Sicilia, Italy β 1940. Malena harus mempercayai takdirnya saat Nico Scordia sang suami meninggalkan dirinya dan kota kelahirannya untuk berperang. Sebuah kisah menyentuh dalam film garapan Giussepe Tornatore , yang mengambil setting perang dunia II. Cerita ini mengalir begitu saja dalam sebuah bingkai bingkai kehidupan seorang gadis cantik yang menjalani hidupnya sepeninggalan sang suami. Pelecehan pria pria, imajinasi anak anak sekolah disekitarnya serta kemiskinan membuat ia harus menjalani perang sendiri yang lebih berat. Sampai harus menjual kehormatan dan menjadi salah satu gadis peliharaan tentara pendudukan Nazi.
Ketika Jerman kalah. Ia menjadi tertuduh bersama para kolaborator, diarak dan rambutnya digunting didepan umum. Perih dan terhina.
Malena harus meninggalkan kotanya, meninggalkan masa lalunya. Saat Nico Scordia kembali ke Sisilia, ia mendapatkan rumahnya telah diambil orang dan istrinya hilang tanpa bekas. Ia lalu pergi mencari dan akhirnya membawa Malena pulang kembali.
Sebuah kisah perang selalu mengabarkan sebuah potret kekejaman manusia, namun ada yang lebih menarik, bahwa Cinta mesti berkorban.
Malena tidak pernah menyalahkan keputusan suami untuk bergabung dengan tentara partisan. Nico Scordia, juga tidak pernah menyalahkan pilihan Malena menjadi prostitusi selama pendudukan Jerman.
Apakah ini yang disebut Unconditional Love β bahwa cinta tidak pernah menuntut, juga memberi. Cinta hanya untuk cinta. Terasa absurdkah itu ?
Selama ini kita membayangkan sebuah hubungan cinta adalah bentuk take and give . Seberapa besar yang bisa kamu beri seberapa besar yang aku dapat. Sebuah mutual benefit. Dalam bungkus apapun itu, kasih sayang, harta, perhatian maupun perlindungan. Malena hampir lima tahun tidak pernah bertemu Nico Scordia, ia juga tidak mendapatkan kasih sayang, berita, apalagi harta. Pada akhirnya ia menemukan sosok veteran perang yang tangannya buntung sebelah. Sebagaimana sang suami juga melihat seorang wanita yang rapuh dan frustasi. Ini bisa jauh berbeda dengan bayangan seorang kekasih haruslah sempurna dan menjadi sandaran curahan jiwa setiap saat. Malena dan Nico menjadikan cinta tanpa kondisi. Hanya mutual understanding yang tersisa.
Saya selalu melihat hubungan cinta dalam perspektif yang lain. Ketika keduabelah pihak sepakat mengatasnamakan keterikatan dalam bingkai cinta. Sampai seberapa jauh juga mereka bisa bertahan dalam penderitaan cinta. Bukan dalam kebahagian cinta.
Kahlil Gibran menuliskan prosa tentang Cinta dengan sangat mempesona.
β Pabila Cinta memanggilmu, ikutlah dengannya,
meski jalan yang akan kalian tempuh terjal dan berliku.
Dan pabila sayap sayapnya merengkuhmu.
Pasrahlah serta menyerahlah,
meskipun pedang yang tersembunyi di balik sayap itu akan melukaimu. β
Pertanyaan itu terus saja berputar putar, tentang apa hakekat cinta. Mungkinkah cinta tanpa sebuah pertemuan. Mungkinkah cinta tanpa sebuah sentuhan. Mungkinkah cinta tanpa sebuah tawa. Hanya harapan tersisa yang membuat kita terus hidup dan percaya. Karena justru keraguan yang akan membunuh cinta itu.
Memang tak ada yang salah dengan cinta. Hanya kita yang salah karena terlalu menyederhanakan cinta atas nama perasaan. Cinta tidak melulu berbungkus sekuntum bunga mawar valentine. Pun tidak berupa vignyet makan malam yang romantis.
Kahlil Gibran dan Malena mungkin sepakat dalam sebuah hakekat arti cinta.
Sebagaimana ia memahkotaimu, cinta juga menyalibmu.
91 Comments
edo
February 6, 2008 at 2:47 pmdalem…
andrias ekoyuono
February 6, 2008 at 6:50 pmmenurut saya cinta itu adalah Cerminan Ikhtiar Nan Tiada Akhir, karena cinta itu adalah rangkaian usaha untuk berkorban, mengerti dan saling memahami yang hanya akan berakhir bila pasangan udah meninggalkan dunia ini
kw
February 6, 2008 at 8:55 pmadegan paling menyayat ketika ia di gunduli, di hajar dan di telanjangi sampai berdarah-darah tanpa sensor oleh para isteri seluruh kampung karena dianggap menganggu suami orang.
cinta? masih ada meski sedikit saja. π
stey
February 6, 2008 at 9:34 pmasli..saya ga mudeng cinta, ga tau itu rasanya gimana..saya cuma tau kalo saya senang bersama dengan nya, menikmati setiap yang saya mampu nikmati, dari tawa bahagia dan damai sampai tangis perih dan lukanya, dari rindu yang menggebu sampai desahan dalam hening,saya mencandu setiap rasa itu..saya tidak paham saya sedang mencinta atau sedang menjadi gila..hehe..
BARRY
February 6, 2008 at 11:26 pmTersentuh dengan line yang terakhir.
Hedi
February 6, 2008 at 11:31 pmcinta? banyak, mas…di mana ada uang segepok 100 ribu plus tenda remang2 hahaha
tata
February 7, 2008 at 9:37 amKatanya nih mas kita baru mulai merasakan cinta ketika kita merasa akan kehilangannya ciehhhhh banget deh
aLe
February 7, 2008 at 1:35 pmCinta?
cerita indah nan tiada ahir
atau
cerita indah namun tiada arti?
π
franya
February 7, 2008 at 10:26 pmlove…? i always failed with this kind of life. no one love me as personaly.. just my background and …. i dont know why../ i felt is not fair for me.. i need love but i get bullsit only.. some one just fun but they get true love.. oh.. sedih banget deh
fauzan sigma
February 8, 2008 at 1:14 amsekarang substansi aja mas kita cari..
substansi dari cinta itu apa?
nah, klo persepsi masing2 individu sudah sma ttg cinta … ya udah sebut aja itu cinta..
huwaah…tau lah mas, ga jelas komen ini
mitra w
February 8, 2008 at 9:57 amspeechless π
lita
February 8, 2008 at 10:23 amduh, mas..saya cinta sama tulisan2nya mas Iman nih..:D
Yaya
February 8, 2008 at 10:36 amLagi baca buku love in the time of cholera niiih. Bener2 love deeeh. eh nonton film Indo “LoVe” deeeh..bagus bangeeet
tari
February 8, 2008 at 11:29 am“Love will find you if you try”, seperti yang dibilang “Katakan Cinta”
maruria
February 8, 2008 at 4:55 pmcinta yang penuh pengorbanan, ketulusan tanpa pengharapan mendapat balasan. huuhuuuu..mengharukan.
rd Limosin
February 8, 2008 at 8:30 pmduh, ak setuju bgt sama kata² Gibran yg di atas. Wuih, sampe dijadiin Dhani Dewa lagu π
titiw
February 8, 2008 at 9:46 pmAkh cinta.. absurd mas, ada yg karena cinta malah merkosa, ada yg krn cinta malah bunuh2an, ada yg karena cinta jadi gila layaknya Layla & Majnun..
[H]Yudee
February 8, 2008 at 9:49 pmCinta yaa ?
hhmmm …. yg jelas, kecintaan terhadap manusia itu terbatas oleh waktu, dan juga permainan perasaan yg menghiasi hati insan manusia ….
Kecintaan yg tulus dan abadi, menurutku hanya kepada sang Pencipta …
elly.s
February 8, 2008 at 11:48 pmya…cinta saya memang unconditional…
Agus Susanto
February 9, 2008 at 6:16 amAku hanya ingin kenal dengan cewek rambut panjang yang pakai baju biru bersama cowok berkaos hitam. Kalau boleh kenal, tolong kirim email ke :
agus_susanto_r@plasa.com
atau SMS ke HP-ku di 081 9383 49877
Tx.
gatra
February 9, 2008 at 6:09 pmlangsung download film-nya………. π
tiyokpras
February 11, 2008 at 2:36 amSaya sudah nonton filmnya. Hmmm… Jadi kangen sama pacar saya. Sehabis menonton film percintaan tragis, pikiran saya hampir selalu melayang ke dia, membayangkan bagaimana jadinya kalau dia ada di posisi itu. Ah, jadi makin sayang…
Hehehe, maaf kalo curhat di sini. Salam kenal!
Titis Sinatrya
February 12, 2008 at 11:03 amThiiinx :: Cinta …. gelap mas gelap.
franya
February 14, 2008 at 3:38 pmi wish one day some one really love me and take care of me……
anggangelina
February 19, 2008 at 9:06 amaq stuju banged sm kahlil gibran. dia pcinta yg hatinya, hidupnya, dan pikiran2nya penuh dg cinta. ga ada yg nggak mungkin oleh cinta. cinta bs saja membuat kita tersenyum walaupun sdang menangis. cinta bs mebuat kita terbang walaupun tanpa sayap. cinta bs membunuh tanpa perlu meninggalkan sidik jari. cinta itu punya 1001 tugas,, cinta emang rumit, dan luas….
kam bun
March 1, 2008 at 9:15 amcinta… menurut saya adl memberikan kbahagiaan kpd pasangan kita, walaupun itu menyakitkan kita… dan menerima pasangan kita apapunyg dia perbuat pada kita
Silly-yg sometimes-Stupid
March 12, 2008 at 6:14 pmDuhhh, dalem banget… π
(ps:… ini komentar terpendek pertama saya, hahaha, tololnya masih tergoda untuk menceritakan prestasi saya… padahal PS ini justru menggagalkan kesuksesan saya comment pendek… *sigh*… I’ll try next time deh) π
affandi
March 17, 2008 at 4:29 pmkenapa kl urusan cinta, komentarnya mesti banyak dan berderet-deret? nadanya sewarna. jatuh dari langit, bersih, suci, tak terkontaminasi. ning ming omongane tok.
Fitria
March 31, 2008 at 2:47 pmCinta…itu putih, Cinta…itu suci, Cinta…itu tinggi, cuma SLANK aja tuh yang ngarrrti !
Cinta…hanya dari keduabelah pihak yang bersangkutan lah,yang dapat mengerti apa isi arti dari cinta tersebut.
jafis
April 25, 2008 at 3:45 pmCinta = Tanggung Jawab
Bila memutuskan untuk mencintai maka harus bertanggung jawab
contoh : “Allah tidak pernah berhenti mencintai makhluknya, karena Allah punya tanggung jawab berlaku adil terhadap hambanya”
Febi
May 19, 2008 at 9:50 pmslm kenal..
My opinion is…there is no unconditional love in this real life……
sesy
June 17, 2008 at 6:45 pmkyaknya bgs, jd pengen nonton
Ermay
December 16, 2008 at 1:54 pmCinta… kata yang susah di mengerti.
Muncul begitu saja.. tiba-tiba menghilang tak tau rimbanya…
Tinggalkan luka yang berbekas dan menyelinap dalam dada.
ahh…untuk apa terluka karena Cinta…
tapi tak jarang kita terluka karenanya.
adhitya
February 1, 2009 at 3:42 pmMempertanyakan kenapa tidak akan menuntun kita pada jawabannya. Merasakannya, terlibat didalamnya, kemudian merenungkannya justru akan membawa kita kepada makna hakiki dibaliknya.
thanks atas tulisannya, menginspirasiku membuat tulisan baru di blogku
meong
February 6, 2009 at 10:55 pmcinta itu penderitaan unik yang menyenangkan.
bahkan sakitnya pun mendewasakan.
tidak pernah menyesal dg jatuh bangunnya bercinta.
karena saya percaya cinta sejati itu ada.
dan beruntungnya saya, ada di dalamnya.
terus untuk belajar dan bercinta.
aksesoris wanita
July 5, 2009 at 9:13 amI found your blog on google and read a few of your other posts. I just added you to my Google News Reader. Keep up the good work. Look forward to reading more from you in the future.
produk kecantikan
June 3, 2011 at 4:12 pmklasik banget nih kayaknya
jepit rambut
July 20, 2011 at 9:53 pmjadi pengen liat filmnya….
bando rambut
August 27, 2011 at 11:43 pmkayaknya bagus nich,..
kisah cinta yang klasik,.
Gege
January 20, 2012 at 10:08 amUnconditional love..??? hmmm aku adalah salah satu orang yang tidak menganut “paham” itu.., menurut ku unconditional love itu seperti cinta seorang ibu kepada anaknya.., mencintai tanpa mengharap balas apapun…, tapi kalau aku, aku mencintai dan aku menuntut balasan.., yaitu dy yang ku cintai harus mencintaiku juga.., karena sia-sia mencintai orang yang tidak mencintai kita.., cape hati istilahnya….
Dian
December 9, 2012 at 10:02 amwah, cinta memang sangat sulit dibahasakan,,, tp sangat mudah dipahami dan dirasakan…
ini sungguh luar biasa,,,