Blogger Calo atau Blogger pebisnis ?

Konsultan politik sebuah kandidat capres itu terhenyak melihat angka rupiah yang diajukan. Ratusan juta rupiah untuk menyelenggarakan sebuah perhelatan blogger skala nasional untuk mendukung capres tertentu. Katakanlah jamboree blogger. Mewakili dari sekian puluh kota tersebar di Indonesia, plus jaringan postingan yang akan membantu mendongkrak suara sang capres/cawapres.
Proposal yang diajukan seorang blogger itu agaknya gagal. Tidak berhenti disitu, konsultan ini menanyakan seandainya bisa menjadi penyelenggara sebuah kegiatan temu wicara sang kandidat.

Revisi proposal terjadi. Surat menyurat lewat email terus dilakukan intensif. Angka yang masuk kini sekian puluh juta. Termasuk biaya penyelenggaraan, tempat, administrasi, termasuk biaya transportasi mendatangkan sekian ratus blogger, dan successful fee – gaji – bagi beberapa blogger pemrakasa kegiatan ini.
Ada yang aneh ? Tentu saja tidak kalau kita melihat dari kaca mata profesi. Biasa saja dalam bisnis.

Dalam sebuah perusahaan event organizer, hal itu biasa. Ada penawaran harga sekaligus memberikan promosi atau pencitraan yang diinginkan oleh pemilik produk atau pemberi order.
Saya juga pernah membuat iklan partai, atau kandidat capres. Setelah konsep treatment cerita diterima berikut aspek aspek produksinya. Terjadi tawar menawar dan kesepakatan harga. Bukan sombong, tapi saya dibayar cukup layak.
Itulah harga profesi saya. Tak ada harga baku dalam karya seni. Harga sebuah lukisan bisa berbeda antara yang dijajakan di taman suropati dan di gallery Kemang.

Seorang blogger juga boleh dan berhak mencari uang di dunia politik. Ia bisa menggetok harga seberapa dia mau. Tanpa harus memahami posisi keberpihakannya pada suatu partai atau tokoh. Sebagai pribadi pribadi, saya tak akan menggugat jika ia menjadi anggota team sukses, menjadi relawan atau purely bisnis.
Tapi jika mengatasnamakan kelompok blogger ? Lalu mengklaim bahwa akan ada gelombang pencitraan yang luar biasa. Rasa rasanya agak berlebihan.
Sebagaimana saya tidak pernah berjanji kepada para partai atau kandidat capres bahwa mereka akan menang begitu iklannya saya buat.

Semua pasti mengerti bahwa blog menempati posisi unik dalam strategi kampanye pemilihan umum kali ini. Berbeda dengan tahun tahun sebelumnya. Sekarang blog dianggap sebagai jaringan media alternative yang mempunyai massa tertentu. Jadi banyak partai politik, kandidat capres yang melirik dan mencoba merangkul spectrum media online ini.
Tapi dalam dunia politik semuanya serba sensitive. Apalagi ini yang menawarkan adalah blogger. Saat pemilu legislative, kita seolah mencibirkan melihat sepak terjang calo yang menjual suara suara pemilih dengan imbalan uang. Kita trenyuh melihat orang orang yang dibayar untuk meramaikan kampanye politik.
Lalu apa bedanya dengan blogger yang menjanjikan dukungan – katakanlah – sekian ratus blogger, dengan imbalan uang. Walau itu adalah sekadar uang transport.

Kalau saya diundang Yusuf Kalla atau Prabowo. Sebagai orang timur saya menghormati undangan itu. Selalu saya katakan, jangan berharap postingan pesanan. Saya menulis apa yang saya lihat. Hal hal baik, dan begitu pula kalau ada sesuatu yang tidak beres.
Bagi saya integritas blogger dinilai bagaimana ia bisa menyuarakan sebuah penilaian kepada pembacanya. Ia bisa jujur terhadap nilai nilai yang dilihatnya dalam politik pemilu kali ini. Blogger ingin menulis karena hati nuraninya. Karena kesukarelaannya ia datang ke sebuah pertemuan dengan kandidat capres. Tanpa harus diiming imingi uang transport.

Seorang teman mengatakan kepada saya. Ketika saat ini media jurnalisme mainstream kadang bisa ambivalen, dan sering berpihak kepada pemilik modal atau patron patron politiknya. Justru blogger harus menjadi tumpuan jurnalisme masyarakat yang jujur.

Menyedihkan jika ada blogger yang bisa mengklaim dalam proposalnya, bahwa perhelatan untuk seorang kandidat capres itu akan lebih heboh. Bahkan dengan membandingkan peluncuran portal atau kegiatan blogger lainnya – yang katanya didukung nama nama besar dunia blog – ternyata sangat sepi gaungnya di dunia maya.
Apa sedemikian mengertinya para capres capres dengan urusan pencarian search engine ?. Apa seseorang atau masyarakat dengan mudahnya dipengaruhi oleh nama nama besar atau nama kecil, atau nama biasa biasa saja dalam blogsphere ini ?

Si konsultan politik itu kembali tertegun ketika disodori si blogger itu, angka dua puluh lima dollar untuk sebuah postingan paid review.
“ Memang harganya segitu ya ? “ tanyanya polos kepada saya.
Saya hanya tersenyum. Saya katakan bahwa saya tidak berhak menilai.
Fenomena dunia politik memang seru sekaligus mencengangkan. Mau maunya di kibuli blogger.

You Might Also Like

60 Comments

  • Wazeen
    June 14, 2009 at 11:05 pm

    modus2 nya mirip dengan calo demonstran…

  • meong
    June 14, 2009 at 11:55 pm

    sekali-kali dong rakyat ngibulin (calon) pemimpin :mrgreen:

    *ya, ini komen satir*

  • blogpreneur
    June 15, 2009 at 1:22 am

    ya kalo menurut saya sih pantas kok , bahkan bisa lebih seharusnya, inget lho potensi viral marketing atau buzz marketing sangat besar dimiliki blog, lebih besar dari sebuah club motor yang terbesar sekalipun di Indonesia ( in case didalemnya ngak ada blogger ) …

    kalo buat paid post untuk politik yang bagus ch, langsung dari hati, jangan pake data data apalagi pake survey yang diragukan…

    btw adain BF kopdar kapan ya Om.. contact dong 🙂 add Blogpreneur yah , nanti bikin event meet up, mo dateng juga 😀

  • blogpreneur
    June 15, 2009 at 1:23 am

    ya kalo menurut saya sih pantas kok , bahkan bisa lebih seharusnya, inget lho potensi viral marketing atau buzz marketing sangat besar dimiliki blog, lebih besar dari sebuah club motor yang terbesar sekalipun di Indonesia ( in case didalemnya ngak ada blogger ) …

    kalo buat paid post untuk politik yang bagus ch, langsung dari hati, jangan pake data data apalagi pake survey yang diragukan…

    btw adain BF kopdar kapan ya Om.. contact dong 🙂 add Blogpreneur yah , nanti bikin event meet up, mo dateng juga 😀

  • Fenty
    June 15, 2009 at 1:37 am

    emgnya berapa toh paid review itu ?? :p

  • althea
    June 15, 2009 at 4:03 am

    tulisan yang sangat menarik dan jujur menceritakan potret yang saat ini terjadi .

    i love it

  • edratna
    June 15, 2009 at 8:36 am

    Hahahaha…postingan yang menggelitik.
    Blogger mewakili rakyat Indonesia, yang banyak kepala, dengan pendapat yang berbeda.
    Di keluargaku udah ada 3 blogger, aku sendiri dan kedua anakku. Apakah akan memlih capres yang sama? Jawabannya jelas tidak…dan tiap berdebat malah seru, adu argumen, apalagi makin kesini makin banyak fakta…dan jangan2 putusan terakhir adalah saat sudah di ruang pencontrengan.

  • DV
    June 15, 2009 at 8:41 am

    Sapa jhe Mas? Inisial Om, inisial 🙂

  • wahyu hidayat
    June 15, 2009 at 9:13 am

    wahhhh…..ada toh mas iman ?? blogger yang seperti ituhh. Ummm….boleh tau ga siapa orangnya ??

  • -tikabanget-
    June 15, 2009 at 9:41 am

    Atau sekalian kita bikin event bloggernizer?

  • bangsari
    June 15, 2009 at 9:42 am

    hahahaha. yang namanya makelar, dengan baju apa pun ya sama saja.

  • nicowijaya
    June 15, 2009 at 10:23 am

    setelah bikin talkshow Curhat Asmara Pasangan Blogger yg dgn dana terbatas bisa sukses, kita mau bikin Momon Mendengar!

  • dito
    June 15, 2009 at 11:19 am

    blogger kok dipercaya…

  • Chic
    June 15, 2009 at 11:28 am

    laah blogger itu negatif e.. kok mau-maunya ngajak-ngajak blogger mendukung kampanye.. 😛

  • Herman Saksono
    June 15, 2009 at 11:46 am

    Benar-benar orang yang tidak tahu diri. Memalukan.

  • iman brotoseno
    June 15, 2009 at 12:26 pm

    Tika, Nico…
    Setuju blogernizer bayaran cukup rokok saja…tema pertama ‘ Blogger Mencibir ‘

  • parvita
    June 15, 2009 at 1:07 pm

    Segala cara ya, buat mendapatkan suara dari bloggers, rupanya bloggers juga dilihat sebagai sarana buat kampanye. Pas harus masa damai, di internet masih bisa wara wiri kampanye. Seberapa powerful sih bloggers bisa mempengaruhi publik?

  • Epat
    June 15, 2009 at 1:10 pm

    blog adalah media personal, so jika personalnya memang punya background mindset sebagai makelar ya dia akan jadi blogger makelar, klo dia awalnya adalah penjahat ya dia juga akan menjadi blogger dengan perilaku tak beda dengan aslinya dia.
    ini resiko untuk konteks “blogger”, yang pasti juga tidak bisa di klaim oleh siapapun dan apapun.

  • Happy Hanantoputro
    June 15, 2009 at 1:12 pm

    Blogkelar, blogger makelar…eh, makelar blogger ding ya? Atau Brogger (broker blogger)? Heheeheee…. Jadi pengen tahu bentuk proposalnya biar bisa bikin proposal yang mengagumkan 🙂

  • a!
    June 15, 2009 at 1:25 pm

    gak papa, mas. saya setuju kok kalau ada yg bikin kegiatan seperti itu. juga sah-sah saja kalau dia mengklaim bisa mendatangkan massa blogger. namanya jualan toh harus ngecap kan? 🙂 apalagi ini adalah bentuk pengakuan pada blogger.

    tp memang tidak bener juga kalau dia kemudian mengatasnamakan komunitas blogger tanpa dia pernah mendiskusikannya terlebih dulu.

    terus kapan ya ada capres ngajak aku utk kopdar? 😀

  • ndoro kakung
    June 15, 2009 at 1:30 pm

    dari blogger jadi broker? Ya saya? *aambil kalkulator**

  • zam
    June 15, 2009 at 1:46 pm

    jogja.. jogja.. yak dua lagi berangkat! dua lagi berangkat..

    yang semarang… semarang..

  • iman brotoseno
    June 15, 2009 at 2:22 pm

    Ndoro,
    sampeyan kurang kreatif sih, jangan mau dibayar rokok sama kopi aja…pakai dong proposal dan management sucessfull fee…he he. Saya juga mau ikut khan saya punya massa
    * ambil simpoa

  • -alle-
    June 15, 2009 at 2:46 pm

    Bloger Mencibir mas??
    panggil Lina buat jadi modelnya hihi..

  • edy
    June 15, 2009 at 4:14 pm

    ada ya? wah laku berapa postingannya? 😆

  • antyo rentjoko
    June 15, 2009 at 4:16 pm

    Bagi saya, ini adalah bagian dari pertumbuhan blogs dan bloggers. Selalu ada hal baru, termasuk ekses. Mulanya cuma mesin blog untuk ngeblog. Kemudian iklan online dan segala hitungan online ikut meramaikan.

    Kemudian ada yang tetap ngeblog dengan cara romantis (dan mungkin naif, karena yang penting nulis), ada yang ngeblog dengan memperbaiki isi dan peduli segala perhitungan (ini bagus, layak contoh, karena ada duitnya), dan ada pula yang menggunakan mesin blog untuk memasukkan apa saja yang ujung-ujungnya bikin kuciwa pembaca karena merasa terkecoh (tapi bagi pelakunya ini smart).

    Perkembangan terakhir ya bisnis politik yang melibatkan dan atau akan dilibati blogs dan bloggers. Salah satu pemicu ya sukses Obama dalam memanfaatkan internet. Tapi sebagian orang melupakan satu hal: faktor voluntary dalam gelembung mobilisasi untuk Obama.

    Untuk selanjutnya biarlah masyarakat yang menilai. Sama seperti masyarakat memilah mana media (dan jurnalisnya) yang bisa dibeli dan mana yang tidak.

  • kunderemp
    June 15, 2009 at 5:36 pm

    Saya… promosi film aja ah.. gak mau promosi politik 😛

  • Calo Blogger
    June 15, 2009 at 8:57 pm

    Lha saya memang cari uang di blog kok..lumayan buat tambahan…
    * siap sedia massa blogger, semakin banyak diminta semakin murah harganya..ayo mari mari

  • Indonesian Presidential Election: Can Bloggers be Bought? « My Busy Brain
    June 15, 2009 at 9:42 pm

    […] was intrigued by an article written by Iman Brotoseno, an active blogger and chairman of the Pesta Blogger 2009, about bloggers who are willing to blog […]

  • dony
    June 15, 2009 at 10:16 pm

    yah begitulah mas
    ekses kan ? ini mungkin ekses negatifnya
    tapi yah itu tadi blogger terlalu cair … paid review or penggalangan massa bisa saja dilakukan, tapi siapa tau kan pas pencontrengan, bahkan mungkin gak datang hehehe :p

  • didut
    June 16, 2009 at 12:23 am

    nunggu berita inpotainment ituh (woot)

  • wieda
    June 16, 2009 at 3:15 am

    hehehehe…..itu jamboree bloggernya ndatangin sapa aja..koq nol nya buanyak banget?

    *mau mbanget dikirimi ticket pp cnd – jkt*

    ngareppppppp sampai ngimpi2

  • natazya
    June 16, 2009 at 8:56 am

    hahahahah jadi sekarang mereka menawarkan job paid review? dimana hahahahha

    *blogger matre yang padahal ga sama sekali peduli politik maaf saja…

  • afwan auliyar
    June 16, 2009 at 10:28 am

    ketika blogger punya kendali, sptnya sang blogger pun besar kepala 🙂
    ehmm… jurnalis yang jujur dengan tulisannya 🙂

  • bang FIKO
    June 16, 2009 at 5:39 pm

    Walah walah, Mas… Koq ada paid review kampanye sih? Wakakaka.. Ada-ada aja usaha orang cari duit ya.
    BTW kalo kontes SEO gpp kan, Mas? Kalau ada yang mau ikutan, silahkan mampir di blogku.

    Maap ya, Mas.. Numpang iklan. Hehehe

  • Koen
    June 16, 2009 at 7:30 pm

    Hihi, kalau Mas Iman nggak bocorin “nama besar” itu blogger, “rakyat blogger” (diketik dengan cibiran) akan memprasangkai nama2 yang mungkin nama2 yang salah; wakaka 🙂

  • Indah Sitepu
    June 17, 2009 at 10:15 am

    aneh aneh aja….. 🙁

  • anderson
    June 17, 2009 at 10:52 am

    Namanya juga calo mas.. Kebetulan aja kali dia hobi nulis, trus jadi blogger..hehehe
    Paid Review buat kampanye? Ntar kalo kalah kandidatnya ngemplang..:-)

  • Neng Keke
    June 17, 2009 at 9:23 pm

    Sok sini lah… Saya review bebeakan… Gratis! (orang blognya engga ada yang datengin kok :p)

  • Yoga
    June 18, 2009 at 9:48 pm

    Siapa sih yang diomongin ini Mas?

  • Imuz Corner
    June 18, 2009 at 11:31 pm

    Coba capres dan cawapres kita seorang blogger juga dari dulu yang suka menulis, seperti ahmadinnejad yang punya blog sendiri, mungkin kita (blogger) bisa saja memberi dukungan karena sesama blogger, paling tidak memberikan backlink lah ke blog sang capres or cawapres. itu sudah berupa dukungan dalam dunia blogging untuk menyuarakan sang calon di dunia search engine. kalau sampe dibayar untuk pencitraan..wah…suara blogger tak bergema lagi sebagai media ekspresi personal yang apaadanya.

  • suwung
    June 19, 2009 at 8:12 pm

    apakah itu sama dengan melacurkan diri?

  • kw
    June 20, 2009 at 3:42 am

    dia bisnisman ulung, jeli ngeliat peluang.
    salam kenal untuk si konsultan politik mas. blogger itu keren loh…. 250 US $ per posting

  • Rudra
    June 20, 2009 at 8:42 pm

    Biar saja berbagai macam karakter blogger muncul. Yang penting kita tetap bisa menggunakan akal sehat kita untuk menilai mana yang baik dan tidak baik.

  • diditjogja
    June 21, 2009 at 5:59 pm

    betul. blog memang media kejujuran.
    betul juga. blogger manusia biasa dan bisa mengibuli atau dikibuli.

  • -GoenRock-
    June 21, 2009 at 6:10 pm

    Wooogh! Blogger pelacur! 👿

  • morishige
    June 21, 2009 at 6:33 pm

    perlu diganyang gak tu, mas?
    *ikutan Goenrock*

  • Jevuska
    June 22, 2009 at 12:33 am

    Hahahaha….
    Buat si Pak konsultan politik: untuk postingan paid review, ada kok yang harganya lebih murah… $3 bahkan! Gimana Pak? (wah…keknya saya lagi jadi calo neh… :mrgreen: )
    Buat si “Blogger” : $25 itu di PR berapa mas “blogger”? kalo di blognya mas Iman ini saya kira akan lebih mahal dari itu 🙂 (wah… keknya saya lagi ngebisnis neh :mrgreen: )
    Buat mas Iman: ini bukan postingan pesanan kan mas? 🙂

    Two thumbs up (bukan buat si “blogger”) tapi buat yang tulis artikel ini 🙂
    I like this post!

  • se7en_pearl
    June 22, 2009 at 3:11 pm

    tulisan yg menarik mengangkat fakta yg menajdi rahasia umum…
    berani dan jujur…
    keep in goin bro..
    nice post…

  • Investasi
    June 22, 2009 at 10:55 pm

    posting yang menarik bos jujur seperti saat ini , menarik banget salam kenal ya

1 2

Leave a Reply

*