Menggapai Impian

Gadis orientalis ini bernama Ovy Wu. Saya mengenalnya beberapa tahun yang silam saat dia banting stir dari dunia model catwalk menuju dunia film. Rajin ikutan casting disana sini, sampai akhirnya terpilih film iklan KFC garapan saya. Sejak itu Ovy sering ikutan dalam produksi saya dan juga kadang kadang muncul dalam kegiatan social life saya. Sebagai artis ia memang harus sering membuka networking dengan sutradara dan produser lainnya. Dan Ovy selalu mengaku tidak punya pacar, sampai suatu saat ia menghilang.
Rupa rupanya ia sedang ikut sebuah kontes di Indosiar sejenis Akademi Fantasy yang versi gadis model. Dari sebuah tabloid saya juga membaca bahwa ternyata ‘ ada pacar ‘ Ovy sudah menghabiskan dana hampir 300 juta untuk urusan SMS menggenjot suara sang kekasih. Pada akhirnya Ovy memang juara satu.

Program SMS premium ini ternyata membuat banyak orang yang terjerat hutang dengan impian melihat keluarganya, anak atau kekasih menjadi bintang pujaan. Sebuah mimpi yang ironis saat melihat mereka berlomba dengan image gemerlap di atas panggung. Banyak orang tua yang menghabiskan uang sms untuk menaikan angka pemilihan bagi anak anaknya. Ini tidak main main. Beberapa diantara pemenang sudah menghabiskan angka ratusan juta mendekati satu milyar. Bisa jadi suara kemenangan kontes kontes ini bukan murni pilihan suara publik.
Ada seorang kontestan yang sudah tereliminasi – terherat hutang sampai 250 juta rupiah – tinggal dalam rumah kos yang sangat sederhana di sekitar Indosiar.

Ajang kontes kontes di berbagai televisi sebenarnya penuh dengan akal akalan dan vested interest antara pihak penyelenggara ( TV dan Bandar SMS ) dengan mereka yang tak sadar ditipu melalui ajang adu bakat untuk mencapai ketenaran dan kekayaan.

Pertama. Bisnis SMS Premium.
Ini bisnis yang sangat menguntungkan dan bisa berkedok mencari bibit artis. Katakanlah sekali kirim sms sebesar Rp 2000,- dengan jatah 60 % untuk provider dan 40 % untuk bandar. Jadi sebagai bandar ia mengantongi Rp 800,-. Jika ada sepuluh juta orang yang mengirim sms maka ia sudah mengantongi 8 milyar. Padahal bisa saja setiap orang mengirim sms berulang kali. Belum juga sms buat kontestan lainnya. Siapapun bisa jadi bandar, asal punya modal untuk menyewa server dan membuat program aplikasinya.
Kedua. Judi terselubung.
Selalu ada hadiah. Masyarakat selalu diminta mengirim berulang kali smsnya agar peserta pilihannya tidak tersisih dan kalau beruntung mendapat hadiah. Jika yang dipertaruhkan pulsa ( berarti uang ) untuk mendapatkan hadiah, maka ini bisa disebut judi.
Ketiga. Peserta atau orang tua yang tertipu
Sebagi contoh manajemen Indosiar mengikat kontrak eksklusif selama beberapa tahun tanpa ada jaminan hidup yang pasti. Mereka hanya dibayar kalau manggung, itupun kecil sekali dan tidak tentu jadwalnya. Dengan begitu banyaknya artis dalam manajemen mereka, jatah manggung tidak pernah merata. Selalu ada yang kelebihan job dan ada yang kekurangan job.

Kontes kontes seperti ini bisa jadi menjadi potret buram gambaran masyarakat kita yang begitu gampang terpikat dengan budaya tenar dan kaya. Jika kita sesekali berjalan disekeliling perkampungan sekitar Indosiar akan terlihat betapa ‘ dasyat ‘ perjuangan mereka dengan tinggal di kos kos yang sempit untuk menggapai sebuah mimpi .
Saya selalu melihatnya seperti laron yang berdatangan karena cahaya lampu, yang akhirnya berjatuhan mati karena panasnya lampu.
Beruntung Ovy tidak tinggal di kos yang sempit itu. Karena ia masih bisa syuting film iklan, layar lebar atau pemotretan billboard sebuah produk konsumer. Bisik bisik Ovy sudah tidak memiliki pacar lagi. Begitu katanya. Saya lagi jomblo kok mas.

You Might Also Like

96 Comments

  • zam
    March 13, 2008 at 4:38 pm

    dukung leksa yang masup em ti pi..

    meluncur ke TKP ovy..

  • extremusmilitis
    March 13, 2008 at 5:25 pm

    persis seperti apa yang dulu aku pernah diskusi-kan dengan beberapa teman-ku mas, banyak orang yang tidak pernah melihat konsekuensi jangka panjang, meskipun ber-harap dan ber-mimpi juga sah-sah aja, tapi kan seharus-nya pake per-hitung-an juga, giliran sudah seperti yang mas cerita-in kan kacau 😐

  • danalingga
    March 13, 2008 at 5:51 pm

    Lah, gimana nasib pacarnya ovy itu mas. Apa dah bangkrut ya?

  • mr.bambang
    March 13, 2008 at 6:02 pm

    Nomor hapenya berapa mas? Halah…. kapan nih diajak kopdar 😆

  • yudhi
    March 13, 2008 at 6:59 pm

    Jadi kapan om,itu dibawa ke bhi ? untuk dijilati rame-rame disana ?

    *kekekkekeke*

  • Moh Arif Widarto
    March 13, 2008 at 7:03 pm

    Mungkin mereka itu berinvestasi, Mas. Ya… namanya bisnis, bisa untung bisa rugi. Akan tetapi, saya kok dari dulu merasa kontes-kontes seperti itu sebenarnya semu saja ya, yang kemudian terbukti dengan sms-sms palsu seperti yang diceritakan di atas; kontestan atau backingnya mengeluarkan dana sampai ratusan juta rupiah untuk menggenjot sms kontestan ybs.

    Sayang sekali.

    Eitt… saya sudah langganan lewat email mulai hari ini, so, nggak akan ketinggalan lagi tulisan Sampeyan.

  • funkshit
    March 13, 2008 at 7:19 pm

    ” jelas bgt tuh potonya dari samping kalo dia ga pake pakaian dalam (bra).”
    lady… mana poto dari samping nya ?? kok ngga nampak sesuatu yang seharusnya nampak seh :D:D

    eh btw soal sms.. berarti percumah yang dengan tulus memberikan sms untuk vote.. karena jumlah terbesar adalah dari kerabat 😀

  • funkshit
    March 13, 2008 at 7:20 pm

    “*ngabur sebelum dilempar sandal*”
    kasian sandal dijadiin lempar2 an

  • max
    March 13, 2008 at 7:31 pm

    ckckckck, hanya demi ketenaran semu, rela buang uang jutaan? mending disumbangkan ke yang membutuhkan saja. Atau serahkan ke saya saja 😀

  • tata
    March 13, 2008 at 7:35 pm

    jadi cerita yang indosiar itu betul yah mas…saya sangka cuma gosip belaka

  • Ray
    March 14, 2008 at 12:25 am

    Ironis memang, sebagian orang sibuk cari kerja dan menahan lapar serta makan seadanya, bahkan ada yg kelaparan, sebagian mereka malah sibuk menghabiskan uang dalam bentuk SMS untuk mendukung idol (berhala : http://www.thefreedictionary.com/idol )

    Ya terkadang mata dan hati kita di butakan oleh gemerlapnya dunia.. sampai tidak sadar bahaya di balik itu semua. Wallahualam bisawab

  • merahitam
    March 14, 2008 at 3:56 am

    Wah, ternyata gitu toh. Mesti sms sendiri biar bisa menang. Lah kalau menang apa ya untungnya sebanding sama ruginya tadi?

  • kw
    March 14, 2008 at 5:19 am

    waduhhhhhhhhhhhhh mahalnya masuk tipi.

  • balibul
    March 14, 2008 at 8:43 am

    lalu bagaimana mas yang baik disemua pihak itu.

  • -=«GoenRock®»=-
    March 14, 2008 at 9:48 am

    Sudah lama saya denger cerita seperti ini. Tapi biarpun mereka mereka sukses dengan cara seperti itu, apa ya bakalan langgeng karir mereka. Segala yang instan itu ndak bakal bertahan lama, jarene.. Easy to get easy to lose

  • detnot
    March 14, 2008 at 9:50 am

    ironis sekali kang.

    saya suka malu liat artis modal menang sms, gayanya itu looooooo ngalah2in artis beneran :mrgreen:

  • Ghatel
    March 14, 2008 at 9:51 am

    ooo, artis sing neng tipi itu pake duit ya, baru tau saya.. 😀

  • bahtiar
    March 14, 2008 at 10:57 am

    ntah mengapa …

    kejadian ini selalu berulang tiap jaman

    🙁

  • Indahjuli
    March 14, 2008 at 1:42 pm

    wah mas iman punya foto dadanya Ovy 🙂
    klarifikasi aja mas (bukan membela), yang masalah peserta AFI, itu berita lama yang gak bener (berita udah 2 tahun, waktu AFI masih ada), karena si febri ngak merana begitu, wong bapak’e juragan batik di Pekalongan kok.

  • zaM
    March 14, 2008 at 2:28 pm

    Program SMS premium ini ternyata membuat banyak orang yang terjerat hutang dengan impian melihat keluarganya, anak atau kekasih menjadi bintang pujaan. Sebuah mimpi yang ironis saat melihat mereka berlomba dengan image gemerlap di atas panggung

    acara yang dijadikan “wajib toton” oleh ibu2 dan anak2 kecil, ternyata sudah seperti ini keaadaan negeri ini =(

  • buanaDara
    March 14, 2008 at 3:35 pm

    Waaa….masa sampe segitunya yaa untuk bisa terkenal.
    Eh…btw fotonya mas Iman ganti niiih… 😀
    Bagooess mas, cakep *memuji biar diajak ngiklan* :mrgreen:

  • Jessie
    March 14, 2008 at 4:16 pm

    Memang sekarang banyak realitas seperti itu ya mas, menggunakan berbagai cara demi mencapai kepopuleran. Menyedihkan juga kasian ya.

  • yus
    March 14, 2008 at 6:16 pm

    mending jadi caleg dong,mas. Caleg jadi di sejumlah parpol, biayanya tidak jauh berbeda dengan biaya mengkonsolidasi sms kontes2an itu.. mau? 😀

  • iman brotoseno
    March 14, 2008 at 8:42 pm

    indahjul,
    khan tidak semuanya AFI..mungkin dari 1000 orang, ada 50 orang yang ‘ aman ‘ dan ‘ laris ‘ he he

  • eriek
    March 14, 2008 at 11:42 pm

    Ajang kontes kontes di berbagai televisi sebenarnya penuh dengan akal akalan dan vested interest antara pihak penyelenggara ( TV dan Bandar SMS ) dengan mereka yang tak sadar ditipu melalui ajang adu bakat untuk mencapai ketenaran dan kekayaan.

    saya setuju bagian yang mas iman sebutkan seperti di atas. banyak orang yang terjebak dengan ‘sihir’ acara televisi yang berformat macam AFI ini. terutama dari stasiun Indosiar ini. bahkan, dengan format acara yang berbeda (seperti Mamamia), tapi tetap saja tujuannya mencari untung dari menghimpun sebanyak-banyaknya jumlah sms yang masuk.

    perusahaan untung, anda buntung. hehehe… mungkin begitu ya plesetan yang saya buat 😀

  • -tikabanget-
    March 15, 2008 at 8:35 am

    sayah penasaran.
    gimana nasib para AFI-er ituh..

  • siska
    March 15, 2008 at 5:29 pm

    wah ternyata ada bandar sms juga yah, hehehe….

    hmm, segala sesuatu yg instan, biasanya menghilang dg cepat. kecuali ya di-maintain dg baik dan jangan cepat puas…

    tapi ketenaran memang menyilaukan, hehehe…..

    *pak iman, photonya ganti ya? hohoho kali ini ‘tampak depan’, biasanya kan posenya menyamping gitu…*

  • kutaraja
    March 15, 2008 at 7:56 pm

    kejam sekali orang2 itu.. prihatin, bagaimana cara hentikan kegiatan pembodohan itu mas iman?

  • Dony
    March 15, 2008 at 8:46 pm

    “Sebagi contoh manajemen Indosiar mengikat kontrak eksklusif selama beberapa tahun tanpa ada jaminan hidup yang pasti. Mereka hanya dibayar kalau manggung, itupun kecil sekali dan tidak tentu jadwalnya. Dengan begitu banyaknya artis dalam manajemen mereka, jatah manggung tidak pernah merata. Selalu ada yang kelebihan job dan ada yang kekurangan job.”

    Benar sekali itu, mas. Saudara saya pernah ikut AFI, dia sampai 6 besar. Udah habis duit banyak, tapi setelah itu pemasukan dari manggung nggak sampai BEP, alias rugi. Dulu pas masih terikat kontrak eksklusif dia terpaksa nyolong2 kesempatan klo ada kerjaan dari luar, maklum job dari indosiar dikit.

    Semoga saja masyarakat cepat sadar kalo sudah dibodohi….

  • kyai gantheng
    March 16, 2008 at 10:59 am

    welwh weleh lagi jomblo yah …

  • Eep
    March 17, 2008 at 3:52 am

    ironis sekali yaa…, sy jg sempat dengar katanya memang lulusan akademi ini banyak yang terjerat hutang, tetapi sekarang manggung jarang, dll..

    kasian.., beginilah korban2 ingin hidup makmur atau tenar dg cara singkat..

  • sluman slumun slamet
    March 18, 2008 at 12:46 am

    dari dulu saya gak serg dengan ajang pencarian bakat pake sms vote!
    :d

  • kyai gantheng
    March 18, 2008 at 7:36 am

    pro slamet : tapi kowe pantes met net melok ajang pencarian bakat mbandel. wes dadi dosen yo pancet mbeling. dasar wong edan

  • Nike
    March 18, 2008 at 9:12 am

    Saya emang jarang nonton tv, jadi ndak pernah ikutan sms premium lagi setelah 2 kali vote for Haikal di AFI 2.

  • iwo
    March 20, 2008 at 11:58 am

    weeddeeehhh Ovy….300 jt ?
    Kok cuma buat sms, hare gene mending bagi2 ke we buat bikin film indie. heheeeehhheee

  • aAng
    March 23, 2008 at 11:30 am

    ya begitulah
    indo kebanyakan majang mimpi
    rakyat kebanyakan pecinta mimpi
    apapun dilakukan demi mimpi
    begitu sadar, eh, mimpinya gak bisa diapa2in

  • elfa
    February 8, 2009 at 10:01 pm

    Wah,kasihan banget ya anak afi yg nasibny kurang beruntung.tp ad jg yg sukses kan.walau cuma sedikit.ku pengin tau kabarny yonky afi.si pak dokter ganteng itu.mungkin sekarang udah jadi dokter ya.ap udah merried and punya anak?.Tia afi 1 moga bs sukses.

  • elfa
    February 8, 2009 at 10:05 pm

    Wah,kasihan banget ya anak afi yg nasibny kurang beruntung.tp ad jg yg sukses kan.walau cuma sedikit.ku pengin tau kabarny yonky afi.si pak dokter ganteng itu.mungkin sekarang udah jadi dokter ya.ap udah merried and punya anak?.Tia afi 2 moga bs sukses.

  • Club Penguin
    February 14, 2010 at 9:15 am

    Great Article it just helped me a ton

  • Club Penguin
    February 14, 2010 at 10:27 am

    I’m glad this post was number 1 in bing so i didn’t have to look around forever

  • eco
    July 14, 2010 at 4:10 pm

    sampai segitunya ya,,

  • LGDare hacks
    July 23, 2010 at 4:07 am

    i imagine it was a bit rushed, and left out some options that not many people discuss about. Everybody is aware of that the majority new smartphones have internet, so why present that primary operate at its bear minimum. Scroll up scroll down zoom in zoom out. Really? which new phone doesnt do this? How bout discuss how the text rearranges itsself. Also the texting, very poor review. Why didnt you mention you should utilize the mic and textual content with your voice? Ignored ALOT of other more vital options

  • Chris Wenzel
    August 5, 2010 at 1:25 am

    i should also add this i enjoyed the post!

  • abenk
    November 16, 2010 at 12:02 pm

    nice…
    salam kenal……..
    check it out.. FOLLOW ME
    BLOG SAYA

  • Putra
    March 27, 2011 at 3:52 am

    Artikelnya bagus. salam kenal

  • my-indihome.com
    April 26, 2019 at 12:52 pm

    Nice salam kenal https://my-indihome.com

1 2

Leave a Reply

*