Bagi saya sosok asal Tana Toraja ini adalah jawara sepakbola Indonesia. Sewaktu saya kecil, saya mengidolakan eks kapten PSM Ujung Pandang, Warna Agung dan kesebelasan nasional PSSI. Bagi saya juga Ronny Patinasarany lebih hebat dari Iswadi Idris, Waskito atau Risdianto.
Pada jamannya, ketika kompetisi sepakbola professional pertama – Galatama – digulirkan, saya rela menonton naik mobil truk, dan berganti menumpang lagi untuk sampai di Stadion Utama Senayan. Menonton final Galatama antara Jayakarta melawan Warna Agung. Tentu saja Warna Agung yang menang.
Karena tak bisa ada dua matahari dalam satu team. Ronny Patti harus menunggu beberapa lama sebelum Iswadi Idris melepaskan ban kapten team nasional kepadanya.
Waktu itu saya berharap bisa ikut berlatih di tim junior Warna Agung. Hanya karena tempat latihannya di daerah Ancol, terlalu jauh dari rumah sehingga ayah saya memasukan ke Jayakarta, di Ragunan.
Setiap sabtu minggu , kami berlatih. Kadang Anjas Asmara atau Sutan Harhara melihat dan memberikan bekal teknik kepada anak anak kecil sebaya saya yang berharap – bermimpi – menjadi pemain sepak bola tenar.