareku*
mbuh biyen kepriye …
Wazeen
June 11, 2008 at 4:35 pmgak ada inggris…
Ahmad Sahidah
June 11, 2008 at 5:39 pmSelalu bola bagi saya adalah alarm untuk bangun agar kembali ingat bahwa pagi adalah doa. Terima kasih Mas Iman telah menambah lengkap catatan saya tentang bola, Belanda dan tentu saja Menado. Yang terakhir tentang perempuannya.
fitra
June 11, 2008 at 6:20 pmHuh musim bola semua lelaki mendadak autis…..
wennyaulia
June 11, 2008 at 7:14 pmindonesia vs vietnam pun jadi ndak menarik lagi 😛
gempur
June 11, 2008 at 8:49 pmdasar bloger satu ini sangat cerdas luar biasa… salut mas! 😀
fertob
June 11, 2008 at 11:00 pmAdrey van Tiggelen dari sisi kiri permainan Belanda memberikan umpan lambung ke sudut kiri gawang Uni Sovyet. Marco van Basten berlari mengejar bola lambung itu sambil diikuti seorang bek Uni Sovyet. Basten memutuskan menendang langsung bola itu dari sudut sempit sebelah kiri gawang Desayev yang telah berusaha menutup gawangnya. Bola melambung dan melengkung melewati kepala Desayev yang tak mampu menjangkaunya. Mengarah ke gawang yang kosong.
GOOOOOLLLLL….
Dan saya bersorak-sorak kegirangan. Saya menang taruhan. 😆
sitampandarimipaselatan
June 11, 2008 at 11:19 pmmbaca ini, entah kenapa saya jadi teringat tulisannya sindhunata, mas. setipe, kayaknya. banyak kearifan dalam sepakbola yang bisa diangkat ke kehidupan sehari2 😀