Ternyata tak ada yang lebih indah dari sebuah rekonsiliasi. Konon demikian, kalau saya anggap pertemuan dialog antara Roy Suryo dengan the happy selected few blogger, daripada memakai istilah blogger negative atau positive.
Jangan keburu girang dahulu. Ada yang berkomentar kok judul dialognya aneh. Jangan jangan jebakan Betmen. Sekali lagi Roy Suryo pancen trengginas, berani mengambil inisiatif menyembut tantangan dengan bermain politik luar.
Mestinya moment ini ditangkap para ‘ delegasi ‘blogger dengan pemikiran yang sistimatis dan tidak membabi buta datang tanpa konsep. Kalau tidak, dialog ini hanya membuat rating Roy Suryo tambah naik. Persepsi masyarakat semakin mengkerucut, bahwa blogger itu menolak sensor, menolak pornografi, dan menganut paham liberal. Bahkan persepsi pasal lendir ini semakin dominan di luar sana. Padahal UU ITE tidak melulu mengurusi masalah ini, masih banyak hal hal yang berpretensi menjadi kontroversi dan perlu mendapat penjelasan.
Posisi Roy Suryo jelas. Sebagai perpanjangan tangan Pemerintah ia pasti harus mendukung UU ITE tanpa reserve. Apalagi posisinya sebagai kader Partai Demokrat yang taat. Lalu dimana posisi blogger ?
Sebagai ketua kontingen delegasi Blogger sekaligus mbahurekso dunia blogsphere, Mas Wicak mesti mempersiapkan langkah langkah sebagai berikut. Ini kalau sekiranya usulan ini bermanfaat dan dianggap perlu.
Pertama. Menyiapkan think thank dan konsep apa yang akan dibicarakan. Serta arah dan tujuan. Jangan akhirnya 200 undangan blogger datang tanpa konsep, sehingga dialog hanya ngalor ngidul dan eyel eyelan. Ingat, ini bukan acara untuk menghakimi atau mengeroyok Roy Suryo. Positioning Roy Suryo sudah diatas angin, wong dia datang sendirian. Bagaimanapun juga ia sudah terbiasa meladeni konperensi pers, seminar, berbicara di depan umum dan media. Sementara para blogger yang terbiasa menulis runtun dan analistis sekalipun bisa bisa tergagap gagap memaparkan idenya di forum terbuka.
Banyak blogger ahli hukum seperti Anggara , juga Andrias , pemerhati brand atau komunikasi pemasaran. Kalau perlu dalam dialog juga mengajak pakar IT alternative, Onno Purbo , Budi Rahardjo , tokoh pers atau tokoh publik seperti Nono Makarim atau Gunawan Mohammad, yang diharapkan bisa ramah dan berpihak pada blogger.
Kedua.Mengajak media untuk meliput dan diharapkan bisa memberi perspektif lain mengenai hiruk pikuk yang sebenarnya. Bahwa issue ini bukan sekadar pasal kondom dan down load JAV saja. Bukankah ada Maverick yang bisa mengemas public relations yang bermanfaat.
Ketiga mengklarifikasi berbagai komentar komentar Roy Suryo yang menyerang sana sini. Apakah ini memang tendensius sengaja atau diplintir oleh wartawan. Kita juga tidak tahu. Ini juga harus bijak, dipilih blogger blogger yang berkepala dingin dan argumentative. Bukan Zam yang gampang emosi – kasus conference YM – atau juga bukan blogger anak kolong. Ini penting, bahwa setiap pertanyaan atau pernyataan harus memiliki landasan logika yang masuk akal. Apapun itu bungkusnya. Bukan sekedar mempertanyakan ‘ kepakaran dia ‘, atau dengan bangga mempertegas bahwa blogger yang sesungguhnya pewaris nilai nilai demokrasi dan hak asasi.
Intinya ini bukan permainan politik ruang.Ini politik luar yang semestinya kita ambil inisiatifnya. Bukankah ini wilayah kita. Roy Suryo berani datang ke wilayah yang bukan teritorinya. Jangan sampai justru blogger menjadi tamu yang terkesan sekuler , egois, dan akhirnya termehe mehe. Pantas saja Roy Suryo berani datang. Jangan jangan dia sudah memprediksi skor posisi akan 2 – 0.
Bagaimanapun harus ada pengemasan brand perception yang kita harapkan muncul dari dialog ini. Ini yang sulit, karena sekian puluh juta orang Indonesia sudah terlanjur mengambil posisi dibalik seorang Roy Suryo yang tertindas, sendirian dikeroyok dan pendekar moral dan ahlak.
Selain itu jangan berharap dialog sehari ini akan menghapus perbedaan. Pasti tidak mungkin juga. Ada yang jauh lebih penting – mutual understanding – kesepahaman atas keyakinan masing masing. Bukankah berbeda itu indah
56 Comments
Fitra
April 8, 2008 at 11:16 amIya Mas, gimana ya supaya blogger2 yang pakar IT juga bisa muncul ke public, jadi jangan Roy Suryo aja terus menerus muncul….moso sih, rakyat indonesia segini banyak nya seolah-olah cuma punya 1 pakar IT…..mbo ya toh yang laennya pada berani ngomong….lah si Om Roy itu aja modal njeplak sak karepe aja bisa berani kok, masa yang elmunya IT nya pada tinggi2 ini pada ndak mau ngomong di publik?
Salam kenal Mas 🙂
mazarif
April 8, 2008 at 1:32 pmDialog yang sudah diawali dengan rasa emosi dan kemarahan tidak akan menyelesaikan permasalahan, bahkan hanya menjadi debat kusir ngalor ngidul gak karuan. Mungkin salah satu pihak keluar ruangan dengan jumawa, bangga karena telah membuat lawan gak bisa omong, tapi apakah itu selesai? Ya, mudah2an saja perselidihan ini bisa selseai tanpa ada dendam dikemudian hari
edratna
April 9, 2008 at 1:47 pmSetuju mas Iman, sebetulnya adanya dialog membuka peluang untuk saling memahami, untuk ini diperlukan strategi. Blogger yang hadir memang sebaiknya yang bisa meyakinkan para pihak, dan terdiri dari beberapa perwakilan seperti yang dikatakan mas Iman. Mungkin juga siapa tahu pak Yuwono, pak Yusril atau bahkan bang Akbar mau hadir. Tentu saja harus ada konsepnya, dan apa yang akan diharapkan dari dialog tadi.
Joko
April 11, 2008 at 9:11 amSetuju mas iman,skalian usul saya ajak bang Yusril (YIM) yang pakar hukum itu!
Joko
April 11, 2008 at 9:12 amSetuju mas iman,skalian usul saya ajak bang Yusril (YIM) bloger yang juga pakar hukum itu!
Angkasa Bali
December 25, 2015 at 7:31 ammantap bos infonya. tau hukum berbuat sesuai hukum