Anton Shammas, seorang novelis dan penyair arab katolik warga Negara Israel menumpahkan frustasinya tentang sebuah identitas yang harus dipanggulnya. Sebuah kata “ Israel “.
Ia berasal dari desa Fassuta, di tepi Danau Galilea – utara Israel – dimana keluarganya turun temurun tinggal disana. Sebuah tempat yang penuh sejarah, ketika Yesus memanggil nelayan nelayan danau Galilea menjadi muridnya. Ia pindah ke Haifa, dan kemudian melanjutkan kuliahnya di Hebrew University, Jerusalem.
Dalam novelnya ‘ Arabesque ‘ The saga of his Arab Christian family, salah bagiannya bercerita pengembaraan keluarganya yang berimigrsi dari Syria sejak abad 19 dan bermukim di desa Fassuta, Galiliea. Hidup dalam penguasaan Kekaisaran Ottoman dan Inggris di Palestina, aneksasi Israel tahun 1948 sampai pendudukan tepi Barat dan jalur Gaza tahun 1967.
Anton Shammas terperangkap dalam sebuah kultur yang dipaksakan. Ia warga Negara Israel walau secara kultur ia tetap seorang arab yang bertanya tanya tentang identitas dirinya. Ini memang pelik, ketika akhirnya ia menemukan jawaban yang merupakan kenyataan pahit.
Di Israel ternyata tidak ada orang Israel. Jika di Amerika ada orang amerika, dan di Indonesia ada orang Indonesia. Dalam kartu identitas mereka, dalam kolom kebangsaan hanya ada dua pilihan. Yahudi atau Arab.
Pernyataan kemerdekaan Israel tidak dimulai dengan, “ Kami bangsa Israel “ tetapi dengan kalimat ‘ berdirinya sebuah negeri yahudi di Eretz- Israel ‘. Perkataan kebangsaan Israel tak pernah ada dalam dokumen resmi Negara.
Seorang arab pemegang paspor Israel, tetap tak akan bisa membuktikan definisi bahwa ia adalah berkebangsaan Israel. Demikian pula Yahudi, walau pada akhirnya mereka menganggap sebagai Israeli.
Lanjut Anton, Israel adalah Negara yang aneh. Ia tidak membatasi wilayahnya dengan tempat dan wilayah, tetapi dengan waktu. Ia merupakan wujud dari perjalanan sejarah bangsa Yahudi melintasi rentang waktu.
Maka Israel bukan milik warga Negara Israel. Dalam Hukum Kepulangan negara itu . Israel milik orang yahudi dimanapun mereka berada. Jadi seorang yahudi Amerika, atau yahudi hitam dari Ethiopia – keturunan Ratu Sheeba dan Nabi Sulaiman – memiliki hak yang lebih besar dari seorang arab berkewarganegaraan Israel.
Bahkan orang orang keturunan yahudi di Negara Indonesia – yang tak pernah menginjakan kakinya di tanah yudea itu – seperti Yapto Suryosumarno, Nafa Urbach ,Ahmad Dani atau Rabbi Yaakov Baruch sebagai ketua North Sulawesi Jewish Community Indonesian. Mereka mungkin dapat memiliki saham yang lebih besar atas sebuah Negara Israel daripada anak keturunan Anton Shammas.
Penulis yang banyak menerterjemahkan literature dari bahasa Ibrani ke Arab dan sebaliknya, ini tak pernah menganggap sebuah bencana, sampai ia berbenturan dengan paham zionis. Bersama Rabbi Yisroel Dovid Weiss , spokesman of Neturai Karta International (Jewish against Zionis ), mereka percaya Israel, Yahudi dan Zionis adalah tiga hal berbeda.
Ia bisa mengerti mengapa, seorang temannya asal Indonesia di University of Michigan mengatakan, bahwa Bung Karno adalah pemimpin Negara yang pertama kali mengaitkan politik luar negeri dengan kebijakan zionis. Presiden Indonesia pertama itu melarang kehadiran atlit Israel dalam Asian Games tahu 1962 di Jakarta. Sesuatu yang membuat Indonesia akhirnya dikenakan sanksi oleh IOC.
Namun ia tak bisa memahami jika hubungan antar manusia dibatasi oleh sekat sekat darah dan asal usul. Masa kecilnya dan teman teman Yahudi di Israel memberikan inspirasi menakjubkan karya karyanya. Walau juga menyisakan kenangan pahit menjadi warganegara terbuang di tanah airnya sendiri.
Presiden Iran , Ahmadijenad mungkin salah satu paling keras menentang Israel namun ia melindungi komunitas Yahudi di sana. Bahkan mereka memiliki perwakilan di Parlemen Iran.
Yahudi menjadi persamaan garis nasib di seluruh penjuru dunia. Mereka begitu solid dan sekaligus dicerca. Bahwa lobby lobby kaum Yahudi di negeri Paman Sam bisa lebih kuat daripada Presiden Amerika Serikat sendiri.
Anton Shammas. Seorang arab warga Negara Israel masih menyimpan keinginannya kembali ke tanah airnya. Ketika sinar matahari yang merah membakar batu batu kuning di tepi danau. Ini menjadi ruwet, bahwa kenangan angin di gurun Negev masih membelainya mesra.
Tapi ia membuang jauh jauh impian absurd tentang sebuah tanah air yang tak pernah dimilikinya, sebagaimana dalam puisinya, No-Man’s land. Anton Shammas memang tak pernah kembali ke Israel.
My Childhood home groups around me
I grope around the empty house
And keep telling myself I’m grown-up now
I, for one, do not understand
A languange on the one hand
A languange on the other hand
I imagine things in no man’s land.
61 Comments
the hermawanov
February 1, 2009 at 7:15 amYahudi, zionis dan israel memang berbeda,
berawal dari yahudi sebagai suatu suku bangsa, zionis sebagai faham dominan yg dianut serta diikuti dan israel sebagai negara yg dibentuk oleh para pengikut faham tsb.
Jadi, tidak semua yahudi adalah pengikut faham zionis namun siapapun yg berdiri di belakang israel otomatis termasuk para penyokong zionis. gak peduli piagam pembentukan israel macem mana bunyinya, yg jelas para brothers Yahudi anti Zionis pun tidak mengakuinya.
So, never say F*ck Yahudi, karena Yahudi juga Manusia,
But, just keep saying F*ck Israel! F*ck Zionist! and Save Palestine!
Pro Israel
February 2, 2009 at 3:43 pmSaya setuju banget sama apa yg udah di paparkan ma si ‘i am juden’, sesungguhnya kita sebagai bangsa yg netral harus bisa memahami apa yg dilakukan oleh pasukan israel di gaza semata2 untuk mencari militan hamas. Kalau memang banyak warga sipil yg menjadi korban, harap dimaklumi karena militan selalu menggunakan fasilitas dan pemukiman penduduk untuk melakukan serangan. Janganlah kita hanya melihat dari 1 pihak saja yg ujung2nya malah kita jadi ikut2an menyalahkan israel. Save Indonesia, save Palestine n kill Hamas !!!
MarucokXP
April 6, 2009 at 2:34 pmSelama konflik didasari agama, selama itulah konflik akan berlanjut. Konflik 3 agama dalam satu wilayah bagai perang saudara yang mewakili manusia di planet ini. The War Never Ending.
Jika semua pihak merasa lebih berhak,
Jika semua pihak tidak mau berbagi,
Jika semua pihak merasa paling benar,
Jika semua pihak tidak mau mengakui,
Tidak akan pernah ada kata “DAMAI”.
Seandainya ada ayat suci didalam kitab suci masing-masing agama yg mengatakan bahwa wilayah Israel Palestina adalah sah milik si A, atau si B atau si C atau si A wilayahnya ini, si B wilayahnya ini dan si C wilayahnya ini, niscaya konflik akan terhindari.
Yahudi = sebuah ras bangsa dan agama yang paling di kasihi & diberkati Allah.
Israel=sebuah negara sebagai wadah de facto kaum Yahudi dan perwujudan keturunan Yahudi (Israeli)
Palestine=sebuah bangsa arab penghuni tanah kanaan / tanah impian sebelum bangsa Yahudi-Israel kembali dari Mesir dan penghuni tanah Israel setelah Yahudi-Israel diusir dari tanah airnya oleh Kaisar Romawi dan penduduk wilayah Israel-Palestine dibawah kekaisaran Turki.
(dikutip dari Alkitab dan sejarah dunia)
bass guitar dvd
May 2, 2010 at 12:02 amobtain certainly the majority of points like that to acquire into consideration. That is highly point to bring up. I offer the thoughts above as normal inspiration but clearly unearth questions like the one you bring up where essentially the most distinctly thing might be working in honest fantastic faith. I don?t know if tremendous practices have emerged around things like that, but I am certain that your occupation is plainly identified becoming fair game.
tips beli rumah
June 17, 2010 at 12:23 pmbosen aku bacanya mas……….warnanya bikin pala ku puyeng…………kasih saran mending ganti…
manadomanadomanado
August 20, 2010 at 1:56 pmpolitik&demokrasi hanyalah pemikiran manusia,,,, kembalilah pada teologi samawi, bahwa Israel adalah Yakub, adalah Tanah masa depan yang di janjikan Allah/Yahweh…sekarang dan sampai selamanya,,,SYALOOM!
manadomanadomanado
August 20, 2010 at 2:16 pmteruslah mengutuk bangsa Israel yang di janjikan Tuhan,,,maka teruslah bangsa mu akan selalu di kutuk.
Rimba
January 27, 2011 at 10:41 amNovel yg luar biasa…..ANTON SHAMMAS. seorang arab katolik yg leluhurnya dari Syria/Suriah berimigrasi ke tanah disekitar danau Galilea karena jajahan/penindasan Otoman Turki (daerah Galielea mungkin lebih save karena dibawah penjajahan/kolonial Inggris), pada tahun 48 Negara Israel Tebentuk dan mencakup wilayah Galilea…dia menjadi warga negara Israel dengan Latar belakang seorang Arab. dan mengalami krisis identitas dinegara-nya.
Coach Diaper Bag Outlet
April 14, 2012 at 9:22 amThis is a quite good choice. You will be better.
Coach Factory Store
May 10, 2012 at 9:18 amChoose not to. Is to choose a different life.
Coach Factory
May 22, 2012 at 7:58 amAlways hesitate. Is done great things.