Soekarno – Sejarah yang tak memihak

mantan-pres-soekarno.jpgMalam minggu. Hawa panas dan angin seolah diam tak berhembus. Malam ini saya bermalam di rumah ibu saya. Selain rindu masakan sambel goreng ati yang dijanjikan, saya juga ingin ia bercerita mengenai Presiden Soekarno.
Ketika semua mata saat ini sibuk tertuju, seolah menunggu saat saat berpulangnya Soeharto, saya justru lebih tertarik mendengar penuturan saat berpulang Sang proklamator. Karena orang tua saya adalah salah satu orang yang pertama tama bisa melihat secara langsung jenasah Soekarno.

Saat itu medio Juni 1970. Ibu yang baru pulang berbelanja, mendapatkan Bapak ( almarhum ) sedang menangis sesenggukan.
“ Pak Karno seda “ ( meninggal )
Dengan menumpang kendaraan militer mereka bisa sampai di Wisma Yaso. Suasana sungguh sepi. Tidak ada penjagaan dari kesatuan lain kecuali 3 truk berisi prajurit Marinir ( dulu KKO ). Saat itu memang Angkatan Laut, khususnya KKO sangat loyal terhadap Bung Karno. Jenderal KKO Hartono – Panglima KKO – pernah berkata ,
“ Hitam kata Bung Karno, hitam kata KKO. Merah kata Bung Karno, merah kata KKO “
Banyak prediksi memperkirakan seandainya saja Bung Karno menolak untuk turun, dia dengan mudah akan melibas Mahasiswa dan Pasukan Jendral Soeharto, karena dia masih didukung oleh KKO, Angkatan Udara, beberapa divisi Angkatan Darat seperti Brawijaya dan terutama Siliwangi dengan panglimanya May.Jend Ibrahim Ajie.

Namun Bung Karno terlalu cinta terhadap negara ini. Sedikitpun ia tidak mau memilih opsi pertumpahan darah sebuah bangsa yang telah dipersatukan dengan susah payah. Ia memilih sukarela turun, dan membiarkan dirinya menjadi tumbal sejarah.
The winner takes it all. Begitulah sang pemenang tak akan sedikitpun menyisakan ruang bagi mereka yang kalah. Soekarno harus meninggalkan istana pindah ke istana Bogor. Tak berapa lama datang surat dari Panglima Kodam Jaya – Mayjend Amir Mahmud – disampaikan jam 8 pagi yang meminta bahwa Istana Bogor harus sudah dikosongkan jam 11 siang.

Buru buru Bu Hartini, istri Bung Karno mengumpulkan pakaian dan barang barang yang dibutuhkan serta membungkusnya dengan kain sprei. Barang barang lain semuanya ditinggalkan.
Het is niet meer mijn huis “ – sudahlah, ini bukan rumah saya lagi , demikian Bung Karno menenangkan istrinya.
Sejarah kemudian mencatat, Soekarno pindah ke Istana Batu Tulis sebelum akhirnya dimasukan kedalam karantina di Wisma Yaso.
Beberapa panglima dan loyalis dipenjara. Jendral Ibrahim Adjie diasingkan menjadi dubes di London. Jendral KKO Hartono secara misterius mati terbunuh di rumahnya.

penguburan-soekarno.jpgKembali ke kesaksian yang diceritakan ibu saya. Saat itu belum banyak yang datang, termasuk keluarga Bung Karno sendiri. Tak tahu apa mereka masih di RSPAD sebelumnya. Jenasah dibawa ke Wisma Yaso. Di ruangan kamar yang suram, terbaring sang proklamator yang separuh hidupnya dihabiskan di penjara dan pembuangan kolonial Belanda. Terbujur dan mengenaskan. Hanya ada Bung Hatta dan Ali Sadikin – Gubernur Jakarta – yang juga berasal dari KKO Marinir.

Bung Karno meninggal masih mengenakan sarung lurik warna merah serta baju hem coklat. Wajahnya bengkak bengkak dan rambutnya sudah botak.
Kita tidak membayangkan kamar yang bersih, dingin berAC dan penuh dengan alat alat medis disebelah tempat tidurnya. Yang ada hanya termos dengan gelas kotor, serta sesisir buah pisang yang sudah hitam dipenuhi jentik jentik seperti nyamuk. Kamar itu agak luas, dan jendelanya blong tidak ada gordennya. Dari dalam bisa terlihat halaman belakang yang ditumbuhi rumput alang alang setinggi dada manusia !.
Setelah itu Bung Karno diangkat. Tubuhnya dipindahkan ke atas karpet di lantai di ruang tengah.

Ibu dan Bapak saya serta beberapa orang disana sungkem kepada jenasah, sebelum akhirnya Guntur Soekarnoputra datang, dan juga orang orang lain.
Namun Pemerintah orde baru juga kebingungan kemana hendak dimakamkan jenasah proklamator. Walau dalam Bung Karno berkeingan agar kelak dimakamkan di Istana Batu Tulis, Bogor. Pihak militer tetap tak mau mengambil resiko makam seorang Soekarno yang berdekatan dengan ibu kota.
Maka dipilih Blitar, kota kelahirannya sebagai peristirahatan terakhir. Tentu saja Presiden Soeharto tidak menghadiri pemakaman ini.

Dalam catatan Kolonel Saelan, bekas wakil komandan Cakrabirawa,
Bung karno diinterogasi oleh Tim Pemeriksa Pusat di Wisma Yaso. Pemeriksaan dilakukan dengan cara cara yang amat kasar, dengan memukul mukul meja dan memaksakan jawaban. Akibat perlakuan kasar terhadap Bung Karno, penyakitnya makin parah karena memang tidak mendapatkan pengobatan yang seharusnya diberikan.
( Dari Revolusi 1945 sampai Kudeta 1966 )

dr. Kartono Mohamad yang pernah mempelajari catatan tiga perawat Bung Karno sejak 7 februari 1969 sampai 9 Juni 1970 serta mewancarai dokter Bung Karno berkesimpulan telah terjadi penelantaran. Obat yang diberikan hanya vitamin B, B12 dan duvadillan untuk mengatasi penyempitan darah. Padahal penyakitnya gangguan fungsi ginjal. Obat yang lebih baik dan mesin cuci darah tidak diberikan.
( Kompas 11 Mei 2006 )

Rachmawati Soekarnoputri, menjelaskan lebih lanjut,
Bung Karno justru dirawat oleh dokter hewan saat di Istana Batutulis. Salah satu perawatnya juga bukan perawat. Tetapi dari Kowad
( Kompas 13 Januari 2008 )

kabinet-ampera.jpgSangat berbeda dengan dengan perlakuan terhadap mantan Presiden Soeharto, yang setiap hari tersedia dokter dokter dan peralatan canggih untuk memperpanjang hidupnya, dan masih didampingi tim pembela yang dengan sangat gigih membela kejahatan yang dituduhkan. Sekalipun Soeharto tidak pernah datang berhadapan dengan pemeriksanya, dan ketika tim kejaksaan harus datang ke rumahnya di Cendana. Mereka harus menyesuaikan dengan jadwal tidur siang sang Presiden !

Malam semakin panas. Tiba tiba saja udara dalam dada semakin bertambah sesak. Saya membayangkan sebuah bangsa yang menjadi kerdil dan munafik. Apakah jejak sejarah tak pernah mengajarkan kejujuran ketika justru manusia merasa bisa meniupkan roh roh kebenaran ? Kisah tragis ini tidak banyak diketahui orang. Kesaksian tidak pernah menjadi hakiki karena selalu ada tabir tabir di sekelilingnya yang diam membisu. Selalu saja ada korban dari mereka yang mempertentangkan benar atau salah.
Butuh waktu bagi bangsa ini untuk menjadi arif.

Kesadaran adalah Matahari
Kesabaran adalah Bumi
Keberanian menjadi cakrawala
Perjuangan adalah pelaksanaan kata kata
( * WS Rendra )

You Might Also Like

390 Comments

  • eko magelang
    January 15, 2008 at 12:18 pm

    pikiran saya jadi benar : inilah saatnya engkau merasakan juga sakitku kawan

  • Ndoro Seten
    January 15, 2008 at 12:33 pm

    Becik ketitik ala ketara……..

  • max
    January 15, 2008 at 12:44 pm

    begitulah, sejarah kita benar2 kabur dan sengaja dibikin kabur. Postingan Mas Iman ini, salah satu bentuk pelurusan sejarah ya. Infonya berguna bangets…

  • ichek
    January 15, 2008 at 12:55 pm

    siapa ya… yang berani mengungkap sejarah…???
    biar otak2 para petinggi di negri ini sadar!!!

  • venus
    January 15, 2008 at 2:55 pm

    wuihhh… kejahatan si paman gober bener2 bikin miris…:(

  • isma
    January 15, 2008 at 4:10 pm

    ohhh soeharto… *geleng-geleng sambil menarik napas panjang*

  • Aris
    January 15, 2008 at 4:27 pm

    Cerita donk mengenai kaosnya Bung Karno ???

  • zam
    January 15, 2008 at 5:50 pm

    ada yg bilang, orang jahat matinya susah.. disiksa dulu.. sedangkan orang baik justru dipercepat.. bener ndak ya?

  • dnk_setiawan
    January 16, 2008 at 10:46 am

    nda tahu ya, kok sy nda begitu hormat kepada kepada k2 eks presiden kita itu
    kebijakan yg masing2 mereka ambil nda cocok di hati nurani sy,
    menurut sy pribadi tokoh yg paling pantas di jadikan panutan adl Moh. Hatta
    dari cara dia berpolitik, pemikiran2 nya, kharismanya, plus kesalehannya
    sayang belum bisa menemukan lagi tokoh yang seperti dia,…..

  • rozenesia
    January 16, 2008 at 11:24 am

    Kekuatan media, ya seperti yang dipaparkanmas Gempur. 😕

    Ada kekuatan media di balik semua ini. Media yang diam saja tanpa ada kehebohan apa-apa saat Soekarno menjelang ajal dan wafat. Media diam karena tekanan penguasa. Sekarang media dengan gencarnya memberitakan Soeharto… Opini publik bisa diarahkan oleh media.

    Itu yang membuat saya ironis. 🙁

  • dewi praz
    January 16, 2008 at 11:29 am

    Artikelnya menarik..

    Apa orang indonesia dulu terlalu takut dgn kebijakan yang baru? sampe2 orang yang memproklamirkan Indonesia menjadi negara yang merdeka tidak diperlakukan dengan selayaknya..

  • tari
    January 16, 2008 at 3:11 pm

    saya menganggap bahwa pemerintahan Soeharto selama 32 tahunlah yang harus bertanggung jawab sehingga membuat bangsa indonesia seperti ini sekarang: mementingkan materi, budaya KKN, hedonisme, komsumtif/pemboros, sumber daya alam habis, tidak mandiri, dll. Pembangunan yang dilakukan selama Orde Baru hanya pembangunan semu karena dibangun dengan hutang yang entah kapan bisa terbayar lunas, eksploitasi sumber daya habis-habisan, dan terutama tidak ada pembangunan moral sebagai bangsa yang mandiri dan bermartabat.

    #kog jadi berapi-api gini ya..#

  • CY
    January 16, 2008 at 5:14 pm

    Ah…, seandainya Bung Karno sejak awal tahu akhirnya bakal seperti itu mungkin dia tetap akan berjuang utk negara ini. Dia seorang jago politik pasti tahu bakal diperlakukan seperti itu, tapi pilihan itu tetap diambilnya.
    Kalau ada mesin waktu utk kembali ke saat itu saya ingin sungkem dihadapan beliau sebagai tanda salut dan hormat sebesar2nya.

  • didats
    January 17, 2008 at 2:59 am

    2 tulisan terakhir mas iman cerdas!

    mengangkat current issue, tapi gag bercerita langsung dengan yg lagi sakit itu.

    sebagai bangsa indonesia, bangga pernah punya presiden kaya soekarno, walopun cuma dari buku2 sejarah sd dan smp.

    kalo suharto? aku doain biar umurnya masih panjaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaang…. 😀

  • Donny Verdian
    January 17, 2008 at 4:33 pm

    Tulisan yang bagus, Mas.
    Kalau boleh saya berkomentar justru memang dari perbedaan kondisi antara BK dan PakHarto yang bisa membuat kita berkesimpulan, mana yang lebih besar.. AMDG!

  • dee
    January 17, 2008 at 8:30 pm

    halo..
    salam kenal, biasanya jadi silent reader, sekarang ikutan komen 🙂

    senang sekali bisa membaca tulisan sejarah yang dialami atau diceritakan sendiri oleh orang tuanya seperti mas iman dan mas darma..secara waktu sd dulu yang disuruh baca buku 30 tahun indonesia merdeka 🙂

    aufklarung..

  • ethie
    January 18, 2008 at 9:29 pm

    Ironis… Kok buku sejarah yang saya baca ndak pernah ngutip seperti yang diposting mas iman ya? **frustasi**

  • Silent Cyber
    January 19, 2008 at 12:25 am

    berarti dari dulu buku buku sejarah ini banyak bohong nya dong 🙁

  • DM
    January 19, 2008 at 1:03 am

    Tulisan yang membuka mata! Sejarah tersipu-sipu malu mencatat fakta ini…

  • ancilla
    January 19, 2008 at 2:13 pm

    mampir mas 🙂
    sejarah tidak bisa berbohong, nanti juga sejarah yang membuktikan 🙂
    Bung Karno sudah lama meninggal, bahkan meninggal di perasingan. masih banyak kita lihat wujud cinta masyarakat kepada beliau.

    saya pribadi tidak setuju kalau kearifan bangsa dianalogkan dengan memaafkan tokoh besar bagi bangsa. mungkin memang tidak ada yang sempurna sehingga harus saling memaafkan. tapi kalau mau dimaafkan, atau diberi grasi-amnesti dan segala jenisnya harus melalui satu tahap dulu bukan? pengadilan yang menyatakan bersalah. apa saya benci padanya? tidak. ngapain cape2.. hehehehe… hanya tidak suka kalau sejarah terus dibiarkan menggantung tanpa kejelasan.

  • edo
    January 20, 2008 at 7:06 pm

    senang membacanya. sebuah wacana baru 🙂

  • Fadli Reza
    January 21, 2008 at 7:26 am

    Semoga masyarakat tidak melupakan tentang apa yang sesungguhnya terjadi dengan Proklamator kita Bapak Sukarno.

    saya sendiri sudah muak dengan pemberitaan media yang berlebih tentang suharto. 😡

    Ketika seluruh alat canggih didatangkan untuk si harto, hanya vitamin yang didapat oleh Bapak Sukarno.
    Ketika semua mantan pejabat dalam dan luar negeri bisa menjenguk si harto, Bapak Sukarno hanya bisa bertemu 3 kali seminggu dengan keluarga² beliau 😥

    sungguh IRONIS dan kejam sekali si harto memperlakukan Pendiri Bangsa kita.. 👿

    terlepas akan kebaikan dan kesalahan yang dimiliki oleh Bapak Sukarno, beliau adalah founding father Indonesia yang pantas untuk dihormati.

  • ary kurniawan
    January 21, 2008 at 8:17 pm

    tapi kalau menurut pendapatku perlakuan bung karno terhadap lawan-lawan politiknya juga sama saja seperti apa yang dilakukan oleh pak harto, bagaimana waktu itu bung karno memenjarakan buya hamka sama kejamnya dengan perlakuan pak harto terhadap dirinya. jadi menurutku itu juga mungkin ‘karma’ yang didapatkan oleh bung karno karena kekejamannya pada saat memimpin dulu. Sehingga mungkin kehidupan bung karno dan pak harto bisa menjadi sebuah catatan bagi para pemimpin negeri ini kelak untuk bisa arif dalam menghadapi musuh-musuh politiknya sehingga tidak ada yang merasa di zalimi dalam perpolitikan di tanah air ini, karena menurutku pemimpin yang baik ialah pemimpin yang mementingkan kepentingan bangsa dan negara bukan sekedar mementingkan kursi kekuasaannya semata. sudah adakah sosok pemimpin baik di negeri ini??

  • Ray
    January 23, 2008 at 12:58 am

    dirumah saya gambar presidennya masih Bung Karno, yg lain tidak bertahan lama, bahkan cenderung tidak pernah terpasang, ya hanya Bung Karno dan burung Garuda Pancasila yg tetap berada di tembok rumah saya 🙂

  • Billz
    January 23, 2008 at 8:36 pm

    Suharto goblok! mudah2an cepet mati

  • Titis Sinatrya
    January 23, 2008 at 8:50 pm

    Thiiinx :: Luar Biasa …… 😥

  • Athailah
    January 26, 2008 at 11:35 am

    Soekarno begitu karena mendapat karma atas kebohongan dia kepada Rakyat yang setelah menghiba-hiba minta tolong sambil mengeluarkan air mata buaya lalu ditelantarkan.

    Malah rakyat yang dulu daerahnya paling gigih melawan penjajah dan memberikan modal buat bangsa ini di lebur ke provisi Sumatra Utara, walaupun kemudian kembalikan kembali seperti semua, namun rakyat daerah tersebut tetap menderita.

    Jaman soeharto lebih parah lagi, jaman Megawati apalagi. hanya di jaman Soesilo mereka bisa bernafas dengan lega. Gak tau abis 2009 ini gimana lagi…..

  • khendy
    January 27, 2008 at 12:50 pm

    emang bener sih ngga ada manusia yg sempurna pasti punya kesalahan2 dimasa lalu, tapi gw baca dari mantan ajudan soekarno,
    “Tahu kamu kalau aku ngomong blak-blakan. Aku yakin akan terjadi perang saudara. Kalau perang dengan bangsa lain, kita bisa membedakan fisiknya. Tapi dengan bangsa sendiri, itu sangat sulit. Lebih baik aku robek diriku sendiri, aku yang mati daripada rakyatku yang perang. Aku tidak sudi minta suaka ke negeri orang,”

    what a man!!!! ini baru ucapan seorang pemimpin

    what a bout soeharto?? ada kah komentarnya sebelum ajal menjemputnya???? mungkin wasiatnya cuma “anak2 dan cucu2ku jaga harta kalian jangan sampai habis, karena harta kalian bisa untuk lebih dari 7 turunan”

  • khendy
    January 27, 2008 at 1:38 pm

    akhirnya meninggal juga penguasa orde baru, semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT

  • Antonius
    January 27, 2008 at 2:01 pm

    Mantan presiden soeharto uda meninggal tuh… Semoga diterima aza deh di sisi Bapa

  • wening
    January 27, 2008 at 5:05 pm

    baru nemu blog ini nih.
    pa’de….aku link boleh ya.
    oiya,,bpk Soeharto sudah berpulang ke Sang Kholik ya..

  • Lamsijan
    January 27, 2008 at 5:11 pm

    Selamat jalan Soeharto bangsa ini tidak akan pernah melupakan Jasa Baikmu dan Jasa burukmu, semoga ALLAH memberikan tempat yang terbaik, sesuai dengan apa yang kamu perbuat dimasa hidupmu tidak lebih dan tidak kurang.

  • Sony AK
    January 27, 2008 at 5:45 pm

    Poor Soekarno, semoga semua yang telah dilakukannya bagi bangsa ini mendapat balasan dari Allah SWT. Hidup Soekarno. Sedih membaca perlakuan penguasa terhadap Soekarno, akibat dari ketatnya sistem pada jaman itu dan arus informasi tidak sekencang saat ini. Oh ya, selamat jalan juga buat Soeharto. (sony-ak@mobitrek.com)

  • vitrelle
    January 28, 2008 at 10:09 am

    Negara juga memberikan biaya perawatan penuh kepada Soeharto. Selama 16 kali perawatan di RSSP, seluruh ongkosnya ditanggung pemerintah.
    Ini pernah ditegaskan Mensesneg Hatta Radjasa di hari ke-12 dari 23 hari Soeharto dirawat.
    Total seluruh biaya yang dipakai Soehaerto selama 24 hari ditaksir sekitar Rp 1 miliar.

  • vitrelle
    January 28, 2008 at 10:11 am

    ini link-nya… sorry lupa dikasi footnote yg tadi…. “http://www.tribun-timur.com/viewrss.php?id=61706”

  • biasa2ajadey
    January 28, 2008 at 12:51 pm

    pak harto udah meninggal, boleh aja sih maafin beliau, tapi doku negara yg bejibun itu balikin dooongkk!! anak2nya sadar dong kalo bokapnya mau dimaafin ya balikin juga duit negara plus perusahaan yg udah diklaim jadi milik mereka, setuju gak??

  • phreakazoidz
    January 28, 2008 at 4:03 pm

    sedih bacanya !!!

    Soekarno :
    Tahu kamu kalau aku ngomong blak-blakan. Aku yakin akan terjadi perang saudara. Kalau perang dengan bangsa lain, kita bisa membedakan fisiknya. Tapi dengan bangsa sendiri, itu sangat sulit. Lebih baik aku robek diriku sendiri, aku yang mati daripada rakyatku yang perang. Aku tidak sudi minta suaka ke negeri orang!

    semoga kebenaran dapat mulai sedikit demi sedikit terkuak.

  • meges
    January 28, 2008 at 4:35 pm

    miris, sedih, haru, kagum sekaligus bangga pernah punya bapak bangsa yang disaat2 terakhir masih membela bangsanya sendiri walaupun bangsanya menelantarkannya..,

    semoga ia diberikan tempat terbaik disisi-NYA..,
    AMIN…,

  • Rio Octaviano
    January 28, 2008 at 4:41 pm

    Saya belum lahir waktu itu, saya belum tahu apa-apa ketika berlangsung kejadian ini, saya hanya mendengar..saya hanya melihat cerita….
    Apapun itu..apabila cerita ini benar adanya…sangat miris hati ini….sementara sang proklamator mendapatkan perlakuan sedemikian rupa…

    Semangat bangsaku…Masa lalu hanya dapat dijadikan pelajaran, tapi bukan menjadi terhambatnya cita-cita bangsa….apapun kejadiannya….kita adalah pemegang kekuasaan sekarang ini…karena kekuasaan adalah ditangan rakyat….

    Maju Bangsaku..maju negeri ku….

    http://digitalmbul.com/blogs/2008/01/28/soekarno-sejarah-yang-tak-memihak

    oiya..saya dibesarkan oleh keluarga pejuang, dan seperti yang kita tau, para pejuang hampir seluruhnya antipati terhadap beliau…tapi ketika saya menikah, saya berada di kalangan orde baru…
    Dan saya mengambil jalan tengah dari semuanya….Hidup Bangsaku…dan Jangan Hidup di masa lalu wahai bangsaku…

  • Kurnia
    January 28, 2008 at 4:51 pm

    Saya melihat bagsa ini sudah terkena lupa akan sejarah, apayg dilakukan oleh media masa tidak berimbang, dan cendrung mencitrakan soeharto sbg pahlawan, apapun yg dilakukan soeharto ada jasanya namun akibat yg ditanggungnyapun luar biasa, kondisi ekonomi yg katanya lebih makmur dr sekarang akibat dr subsidi yg sumbernya dr hutang LN, dan kebanyakan hutang itu larinya ke keluarga dan kroni soeharto.
    INGAT Membangun Bangsa dengan Mental dan Jati diri lebih sulit dr pada membangun fisik. Soeharto gagal dalam membangun sikap mental, shg melahirkan mental Korup.
    dan kesalahan terbesar soeharto adalah membiarkan mesin politik (militer dan birorkarsinya) merampok kekayaan negara. Jadi tinggal tunggu Azhab yang diterima soeharto di alam kubur akhirat beserta keluarga dan kroninya.

  • quro sidiq
    January 28, 2008 at 5:02 pm

    Soekarna = > buya hamka, dll..
    Soeharto = > amien rais, dll..

    ingat bung, setiap pergantian kekuasaan pasti memakan korban, baik soekarno maupun soeharto sama saja, pun begitu dengan penguasa-penguasa Indonesia yang akan datang..t

  • quro sidiq
    January 28, 2008 at 5:08 pm

    tapi sejarah berkata, kebenaran harus ditegakkan, soekarna harus dihukum atas semua kejahatan politiknya, begitupun dengan aki soeharto dan pemimpin2 lain yang pernah menguasai Indonesia.
    Itulah seadil-adilnya pengadilan dunia. Terlepas dari kesalahan yang mereka buat, kita tetap harus melihat setiap permasalahan seorang pemimpin dengan proporsional, barulah kita menjadi bangsa yang bijak.

  • Kurnia
    January 28, 2008 at 5:13 pm

    Soeharto dn kroninya telah melakukan kebohongan publik yg luar biasa dalam kasus kejahatan ekonominya, saya sangat sedih dengan bangsa ini yg selalu mudah melupakan sejarah bangsanya, belum lagi kebohongan politiknya, ingat kasus supersemar itu adalah titik awal kudeta secara halus yg dilakukannya

  • INAMAS
    January 28, 2008 at 8:48 pm

    JAS MERAH !!!
    JANGAN SEKALI KALI MENINGGALKAN SEJARAH !!!
    KARNA SUATU SAAT KAU PUN HANYA AKAN MENJADI SEJARAH ITU SENDIRI !!!
    SELAGI HIDUP BUATLAH SEJARAH YG TIDAK AKAN DILUPAKAN SEPANJANG MASA

  • NOPLE
    January 28, 2008 at 11:16 pm

    jelas soeharto dapat perlakuan dengan servise ala VIP
    dulu emang soeharto baek hati memberikan “sedikit” hartanya untuk anthek2nya.
    berhubung anthek2nya masih pada hidup ya paling balas jasa atas apa yang dilakukan soeharto dulu.
    yang jadi persoalan ngapain soeharto memberi anthek2nya…kok ga yang lebih membutuhkan.

  • sawunggaling
    January 29, 2008 at 9:16 am

    Lazimnya, keluarga yang ditinggal mati, akan menyampaikan sambutan kepada hadirin semua dan meminta kepada seluruh hadirin untuk memaafkan kesalahan almarhum dan juga akan menyampaikan BAHWA BILA ADA HUTANG/PIUTANG YG BELUM DIBAYAR, MAKA DOPERSILAKAN UNTUK MENYELESAIKANNYA DG KELUARGA YG DITINGGALKAN. Namun, saat mbok Tutut menyampaikan sambutan pada kematian bapaknya, suharto, hanya permintaan maaf saja yang keluar dari mulutnya, dan minta doa buat yg mati. Tak lazim, mungkin karena mbak Tutut takut kalau-kalau datang jutaan orang berjubel minta ganti rugi. Bung karno dan Suharto, Keduanya mantan presiden, namun yg satu wafat sebagai orang yg terzalimi, sedang satunya penuh gegap gempita, bahkan presiden pun perlu menangis segala. kalau dulu, rakyat yg menangis kehilangan mantan presidennya, jutaan rakyat mengiringi sepanjang jalan, sekarang pejabat-pejabat yg menangis. Beda memang. Mungkin karena jamannya memang beda??? Yg jelas, warisan Suharto yang tak terbantahkan adalah, warisan budaya korupsi berjamaah. Sedih… bangsaku makin terpuruk ….

  • ari
    January 29, 2008 at 11:01 am

    Sebagai anak bangsa yang tidak pernah merasakan kepemimpinan Soekarno, tentu sangat sulit bagi saya untuk menceritakan tentang san Proklamator. Namun saya mendapat cerita tentang Pahlawan kemerdekaan itu dari orang tua saya, serta membaca tentang Soekerno dari berbagai sumber. Saya salah seorang anak bangsa yang sangat mengagumi kepemimpinan Soekarno, tegas, beribawa, bersahabat, dan bersahaja.

    Memang seharusnya bangsa ini lebih introspeksi, mengap selama ini kita mengabaikan orang yang telah berjuang, sanggup mengorbankan apa saja demi bangsa ini, sehingga kita pada hari ini bisa menghirup udara kemerdekaan. Memang sangat disayangkan sejarah meninggalnya Bung Karno, memiliki perbedaan yang sangat jauh dengan mininggalnya Soeharto. Secara akal sehat saja kita bisa memilah, bahwa seharusnya prosesi pemakaman Soekarno lebih baik dari Soeharto karena beliau adalah bapak kemerdekaan. Perawatan Soekarno seharusnya lebih baik dari Soeharto karena beliau adalah orang yang telah berjasa memberikan kita kemerdekaan. Mengapa bangsa kita menjadi bangsa yang tidak bisa berterim kasih.

  • wahyu sewelas
    January 29, 2008 at 11:47 am

    Sejarah harus diluruskan!!!, bangsa ini gak akan pernah maju kalo gak belajar KEBENARAN, suharto naik jadi presiden karena didukung USA dengan CIA-nya, USA harus buka ‘CLASSIFIED FILE” mereka mengenai PERISTIWA 30 SEPTEMBER dan ngakuin conspiracy mereka dalam menjatuhkan PRESIDEN SUKARNO. USA berhutang sejarah kepada INDONESIA!!!!

  • Yrel
    January 29, 2008 at 12:48 pm

    Artikel yang sangat menarik mas, sedih sekali bangsa ini yang bertindak tidak fair terhadap sang proklamator jadi pengen tau sejarah yang sebenarnya cerita lagi donk…

  • marhen
    January 29, 2008 at 1:16 pm

    sudah tentu media TV mengelu2kan soeharto, krn stasiun tv sdh dikebiri oleh karena saham2 keluarga cendana tertanam disana, setelah soeharto mati, aku berharap catatan sejarah diluruskan, terutama di sekolah2, pencucian otak yang dilakukan soeharto selama puluhan tahun dengan memutar film bodoh G30SPKI mesti secepatnya diputar balik ceritanya. Lihat saja poto soeharto waktu muda sama persis dengan tomi, wajah nakal, wajah bandit. Lagian mana bisa petinggi bangsa ini mengadili soeharto, petingginya saja dibesarkan oleh soeharto, lihat gambar2 masa lalu soeharto saat pidato, perhatikan wajah2 para ajudan, mereka itu yang kemudian menjadi jendral dengan kenaikan pangkat secepat roket. Contoh: waktu pengunduran diri soeharto, dibelakangnya ada sutanto, sekarang dia sudah jendral, gile bener, gimana negara gak hancur???

1 2 3 4 8

Leave a Reply

*