Browsing Tag

KPK

Tantangan kelas menengah

“Kita doa bersama untuk Pak Sabam. Terima kasih Tuhan, ketika orang mengatakan politik itu kotor, kami bisa melihat Pak Sabam yang mengatakan politik itu suci,” kata Ahok dengan khusyuk.

Itu bukan basa basi Ahok. Ini memang diucapkan Wagub Jakarta saat ulang tahun sesepuh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Ini bisa jadi legitimasi, bahwa tidak ada yang salah dengan politik. Yang salah adalah orang orangnya. Persoalannya memang tak semudah itu ketika makin lama, rakyat ( baca : kelas menengah ) cenderung apatis dan tak perduli dengan politik. Berita korupsi, penyalahgunawaan jabatan, patgulipat oknum partai dan proyek menjadikan politik sebagai penyakit kusta yang harus dijauhi. Tingkat kepercayaan terhadap partai merosot drastis, sehingga angka Golput cenderung besar.

Tapi mungkin tidak sepenuhnya benar. Kelas menengah masih perduli jika ada ancaman terhadap keadilan dan pilar pilar demokrasi. Ini bisa dianalogikan sebagai koboi yang datang membela warga kota dari ancaman bandit bandit. Mereka akan pergi lagi ketika bandit bandit berhasil ditumpas, dan kota hidup aman.
Kita bisa melihat fenomena ini dalam hiruk pikuk di social media tentang kisruh KPK dan Polisi. Posisi kelas menengah dan kaum intelektual sebagai elit penjaga demokrasi dan keadilan semakin jelas. Dorongan kepada KPK untuk tetap kuat, membuat tidak mudah bagi mereka yang ingin mengancam KPK. Hastag #SaveKPK di twitter menjadi trending topics dunia. Ini tak bisa disalahkan, karena secara moral rakyat harus membela KPK.
Presiden Jokowi dan elite partai pendukung ( PDIP dan Nasdem ) menjadi tidak popular, karena dianggap melindungi koruptor. Kini mereka harus berhadapan dengan kelas menengah yang ironisnya adalah pendukung mereka dalam pemilu kemarin.

Continue Reading

Sumpah ( Korupsi ) Pemuda

Keputusan menggunakan bahasa Melayu atau Bahasa Indonesia dalam Kongres Pemuda tahun 1928 ternyata membuat kebingunan para peserta. Mereka yang umumnya lebih paham bahasa Belanda merasa tidak bisa menggunakan bahasa Indonesia dengan baik. Salah seorang peserta, Sogondo Djojopuspito mencoba memakai bahasa Indonesia dalam pidatonya, namun penggunaan kalimat ‘ blepotan ‘ janggal tidak sempurna malah menimbulkan kebingungan dari peserta sidang. Sementara Siti Soendari, langsung memakai Bahasa Belanda dalam pidatonya. Ia mengakui tidak bisa berbahasa Indonesia.

Ada yang jauh lebih menarik, untuk pertama kalinya para pemuda ‘ memaksa ‘ dirinya menerima bahasa Indonesia sebagai simbol perjuangan melawan penjajahan. Setidaknya bagi mereka yang tidak bisa mengerti bahasa Indonesia, akhirnya meminta maaf sebelum memulai orasinya karena memakai bahasa Belanda.

Ini pengorbanan para pemuda untuk melepaskan identitas etnisnya , mencoba memakai bahasa baru yang justru asing bagi mereka. Sesederhana itu sebagai simbol komitmen pemuda untuk nasionalisme negerinya.
Saat itu cukup para pemuda bergotong royong mencari untuk memenuhi kebutuhan ‘ event organizer ‘ penyelenggaraan kongres. Maruto Nitimihadjo , sebagai mahasiswa Recht Hoge School dan ketua Club Indonesia di Kramat Raya Jakarta, ikut menyumbang sedikit dari pendapatan tambahannya mengajar kursus jurnalistik.
Muhammad Yamin karena sudah mengusulkan memakai bahasa pengantar, bahasa Indonesia dalam kongres ini, Mau tidak mau, harus kerja keras sebagai ‘ volunteer ‘ menjadi penerjemah, bagi yang kurang mengerti bahasa Indonesia dengan baik.
WR Supratman juga tidak pernah berpikir, berapa honor yang harus diterima, untuk memainkan melodi ‘ Indonesia Raya ‘ didepan peserta Kongres.

Lalu yang diharapkan jika kelak negeri yang dinamakan Indonesia ini merdeka? Ketika impian para pemuda akhirnya tercapai. Tentu belum begitu dipikirkan bagaimana mengelola negeri ini demi kemakmuran rakyatnya. Apakah mereka para pemuda akan tetap tulus, ikhlas dan mengesampingkan kepentingan pribadinya dalam mengisi kemerdekaan.

Continue Reading

Masih perlukah Partai Politik

Di India, korupsi berlangsung di bawah meja. Di Cina terjadi diatas meja sedangkan di Indonesia sekalian dengan mejanya – “ The Wages of Corruption “ Asia Times Online

Politikus PDIP, Budiman Sudjatmiko mengatakan dalam kicauan twitnya bahwa belum pernah di sebuah negera demokrasi besar, ada 2 pimpinan partai politik besar yang ditangkap dalam waktu berdekatan karena kasus korupsi .
Ini bukan kebetulan atau menganggap KPK menjalani konspirasi kepentingan penguasa. Sebuah analogi yang salah kalau Anas Urbaningrum, menganggap penetapannya sebagai tersangka sebagai rangkaian utuh, terkait sangat erat terkait dengan Kongres Partai Demokrat yang dia menangi. Dia membuat analogi “ Anas adalah bayi yang lahir tidak diharapkan ‘.

Saya masih percaya, rasanya sebagian besar publik juga bahwa KPK tidak mungkin diintervensi. Bagaimanapun juga banyak kader partai penguasa yang ditangkap. Pembelaan Anas hanya sebagai bagian dari strategi pencitraan. Sudah lazim dalam kasus korupsi politik, tersangka atau terdakwa selalu tampil bak korban. Sebagai strategi mengaburkan pandangan publik.

Sebenarnya bukan hanya Partai Demokrat dan PKS. Sejak orde reformasi bergulir, semua partai besar mengalami kasus kasus korupsi yang melibatkan kader kadernya. Partai partai yang dekat dengan kekuasaan, memang memiliki jalan pintas untuk melakukan “ pat gulipat “ proyek Pemerintah. Tiba tiba saja partai – baca : kader – menjadi orang yang penting dan berkuasa. Jauh hari Soe Hok Gie sudah berbicara. Mereka yang idealis ketika menjadi aktivis atau mahasiswa, pada akhirnya akan tergilas begitu masuk ke dalam sistem kekuasaan.
Rakyat menjadi muak dan apatis dengan kehidupan politik. Bagaimana tidak ? Hiruk pikuk politisi DPR dan kader kader Partai yang korup membuat kita semakin bertanya tanya. Perlukah Partai Politik di negeri ini ?

Continue Reading

Bismar

Bismar Siregar pernah dianggap suatu waktu, sebagai hakim yang kejam. Dia pernah mengganjar terdakwa pembunuhan dengan hukuman mati. Entah apakah waktu itu hukumannya dieksekusi atau tidak. Jika ditanya, ia mengatakan bahwa itu adalah keadilan yang sesungguhnya. Jangan membayangkan dia seorang yang garang. Pak Bismar bicara lembut dan sangat santun. Dia juga toleran. Sebagai muslim dia fasih mengutip ayat ayat injil untuk memberi sebuah analogi kasus.

Kenapa Bismar ? Karena kita terusik dengan keputusan hakim yang menjatuhkan hukuman hanya 4,5 tahun serta denda 250 juta untuk korupsi sebesar hampir 35 M yang dilakukan Angelina Sondakh. Dimana keadilan ?
Dengan kasat mata, semua bisa melihat bahwa ini tidak setimpal. Efek jera apa yang diharapkan ketika hanya dengan bersabar ‘ menunggu ‘ di penjara – itu kalau tidak dapat remisi, Angie akan keluar dengan status orang kaya.
Tentu saja dia bisa mendapatkan kembali privilegenya sebagai warga kelas atas dengan harta kekayaannya yang tetap melimpah.
Wacana pemiskinan para koruptor dan memburu harta yang dikorup untuk dikembalikan hanya pepesan kosong. Untuk kesekian kalinya kita tersandera oleh sesuatu yang disebut ketidakadilan.

Kalau sudah begini korupsi sudah menjadi soal teknis. Lolos atau tidak, di hukum berat atau ringan. Bukan lagi masalah etis. Seperti malu atau tidak.

Continue Reading

Tentang Polisi

Saya tak bisa memungkiri kalau pernah menyogok polisi.  Alasannya karena malas menghadiri urusan pengadilan, karena pelanggaran lalu lintas. Ya kadang saya salah melanggar marka jalan, atau berjalan di bahu jalan tol. Tapi kadang pula saya merasa  tidak rela, menganggap polisi hanya menjebak. Saya merasa tidak melanggar lampu merah, tapi masih disemprit.  Selain itu, saya berpikir, polisi juga mencari cari kesalahan.  Jika dia bisa mencegah orang memasuki jalan itu, kenapa dia tidak mencoba mencegah. Bukannya malah menunggu di balik tikungan jalan.

Saya juga mengaku salah, memberikan uang pelicin, ketika membuat perpanjangan SIM di polres. Tentu saja melalui calo calo yang berkeliaran dan menjadi perpanjangan tangan oknum polisi dibalik pengurusan SIM.
Ujung ujungnya adalah masalah kesejahteraan Polisi. 

Apalagi dulu ketika Polisi masih menjadi bagian ABRI, mereka mendapat alokasi budget yang paling rendah. Waktu SMA, saya melihat tentara pengawal Presiden Soeharto, menendang seorang Polisi hingga terjengkang, karena dianggap menghalangi jalan.
Setelah peristiwa Trisakti, Di rumah dinasnya, Jenderal Wiranto membentak ngamuk ngamuk ke Kapolri Dibyo Widodo. “ Lu serahin anggota “.  Polisi jadi angkatan paria, diantara angkatan lainnya.
Sejak kecil istilah ‘ prit jigo ‘ sudah jadi anekdot untuk oknum oknum Polisi. Konon juga razia jalanan akan semakin sering menjelang hari hari besar seperti Lebaran.  Tragis fenomena ini menjadi sebuah prejudice.

Continue Reading

Angie

Pengadilan subversi ini bukan seperti pengadilan, ini seperti pesta saja. Banyak wanita wanitanya dan riuh dengan gelak tawa.
Demikian Nurbani Jusuf mengejek suasana peradilan saat itu. Lebih jauh ia menuduh wartawan wartawan menjepretnya berulang kali agar koran korannya laku,
Demikian kesaksian bintang film tenar orde lama yang melejit namanya lewat film “ Tauchid ‘ dan “ Anak Perawan di Sarang Penyamun “. Ia tercatat sebagai direktur utama PT Ratu Timur Raya.
Saat itu ia dihadirkan jaksa penuntut Johannes sebagai saksi dalam perkara pengadilan bekas Menteri Bank Sentral jaman Orde Lama, kelahiran Sigli , Aceh, Jusuf Muda Dalam.

Hubungan artis dengan pemegang jabatan publik sudah terbentuk sejak dulu. Simbiosis mutualisme dunia gemerlap dengan kekuasaan memudahkan akses bisnis yang ujung ujungnya duit. Nurbani Jusuf memang tidak ditarik menjadi anggota partai atau parlemen. Karena jaman itu belum jadi trend, para pesohor panggung hiburan menjadi politikus.

Sebenarnya tidak jelas apakah statusnya sebagai saksi saja. Namun catatan menunjukan dia tidak pernah ditahan walau dalam kesaksiannya ia mengakui mendapat kemudahan ijin impor khusus dengan deffered payment sebesar 2 juta US dollar.
Kehadiran Nurbani Jusuf, dan juga bintang film lainnya seperti Baby Huwae sampai Titik Puspa menjadikan pengadilan bekas Menteri Bank Sentral menjadi sorotan. Dengan sinis Nurbani menuduh para wartawan sengaja menyeret dirinya dalam skenario yang direncanakan.

Ini tidak sepenuhnya beda, seiring penetapan KPK atas Angelina Sondakh – mantan Puteri Indonesia 2001 – sebagai tersangka dalam kasus korupsi Wisma Atlet yang melibatkan pengusaha Nazarudin. Kedua duanya juga anggota dewan dan pengurus teras Partai Demokrat.
Tentu saja Angelina Sondakh bisa seperti Nurbani, mengambil keuntungan dari popularitasnya. Jika Nurbani kenal dengan Bung Karno serta elite politik saat itu. Termasuk kedekatannya dengan Jusuf Muda Dalam.

Continue Reading

Potret Buram 2011 – Catatan Kaleidoskop

Beberapa catatan tahun ini, diantaranya kekerasan terhadap agama agama minoritas masih merupakan catatan serius yang harus diperhatikan.

Tentu saja yang paling banyak menyita perhatian adalah kasus GKI Yasmin yang sepanjang tahun hampir mendominasi pemberitaan time line setiap minggu pagi.

Puncaknya hari Natal. Aparat menutup jalan menuju lokasi dan para pendemo massa Islam garis keras berteriak teriak menolak kehadiran jemaat yang ingin berdoa di hari Natal.

Sejarah kekerasan terhadap agama Kristen sudah terjadi sejak dulu. Ketika pasukan Mataram menyerang benteng garnisun VOC di Kartasura tahun 1741. Mereka menawan Komandan VOC, Kapten Johannes Van Helsen serta anak buahnya. Orang orang Eropa yang menyerah diberi pilihan. Bergabung dengan Mataram dan wajib konversi agama Islam atau yang menolak – menghadapi hukuman mati.

Banyak prajurit Eropa yang memilih pindah ke agama Islam sementara Van Velsen menolak dan dihukum mati. Kemudian benteng VOC di Kartasura di hancurkan.

Sebenarnya tidak melulu monopoli Islam. Kerajaan Portugis dan terutama Spanyol, membawa pesan Raja Ferdinand serta Ratu Isabella untuk membawa pesan untuk mendirikan kerajaan Tuhan di seluruh muka bumi. Tidak heran, bekas bekas jajahan Portugis atau Spanyol umumnya beragama Katolik.

Jauh sebelum sekarang, Pada tahun 628 Nabi Muhammad SAW mengeluarkan Piagam Anugerah kepada biarawan St. Catherine Monastery di Mt. Sinai . Berisi beberapa klausul yang melingkupi aspek-aspek hak asasi manusia termasuk perlindungan bagi umat Kristen, kebebasan beribadah dan bergerak, kebebasan untuk menunjuk hakim-hakim dan menjaga property mereka, pembebasan dari wajib militer, dan hak untuk dilindungi dalam perang.

Ini menjadi tragis karena pemimpin kita sendiri, Presiden SBY acap kali ragu dalam menjalankan konstitusi, khususnya kebebasan beragama. Dus pendirian gereja Kristen Yasmin yang secara notabene sudah mempunyai kekuatan hukum tetap, setelah MA menganulir keputusan Pemkot Bogor.

Continue Reading

Film sebagai perlawanan tindak pidana korupsi

Ada yang menarik dari Industri film di Amerika – terlepas itu kental aspek komersialisasinya – bahwa film menjadi sebuah pewartaan tentang simbol simbol demokrasi dan keadilan. Film bisa menjadi cermin budaya sebuah peradaban manusia. Selalu saja ada kesewenang wenangan, dan hak hak manusia yang terampas dalam struktur masyarakat Amerika. Juga tentang kemunafikan, dan aparat yang korup. Potret utuh masyarakat ini sekaligus menjadi sumber inspirasi pembuatan film film yang mengedepankan sisi keadilan dan transparansi publik.
Sejarah peradaban Amerika yang dibentuk oleh imigran Eropa, Cina dan budak budak Afrika tak lepas dari aspek keadilan. Film film hitam putih sudah merekam tentang bagaimana cowboy cowboy pembela kebenaran melindungi kota dari gangster gangter serta tuan tanah yang tamak dan korup.

Hollywood juga mengangkat kisah kisah warga atau laporan tentang kasus korupsi politik ke layar lebar, tidak saja membuka mata tentang kebobrokan moral pejabat publik, tetapi juga menghasilkan film film yang bermutu.
Film pertama yang menggunakan motivasi kejahatan ini sebagai plot utama, adalah The Finger of Justice ( Paul Smith Pictures , 1918 ). Seorang politisi terkemuka. William Randall yang melakukan kejahatan korupsi untuk memperkuat kekuasaan di kotanya. Dua orang warga masyarakat, Noel Delaney dan Yvonne tergerak mengungkapkan kasus korupsi ini.

Namun dari sekian banyak film film yang mengangkat kasus korupsi, ada empat film yang mungkin paling menarik selama 40 tahun terakhir. Chinatown (1974 ), All the President’s men ( 1976 ), Suspect ( 1987 ) dan City Hall ( 1996 ). Dalam Chinatown menceritakan korupsi para politisi yang bersekongkol dengan pengusaha milyuner untuk membeli tanah dengan harga murah. Film ini memenangkan Best Picture, Best Actor ( Jack Nicholson ), Best Actress ( Faye Dunaway ) dan Best Director ( Roman Polanski ) dalam Academy Award.

Continue Reading

Sulaiman

Kisah Nabi Sulaiman selalu diulang ulang saat menceritakan bagaimana dengan bijaknya selalu menemukan solusi hukum atas keadilan yang dicari cari rakyatnya. Ketika seorang ibu menghadapinya dan meminta keadilan karena seorang ibu lain telah menukar bayinya dengan bayi yang sudah mati. Sang Baginda pun bersabda dengan memberikan solusi dengan ‘ membagi dua ‘ bayi itu untuk menentukan siapa ibu sesungguhnya.
Kita tahu akhir cerita ini, dan jauh ribuan tahun sebelum jaman sekarang, ternyata hukum sudah melakukan terobosan untuk menemukan keadilan.

Sedemikian sulitkah mencari keadilan ? Ini bukan sebuah cerita khayal dari Fransz Kafka, seorang penulis Ceko keturunan Yahudi. Tentang seorang yang mendatangi pintu gedung hukum, dan bertanya kepada penjaga apakah ia bisa menemui sang keadilan. Si penjaga, dengan gagahnya – karena ia melindungi gedung hukum – serta segala wibawanya, mengatakan bahwa mungkin ia harus menunggu.

Orang itu terus menunggu sampai bertahun tahun, sampai ia tua, lemah dan matanya rabun. Di pintu itu ia tetap terpekur, sampai akhirnya mati. Sebelum mati, Kafka menuliskan. Ada sebuah cahaya yang tak pernah mati, mengalir dari dalam pintu hukum itu. Ini mungkin sebuah satire yang mengejek hukum itu sendiri. Orang itu tak pernah menemukan keadilan yang sebenarnya, hanya sejengkal dibalik pintu besar itu. Tertutup oleh kekuasaan.

Continue Reading

Rani

Hari hari terakhir ini tak ada yang lebih heboh daripada kasus pembunuhan Nasrudin,yang melibatkan – belum terbukti – Ketua KPK, Antasari Ashar. Mendadak urusan capres, koalisi dan hiruk pikuk pemilu seperti tidak ada apa apanya. Biasa saja dan tenggelam. Pemburu berita lebih suka mencari tahu dimana Rani, salah satu tokoh kunci yang kini disimpan polisi di tempat rahasia, daripada mengetahui siapa calon wapresnya Megawati atau SBY.
Rani , yang biasa memanggil Antasari Bang Kumis. Traffic blognya mendadak tinggi. Blognya yang baru berisi 2 postingan bulan November 2008 – jauh sebelum kasus ini terjadi – kehujanan ratusan komen. Bersaing dengan blognya Maia, Chika , Tika atau Raditya Dika mungkin.

Setolol itukah Antasari yang kenyang asam garam, memerintahkan pembunuhan. Tambah khusut, apakah seloyal itukah Sigid Haryo Wibisono – mantan kekasih Yenni Wahid – sampai berbaik hati membayarkan uang mahar buat eksekutor. Ditambah, segegabah itukah Komisaris Besar Polisi Williardi mengatur operasi eksekusi.

Barang kali ada salah satu kandidat capres / cawapres, yang diam diam memperhatikan berita TV sambil bergumam. “ Bodoh, cuma menghilangkan nyawa satu orang saja bisa ketahuan “.
Tak tahu. Kita masih terus bertanya tanya. Tapi kita mesti sepakat bahwa ini adalah panggung tonil dagelan yang paling menyedot perhatian di republik ini.

Continue Reading

Dietje

Perempuan cantik itu terbujur kaku di dalam mobilnya, di tepi jalanan di sisi kebun karet yang sepi. Dietje, Sebutir peluru menembus sang peragawati jaman dulu itu. Terkulai dan diam. Misteri gelap yang sampai sekarang tertutup.
Kebun Karet Kalibata pertengahan tahun 80an masih terlalu luas dan menyeramkan bagi anak anak kecil yang tinggal di sekitarnya. Belum banyak gedung diantara kebun itu – pabrik sepatu Bata – diantara Taman Makam Pahlawan sampai ujung jembatan yang membelah di atas sungai Ciliwung.
Tahun tahun sebelumnya, kalau saya bermain bola ‘ antar kampung ‘ di lapangan bola di belakang Pabrik, yang sekarang menjadi hunian Kalibata Indah. Saya harus cepat cepat pulang menjelang magrib, melewati kebun sisi belakang kebun karet dan jalanan sepi.

Konon Dietje merupakan konspirasi pembunuhan yang dilakukan kelas elite di Republik jaman orde baru. Peragawati yang biasa malang melintang dalam pelukan petinggi republik, mantan marsekal sampai pengusaha kaya tak menyadari bahwa ada orang yang begitu dendam untuk menghabisi nyawanya.
Bisik bisik juga. Ada sang istri dari lingkaran penguasa orde baru yang memesan order pembunuhan ini lewat sosok ‘ Mafioso ‘ lokal. Tapi kita tak pernah tahu keakuratan berita itu, dan juga sekaligus takut dengan situasi saat itu.

Continue Reading

Kanjur

Siapa bilang orang Indonesia semuanya suka korupsi ? tidak juga kalau melihat proyek percontohan yang dilakukan KPK dengan beberapa sekolah SMA di Jakarta. Kanjur Kantin Jujur – adalah kantin kecil, berbentuk etalase meja berisi barang barang kebutuhan sekolah, seperti pensil, buku, bolpen dan macam macam. Hanya disini tidak ada penjaga kantinnya.
Pembeli membayar dengan memasukan uang ke kotak, sesuai dengan harga label barang yang diambil. Ada sekolah yang mencatat keuntungan, alias jumlah uang yang masuk di kotak sama dengan nilai barang yang keluar. Walau ada juga Kanjur yang rugi bahkan sampai defisit, karena siswa selain tak membayar juga sekalian mencomot uang dalam kotak.

Pemahaman budaya anti korupsi yang digelontorkan lewat dunia sekolah sungguh menarik kalau kita bicara masalah yang rumit ini, yakni kejujuran. Sejak dini siswa sudah dikenalkan dengan bagaimana menjadi jujur utuk diri sendiri. Tidak usah di politik. Kadang di film saya sudah geleng geleng kepal melihat begitu tingginya biaya mark up yang dilakukan pekerja film. Mulai dari sewa lokasi, beli props ini itu sampai biaya perjalanan.

Continue Reading