Browsing Tag

Pasar Modal

Republik Saudagar

Lelaki itu bernama Totok Suryawan Soekarnoputra. Dia mungkin tak meminta dilahirkan sebagai anak Presiden pertama Republik ini, Soekarno. Tetapi nasib yang mempertemukan ibunya, Kartini Manoppo menjadi istri kesekian dari Bung Karno. Sialnya, negara tidak mengakui status perkawinan orang tua mereka.
Negara hanya mengakui hak hak dan tunjangan untuk 5 istri sang Presiden.  Setelah turunnya Bung Karno, mereka diusir dan rumah megahnya di bilangan Cawang di sita negara.  Sejarah sekali memihak kepada pemenangnya.  The Winner takes it all.

Siapakah yang berhak menentukan apa yang mesti negara berikan untuk rakyatnya. Tentu tidak senaive JFK dengan semboyannya ‘ Jangan minta apa yang negara bisa berikan, tapi tanyakan apa yang bisa kau berikan untuk negaramu “.
Ketika krisis keuangan yang merontokan bursa saham. Membuat banyak orang orang kaya yang kehilangan segalanya. Sebuah sistem pasar yang hanya dinikmati segelintir – mereka pemilik modal besar – dan sedikit sekali pengaruhnya pada perkonomian nasional, dibanding kontribusi perbankan dan sektor riil.

Continue Reading

Ada apa dengan Krisis?

krisis-bursa.jpgSubuh pukul 2.30 Sabtu dini hari.  Hujan lebat baru saja berhenti membuat udara semakin dingin dan bau jalanan basah menyengat harum. Sendirian saya berjalan dari kantor Paman Tyo di kawasan mayestik, mencari taxi – yang tak ada – sampai di depan RS Pertamina.  Jalanan kosong, sepi dan daun daun luruh membuat saya mempercepat langkah. Diam diam saya menyesali keputusan saya nekad menembus malam jahanam ini.  Ada power book Macs, Nikon D 2 X dan Camera Mini DV di dalam tas saya. Membuat pikiran buruk berkelebat. Dibegal atau dirampok orang.
Namun berbekal ilmu kudu mestinya saya tak perlu kuatir. Kudu lari atau kudu teriak.

Ini bukan omong kosong. Saya mengalami masa masa menyeramkan, orang orang beringas akibat imbas krisis ekonomi dan huru hara 1998.  Jalanan sepi dan mencekam waktu itu, saya bersama jurnalis jurnalis luar dalam dan luar negeri harus dikawal tentara menembus jalanan Jakarta yang begitu saya kenal.  Ada rasa tak percaya bahwa masalah ekonomi dan urusan perut bisa meruntuhkan sebuah sistem.

Continue Reading