Sebuah Ruang Publik Blog Kita

lelaki-takut.jpgTentu saja tulisan ini tidak bertujuan tendensius memojokan seseorang atau keyakinan atas pilihan berkomunikasi. Menarik bagi saya, melihat penjelasan dari seorang selebriti . Dalam arti benar benar selebriti di dunia nyata. Bahwa ia merasa tidak siap untuk membuka ruang komentar seluas luasnya terhadap pengunjung blognya. Tentu saja saya tidak bisa memberikan opini karena memang dibatasi pagar registrasi aktif. Sungguh disayangkan karena selain memang saya mengagumi beliau sebagai salah satu legenda musik Indonesia, lebih jauh lagi blognya memang menarik dan penuh pencerahan. Ada kekuatiran bahwa membuka kunci gembok ruang komen, membuat memasuki ruang belantara machiavelli yang sulit di kontrol. Namun kekuatirannya menjadi sangat berlebihan. Kenapa berlebihan ?

Pertama, yang membedakan media blog dengan media mainstream lainnya adalah kemampuan berinteraksi yang cepat dan instant dengan pembaca di luar sana. Sebuah gagasan atau tulisan bisa menjadi kontroversi, issue murahan, ilmu pengetahuan bahkan sumber inspirasi yang melewati batas batas yang tidak pernah kita bayangkan sendiri. Sebuah ruang publik yang hidup dan egaliter.

Kedua, ada kontradiksi disini – beliau hanya ingin berkomunikasi dengan orang yang merasa dikenalnya terlebih dahulu agar bisa merasa nyaman berinteraksi – yakni dengan cara memaksa pengunjung registrasi terlebih dahulu. Apakah ada interview litsus, background pendidikan dan sebagainya ? Sementara disisi lain, bagaimana kita memang benar mengenal seutuhnya pengunjung blog kita ? Siapa yang tahu kalau saya sesungguhnya adalah manusia kolor ijo yang bergentayangan dari malam ke malam. Apakah penting kita harus mengenal dengan siapa kita berinteraksi di ranah maya yang gegap gempita ini.

kran-digembok.jpgKita tidak salah mengatakan bahwa segala bentuk hiruk pikuk komentar yang singgah bisa menjadi subyektif atas persepsi yang berbeda. Namun segala bentuk yang akhirnya dikatakan menjurus pada eyel eyelan adalah dinamika hidup yang penuh warna. Inilah rumah kita, dimana kita bisa menerima tamu, menyuguhkan secangkir kopi atau bahkan mengusir tamu itu. Sebagaimana kita dengan mudahnya tidak menanggapi komentar komentar yang menurut kita tidak penting. Disinilah karakter kita diuji. Kita tidak perlu takut dan lari terbirit birit terhadap siapapun. Kalau rumah kita seperti itu, apa bedanya dengan rumah Liem Sioe Liong yang berpagar tembok tinggi 5 meter, dengan mata satpam yang selalu mendelik curiga pada siapa yang lewat depan rumahnya di Gunung Sahari.

Seharusnya kita sadar, saat kita membuka sebuah account blog, harus diperhatikan tingkat ekspektasi para pengunjung di luar sana. Jika kita hanya memilih sebagai jurnal catatan pribadi, lebih baik catatan ini disimpan di hard disk. Tersembunyi dan tertutup. Begitu kita melakukan blogwalking, memberi komen atau bahkan menyiapkan buku tamu di rumah kita. Berarti kita telah mengumumkan di lingkungan rukun tetangga bahwa kita mempunyai sebuah rumah yang siap dikunjungi. Kapanpun dan oleh siapapun. Tulisan ini bukan suara protes. Juga bukan Vox Populi Vox Dei, Suara rakyat adalah suara Tuhan. Ini sekadar kita menghargai mereka yang berkunjung ke rumah kita

Mengutip pendapat Paman Tyo , ini memang sebuah pilihan, kita tidak bisa datang seenaknya ke sebuah rumah orang dan membuat teh sendiri. Tapi menurut saya justru di sini bedanya. Saya lebih kecewa jika sudah dipersilahkan memasuki sebuah rumah, namun tuan rumah tidak juga muncul muncul. Namun sekali lagi inilah indahnya dunia blogsphere. Sebuah ruang publik demokratis, ketika kita harus menghormati pilihan orang lain yang paling hakiki. Bagaimanapun juga saya tetap respect dengan pilihan tersebut.
Mari terus ngeblog bung !

You Might Also Like

49 Comments

  • zen
    December 2, 2007 at 5:49 pm

    blogwalking itu pengejawantahan naluri manusia untuk berjalan dan melintasi batas ruangnya sendiri di dunia maya. inilah ziarah dunia maya. dan memberi komentar itu seperti orang yang mengikuti sebuah upacara. orang yang ngasih komentar hanya dengan pertamax pastilah jenis peziarah yang cuma senang hingar bingarnya saja, sekadar cari keramaian. sementara orang yang ngasih komen dg baik pastilah peziarah di dunia maya yang ikut upacara maya sebagai partisipan yang aktif, yang ikut mencatat, ikut mengabadikan. yang begini pasti sedikit. karena sedikit pula memang orang-orang macam ibnu batutah atau marcopolo di dunia nyata.

  • coni
    December 2, 2007 at 6:17 pm

    terkadang rumah maya juga perlu gembok, yang hanya bisa dibuka oleh pemilik rumah, karena di dunia maya banyak sekali tamu tak di undang, yang bisa merusak kedamaian dan kesejahteraan orang rumah:P

  • kw
    December 2, 2007 at 7:38 pm

    kalau yang dimaksud tamu tak diundang itu para spammer, kita emang dah siapkan penangkalnya dengan validasi dan lainnya. kalau komen2 yang dimoderasi, silakan saja. mungkin orangnya jaim banget heheh atau takut mendapat “serangan” atau makian

  • ekowanz
    December 3, 2007 at 12:48 am

    eemm sebenernya beberapa bulan ini aq rada bingung, blog ternyata begitu penting ya bagi si empunya…ada yang menganggap serius banget, bahkan sampe ngotot2an..kl ada yang kaya gini ya saya cuma nonton plus senyum2 aj..
    lha wong asalnya aq ngeblog itu ngisi waktu luang biar agak bermanfaat,daripada hal2 yg ga bener :p jadi ya sampai sekarang pun aq sama seklai kadang ga habis pikir kl blog bakal akan menjadi hal penting sepenting ini bagi sebagian orang…

  • antobilang
    December 3, 2007 at 2:42 am

    dari kolom komentar kadang kita bisa belajar tentang keragaman cara berfikir dan memandang terhadap sesuatu hal.
    sudut pandang yang beraneka ini membuat saya takjub.

  • Aris
    December 3, 2007 at 4:12 am

    Blog dan ruang publik tampaknya seperti dua sisi dalam sekeping mata uang logam. Tinggal bagaimana pemilik blog mengelola bagian-bagian yang perlu di-share dengan pembacanya. Kalau khawatir kewalahan enggak bisa melayani tamu yang berkunjung, kan bisa ditanggapi borongan, dijadikan postingan baru atau didiamkan saja (bukankah diam itu juga suatu sikap, lagian kata orang diam itu emas ).

    Seperti halnya mas Iman, saya juga menghargai pilihan mas Jockie. Namun saya sendiri memilih utk (sementara) tidak berkomentar di blog seperti itu. Lebih enak membacanya diam-diam (itu pun kalau diijinkan).

    upss… panjang juga komentar kali ini, kalau diteruskan bisa jadi postingan tersendiri. Btw Rabu besok Arsenal akan tanding lawan Newcastle, kira2 bisa enggak Newcastle membendung langkah anak2 gudang peluru?

  • Iman Brotoseno
    December 3, 2007 at 6:47 am

    Ris,…jelas tetap Arsenal akan melibas habis !!!

  • leksa
    December 3, 2007 at 7:07 am

    sebenarnya, teknologi dari engine blog sendiri sudah dirangkai sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan sosialisasi yang aman dan efektif. Setahu saya fungsi register dibangun untuk blog dengan sasaran komunitas tertentu, dan penulis yang jumlahnya lebih dari satu.
    Sementara “gembok” pagar rumah kita untuk para tamu diberikan secara efektif dengan memanfaatkan fitur moderasi.

    Hehe.. penjelasan yang teknis sekali memang. Tapi justru kita ini yang butuh kemudahan dalam hidup makanya lahir aturan teknis tersebut.

    komentar serius karena saya mendadak merasa sedang cerdas hari ini..

  • Hedi
    December 3, 2007 at 10:38 am

    4 hari libur dari internet, eh sampeyan udah pindah rumah…selamat πŸ˜€
    btw, saya musti pake kacamata riben nih pas buka blog ini hehehe

  • Praditya
    December 3, 2007 at 10:57 am

    Hmm… Setuju2x…
    Klo gak mau diliat nulis di buku diary yg digembok aja… πŸ˜€

  • aLe
    December 3, 2007 at 11:14 am

    Yup.,
    aLe sepakat pada hidup memang sebuah pilihan.,
    dan saat kita memilih apapun,
    maka kita harus menikmatinya dengan seenuh hati.

    hidup Arsenal..,, πŸ˜†
    eh kliru, hidup ngebLog dink :mrgreen:

  • Totoks
    December 3, 2007 at 12:38 pm

    seringkali untuk sekedar meninggalkan jejak kalau kita sudah membaca suatu blog kita tulis dikolom komentar ini, maksud kita selain memberi apresiasi kepada si penulis juga menyampaikan ide juga tentang isi tulisannya. dengan demikian pemilik blog dapat masukan dar apa yg ditulis oleh tamu kita.

  • Lance
    December 3, 2007 at 4:15 pm

    berani menulis berani menerima masukan..he he

  • cewekndeso
    December 3, 2007 at 4:36 pm

    wach ternyata ngeblog sampe segitu dachsatnya. kl gk mo nrima komment itu bukan berarti dia gk mau nrima masukan ato saran tp krn dia ingin menulis tuk sesuatu yg membuatnya tenang dan dpt meluahkan persaan melalui tulisan. dan dia “yg menulis” gk perduli siapapun yang membacanya dan juga gk membutuhkan komment untuk tulisanya karena itu dia asik tuk menulis dan menulis

  • aprikot
    December 3, 2007 at 4:50 pm

    klo ada yang ngga ngerti biasanya saya lebih memilih untuk tidak berkomentar drpd nanti salah berkomentar, dan biasanya saya memang lbh nyaman koment di blog2 yang sudah saya kenal baik.
    satu lagi saya suka nda pd klo mo koment di blog2 para bloggger hebat itu ditambah saya ini malas blogwalking πŸ™

  • fitri mohan
    December 3, 2007 at 6:22 pm

    barangkali pilihan untuk registrasi dan moderasi itu disesuaikan dengan tingkat kenyamanan si pemilik blog. salah satu yang bikin blogging enak kan -menurut diriku yang awam ini- ya rasa nyaman menumpahkan perasaan atau pikiran. dan tingkat nyaman seseorang, sama seperti isi kepalanya, pastilah beda-beda. ada kan tipe orang yang kalau ketemu langsung akrab. ada juga yang harus kenalan dulu panjang lebar, dalem-dalemnya harus tahu dulu, baru merasa nyaman. wajar aja sepertinya.

    kalo aku pribadi, pernah sih ketemu tipe blog seperti yang disebutkan di atas. agak-agak bete juga. kasarnya, “alah, belagu banget sih pake beginian.” tapi aku nyadar juga bahwa itu hak prerogatif si empunya web. jadi, ya aku simpen aja ego dan prasangkaku ke lemari. pasti si empunya blog punya alasannya sendiri. kuhormati saja (meskipun bete nggak ilang-ilang).

    mas, blogmu kinclong dan mengkilap. kapan aku bisa berdotcom ria begini…

  • wku
    December 3, 2007 at 7:16 pm

    kadang sebagai tuan rumah, saya merasa kewalahan juga merasa kesepian, merasa gak enak gak punya jamuan yang pantas dan merasa-merasa lainnya… tapi bagaimanapun the blog must go on… meski harus terengah-engah

  • extremusmilitis
    December 3, 2007 at 7:45 pm

    yang berarti mem-buka sebuah ruang publik harus siap untuk menerima semua kedatangan, ceramah, makian, hujatan dari publik juga ya mas? nah ini nih baru bener.
    Thanks mas Iman untuk pen-cerahan-nya πŸ˜‰

  • kenny
    December 4, 2007 at 8:36 am

    Setuju komen diatas, mesti siap ama masukan lewat komen klo gak mau yah digembok aja.
    Untungnya aku gak tahu mana blog seleb(yg bener) klopun tahu mikir jg mo kasih komen.
    Bisa nyasar kesini pertama dulu gak tahu klo mas iman ternyata seleb, untungnya seleb yg baek hati, peramah dan bijaksana (dulu aktif pramuka ya mas) hehehehehe.

  • bangsari
    December 4, 2007 at 10:44 am

    hmmm… banyak kepala memang banyak kekarepane. jadi diri sendiri saja.

  • Rystiono
    December 4, 2007 at 11:33 am

    Woalah…pak Iman ini mau ngomong: “Kalo ndak mau dikomentari ya ndak usah bikin blog…” gitu aja muter-muter sampe ke Irak… * ampun pak…jangan dilempar kamera ya… *

    ^_^

    * kaburrr….

  • ario dipoyono
    December 4, 2007 at 12:07 pm

    walah pak… punya rumah baru ya… selamat ya

  • cK
    December 4, 2007 at 12:11 pm

    punya blog sama dengan open house. πŸ˜€

    mau menerima segala jenis tamu…

  • Syafriadi
    December 4, 2007 at 12:20 pm

    punten kang.. πŸ˜€
    saya ga buat teh sendiri kok πŸ˜€

  • morissupersaiya
    December 4, 2007 at 12:31 pm

    dunia blogging adalah dunia yang penuh warna. dunia yang menambah wawasan seseorang tentang-apa-saja. dunia yang penuh dengan pemikiran.
    πŸ˜€
    nice post, paman.

  • Paman Tyo
    December 4, 2007 at 2:28 pm

    Blog memang bukan grafiti. Di tembok, pengguna cat yang lebih banyak yang akan menimpa coretan lama, tiada jejak tersisa.

    Adapun kejahatan atau kebaikan dalam mesin internet adalah ketika orang sudah menghapus karyanya, ada saja robot yang menyimpannya.

    Sebagai penerbitan pribadi, blog memang tak hanya menambah belantara teks, tetapi juga memperkaya penulis dan pembacanya. Bukankah pengalaman marah, muak, kuciwa, geli, bahagia, juga memperkaya seseorang?

    Untuk saya, blog punya fungsi terapetik: menjaga kewarasan dengan membuang lamunan dan hal remeh yang kadang bikin capek orang lain kalau diobrolkan secara lisan. πŸ˜€

    Maka saya pun berterima kasih kepada aksara.

  • anggauzz.the.kecest
    December 4, 2007 at 2:31 pm

    sini mas imam……. mampir ke blog saya,

    ada kopi, teh herbal dan susu strawbewrry juga lho….
    disambut dengan senang hati,,,,

    ————–btw, mohon maaf sebelumnya kalo blog mas dah saya blogroll,,,,
    ————–terimakasih sesudahnya,,,

    AYO!!!! NGEBLOG terus —aku ngeblog maka aku eksis-

  • mitra w
    December 4, 2007 at 3:47 pm

    hehehe… benet sih pak… agak kecewa bagi blogger2 yang menutup comment.. rasanya jadi kurang akrab ma si pemilik… ^_^

  • manda
    December 4, 2007 at 4:10 pm

    tuh lihat contoh yang nutup komen di http://siletlidah.wordpress.com, but so far masih tetap enak dinimati kok.
    hehehe

  • la mendol
    December 4, 2007 at 4:37 pm

    Wajar kalau ada blogger menutup comment. Ya mungkin nggak siap, atau juga yang komen cuman bilang, PERTAMAX, KEDUAX. Grrhhh… !

    *wisata kuliner di Surabaya ? Siaaaaaapppp !!!!

  • budhi ms
    December 4, 2007 at 5:48 pm

    Kolor Ijo? Baguslah kalo masih pake color.. daripada ga pake!!
    mampir2 lagi donk oom..

  • elly.s
    December 4, 2007 at 10:43 pm

    males mampir ke blog gitua..
    jaim n sok ngetop gicuuu…
    kita aja yg ngetop beneran gak repot gitu loh!

  • mayang
    December 5, 2007 at 1:13 am

    keNapa hrs Usil dng cARa org Laen seh , Mas Iman blg gak tendnsius . Tapi gak mo komen kerna hrs registr , ini Kan jg siFat aroGan jg kan? nyante’ aja Lah ini khan cuman bLog ..bebas sesuKa hati.
    pLg tidak qt diAjarin mesti ngehormatIn hak2 Org laen . gak suKa ya gak usah Baca tuLisannya apalagi samPe kesana..gitoohh.
    anyway, aq suKa dng kejuJurannya.

  • nico
    December 5, 2007 at 1:29 am

    baru sadar kalo ternyata saya kemarin belum komen dsini πŸ˜€

  • yaya
    December 5, 2007 at 11:26 am

    Hai Mas…
    untuk Yaya pribadi ngeblog adalah cara aku utk jujur sama apa yg aku rasakan sendiri. Dan aku juga nyadar, begitu yaya punya alamat blog…akan ada yang baca tanpa harus ksh komentar. That’s fine by me

  • edratna
    December 5, 2007 at 2:02 pm

    Sebetulnya komentar di blog menambah wawasan, kalau dibatasi dan hanya ingin mendengar apa yang “hanya ingin didengar”…lha buat apa ya?
    Tapi kembali, semua punya preferensi masing-masing.

  • iway
    December 5, 2007 at 3:04 pm

    bete sih kalo nemu blog yang kayak gini, apalagi kalo kita sempat bisa ngasih komen trus lama-lama dikunci
    tapi ya biarin aja lah, nyari tempat ngomen lainnya aja, pasti ada hikmahnya

  • venus
    December 6, 2007 at 1:14 am

    oya? masa sih sekarang harus register dulu? saya udah lama ga ke blog mas jockie.

    sebenernya memang terserah yg punya blog sih, mas. kalo kata temen saya, ‘blog aing kumaha aing’. tapi ya piye ya? ck. aneh juga kalo harus se-strict itu.

    dan saya satu suara sama paman tyo: ngeblog itu terapi biar gak sakit jiwa πŸ˜€

  • Ida Arimurti
    December 6, 2007 at 6:42 am

    Pasti ada alasan tersendiri si pemilik blog mengambil keputusan itu, semuanya ada resikonya. Saya paling seneng bisa punya banyak teman, karena dari situ saya bisa belajar banyak kekurangan saya.Seperti Mas Iman yg mau berbagi.

  • isma
    December 6, 2007 at 4:59 pm

    sama halnya ketika sign in YM dg available tapi ketika disapa si empunya menjawab, “maaf ya sedang sibuk”. kenapa nggak invis aja… atau available pada id tertentu… atau nggak usah sign in aja. beres to. *hihi kok curhat… katahuan ya… pernah sakit ati…xixixi*

  • diwa
    December 7, 2007 at 2:01 pm

    sebaiknya kita kembali pada hakekat awal ngeblog itu untuk apa, kenapa pula mesti ada pembatasan segala ya mas…

  • Ayi
    December 11, 2007 at 5:10 pm

    kao aku siy terserah orang pilihannya mau seperti apa, semua aku hargain aja. Gitu aja, kok repot. Lam kenal ya mas Iman… numpang lewaaat… misi ahh

  • fathy
    December 12, 2007 at 1:33 pm

    disayangkan memang. tp sy bisa memahami perasaan insecure si pemilik blog. bagaimanapun, kayanya itu emang haknya mereka … kita ga bisa melarang..

  • Freddy Hernawan
    December 12, 2007 at 4:23 pm

    “aha …. saya menemukan lagi tulisan yang menarik buat dibaca”. btw thx dah mau berkunjung ke blog saya.

  • Ken Reidy
    December 13, 2007 at 6:04 am

    Sependapat dengan itu. Memang bagaimanapun juga kita harus menghargai pilihan yang ditempuh setiap orang untuk blognya sendiri. Tak selamanya tamu mengetuk rumah kita untuk bertamu hal yang penting, ada kalanya sales (SPG/SPB) keliling yang sekedar menjajakan produknya sendiri.

  • kang agus
    December 16, 2007 at 12:47 pm

    mas tau tanya nambah komentar seperti ini piye

  • download free ringtone
    January 18, 2008 at 8:58 pm

    Hi
    Free Ringtones Cool – more than 15.000 free polyphonic ringtones, composer ringtones, effect ringtones, real sound ringtones as well as wallpapers and …
    download free ringtone

    G’night

  • baby
    March 16, 2008 at 7:07 am

    Great website!! Keep up the good work!!

  • Kazelcbh
    August 17, 2008 at 12:30 pm

    Hi webmaster!

Leave a Reply

*