Penerbangan Mandala dari Surabaya malam ini begitu menakutkan. Menjelang turun mendekati Jakarta, hujan badai dan petir menyambar nyambar tanpa peduli. Berkali kali pesawat diguncang guncang dan naik turun seolah berusaha melepaskan diri dari kabut tebal. Tiba tiba saja saya merasa kecil ditengah ketidakberdayaan.
Seorang wanita disebelah kanan saya, memejamkan matanya sambil mulutnya komat kamit. Mungkin berdoa. Saya melirik gadis berkacamata disebelah kiri yang mencengkram tangan saya erat erat. Kepalanya menunduk dan menahan nafas.
Badai memang identik dengan kegalauan dan mungkin juga kematian. Begitu dekat , begitu lekat.
Sekarang jam 9.30 malam. Hujan masih saja dicurahkan dari langit sambil menunggu mobil jemputan di terminal kedatangan. Besok pukul 3 pagi saya harus kembali lagi ke Airport, mengejar penerbangan jam 5 pagi menuju Ternate, Halmahera.
Berharap badai akan segera reda, untuk selama seminggu nanti menjelajahi Halmahera sampai Morotai. Tapi siapa yang tahu ? Karena badai bisa begitu dekat dan sekaligus melankolis.
Riders on the storm
Riders on the storm
Into this house were born
Into this world were thrown
( Jim Morisson )
Foto : Purwanto Nugroho