Menyesal juga tidak bisa melihat upacara ngaben – terbesar dalam tiga dasawarsa terakhir β di Ubud kemarin. Padahal Tjokorda Anom sebagai salah satu keluarga Puri Ubud sudah jauh jauh datang membawa undangan ke Jakarta. Sebuah prosesi kematian bisa menjadi cermin diri kita sendiri. Bahwa selalu ada awal dan akhirnya. Alpha dan Omega. Secara manusiawi kita menolak ide besar awal dan akhir.
Kata akhir selalu berpretensi menggelisahkan. Sedih dan murung. Siapa yang mau berakhir ? Terlebih sebagian anggota parlemen yang masih memikirkan bagaimana bisa bertahan duduk di gedung rakyat.
Kata orang Perancis, perpisahan adalah kematian kecil. Begitu dikutip oleh Anton Rorimpandey dalam film Cintaku di Kampus Biru, ketika ia harus kehilangan kursi ketua senat sekaligus Ibu Yusnita, dosennya yang cantik. Tapi ia melihat juga hikmah sebuah perpisahan. Erika yang setia menunggu di pojok kampus.
Hari hari ke depan saya akan disibukan dengan memilih peran β anak, bapak, gadis, ibu -untuk film film iklan yang harus kejar tayang secepatnya, mulai dari produk perbankan, rokok sampai whitening gels. Saya telah banyak melihat perjalanan bintang bintang, yang diawali dengan peran peran remah. Karena pengalaman juga, saya umumnya bisa mengetahui akhir perjalanan mereka. Menjadi bintang atau terpuruk peran biasa biasa saja.
Tapi saya tak mungkin bisa menebak suatu akhiran slice of life. Apakah penting juga ?
Saya telah banyak mengalami banyak masa masa sulit. Kehilangan sahabat, ayahanda, dan orang orang yang saya cintai. Bahwa hidup tetap berjalan dan nglakoni sebaik baiknya dengan penuh perjuangan.
Kalau bisa memilih saya akan mengakhiri sesuatu dengan penuh keikhlasan dan kelegaan sebagaimana saya meneriakan di lokasi syuting. Its wrapped time !. Setelah pengambilan gambar selesai dihari terakhir. Semua bersalam salaman. Lewatnya masa masa menegangkan.
Siapa tahu juga siklus bisa berputar. Jika kematian adalah justru awal perjalanan. Bisa jadi perpisahan adalah awal sebuah kesadaran. Benar yang dikatakan pengembara
Dan pabila hari ini belum merupakan permohonan harapanmu. Belum menjadi perwujudan kasihku yang sempurna. Biarlah ini menjadi hari perjanjian antara engkau dan aku. Sampai suatu hari lain kita kan berjumpa.
58 Comments
Donny Verdian
July 17, 2008 at 12:04 amJero! Jero! Dalemmmm!
Tulisan tentang kematian dan perpisahan adalah sesuatu yang menggelisahkan, betul katamu!
aditya sani
July 17, 2008 at 12:44 ambuatku, perpisahan kdg menimbulkan kegelisahan mas, ada aroma kerinduan yang mendadak menguap sesaat sebelum perpisahan itu terjadi. dan lagi-lagi buatku, itu lebih mengerikan daripada kematian. berpisah dgn si hidup akan terasa lebih menakutkan daripada berpisah dgn si wafat.
mizan
July 17, 2008 at 12:54 amAwal dan Akhir, Lahir dan Mati, itulah batas kehidupan yang harus kita isi dan gunakan sebaik-baiknya.
sluman slumun slamet
July 17, 2008 at 1:07 amdan hidup harus terus berlanjut….
leksa
July 17, 2008 at 1:27 amhahaha…
nuansa perpisahan menjadi kental di setiap tengah tahun…
Saya suka yang ini Mas.. “Dan pabila hari ini belum merupakan permohonan harapanmu. Belum menjadi perwujudan kasihku yang sempurna. Biarlah ini menjadi hari perjanjian antara engkau dan aku. Sampai suatu hari lain kita kan berjumpa.”
Epat
July 17, 2008 at 1:50 amakhir adalah awal yang indah untuk mengenang dan mengambil hikmah…
halah,
ilham saibi
July 17, 2008 at 2:55 amberatttttt, dak bisa komen apa apa lagi. jadi inget ama dosa, hiks
kw
July 17, 2008 at 3:08 ammau ga mau mas, kita akan sampai pada perpisahan yang “dipaksakan” itu π
Suryadi Maosuluddin
July 17, 2008 at 5:34 amuntuk kesekian kalinya Anton Rorimpandey sang playboy kampus beserta dosennya killernya ibu Yusnita yang cantik dan Erika yang setia menunggu di pojok kampus muncul lagi dalam postingan terbaru Mas Iman Brotoseno.
sayang saya nggak pernah melihat film Cintaku di kampus Biru yang di bintangi roy marten hanya versi sinetronnya saja.
btw , tulisan2 mas Iman sangat menyejukkan,satu kata untuk mas Iman yaitu Cerdas .
*komen OOT*
fisto
July 17, 2008 at 5:47 amitu karena life is a journey…jadi akan begitu terus, datang dan pergi, silih berganti….kematian pun bukan tujuan akhir, kita masih akan terus berjalan, sampai suatu titik yang hanya Tuhan yang tahu di mana titik itu berada…
edratna
July 17, 2008 at 6:01 amHidup juga berputar mas Iman, kadang senang kadang susah…..
Yang penting kita ikhlas menjalani kehidupan dan berjuang untuk mendapatkan kualitas kehidupan yang lebih baik,
didut
July 17, 2008 at 6:15 ambila memikirkan perpisahan dgn raga ini, jiwa selalu gelisah .. mungkin lebih baik untuk tidak memikirkannya
Silly
July 17, 2008 at 6:23 amI sense the brokenhearted feeling here…
Am I right???.. π
Fitra
July 17, 2008 at 7:20 amkelahiran-kematian, pertemuan-perpisahan, datang-pergi, siang-malam….semuanya bagai saudara kembar….tak terpisahkan satu sama lain, absolut….selalu seperti itu….mau gimana lagi, jika menginginkan pertemuan…kita tidak punya pilihan untuk menolak perpisahan suatu saat nanti…..memang hanya ikhlas yang bisa menjadi obat mujarabnya…..
Dil
July 17, 2008 at 7:28 amYa,saat menuju akhir dari suatu perjalanan,atau apapun itu,perasaan gelisah selalu datang karena ‘zona nyaman’ yg kita kita tempati setelah melewati masa awal terancam terusik sehingga kita mesti bersiap untuk memulai dari awal lagi dan segera mencari zona nyaman itu kembali.
iway
July 17, 2008 at 7:31 amngomong-ngomong lomba poto di garuda menang ga mas? **siap-siap makan-makan**
bangsari
July 17, 2008 at 7:39 am“Saya telah banyak melihat perjalanan bintang bintang, yang diawali dengan peran peran remah. Karena pengalaman juga, saya umumnya bisa mengetahui akhir perjalanan mereka. Menjadi bintang atau terpuruk peran biasa biasa saja.”
wah, bisa ngeramal juga ya? jadi, gimana itu nasih zam dan dita mas? π
Nofie Iman
July 17, 2008 at 8:02 amYa, life is full of surprises, every twist, every turn, every trick.
Anang
July 17, 2008 at 8:09 amada perjumpaan ada perpisahan. kaya filem ada awal ada ending.
Hedi
July 17, 2008 at 8:49 amwah bisa melihat si oemain akan sukses atau enggak? kalo gitu buka biro konsultasi artis aja, mas π
zam
July 17, 2008 at 9:26 amjadi? saya layak jadi model njenengan, mas?
*sisiran*
Iman
July 17, 2008 at 9:27 amhedi,
ya nggak asal ngeramal..umumnya kliatan kok kalau pemain sebenarnya bodoh, atau punya talenta ( nggak sekadar cantik ). Saya dan teman teman lain suka menebak, ini bakal jadi nih..ya ini sih bakal jadi simpenan boss boss saja..he he
ipul,
Zam & dita..hm hm maksimal 20 tahun deh
silly,
..sebagaimana kata kamu..balancing
Silly
July 17, 2008 at 9:38 amhehehehehehe… Yeah. Life is all about balance…
Sukses untuk semua yg mas kerjakan di bali sana. Nunggu2 mo diajak jadi bintang iklan “itu” kok gak jadi2 sich mas, hehehehe…. π
salam hangat,
Silly
Supermance
July 17, 2008 at 9:45 am“Tidak selalu perpisahan itu buruk namun seringkali perpisahan menguatkan untuk melangkah maju” -> kata siapa yah, lupa euy … hehe
wah, acaranya ngaben yg kemaren nya katanya terbesar ya, mau dong upload di youtube, hihi *maksa
AgoyYoga
July 17, 2008 at 10:14 amAlfa and Omega … no more say but our near future is:- to leave this world to the eternity…
Alex
July 17, 2008 at 10:25 am“Jika kematian adalah justru awal perjalanan. Bisa jadi perpisahan adalah awal sebuah kesadaran.”
yup……benar mas, tapi masalahnya bekal apa yg kita bawa dl perjalanan itu…yah..semua pilihan ada sama kita.
sama halnya dgn penyesalan ketika perpisahan, tiada arti.
Yuk mari kita isi hari-hari ini dengan kecerian dan kebahagian dalam samudera cinta Illahi.
salam cinta slalu mas Iman π
zam
July 17, 2008 at 10:40 am@ Mas Iman:
saya masih 20 tahun, kok.. *malu-malu*
nonadita
July 17, 2008 at 10:40 amaku baru 19 tahun, Mas Iman!
*ganti daster, bedakan, pake minyak wangi*
lalita
July 17, 2008 at 12:27 pmTulisan yg menyentuh….jadi makin betah aja di blog ini
Jauhari
July 17, 2008 at 2:26 pmAda hikmah disetiap kejadian π
cK
July 17, 2008 at 2:31 pmada pertemuan, berarti ada perpisahan…itu sudah menjadi hukum alam…
titi
July 17, 2008 at 2:39 pmngga komen ttg perpisahannya ahh,,
komen ttg acaranya aja,hehe :kedip kedip jail sombong karna nonton:
acaranya seru, panas, keringetan, desak-desakan, telat, Puas! bisa mengantarkan sang raja.
sayang harus ada yg terluka karena terkena bambu Badai-nya yang tinggi menulang sepanjang 28 meter itu.
Ecko
July 17, 2008 at 4:55 pmItulah siklus hidup. Awal, akhir, awal baru, akhir baru, awal baru lagi, akhir baru lagi, begituuuuuuu terus sampai akhirnya kehidupan di dunia ini yg berakhir. π
goop
July 17, 2008 at 4:59 pmquote dari komik budha
Ketika orang semakin tua dan mati, yang lain lahir, dan mengambil alih tempatnya. Pergantian hidup dan mati memang diperlukan. Kematian menyebabkan kehidupan akan terus berlanjut. Kematian adalah bagian penting kehidupan…
laporan
July 17, 2008 at 5:17 pmLahir hidup dan mati hanya sekali, menurut saya tinggal memanfaatkan 3 kesempatan tersebut
aRdho
July 17, 2008 at 6:39 pmngebayangin kalo kita berpisah dengan orang yang kita sayang.. itu juga dalem banget rasanya.. padahal kita tau bahwa perpisahan itu pasti akan terjadi suatu waktu..
mbakDos
July 17, 2008 at 8:44 pmand that’s what I called ‘beautiful life’
Mbelgedez
July 17, 2008 at 11:49 pmTapi akhir itu jugak bisa berarti awal suwatu perjalanan, kan ???
***walah, komen ngaco, sok pinter….***
Juminten
July 18, 2008 at 1:37 amhmmm…
kadang2 kita ga benar2 tau, sebenarnya mana yg awal dan mana yg akhir.
dahlia
July 18, 2008 at 2:32 am*merenung* :((
mantan kyai
July 18, 2008 at 10:31 amakhir selalu menggelisahkan, awal selalu menggelinjangkan … lho aku iki ngomong opo toh mas iman π
Heny
July 18, 2008 at 12:37 pmMaunya menjadi lebih baik jika batas waktu hidup telah usai…hiks….membuat bulu kuduk merinding kalo ingat kematian…
lady
July 18, 2008 at 2:42 pmmanusia hanya bisa merencanakan tentang hari ini dan esok, namun semuanya kembali pada sang khalik, penentu takdir makhluknya.
hanny
July 18, 2008 at 4:01 pmNgaben. Sebuah prosesi kematian; duka yang berbaur dengan keriaan para turis… yang sibuk memotret dan mensyukuri kenyataan bahwa hari itu mereka bisa menyaksikan ngaben terbesar dari dekat.
Hotel-hotel penuh sesak. Para penjual kebaya Bali dan sarung di Pasar Ubud dengan bersemangat menjajakan dagangan mereka pada turis-turis asing untuk “palebonan besok”, dan para turis dengan bangga membelinya, bahkan ada yang sampai 2 setel sekaligus. Ojek laku keras karena hari itu jalan-jalan macet total, hanya motor yang bisa menyelip di sekitar.
Adakah air mata di tengah jepretan kamera dan panas tengah hari yang menggila? Dan api pun menyala di udara, menorehkan kenangan pada sebuah album foto di negeri jauh yang sama sekali asing beberapa tahun kemudian. Ketika duka akan kematian bercampur dengan ekstasi dan kekaguman.
Bali. Saya salut. Semakin mengingatkan kita bahwa dalam setiap sudut kematian itu selalu berdenyut kehidupan-kehidupan lain…
ray
July 18, 2008 at 6:33 pmπ
kardjo
July 18, 2008 at 6:37 pmApakah tulisan ini juga tentang Dewi ‘Dee’ Lestari??
Prince
July 18, 2008 at 8:04 pmmanusia hanya bisa merencanakan tentang hari ini dan esok, namun semuanya kembali pada sang khalik, penentu takdir makhluknya.
yang penuh ke-maha adil-an menentukannya berdasarkan sebab-sebab yang diciptakan manusia
dahlia
July 19, 2008 at 2:15 am“Dan pabila hari ini belum merupakan permohonan harapanmu. Belum menjadi perwujudan kasihku yang sempurna. Biarlah ini menjadi hari perjanjian antara engkau dan aku. Sampai suatu hari lain kita kan berjumpa.”
Amin…
ika
July 19, 2008 at 10:23 am“Dan pabila hari ini belum merupakan permohonan harapanmu. Belum menjadi perwujudan kasihku yang sempurna. Biarlah ini menjadi hari perjanjian antara engkau dan aku. Sampai suatu hari lain kita kan berjumpa”
kalimat ini dahsyat banget mas… tenan.. *speechless*
wieda
July 19, 2008 at 10:32 amklo kematian adalah awal perjalanan….maka mari kita isi hidup ini dengan mencintai alam, dan kelak alam alam memeluk kita dengan penuh cinta juga, jika kita mati
hihihi nyambung rak yo kiro2