SBY hari hari terakhir banyak tersenyum. Wajahnya semakin bertambah jatmika. Sebab musabab yang dapat diduga. Partai Demokrat memenangi pemilu legislative. Dengan perolehan lebih dari 20 persen, partai ini bisa mengusung calon presidennya sendiri. Tidak salah prediksi beberapa lembaga survey bahwa, Partai Demokrat akan meraih suara signifikan. Yang justru di luar perkiraan justru Partai Keadilan Sejahtera yang sebelumnya diramalkan akan merebut suara banyak, ternyata jeblog. PKS tetap di bawah PDI-P dan Golkar.
Penurunan suara PDI-P dan Golkar tidak mengherankan, karena partai moncong putih sudah kehilangan ‘ aura ‘ partainya wong cilik sementara Golkar kurang bisa memaksimalkan mesin politiknya yang pada jaman Akbar Tanjung bisa menjadi jawara pemilu 2004.
Apakah ini menjadi representasi suara pemilih. Mencemaskan bahwa angka pemilih turned out hanya 60 %. Belum ada data pasti apakah sisa 40 % ini termasuk pemilih golput atau mekanisme administrasi DPT yang ambur adul.
Memang tidak apa masalah dengan legalitas pemilu ini. Apapun itu tetap dianggap legitimate. Masalahnya hilangnya angka sebesar itu – 30 % sampai 40 % – membuat pelaksanaan pemilu dipertanyakan. Sebuah tamparan yang menyakitkan tentang harga demokrasi di negeri ini yang sedemikian mahal.