Browsing Tag

Sri Mulyani

Sri, aku ora minggat

Sebuah pesan di inbox saya, seorang yang tidak saya kenal menyapa. “ Mas Iman kenapa sudah mulai jarang menulis di blog “. Pertanyaan ini tiba tiba menghujam sekaligus menjadi sendu, menjelang dini hari. Saya teringat ada masa ketika umumnya seminggu dua kali, saya mengupdate blog ini. Walau di tengah kesibukan pekerjaan yang luar biasa. Kini semuanya tampak apatis, apalagi di tengah godaan social media lainnya yang lebih pesolek.
Sampai nanti. Ya, sampai nanti saat saya temukan rasa itu dan saya memang mencoba menggali lagi passion itu. Setelah bertahun tahun, saya telah mencapai segala galanya di dunia blog, termasuk mendapatkan teman teman yang luar biasa dari sini.
Ternyata memang tidak semudah itu, menjaga konsistensi. Semakin lama semakin tidak peka. Justru saya merindukan saat saat menjadi ‘ outsider ‘ tidak mengenal siapa siapa, serta blogwalking mengunjungi rumah rumah blog di ujung negeri.

Apakah saya harus minggat dari dunia yang menjadi sumber udara utama selama bertahun tahun ? Mungkin saya menjadi sangat personal melihat semuanya . Terasa sulit ketika melihat sebuah perspektif dari lingkungan sendiri. Saya memang harus membuat blog ini menjadi menyenangkan hati saya sendiri untuk membuatnya tetap hidup. Tidak menyerah kalah. Melampiaskan rindu saya dengan menulis.

Continue Reading

Siapa Pahlawan ?

Masih relevankah arti Taman Makam Pahlawan. Dahulu memang ada pejuang, tentara, tokoh negarawan yang berhak dikuburkan disana. Lalu ketika perubahan jaman, sudah tak ada lagi pejuang tersisa. Siapakah yang berhak dikubur disana ? Sekarang asal memiliki bintang mahaputera, atau bintang bintang jasa dari pemerintah. Keluarga bisa meminta agar jenasah dikuburkan di Taman Makam Pahlawan.

Tak harus pahlawan dalam arti tokoh heroik yang membela hidup dan mati dalam pertempuran membela negara.
Pahlawan juga bisa menurut selera jaman. Koruptor Pertamina jaman, Taher sampai sekarang masih di TMP Kalibata. Karena waktu ia meninggal, belum divonis bersalah. Juga tokoh komunis Nyono, juga masih dikuburkan disana semasa Pemerintahan Soekarno.

Continue Reading