Sebuah pesan di inbox saya, seorang yang tidak saya kenal menyapa. “ Mas Iman kenapa sudah mulai jarang menulis di blog “. Pertanyaan ini tiba tiba menghujam sekaligus menjadi sendu, menjelang dini hari. Saya teringat ada masa ketika umumnya seminggu dua kali, saya mengupdate blog ini. Walau di tengah kesibukan pekerjaan yang luar biasa. Kini semuanya tampak apatis, apalagi di tengah godaan social media lainnya yang lebih pesolek.
Sampai nanti. Ya, sampai nanti saat saya temukan rasa itu dan saya memang mencoba menggali lagi passion itu. Setelah bertahun tahun, saya telah mencapai segala galanya di dunia blog, termasuk mendapatkan teman teman yang luar biasa dari sini.
Ternyata memang tidak semudah itu, menjaga konsistensi. Semakin lama semakin tidak peka. Justru saya merindukan saat saat menjadi ‘ outsider ‘ tidak mengenal siapa siapa, serta blogwalking mengunjungi rumah rumah blog di ujung negeri.
Apakah saya harus minggat dari dunia yang menjadi sumber udara utama selama bertahun tahun ? Mungkin saya menjadi sangat personal melihat semuanya . Terasa sulit ketika melihat sebuah perspektif dari lingkungan sendiri. Saya memang harus membuat blog ini menjadi menyenangkan hati saya sendiri untuk membuatnya tetap hidup. Tidak menyerah kalah. Melampiaskan rindu saya dengan menulis.
Ini bukan analogi Sri Mulyani yang harus pergi, dan Sindhunata – yang saya kagumi – menyitir petikan dari lagu Sri Minggat. Lagu campur sari yang bercerita lelaki yang sedih meratap ditinggal kekasihnya. Ia hanya melampiaskan rindunya dengan menyanyi , Sri kapan kowe bali.
Sri Mulyani tidak merasa senang dengan situasi negerinya yang membuatnya muak . Namun ia tidak merasa kalah, harus mundur dengan tekanan dan premanisme elite politik. Ia justru merasa menang bisa bertahan dengan prinsip prinsip kebenaran dan etika yang dipanggul.
Negeri ini akhir akhir ini mengajarkan sebuah adagium lama yang juga judul lagu ABBA, ‘ The Winner takes it all ‘. Demokrasi kebablasan membuat yang bias antara benar atau salah. Hanya orang waras yang akhirnya mengalah dari tekanan. Saya sebenarnya ingin menanyakan kepada teman saya Garin Nugroho, – yang akhir akhir ini lupa buat film karena lebih sering main ketoprak dan nyanyi nyanyi dengan Franky Sahilatua – bagaimana perasaan Sri Mulani tentang negeri ini. Negeri yang sebenarnya di cintai. Skeptis atau optimis ?. Kenapa dia minggat.
Namun saya yakin, jauh ribuan mil di Washington DC sana, justru Sri Mulyani akan lebih mencintai negerinya yang elok. Dinginnya udara Amerika Utara membuat ia merindukan udara lembab panas khatulistiwa. Ia tak perlu merasa terasing karena selalu ada hari dimana ia bisa kembali lagi.
Sebagaimana Sri Mulyani, memang saya tidak perlu meninggalkan blog. Biarlah trend media sosial lainnya menjadi oksigen tambahan saja. Semoga ini awal yang baik untuk tetap ngeblog .
Mari kita kembali ke lagu Sri Minggat tadi. Sindhunata menulis lagi bahwa lagu itu tidak hanya berisi ratapan kerinduan lelaki. Lagu tadi masih disusul jawaban Sri. “ Mas, maafkan aku / Aku minggat tanpa pamit kamu / sepuluh tahun hidup bersamamu / Tak bisa menyenangkan hatiku “.
Saya bukan Sri. Sri aku ora minggat. Saya memang tidak bisa minggat.
foto : gettyimages
24 Comments
galihsatria
May 26, 2010 at 10:29 amBetul sekali Pak Iman, makin hari rasanya dunia blog makin sepi saja. Ditunggu tulisan-tulisan khas Pak Iman, semoga tetap konsisten dan tidak menghilang dari dunia blog.
DV
May 26, 2010 at 10:36 amSip, Mas…
Blogmu ini banyak menyiram energi positif terutama kalau sudah bercerita soal Soekarno dan soal betapa besar bangsa kita sebenarnya….
Ayo Mas, nulis neh, kupantheng seko kene…
Ina
May 26, 2010 at 2:41 pmhehe…judulnya dah kayak lagu dangdutan tetangga, mas. 🙂
Agust
May 26, 2010 at 3:41 pmYah, sempat ‘menghilang’ karena alamat RSS-nya berubah. Mungkin gara-gara itu 😀
dilla
May 26, 2010 at 4:38 pmsyukurlah kalo memang tidak bisa minggat hehehe…
tulisan mas iman memang bikin rindu, selalu berkesan soalnya 😀
Silly
May 26, 2010 at 7:41 pmMas Iman… kenapa udah mulai gak pernah nulis di ngerumpi.com… *kalem* :p
Anu, saya mo titip salam sama nemo, kangen tulisan2nya… 😀
Btw, sri khan dah bilang, jangan pernah berhenti mencintai Indonesia, jadi ya sama… jangan berhenti ngeblog… apalagi berhenti nulis di ngerumpi. Ntar disumpahin bisulan didada… 😀
*dilempar mangkok indomie buatan quinnfarah* :))
ahmad
May 26, 2010 at 10:09 pmmas ijin buat disadur ya……
hanny
May 27, 2010 at 8:47 amhihihi aku sempat merasakan hal yang sama, sih, itulah sebabnya aku membuat blog anonim somewhere untuk merasakan lagi jadi outsider yang ga kenal siapa-siapa dan ga dikenal siapa-siapa trus blogwalking tanpa meninggalkan jejak 😀
Helene
May 27, 2010 at 4:01 pmSyukur deh mas Iman memutuskan untuk tetap ngeblog, krn saya adalah salah satu dari sekian banyak penggemar tulisan-tulisan mas Iman, yang setiap minggu selalu ngintip blog ini, kalau ada tulisan-tulisan baru yang penuh isi.
MPOK KEBEN
May 27, 2010 at 4:04 pmDIANGGAP temen atau tidak dianggap teman saya akan tetap ber koment di web sampean, namanya juga usaha sapa tau…..
setelah tidak kuat membayar sewa hosting dan domain akhirnya saya pindah ke yang gratisan (matinya http://bondandsuwarno.net
disitulah saya eksis kurang lebih selama 2 tahun dan google tidak mengecewakan dengan memberikan web saya sebuah penghargaan PR3 tadinya bangga sekali ampe di pamerkan di FB biar semua temen pada baca. lha namnya wartawan pribadi, baca pribadi, nulis priba…
MB 1603
May 29, 2010 at 10:28 amdulu emang aku seperti mrka mengecam ibu yang satu ini…. tapi ktika habis pergantian mentri dan dollar tiba2 baik dari 89 sampai 94, dan pada akhirnya aku harus kembali merogoh saku ku, jadi tahu pinternya ibu yang satu ini
ika
May 29, 2010 at 9:37 pmiya. jangan pergi dari blog. saya selalu menyukai tulisan2 pak iman. suka sekali. dan tiap kali buka tanpa ada update, saya kecewa…..
kanglurik
May 29, 2010 at 11:39 pmistiqomah memang sulit mas, pernah menghilang sampai 5 bulan karena memang agak jenuh…
semoga kita bisa tetep istiqomah mas iman…
mantab jaya….
Yoyo
May 30, 2010 at 4:42 pmJadi malu sama diri sendiri, blog yang dibuat tak pernah update, hanya satu yang nggak pernah berhenti, mampir dan meninggalkan jejak di sini
Wazeen
May 30, 2010 at 9:35 pmHoree Mas Iman ngeblog lagi…
aprikot
June 1, 2010 at 1:48 amaku udah kembali ngeblog kok mas, udah kangen komen2 jahil mas iman dan menjahili mas iman juga, eh? anuuu ituuuu *minggat*
iman brotoseno
June 1, 2010 at 12:06 pm@gita,…keplak
@hanny,..iya ada kok blog rahasiaku, mostly puisi, eh
ajengkol
June 1, 2010 at 9:45 pmAlhamdulillah jiwa blogger nggak akan padam
zam
June 2, 2010 at 1:25 pmRama Sindhu itu syair-syairnya banyak yg jadi lagu, ya..
Yodhia @ Blog Strategi + Manajemen
June 3, 2010 at 5:34 pmDengar-dengar, CD lagu itu mendadak menjadi laris manis gara-gara tulisan romo sindhu yang menghanyutkan itu…..
edratna
June 4, 2010 at 11:34 amSaya mengenal bu Sri dari dekat (beliau pernah mengajar di kelas Pendidikan Calon Pegawai Utama), kerjasama perusahaan tempat saya bekerja dan LM FEUI. Saya percaya beliau mencintai negeri ini.
Sama seperti mas Iman, saya percaya mas Iman mencintai negeri ini dan rindu menulis di blog, walau mungkin sekarang ada hal lain yang tak bisa ditinggalkan. Dan terus terang saya setiap kali kecewa jika berkunjung ke blog ini dan tak menemukan tulisan baru…hayoo mas Iman, jangan kecewakan saya.
siska
June 6, 2010 at 2:59 pmiya, pak Iman lebih sering berkicau di twi**er, hehehe… Saya lupa gimana asal muasalnya nemu blog Pak Iman ini suatu hari di 2007, dan sejak itu selalu mampir kesini untuk baca posting terbaru.
Kangen juga manakala mampir, belum ada posting baru 🙂
titin
June 7, 2010 at 3:47 pmmas imam .. jangan ikut2an saya dong .. yang blognya bolong bolong .. tapi krn memang tulisannya belum layak … jadi saya menghilang gak ada yang protes .. tapi kalo mas imam harus tetap rajin nulis .. bosen tauk.. tiap ke hari singgah sini .. tulisannya lama banget baru ganti ..
aDhiNi
June 15, 2010 at 11:48 pmAda kalanya masa itu datang. Ketika banyak godaan menahan hasrat menulis. Tapi, seberat apapun dan sebanyak apapun godaan yang datang menghadang. Jiwa gak bisa berbohong, dan akan tetap merindukan rumah dimana semua rasa bisa tumpah ruah. Ketika berbagai ide, kisah, imajinasi, persepsi, atau apalah namanya itu bersatu padu jadi sebuah artikel.
Kamu, pasti akan selalu merindukan blog-mu mas Iman. Itu sudah mendarah daging bukan? 🙂 *sotoy mode on*