Browsing Tag

Prita Mulyasari

Belajar ilmu ikhlas

Saya pernah diundang sebuah seminar tentang HAM oleh sebuah LSM dan saya sebagai wakil blogger – diminta untuk bicara tentang peran blog dalam kaitannya dengan advokasi , penegakan hukum dan sebagainya. Setelah selesai, panitia menyodorkan amplop berisi honor dan setelah saya tanda tangani, saya diminta menyumbang ‘ setengah ‘ dari honor tadi untuk dana LSM tersebut. Jadilah saya kembali menandatangani form sumbangan.
“ Iklhas khan pak “ Tanya mbak mbak panitia tadi sambil tersenyum.
Tentu saja saya ikhlas. Karena berbicara tentang blog kepada orang orang yang belum mengerti blogging, saya anggap sebagai kerja amanah. Apalagi di bayar.
Cuma bagaimana dengan para peserta pembicara lainnya ? apakah mereka ikhlas tiba tiba ditodong untuk merelakan honornya dipotong ?

Problemnya adalah apakah ikhlas ini sejalan dengan ekpektasi kita ? ini yang membuat akhirnya kita justru tidak ikhlas, ketika kita merasa terjebak dalam situasi yang tidak enak.
Ada cerita lain. Karena saya suka menyelam di daerah Flores, maka saya merasa akrab dengan masyarakatnya dan daerah ini adalah salah satu daerah termiskin di Indonesia. Jadi ketika saya membaca sebuah postingan di milis group tentang program beasiswa anak anak SMA di Maumere. Saya serta merta mendaftar dan membuat komitmen untuk membiayai pendidikan 5 orang anak. Jadilah saya bapak angkat mereka selama setahun, untuk uang sekolah, seragam dan buku buku. Jika cocok, akan diperpanjang lagi.

Yang membuat saya tertarik, karena sejak awal saya dijanjikan bahwa saya akan mendapat laporan rapor, sampai korespondensi dari anak anak itu. Tentu saja saya ingin tahu bagaimana progress pendidikan mereka. Saya juga ingin tahu buku buku lain yang mereka inginkan.

Continue Reading

Solidarnosc

solidarnoscSejak kapankah sebuah solidaritas dapat dibangun ? sejak ada persamaan nasib, persamaan kepentingan dan persamaan suara. Begitulah untaian jaring solidaritas terbentuk. Dari dinginnya pelabuhan Gdanks , Polandia di tepi lautan Baltik, buruh buruh galangan kapal membentuk ‘ Solidarnosc ‘.
Organisasi yang dipimpin Lech Walesa, bersatu menyuarakan kesejahteraan buruh pada awalnya. Lama kelamaan Solidarnosc tidak hanya dianggap urusan pekerja pelabuhan. Ia mendapat simpati masyarakat luar dan menjelma menjadi simbol perlawanan terhadap rezim komunis Polandia.

Jangan anggap remeh kekuatan simpul solidaritas. Bagaikan batu magma yang menyumbat gunung berapi, ia akan meletus menggelegar. Siapa sangka dukungan hampir 80,000 orang dalam Jaringan Face book dan suara dukungan di dunia internet mampu menggerakan media, pengadilan, pimpinan negeri, politisi, organisasi masyarakat untuk memberi perhatian pada Prita, ibu rumah tangga yang dijebloskan ke penjara karena menyuarakan hak konsumennya.
Sekaligus menjelaskan bahwa dukungan luar biasa melalui media akan membentuk opini luar biasa di masyarakat.

Continue Reading