Browsing Category

ANEKARUPA

Achilles

Achilles yang perkasa selalu merindukan sahabatnya Patrocolus. Dalam hikayat kuno Yunani, disebutkan persahabatan mereka selain sekadar teman laki laki. Ada unsur passionate yang mungkin diartikan tentang cinta. Apakah homosexual pada jaman sekarang, tidak ada yang bisa memastikan. Achiles selalu tender dan memasrahkan tubuhnya dipeluk sahabatnya setelah berperang. Berkasih kasihan sambil sesekali Achiles membalut luka di tangan Patrocolus. Demikian pada penggambaran sebuah lukisan Yunani kuno.
Jauh ribuan kilometer dari sana, Warok warok dari Ponorogo selalu memelihara gendak laki laki muda bertampang boyish, untuk memelihara rasa cinta. Konon kesaktiannya akan hilang jika mereka berhubungan dengan wanita. Warok Suromenggolo yang perkasa dan trengginas, bisa mendadak sendu dalam pelukan kekasihnya.

Continue Reading

Telanjang ? Siapa Takut

naked1.jpgSewaktu di sela sela persiapan syuting di Ubud – Bali – kemarin, saya diundang seorang teman pelukis untuk ikut melihat ia melukis seorang gadis telanjang. Tentu saja saya dimintai tolong untuk memotret si gadis, karena sekarang menurutnya begitu sulit memperoleh gadis bali yang mau di lukis telanjang berhari hari. Lebih mudah memotretnya, dan digambar diatas kanvas dengan melihat photo saja.
Agak grogi dan nderedeg juga awalnya.
Terakhir mungkin sekitar 5 – 6 tahun yang lalu saya memotret gadis telanjang.
Hanya saja waktu itu selalu ada saja yang marah marah, misuh misuh.
“ Kalau sudah jadi sutradara….nggak usah jadi photographer ..mau ikut ikut Darwis ? “.
Bukankah stabilitas keamanan dalam negeri lebih penting dari segalanya. Sejak itu saya lebih menekuni fotography bawah laut saja. Toh, ikan ikan juga telanjang.

Continue Reading

MANUSIA MANUSIA DI SEKELILING KITA

Bulan ramadhan sudah dekat, dan seperti biasa Jakarta kembali mematut dirinya, mencuci fitrahnya agar menjadi suci dan bersih. Jumat dan Sabtu ini adalah weekend terakhir sebelum memasuki bulan puasa, juga seperti ritual tahun tahun sebelumnya, club malam, diskotik, berlomba lomba menyelenggarakan ‘ the ultimate party prior to holly ramadhan ‘. Seolah ini adalah hari terakhir sebelum kiamat, ketika Tuhan akan memilah milah siapa yang layak masuk surga dan siapa yang terbakar di api neraka. Semua orang tahu bahwa pada bulan puasa dugem akan dibatasi, razia FPI dimana mana, club malam tutup sampai jam 12 dan mendadak sontak orang akan ramai ramai sholat, serta memuji nama Allah setinggi langit. Ini memang gejala alam biasa setiap tahun menjelang Ramadhan bagi manusia manusia metropolitan. Sehingga seorang sahabat selebritis saya juga harus sibuk membongkar kerudung di sisi paling bawah lemarinya, karena baru saja menandatangani kontrak acara harian Ramadhan di sebuah stasiun TV.

Continue Reading

MENCARI SAHABAT DI INTERNET

“ Internet membuka mata hati umat manusia terhadap revolusi peradaban,
tapi seyogyanya internet tidak membunuh akal dan perasaan kita. “
( Jerry Yang – pencipta Yahoo )

Jerry Yang dan David Filo ketika menciptakan revolusi ini mungkin sudah memperkirakan akan terjadinya pergeseran nilai dan budaya perilaku manusia dengan teknologi internet. Sesuatu yang mereka takutkan tetapi tidak bisa mencegahnya. Bukankah peradaban harus terus berjalan apapun konsekuensinya. Teknologi internet telah membuat Kathleen Kelly dengan memakai avatar ‘ ShopGirl ’ bisa menemukan kekasih hatinya kelak, “ NY152” milik Joe Fox. Demikian satu kisah dalam film “ You’ve got Mail “ yang sangat romantis diperankan Meg Ryan dan Tom Hanks. Melihat film ini memang menjanjikan romansa bagaimana berkenalan teman baru melalui internet ataupun chatting. Tapi juga sekaligus membuka sisi borok manusia dan ketidakberdayaan mereka terhadap hawa nafsu, dan tipu muslihat.

Hari yang mendung dan murung itu, seorang sahabat menelpon meminta bertemu dengan saya. Dengan hampir menangis ia bercerita bahwa kekasih wanitanya yang selama ini kelihatan sangat baik dan setia, ternyata mempunyai 5 pacar ‘ gelap ‘dari dunia maya. Semua pacar gelapnya orang asing dan bule yang dikenalnya melalui friendster atau chatting room. Bahkan perselingkuhan itu menjadi sangat jauh, ketika dalam perjalanan dinasnya ke luar negeri, si wanita juga menemui kekasih kekasihnya. Tentu saja saya tidak bisa membayangkan apa yang dilakukan si wanita itu, sendiri di negeri orang berjumpa dengan selingkuhan bulenya. Saya hanya membayangkan betapa hancur hati sang sahabat, membuka kebohongan yang dilakukan kekasihnya. Tak habis habisnya ia menyesali mengapa dahulu ia yang memperkenalkan dan membuat blog friendster untuk sang kekasih. Tentu saja ini hanya sebagian kecil dari potret manusia mencari teman kencan di internet. Sebagian besar dari mereka juga membuka sisi gelapnya yang tidak bisa secara terus terang terlihat di dunia nyata, dengan mengunjungi ruangan chatting yang bertebaran di setiap pojok tikungan dunia maya.



Selalu ada pamrih yang berbeda dengan pengalaman memiliki sahabat pena sewaktu kecil. Saat itu, dalam majalah Bobo, atau Kawanku ada kolom khusus yang berisi sahabat pena dari berbagai penjuru tanah air, lengkap dengan photo dan alamat lengkapnya. Saya tidak ingat berapa sahabat pena yang saya miliki, tapi ada satu dua orang yang kerap berkoresponden dengan saya. Saya juga lupa dari kota mana, yang jelas saat itu memiliki sahabat pena diwajibkan oleh guru saya, agar sejak kecil kita terbiasa menulis surat. Menunggu surat balasan merupakan momen momen yang mendebarkan bagi kami saat itu. Tentu saja jaman dulu,belum ada Mall, TimeZone, Play Station atau tempat hiburan , sehingga praktis sebagian besar kegiatan kami lebih banyak di rumah saja. Karena masih kecil, isi tulisan surat banyak berkisar kehidupan di kota masing masing, sekolah, adik kakak kita atau remah remah tidak penting. Namun satu hal ada pembelajaran yang diperoleh bahwa kita terbiasa menulis dengan jujur,dan tanpa pamrih kecuali hanya menambah teman baru.

Memang tidak adil juga membandingkan dengan kenangan sahabat pena dengan fenomena korespondensi dunia maya yang menembus lintas batas negara dan budaya secara instant. Ini adalah produk jaman yang berbeda. Namun mungkinkah saat mengetik keyboard komputer, kita menulisnya dengan jujur dan tanpa pamrih ? Ternyata banyak ditemukan manusia manusia yang mudah terbuai dengan daya khayalan semu. Sehingga apa yang pernah saya baca dalam sebuah artikel, bahwa orang orang yang terlibat sangat personal dengan dunia chatting adalah orang orang yang sakit dan rapuh. Apakah ini benar, jika ternyata sebuah sebuah keterikatan dalam dunia maya bisa mempertemukan sebuah cinta ?. Mungkin dunia akan menemukan kedamaian jika semua pengguna teknologi internet seperti Kathleen Kelly dan Joe Fox. Tapi bagaimana jika hanya manusia manusia palsu yang bersembunyi dalam ID CockfromItaly atau CewekBispak. Tidak ada yang salah dengan internet. Tetapi malam itu,internet telah membunuh akal sehat si kekasih dan perasaan sahabat saya. Sambil menemaninya makan nasi goreng tek tek yang lewat di depan kantor, saya sesekali memeriksa Yahoo Mesenger saya. Beberapa pesan tampak masuk ke dalam email saya, Sebuah pesan masuk di Friendster ternyata lebih penting saat itu daripada mendengarkan rintihan keluhan sahabat saya. Dunia memang jadi tidak adil rasanya.

SIDE JOB

Sifat dasar manusia memang selalu tak pernah merasa cukup dengan penghasilan atau gaji yang diperoleh setiap bulan. Kadang kita berpikir meningkatkan penghasilan kita tanpa harus mengganggu pekerjaan utama kita. Montir mobil saya, Dudung bisa menerima panggilan memperbaiki mobil di rumah rumah, jika pekerjaan di bengkelnya sedang sepi atau sore hari setelah jam bengkel selesai. Rasa rasanya untuk memudahkan job sampingan yang kita tekuni, idealnya masih berhubungan dengan pekerjaan sehari hari. Seperti saya, kadang masih menerima side job untuk memotret, menjadi creative director freelance

untuk biro iklan kecil , menulis artikel perjalanan di Majalah atau menjual gambar footage

landscape dan pemandangan alam Indonesia. Jadi seperti saya atau Dudung masih bisa mengkaitkan keahlian yang kita miliki dengan tambahan penghasilan.

Namun saya lebih kagum lagi dengan orang orang yang mempunyai job sampingan yang benar benar berbeda dengan pekerjaan utamanya. Ada teman sejawat yang mempunyai job sampingan menjual apartemen, ada juga yang menjadi peternak ikan hias. Ini membutuhkan keahlian tambahan yang berbeda dengan keahlian utamanya. Seorang pekerja kreatif seperti sutradara , tiba tiba harus memiliki kemampuan pemasaran, atau harus mendalami penyakit ikan hias. Demikian pula pola multilevel marketing ala Amway

atau CNI

, mensyaratkan sejumlah pertemuan dan pelatihan untuk menjaring pembelinya. Bagi yang gagap atau suka gugup kalau berbicara, lupakan saja untuk mencari penghasilan tambahan lewat multilevel marketing ini. Tidak mudah dan jelas membutuhkan passion untuk menggelutinya. Jika tidak mempunyai passion, yang namanya job sampingan ini hanya menghabiskan waktu saja. Sewaktu jaman krismon dahulu, artis dan selebritis mendadak banyak yang memiliki warung tenda yang tidak bertahan lama karena memang passionnya bukan disana, Walau namanya side job, kita tidak boleh memperlakukannya setengah setengah. Tetap professional dan correct. Masalah bagaimana kita menjalani dengan keterbatasan waktu yang kita miliki, adalah problem lain yang harus kita siasati juga.


Sementara orang bisa saja keasyikan dengan side job ini karena ternyata memberi penghasilan yang jauh lebih besar dari penghasilan utamanya. Ini memang menjadi dilema karena membuat tipis batasan antara profesi utama dan sampingan. Kita saja bingung melihat Ruhut Sitompul, pekerjaan aslinya pemain sinetron atau pengacara ? Lihat saja anggota DPR yang terhormat, bisa sekaligus menjadi broker bisnis ke BUMN. Ada wakil presiden yang memiliki side job menjadi ketua partai. Bupati bupati yang memiliki side job menjadi ketua persatuan sepak bola setempat. Mulan Kwok mungkin tidak pernah peduli, kalau dipecat dari Ratu, karena penghasilan dari pekerjaan sampingannya seperti main sinetron, iklan bisa saja lebih besar dari penghasilannya sebagai penyanyi. Banyak produk produk ternama yang dimulai dari usaha sampingan. Tirto Utomo, dahulu hanya seorang seorang pegawai perusahaan minyak, ketika memulai usaha sampingannya dengan memasok air mineral dengan merek Aqua. Tentu saja ia memutuskan pensiun dari kantornya setelah usaha sampingan ini jelas lebih menguntungkan dan membutuhkan perhatian lebih. Demikian juga Mustika Ratu sampai Sido Muncul

Kalau dilihat pada umumnya, usaha manusia memenuhi kebutuhan primer dan sekundernya berbanding terbalik dengan pendapatan tetapnya. Jadi tanpa melihat sisi moral, bagaimanapun juga usaha job sampingan menunjukan manusia memiliki daya juang dan semangat mencapai penghidupan yang lebih baik. Bagaimana kalau sisi moral itu menjadi parameter ? dari sisi mana kita melihatnya ?. Seperti waktu sebuah produk minuman energi melakukan syuting di Bali dengan bintang sepakbola Portugal. Bisik bisik ada seorang artis sexy yang biasa menjadi model iklan obat suplemen pria, ikut menyusul masuk ke kamar hotelnya. Yang jelas dengan jauh jauh terbang ke Bali untuk mencari tambahan pemasukan, sang artis berusaha menunjukan passionnya dengan job sampingannya. Apapun itu yang dijualnya.

ADA APA DENGAN ‘LATAH’

Selama syuting film, saya sangat suka dengan masakan Ibu kon…l ( maaf ) karena memang masakannya sangat enak. Menu makanan prasmanan ala rumah yang selalu bervariasi setiap hari, sambalnya, es buahnya sampai penganan kecil selalu tersedia buat pekerja film seperti kami. Saya sendiri tidak tahu nama aslinya, dan mungkin juga semua orang tidak ada yang tahu. Tahunya ya ibu KNTL ,karena dia sangat terkenal dengan latahnya mengucapkan alat vital laki laki itu. Yang unik dia sendiri tidak merasa marah dipanggil ibu KNTL, juga keluarganya, juga anaknya karena unit manager saya biasa memanggil nama itu didepan mereka atau ketika menelpon ke rumahnya untuk memberi tahu jadwal syuting. Rasa rasanya hanya ada di Indonesia mengenai fenomena latah ini. Ada yang pernah melihat orang orang bule, arab, cina, Africa, Jepang bertingkah laku atau berbicara latah seperti yang terjadi di sini ? Bagi kami yang hidup dan bekerja di bidang entertainment, show bizz, film, musik dan seni, melihat orang latah sepertinya biasa saja. Dari tukang rias, penari, produser sampai bintang film, semuanya bisa saja terkena penyakit ini. Dan penderita latah tidak harus ‘ banci ‘, banyak sekarang justru gadis gadis cantik, laki laki normal sampai ibu ibu pengajian di kompleks.


Kadang kita tersenyum geli dan menertawakan, walau sebenarnya bagi yang bersangkutan hal itu sungguh amat memalukan. Bagaimana tidak ? umumnya kata yang diucapkan selalu berbau porno, atau mengikuti gerakan seseorang tanpa mereka sadari. Bekas produser saya, kalau kaget ( dan ini bisa berulang ulang ), walau di tengah tengah sebuah meeting tiba tiba berkata ..KNTL !. Saya juga pernah satu lift dengan sebuah kelompok penyanyi wanita sewaktu persiapan pembuatan sebuah film iklan dan kebetulan dalam lift itu ada seorang India Sikh, yang memakai ubul ubul di kepalanya. Kebetulan liftnya tidak terlalu ‘smooth’ sehingga ketika berhenti di suatu lantai , otomatis lift itu bergetar. Apa yang terjadi, getaran lift itu menjadi ‘ trigger ‘ pemicu latah salah seorang personil itu. Ia secara tiba tiba menggeleng gelengkan kepalanya seperti tarian India sambil menggoyangkan tangan didepan wajahnya. Walhasil sepanjang perjalanan menuju lantai atas, di setiap pemberhentian, ia menari sebentar sebelum minta maaf kepada orang Sikh didepannya yang hanya senyum senyum ( sambil mungkin marah ).


Secara umum,latah diartikan kondisi yang muncul ketika obyek dikagetkan sehingga kehilangan kontrol dalam tingkah laku, ucapan, maupun mengikuti perintah yang diberikan. Saya tidak pernah mendapatkan penjelasan secara komprehensif tentang latah. Ada yang mengatakan bahwa umumnya penderita latah ada hubungannya dengan traumatic masa silam. Ada juga yang bilang bahwa alam pikiran seseorang tentang sesuatu kadang terjebak dalam ruang bawah sadarnya, yang bisa dengan liarnya terlontar jika ada pemicu. Bahkan disebut sebagai a Culture specific syndrom

, suatu gejala somatic dan psychiatric yang terjadi pada komunitas budaya tertentu. Tetap saja saya tidak menemukanj jawaban yang memuaskan, kenapa harus kata kata KNTL yang diucapkan. Mengapa bukan nama bunga, atau nama makanan. Kenapa orang yang tadinya tidak latah, bisa menjadi ikut ikutan latah baik secara tidak sadar atau karena memang di program oleh lingkungan dan teman temannya. Penderita latah pastinya tersiksa, dan tidak bisa datang ke Soto Gebrak yang terkenal di belakang SMA 3 Setiabudi. Bisa bisa kaget ditertawakan pengunjung yang lain, ketika penjualnya menggebrak gebrak botol kecapnya. Proses kerja latah ini bahkan membentuk suatu pola berpikir yang berkaitan dengan apa yang menjadi pemicunya, seperti seorang gadis crew film, latahnya sudah luar biasa. Jika kita berteriak di depan dia ‘ Kebakaran Kebakaran ! ‘, secara otomatis dia akan memegang dan menekan dadanya berulang ulang sambil berteriak ‘ Semprot Semprot ! ‘.


Yang lebih mengherankan kenapa gejala ini hanya terdapat di masyarakat Indonesia. Apakah ini ada hubungannya dengan pola perilaku bangsa kita yang memang latah, tidak percaya diri dan suka ikut ikutan budaya luar atau sebuah trend. Apalagi di dunia show biz, seni dan film sebagai penyumbang ‘ tingkat kelatahan ‘ paling besar, sedikit banyak sudah tercermin dalam hasil hasil karya film dan sinetron. Satu buat film layar lebar, yang lain ikut ikutan buat film, walau hasilnya ambur adul dan cuma bertahan sehari di bioskop. Satu buat film horror semuanya latah ikut membuat film horror. Satu sukses memakai bintang film ini,yang lain ikut latah memajang pemain ini . Satu menyadur ( menjiplak ) sinetron Korea / Taiwan, yang lain juga latah membuat sinetron jiplakan dari negeri itu. Tunggu saja musim pemilu nanti , ketika banyak selebritis latah ikutan ikutan jadi caleg. Mudah mudahan juga para pejabat negeri ini tidak sekadar ikut latah, sekadar pura pura peduli dengan mereka yang tertimpa musibah banjir.

Jadi sekali lagi, siapa yang bisa menjelaskan fenomena latah ini ?

SELEB BLOG

Menarik, ada sisi perilaku dari blogger blogger di sini ternyata membudayakan sebuah komunitas seperti di dunia film. Ini bisa dilihat setelah saya browsing kemana mana menemukan topik tentang Selebritis Blog. Rumah mereka selalu menjadi rujukan dan tempat persinggahan bagi para penjelajah dunia maya. Sehingga ada kebanggaan jika kita mendapat komen atau dimasukan kedalam link mereka, sama dengan kebanggaan yang diperoleh bagi seseorang ( tidak semua ) jika disapa oleh seorang Luna Maya di sebuah restaurant misalnya. Semua orang akan melihat dan menimbulkan sebuah pengakuan eksistensi. Wah bergaulnya dengan artis. Sementara di dunia blog ini. Sebagian blogger akan mendapat nilai tambah untuk eksistensi mereka jika bisa masuk ke dalam “ inner circle “ para selebriti blog. Sama dengan dunia artis, ada sikap pemujaan dari para fans fans mereka. Bedanya , jika di dunia seleb artis , para fansnya tidak marah marah jika si artis tidak membalas lambaiannya, atau menolak di photo bersama. Sementara para blogger menjadi sensitive jika selama ini sering kali memberi komen atau menyinggahi rumah para seleb blog, tetapi tidak pernah dibalas mengunjungi atau memberi komentar di rumah mereka.


Mungkin saking kesalnya, sehingga memunculkan gerakan perlawanan anti seleb blog yang justru menimbulkan pro dan kontra untuk urusan sepele ini. Ya, saya katakan sepele karena memang tidak penting menghabiskan energi marah marah tidak karuan, hanya karena blognya tidak dikunjungi para seleb blog. Ketika saya membuat blog ini, yang ada dibenak saya hanya sebuah buku catatan harian yang menampung gagasan dan hal hal yang saya lihat ,rasakan dan perlu disuarakan. Masalah ada yang membaca, atau sakit hati karena tulisan saya adalah nomer sekian. Demikian pula ketika saya melongok ke rumah rumah orang ( termasuk mereka yang katanya seleb blog ), saya juga memposisikan sama dengan siapapun yang saya kunjungi. Jika saya membaca, bertukar gagasan atau memberi komen, memang karena saya rasa topik yang ditulis memang menarik bagi saya. Semakin lama saya menekuni dunia blog, semakin jelas bahwa jumlah komen tidak otomatis mencerminkan kualitas isi blognya. Ada topik yang ditulis seorang seleb blog mengenai kemacetan pulang kampung sekeluarga waktu lebaran, bisa mendapat komen ratusan. Padahal topiknya mungkin biasa biasa saja dan tidak penting. Sementara saya menemukan topik dari blogger antah berantah yang jarang dikunjungi tetapi sarat dengan sisi humanisme yang dalam, sebuah topik yang penuh pencerahan.

Juga tidak pada tempatnya membuat gerakan menyerang seleb blog ini. Rasa rasanya seperti jaman orde baru ketika melarang membaca buku buku Pramudya. Kita tidak perlu inferior dengan para seleb blog yang lebih dahulu bereksistensi di dunia ini. Sudah selayaknya mereka menuai hasil yang mereka tanam dahulu. Juga tidak perlu ikutan latah mencantumkan mereka dalam link kita, jika kita memandang tidak perlu. Buat apa kalau kita tidak paham dengan isi gagasan mereka. Kebetulan hanya satu seleb blog yang saya link karena memang topiknya menarik dan isi blognya dekat dengan dunia saya, Itu saja. Masalah dia mau mampir atau memberi komen adalah urusan lain. Di sisi lain, kita mestinya bangga dengan komunitas yang sudah kita miliki, terus terang dunia kecil saya dengan teman teman yang rajin mengunjungi adalah sesuatu yang mesti kita pelihara. Kita mestinya PeDe percaya diri dengan blog kita, bukankah kita juga selebritis diantara keluarga kita, dan juga teman teman dekat kita.