Dalam bukunya “ Manusia Indonesia “ , Mochtar Lubis sudah memasukan korupsi dalam elemen Hipokrit dan Munafik sebagai salah satu ciri ciri manusia Indonesia. Lebih jauh dikatakan, manusia Indonesia bukan economic animal dan cenderung boros, tidak suka bekerja keras dan inginnya serba cepat kaya. Entah ini benar atau tidak, namun ada yang selalu saya kagumi dari Mohtar Lubis – terutama dari buku buku karyanya.- yakni konsistensi untuk menyuarakan keadilan, kejujuran dan nurani.
Ia memimpin Koran Indonesia Raya yang suka mengangkat kasus korupsi sehingga dibreidel pada jaman Soekarno maupun Orde Baru. Dalam tulisannya ia juga kerap menyinggung hal ini. Seperti dikisahkan dalam novelnya “ Maut dan Cinta “. Kisah para pejuang kemerdekaan yang menghadapi godaan korupsi saat ditugaskan mencari senjata di Singapura dari uang penjualan gula dan karet.
Lalu “ Senja di Jakarta “ secara tidak langsung menyindir praktek praktek kolusi dan korupsi di perusahaan negara.
Harta memang membutakan segalanya. Seorang pejuang idealis dan siapapun termasuk wakil rakyat di parlemen. Almarhum Profesor Soemitro pernah mengatakan hampir 30 % dana bantuan luar negeri bocor di korup oleh birokrat dan kroni kroninya. Di Halmahera saya melihat harga pengadaan paket peralatan selam yang paling mahal seharga 20 juta dibanderol dalam budget anggaran dinas kabupaten menjadi 200 juta. Di mark up hampir 1000 % !
Ada yang membedakan mengapa korupsi demikian susah diberantas di Indonesia dibanding Cina misalnya. Efek jera dari punishment masih terlalu lunak di sini. Denny Indrayana mengatakan sebuah penelitian dari Pengadilan Tipikor – Tindak Pidana Korupsi, pada tahun 2007 rata rata berkisar hukuman 4,5 tahun penjara. Belum ditambah remisi, pengurangan hukuman serta hotel prodeo yang bisa disulap dengan berbagai fasilitas, tidak membuat efek jera yang maksimum.
Kalau kita melihat ke Cina, dan Vietnam sekarang. Dari awal, para tersangka sudah digiring ke pengadilan memakai baju narapidana. Diphoto dengan wajah tertunduk. Ini secara psikologis bisa membuat cacat sosial di lingkungan dan keluarganya. Sementara proses pengadilan hanya satu kali. Apa yang diputuskan oleh hakim langsung mengikat dan definitive. Biasanya hukuman seumur hidup atau hukuman mati. Tidak ada tahap banding di pengadilan tinggi atau Kasasi di Mahkamah Agung. Apalagi permintaan Peninjauan Kembali.
Bandingkan disini dimana para tersangka bisa melalukan konferensi pers dengan memakai jas mahal dengan para pengacaranya. Ia masih bisa mondar mandir, mangkir menghindari panggilan hakim. Bahkan kalau perlu kabur ke luar negeri.
Pemberantasan korupsi sepertinya memang menjadi utopia di tanah air. Para terpidana, hanya merasa sebentar ‘ berlibur ‘ di penjara dan begitu keluar ia akan mendapatkan privilege dan penghormatan yang sama seperti ia belum masuk penjara.
Mohtar Lubis meneruskan kalau orang Indonesia punya watak lemah dan karakter kurang kuat. Ia cenderung tepa selira, mudah damai dan memiliki rasa belas kasihan. Ini menjelaskan mengapa tak ada koruptor di hukum mati.
Makanya Tommy Soeharto juga tak terlalu pusing menghabiskan sekian tahun di Nusa Kambangan. Toh, sekarang dia sudah bisa ikutan “ Ford Touring Car Championship “ di Sirkuit Sentul. Sebagaimana dikutip dari kompas.com. Ia mengatakan kegiatan ini hanya olah raga, mencari keringat dan lucu lucuan. Ah betapa senangnya hidup ini.
Pedang dewi keadilan yang buta ini menjadi lelucon keserakahan manusia. Hukum tidak pernah seimbang dan menjadi olok olok. Seperti terpahat dalam batu batuan di Pulau Delos, Yunani. Tatahan tulisan anak anak ribuan tahun lalu mengejek seorang kawan.
Demitrios buta
Dan tidak melihat
Hermios mencuri
Kelereng kelerengnya.
50 Comments
mitra w
April 22, 2008 at 1:39 amhmmm, jujur aja Pak Iman… hal ini sempat bikin saya rada ngeri mau masuk ke dinas pemerintahan nantinya. Padahal basic pendidikan saya yg planologi konon katanya sangat pas kalo bs masuk ke dinas.
Memang sih, korup tuh ga hanya di pemerintahan aja, di lain juga punya kesempatan spt itu. Tapiii, …. ya gitu lah :D…
leksa
April 22, 2008 at 2:17 amdah baca rencana KPK bikin Prodeo khusus Koruptor, Mas..? hehehe…
karena kasihan dengan para tersangka kalo harus selalu digabung ama maling ayam, pembunuh, pemerkosa dan kasus kriminal lainnya (dikutip dari pernyataan di detik)
aya2 wae…
sekalian aja bangun hotel dengan limousine 24 jam, bisa ngangkring di McD 24 jam, kalo laper,..
oh ya,.. plus layanan telpon germo kalo butuh hajatan nudis party…
*lagi eror..
danalingga
April 22, 2008 at 4:39 amYa buta memang, namun apakah akan semakin buta ya? 🙄
Epat
April 22, 2008 at 5:44 ammungkin perlu di check sampel dna manusia2 indonesia mas, dan mungkin perlu disterilkan garis penurunan yang mengandung dna korupsi tersebut kekeke
halah….
didi
April 22, 2008 at 8:01 amaliksah malaikat pada protes waktu tuhan bikin indonesia. “kenapa alamnya begitu subur dan indah, sementara belahan bumi yang lain tidak?”. tuhan menjawab ” kalian belum tahu kan? manusia macam apa yang saya letakan disana?”
ya macem saya ini, kata saya. pantes kan kalo kita dijajah ampe ratusan taun?
escoret
April 22, 2008 at 8:29 amchina ama vietnam emang beda om..
sistem meraka udah jln krn pola otoriter…
yang menyimpang..lehernya dipenggal dan kepalanya di tembak hidup2…[red-bagi yg korupsi]
emang,endonesia butuh banget hukum GANTUNG..!!!!
misal,saya JADI PRESIDEN…SAYA AKAN BERLAKUKAN HUKUM GANTUNG DI NEGRI INI…
Dan nak iman,ntar aku angkat jd mentri hukum…
gimandra..???
setuju..????
*tosss pake jidat*
Niff
April 22, 2008 at 8:35 amDulu saat masih kuliah, saya bikin kaos dengan tulisan: kill me if i corrupt
eh, ternyata banyak yang sinis dengan tulisan di kaos saya…….
klo mo memberantas korupsi menurutku, harus dengan memutus hubungan antara organisasi kepemudaan/kemahasiswaan dengan partai….
itikkecil
April 22, 2008 at 8:53 amselama masyarakat kita masih mengagungkan materi, sanksi sosial bagi pelaku korupsi tidak akan berjalan. Masyarakat lebih menghormati orang yang kaya walaupun uangnya gak jelas darimana daripada orang miskin yang punya integritas.
dewi
April 22, 2008 at 9:46 amkita ini udah terkurung dalam jargon yang didengungkan slama berpuluh2 tahun, klo indonesia itu rakyatnya ramah, tepo sliro.. dan punya toleransi yang tinggi 😀
andrias ekoyuono
April 22, 2008 at 9:54 amgak usah ke kalangan atas, coba liat aja di kalangan sektor informal, brapa banyak tukang taksi yang pakai “argo kuda”, tukang jualan di tempat wisata rakyat yang pakai harga super tinggi, dll. Memang budayanya sudah mengakar sekali
edratna
April 22, 2008 at 10:26 amJadi, kelebihan orang Indonesia, juga merupakan kelemahannya ya? Watak tepo sliro, yang membuat tak berani bertindak tegas.
Sebetulnya media juga bisa membantu orang agar malu, mosok media terbesar di Indonesia, memberitakan syukuran orang yang keluar dari penjara, lengkap dengan fotonya…dan makanan di meja makan yang kayaknya uennak tenan…. Lho, kok kayak syukuran naik pangkat, atau syukuran hal-hal yang positif. Lha ini, syukuran keluar dari penjara karena selesai menjalani masa hukumannya. Opo tumon?
Fitra
April 22, 2008 at 11:03 amahhh pemberantasan korupsi di negara ini cuma dagelan aja kok, buat pantes2 aja daripada enggak ada….
Fadli
April 22, 2008 at 11:05 ammenurut artikel di intisari, korupsi, gila harta & gila hormat adalah warisan budaya semenjak zaman VOC … yang kemudian ditiru oleh raja² lokal, dan akhirnya oleh pejabat² masa kini …
bangsari
April 22, 2008 at 11:25 amlha wong aturannya ngga pernah dipake ya hancur semuanya. ya begitulah negaramu mas iman. negaramu lho… :p
Hedi
April 22, 2008 at 12:01 pmGus dur dan kwik kian gie dulu nyiapin hukuman mati buat koruptor, tapi sistem menolak dan mereka yg digusur 😀
ebeSS
April 22, 2008 at 12:53 pmtahta, harta, wanita . . . . . . 😛
nyogok biar dapat jabatan, klo sudah menjabat . . . korupsi kan hukumnya wajib!
kasian lho sebenarnya koruptor itu . . . lha nggak punya martabat, sangat hina dina . . .
sampai2 untuk kenal wanita aja harus pake harta . . . . . !
sluman slumun slamet
April 22, 2008 at 2:42 pmayo pasang banner KPK…
btw, kebanyakan blogger ituh posting n blogwalking dari mana ya?
ngaku…..
😀
kenny
April 22, 2008 at 2:47 pmsembonyan nya kan klo gak korupsi ketinggalan jaman, gak mau liat korupsi kelaut aja dehhh duh indonesiaku.
yuswae
April 22, 2008 at 3:39 pmmboh lah..mas..
pusing aku.
Tidak ada jaminan, jika ada kesempatan, kita semua suatu saat tidak tergoda dengan duit korupsi..
Kata Danarto: dalam soal uang, agama semua orang sama.
Silly
April 22, 2008 at 3:50 pmQuote this:
Bandingkan disini dimana para tersangka bisa melalukan konferensi pers dengan memakai jas mahal dengan para pengacaranya. Ia masih bisa mondar mandir, mangkir menghindari panggilan hakim. Bahkan kalau perlu kabur ke luar negeri.
Duhhh… mo jadi apa negara kita ini kalo kita budaya kayak gini masih terus beranak pinak yach… Barangkali yang terbaik adalah memulai dari diri sendiri, dari hal2 yang kecil… misalnya tidak korupsi waktu, korupsi fasilitas kantor untuk kepentingan pribadi dan keuntungan diri sendiri… dsb… (saya yakin yang mampir ke blog ini pasti lebih tahu dari saya… 🙂 ).
Yang jadi kendala, kadang kita sudah punya niat yang BESAR untuk memulai dari diri sendiri… tapi, ehhh… ngelirik kesebelah kita… MASYAOLOHHH, “si itu” kok makin kaya yach… ngelirik ke sebelah kanan… AHHH, sama juga Bodrex… Akhirnya, kita ogah juga berjuang sendiri… Dan kembali ke asas semula… EGP, yg penting saya gak ngerugiin situ khan???… 🙂 (iya, tapi ngerugiin perusahaan, ngerugiin negara dan pada akhirnya yg rugi ya anak cucu kita juga… )
Halahhh… tiba2 berasa tua banget kalo ngomong serius gini, hehehe… 🙂
Ipul Anwar
April 22, 2008 at 4:01 pmyaah… itulah Indonesia Raya… 🙂
Digantung satu [koruptor] akan tumbuh seribu lainnya…. hehehe
puputs
April 22, 2008 at 4:02 pmmark up korupsi, kpk semangat
Donny Verdian
April 22, 2008 at 4:15 pmTulisan yang menarik, Bung!
Mau tak mau, selama ada kesempatan dan ketamakan, hukumnya adalah korupsi!
Entah itu korupsi uang, waktu ataupun yang lainnya, pokoknya korupsi.
Nggak peduli pula orde apa, pokoknya korupsi.
Seperti ketika saya mengisikan komentar ini, saya pun korupsi waktu kerja saya!
Ups.. hehehe btw tinjauan Korupsi menurut P.A.T juga keren, Bung.
Boleh tuh skali-kali diulas di sini khas Bung Iman!
mbakDos
April 22, 2008 at 6:47 pmsalah satu masalah terbesar (menurut saya) dengan korupsi di Indonesia ini, adalah… tidak adanya kejelasan batasan mana yang termasuk korupsi dan mana yang bukan. semua serba ditarik ke daerah abu2. alhasil, ya hukuman yang menyertai pun juga jadi serba gak jelas.
yaahh… paling gak, penelitian yang pernah saya bikin menyatakan demikian 😉
soeharto
April 22, 2008 at 7:07 pmitulah indonesia nak…pantesan selalu dikutuk, tapi saya udah di sini, NERAKA.
Domba garut!
April 23, 2008 at 12:24 amMemang, menghadapi kenyataan ini dan hidup kedepan dijamana khir ini – degradasi moral akan terus berlangsung (deras). Terlepas dari gerakan akar-rumput yang terus menyuarakan semangat keprihatinan dan berantas korupsi, kendali rem yang pakem hanya iman dan taqwa si hamba saja -akankah ia meresikokan dirinya (dan keluarganya) untuk menikmati uang haram dan menggadaikan amal-ibadahnya untuk korupsi..
Saya pribadi berharap, kedepan akan ada hukum yang tegas dan tidak tebang-pilih dalam penanganan kasus tipikor ini, kalau perlu ‘drastic-measures’ perlu diterapkan seperti: Korupsi-tembak-mati, layaknya di China. Kangker ini harus di operasi – diangkat dan dimusnahkan sebelum dia menggerogoti seluruh tubuh.
Tulisan seperti ini dan juga kedepan tulisan serupa dan kampanye sesuainya bisa menggelorakan budaya malu agar khalayak faham bahwa, selain korupsi membinasakan ummat, itu juga mengikis pahala/amal-ibadah si pelaku. Insyallah neraka ganjarannya 😉
icHaaWe
April 23, 2008 at 3:38 amsebenernya susah yah … korup itu sudah mendarah daging, sudah susah lepas di kebudayaan kita … jgnkan pejabat yg korup gede2an … tukang beras aja masih doyan korup..barang seliter dua liter beras …
yg menggebu2 tereak2 binasakan korupsi, saya yakin bakalan korupsi juga … kalo chance untuk korupsi ada… sayangnya yg doyan2 tereak itu cuma orang2 yg sebenernya sirik … “sial … gw gak kebagian jatah!!!” 😛
sudah saat nya seluruh warga negara Indonesia … yg merasa doyan duit/korup … membenah diri, taubatan nasuha … saya rasa kalau keimanan seseorang begitu tebal, dan tau akan hukum agama, bagaimana dosanya korupsi, gak akan tuh kejadian2 korupsi lagi…
sayangnya … berapa persen yah yg imannya bener2 tebal??? adakah 1% dr masyarakat kita????
kw
April 23, 2008 at 6:30 amdah gila emang sebagian besar pejabat di indonesia.
triadi
April 23, 2008 at 9:49 amsaya bingung, sebenernya juga tidak bersih…karena
1. pernah masa bodoh dengan korupsi yang ada di depan saya
2. pernah makan dengan gaji hasil korupsi bos saya
3. pernah makan dengan fee (ngerjain proyek) hasil korupsi klien saya (yang dapet proyek dari pemerintah)
4. pernah ikutan kerjasama utk melakukan korupsi (sekali lagi dg masa bodoh asal saya mengerjakan pekerjaan dengan baik, dibayar sesuai kerja saya)
5. waktu jadi karyawan, saya juga pernah ngerjain proyek dari teman di waktu kerja, ngeblog di waktu kerja, berarti korupsi juga
6. duh banyak banget…
tapi pembenarannya, perilaku org seperti saya pengaruhnya blm banyak..:P (walo tetep aja namanya korupsi 😛
iman brotoseno
April 23, 2008 at 10:14 amipul bangsari,
negaraku, hanya satu negaraku bukan negaramu
nico
April 23, 2008 at 1:33 pm*lirik komen atas*
halah, kumaat!:D
Baja
April 23, 2008 at 3:28 pmSalam kenal Mas Iman,
Saya suka dan sudah beberapa kali baca tulisan Mas Iman, tapi baru kali ini berani kasih komentar.
Terkait topik ini, saya teringat tulisan Jacob Utama di KOMPAS beberapa minggu lalu. Dia menulis tentang sosok pemimpin ideal, kaitannya dengan korupsi adalah pemimpin ini harus berani menggantung yang korup dengan jumlah tertentu, dan menghukum seumur hidup mereka2 yang korup dengan jumlah yang lebih kecil.
Saya setuju dengan ‘wacana’ di tulisan itu. Menurut saya korupsi di Indonesia memang sudah parah luar biasa, karenanya hanya tindakan luar biasa yang bisa memperbaikinya. Kalau saya presiden sih (mimpi nih yee), semua yang terbukti korupsi di atas Rp 100 jt akan saya gantung di Monas sebagai pertunjukan bebas untuk disaksikan semua orang, dijadikan semacam tontonan rakyat. Yang di bawah Rp 100 jt saya jatuhi hukuman seumur hidup dipenjara di satu pulau terpencil (dari ribuan pulau di Indonesia) dengan tidak ada kemungkinan remisi. Buat mereka tidak disediakan makanan oleh pemerintah, disuruh nyari hidup sendiri via bercocok tanam, beternak atau melaut.
Dengan langkah seperti ini harusnya sih orang jadi jera dan mikir2 kalo mau korupsi.. 🙂
* ngacirr…sebelum digebukin..hehe *
Nyai Blorong
April 23, 2008 at 3:50 pmsoeharto wrote:
22 April 2008 at 7:07 pm.
itulah indonesia nak…pantesan selalu dikutuk, tapi saya udah di sini, NERAKA.
—————————————————————————————————-
Hallo pak, selamat menikmati liburan abadi disitu !
Dan terimakasih atas ajaran bapak bagaimana cari uang secara cepat2an.
Ajaran2 bapak alhamdullillah pasti akan dilestarikan dan digalakkan oleh generasi muda
sekarang ini, spt putra/putri bapak yg sangat aman sentausa dan bahagia ,yg menjadi pelita pembimbing dlm kegelapan ….mencari uang !
ndasmu !
olangbiaca
April 23, 2008 at 4:18 pmAslkm.
Itulah lemahnya hukum di indonesia, blom lagi mafia peradilan. Tapi andai jika di indonesia diterpkan hukum mati bagi koruptor spt halnya di china, pasti saja ada pihak2 yg tidak akan senang dgn berbagai macam alasan-lah, pelanggaran HAM-lah misalnya. Dan padahal hukum spt di cina itu pasti punya efek jera yg luarbiasa.
Tapi sy optimis indonesia 5 ato 10 taon kedepan akan maju..InsyaAllah…tanda2 itu sudah tampak…..
Ayahnya Athar & Kayla
April 23, 2008 at 4:37 pmjadi butuh pemimpin yang bagaimana yach ??? ada yang bilang bersih tapi setelah itu ketauan belangnya.., ah pusing mas kalo di pikirin 🙂 di kerjaan dah mumet malah tambah mumet nih..
iman brotoseno
April 23, 2008 at 4:53 pmnyai blorong,
Soeharto…ndas mu , ,,,,ha ha ha ha
triadi,
Ayahnya Athar & Kayla
saya pengen Lee Kuan Yew atau Ziang Je Min..membuat partai di sini he he
Mbelgedez
April 23, 2008 at 6:45 pmMbaca Post dan komen boss Iman, sayah jadi inget dobosan sayah nyang udah lalu….
http://mbelgedez.com/2008/01/18/sayah-diktator/
😆
Mbelgedez
April 23, 2008 at 6:46 pmKomen sayah kok ilang….. 😥
iman
April 23, 2008 at 8:05 pmMbelgedez,…
wah ndak tahu..apa ketelen askimet ?..cek cek dulu
lance
April 24, 2008 at 2:09 amnation greed,…corruption by greed, not by need
rimafauzi
April 24, 2008 at 2:13 amkalo untuk koruptor, a la vietnam atau cina lebih baik. a la indonesia tidak mendidik mereka untuk malu dan berhenti, instead, mendorong yang lain utk berkorupsi juga. tidak begitu malu, soalnya.
mochtar lubis benar on all counts mengenai manusia indonesia. memang tidak berlaku ke setiap orang, tapi stereotipe kali ini tepat untuk mayoritas, terutama yang morally corrupt di kota kota besar seperti jakarta.
koprilia
April 25, 2008 at 10:05 amsemuanya tulisan mas iman nih membicarakan korupsi di tingkat pemerintahan, berarti posisi tuk orang2 yang sudah jadi dan matang, itu dah biasa mas di jaman ini, bahkan lebih gila lagi klo mas iman menengok di tingkat dasar, dimana pendadaran dan penggemblengan manusia yang tak tahu birokrasi ke manusia yang lebih tahu dan lebih dari sekedar tahu, sudah di racuni dan dirusak dengan kata korupsi. dari semua segi tingkat dasar atau dunia pendidikan yang katanya mengajarkan segala hal tuk nanti kedepannya sudah hancur total dan kalah dengan namanya uang..itulah negara kita mas…hidup negara kita..!!!
reedler
April 29, 2008 at 8:54 amUda training mental nya gitu.. toh dilatih berabad2 dijajah..
Uda budaya mental nya gitu… Susah
Ndoro Seten
April 30, 2008 at 2:08 pminilah panggung sandiwara senyatanya!
kirain reformasi?
eee taunya, cuman mau nggantiin korupsi!
dodol tenan jan!
nindityo
May 5, 2008 at 8:29 amada 3 tanggapan tentang korupsi :
1. sudah marah dan akan mengambil tindakan sendiri
2. sudah marah tetapi menunggu saat (orang/badan) yang tepat untuk bergabung
3. tidak peduli / memahami
dan saya SEKARANG ambil yang kedua.
syamsudin
October 5, 2008 at 8:00 pmBerhenti korupsi sama dengan mengganti gaya hidup, koruptor yang selama ini punya pengasilan ratusan juta/ bulan tentu akan sulit menerima pengasilan puluhan juta/bulan setelah berhenti korupsi. hanya hukum yang sangat berat(mati/seumur hidup)yang mampu
menghentikan koruptor. Hukum sosial tidak akan membuat jera karna di indonesia korupsi sudah dianggap hal biasa ( tidak tabu ) lebih tabu ketangkap mencuri ayam ketimbang korupsi di indonesia.
ndafender
October 11, 2009 at 10:10 ammanusia selagi jiwanya tidak dengan Allah swt maka mereka akan berani melakukan kesalahan 2 hidup yang memang mereka sadari. dalam hati mereka saya akan tobat bila sudah saatnya. bukannya begitu standard manusia bobrok. Allah swt segala mengetahui didalam hati yang tersembunyi. dan maha membolak balikkan hati.
ndafender
October 11, 2009 at 10:15 ambiarkan mereka korupsi… karena Allah swt punya pengadilan yang para saksinya adalahanggota tubuhnya sendiri.mereka takkan bisa membela diri. pengacara pun tak di perbolehkan hanya malaikat mungkin yg bisa memberikan pembelaan tp bagaimana malaikat bs membela klo saja hatinya sangatlah bobrok…
ahmad
January 12, 2010 at 7:31 pmmohon ijin copast mas…
pramono
May 30, 2013 at 10:01 amTulisan mochtar lubis mnurut sy melalui penelitian dan pengalaman beliau. Memang kemauan kaya yg instan malas kerja membuat banyaknya model investasi yg tak masuk akal pun jadi masuk akal di indonesia.
Kalau mnurut ayah sy, di era yg hedonis mnurut beliau. Hanya ada 2 pilihan bagi pegawai.
1. Nrimo dg gajinya shg tidak korupsi atau…
2. Nekad utk hedonis dg korupsi.
Bagi yg diluar lingkaran birokrasi bisa mengatakan mudah.
Tapi yg didalam lingkaran sungguh berat (bukan berarti tak bisa)
Seperti tulisan mas Iman, punishment nya terlalu enteng. Pedangnya hanya tajam di 1 sisi dan bagus pegangannya sedang besinya… Menyedihkan…
Salut mas isi tulisannya