Penyerbuan rumah di desa Beji, Temanggung adalah salah satu drama media yang paling dramatis sekaligus konyol. Betapa tidak, kolaborasi antara aparat dan jaringan TV membuat sebuah bentuk tayangan baru. Terortainment. Rating TV melonjak karena orang memelototi terus selama hampir seharian.
Penyergapan teroris bukan lagi bersifat rahasia dan dadakan. Ada pameran senjata, puluhan polisi show off mengepung, menembaki – tembok – sambil mempertontonkan gaya perang polisi SWAT LAPD melawan gembong narkoba. Seperti film film Holywood yang biasa kita tonton. Padahal yang diburu hanya seorang.
Masyarakat yang berkerumun bersorak sorai, reporter TV menyiarkan seperti gaya reporter pertandingan sepak bola. Ada intonasi naik turun, berteriak, apalagi ketika bom bom diledakkan oleh polisi.
Hampir seperti penyerbuan Dr Azhari di Malang, hanya menyisakan puing puing rumah yang porak poranda. Sasaran pun mati, dan kemungkinan besar bukan gembong Noordin M Top.
Lalu apa yang dicari, dengan publikasi seperti itu ?
Dimana mana dan sejarah militer Indonesia selalu operasi intelejen bersifat rahasia, dan tertutup. Tiba tiba saja buron sudah mati atau tertangkap. Itu kalau militer yang menjalankan , bukan polisi.
Barangkali Pak Harto, Benny Moerdani dan Ali Moertopo sedang ketawa tawa sambil menonton siaran langsung di atas sana. Sesekali bergumam, Wong Polisi kok disuruh menjalankan operasi anti terror dan intelejen.
Saya tidak tahu seluk beluk operasi intelejen, namun timbul pertanyaan mengapa begitu sulit menangkap buron satu orang saja. Kalau sulit, kenapa tidak melibatkan militer ? suruh saja detasemen anti terror Kopassus untuk bergerak, atau jaringan bekas BAIS / BAKIN.
Inilah, begitu urusan keamanan dalam negeri di serahkan polisi dan militer hanya berurusan dengan masalah pertahanan saja. Tidak ada payung hukum yang dibutuhkan militer untuk masuk ke hal hal seperti ini lagi.
Indonesia mempunyai track record yang bagus dalam urusan melacak terror. Jaman orde baru, Borobudur pernah di bom, bank BCA juga di bom. Semuanya bisa diungkap dengan cepat.
Dengan rasa hormat, saya rasa polisi masih tergagap gagap memburu teroris. Kulturnya belum mumpuni, Butuh militer dan jaringannya untuk mengatasi hal ini. Intelejen militer sudah tidak asing dengan urusan Islam radikal sejak dulu.
Sementara polisi masih mengganggap penyerbuan teroris ini seperti tayangan Buru sergap di TV. Lucu saja perburuan operasi rahasia tetapi ada siaran langsungnya.
Militer sudah dilatih oleh Israel dan CIA sejak tahun 1969. Dalam catatan CIA, tahun 1976, program pelatihan anti terror dan bom sudah diajarkan kepada mereka. Secara khusus CIA menulis bahwa militer Indonesia adalah yang terbaik dari siswa asing lainnya yang pernah dilatih.
Lalu bagaimana dengan Noordin M Top ? Dialah selebritis seungguhnya. Bagaikan sosok Dr NO dalam serial James Bond jaman dulu yang tak pernah tertangkap. Hanya diperlihatkan sedang mengelus elus kucing kesayangannya sambil menyebar terror dimana mana.
Sosok ini menjadi icon baru pendongkrak rating televisi. Orang orang yang pernah bertemu dengan dia, diwawancara oleh reporter TV. Bukan oleh team penyidik Polisi.
Televisi menyiarkan siaran langsung razia di berbagai daerah di Indonesia.
Berita di koran, majalah menyingkap bagaimana ia berkali kali kawin dengan wanita dimana mana. Bagaimana ia bersembunyi dari kota ke kota. Selalu ada kisah hidupnya yang menarik. Bisa jadi sebentar lagi ada produser yang membuat seri sinetronnya. Banyak film film yang membuat sang penjahat sebagai sosok yang patut dikasihani. Walau endingnya, si tokoh itu mati atau tertangkap.
Pak Cik Noordin tentu tak bodoh untuk datang kembali ke Temanggung. Tempat yang justru sudah dimatai matai aparat karena kaki tangannya pernah dicokok disini.
Sepertinya dia sekarang masih menyolder kabel kabel sambil terkekeh kekeh memandang siaran TV.
58 Comments
Lee
August 10, 2009 at 7:46 pmMembayangkan ramainya demo di dalam jika polisi/densus88 dilatih CIA dan Mossad, heheheee…
Lee
August 10, 2009 at 7:48 pmralat: […] demo di dalam negeri […]
fahmi!
August 10, 2009 at 7:53 pmbtw google-nya densus 88 keren man, pake oakley hehehe 😀
nonadita
August 10, 2009 at 7:55 pmNggak bahas soal setrum biji, Mas? 😀
dita.gigi
August 10, 2009 at 8:03 pmapakah mas iman tertarik membikinkan shitnetronnya? ;))
Pitra
August 10, 2009 at 8:04 pmMemang agak aneh waktu penyerbuan kemarin, seakan2 media sudah diajak bekerja sama untuk meliput. Bukankah seharusnya untuk operasi seperti ini, media malah tidak boleh tahu? Kalau kemarin ini, kelihatan sekali polisi menunggu media datang untuk kemudian melanjutkan aksi.
Menangkap 1 orang harus menunggu 17 jam? Saya paham kalau ada kondisi penyanderaan di sana. Pasti itu pelik. Namun kalau tidak ada penyanderaan, apa yang harus ditunggu? Apalagi hasil akhirnya, si teroris pun mati, dan tidak tertangkap hidup-hidup. Mengapa tidak melempar bom asap atau air mata saja ke dalam bangunan? Mengapa harus terjadi aksi tembak menembak berlebihan?
lilliperry
August 10, 2009 at 8:17 pmmenarik sekali acara semalaman itu..
Habis kejadian itu sepertinya TKP akan jadi pasar malam, banyak yg buka lapak deh disana. Foto dengan latar belakang rumah itu kayaknya keren juga.. *gelar tikar nonton sinetron..
nika
August 10, 2009 at 8:25 pmmungkin ini reality show terbaru mas.. gabungan antara buser sama termehek-mehek hehehehe…
goop
August 10, 2009 at 8:41 pmapa tidak mungkin beliau berada di antara kerumunan penonton?
Kyai Slamet
August 10, 2009 at 8:52 pmTermehek-mehek edisi Teroris hahahaha
Silly
August 10, 2009 at 8:55 pmHahahahahahahhahahahahahahhahahahaha
Jujur saya tidak terpikir kearah sana tadinya, maklum mas, saya masih polos banget anaknya, jadi gak pernah berfikir negatif sama orang2 kek gini… *dikemplang*
Tapi abis baca artikel ini, really makes sense… mulai mikir, iya juga yah, kenapa juga ketika dia ditanya, Siapa didalam?… Dia berteriak, “Noordin”… lahhh, kok ada org yang dah mo mati, tapi masih bisa teriak namanya sih?, hehehe…
Ada yang komen lucu di blog saya katanya gini…
“Hoooi.. siapa di dalaaam…??” teriak tim Densus88
“Saya… Noordin…!” sahut suara di dalam rumah
“Sedang apa kamuuu… cepat keluar dan tangan diatas…” kata tim Densus
“Ndaakk bisaaa.. saya lagi pup.. ndak mau angkat tangan, lagi cebok …” sahut suara di dalam rumah..
Lantas tim Densus berunding dan memutuskan, itu bukan Noordin M Top.. tapi Noordin M Pup… Lalu tim Densus bubar.
hihihihihi… kocak, termasuk cara mati Noordin menurut primbon… lucu banget 🙂
Anyway, mari tetap jaga kewaspadaan yah…
Dilla
August 10, 2009 at 9:00 pmPolisi2nya narsis mungkin..makanya nunggu media semua dateng baru beraksi dan bergaya..
heran aja gitu, kok ya bisa sampe 17 jam gitu looh??? Duh!! Malu jadinya. Susah bener apa ya nangkep satu orang yg udah dikepung di dalam rumah gitu 😐 terlepas dari apakah itu beneran noordin m top apa bukan lho ya..
Oca
August 10, 2009 at 9:11 pmAkhirnya sang sutradara pun berkomentar…hehehe. Emang bener mas serasa nonton film action keren euy. Hal yg paling lucu dan aneh adalah adegan dimana petugas bertanya pada tersangka”siapa di dalam?”dan jawabnya”Nurdin”.hehehe ada-ada aja.
iman brotoseno
August 10, 2009 at 9:31 pmPitra, Dilla,
Sepertinya memang sengaja, polisi menyerbu menunggu pagi hari..ketika TV bisa menanyangkan lebih jelas, karena terang..
padahal dimana mana, menyerbu teroris paling enak ya gelap gelap atau malam malam..Lihat saja penyergapan operasi Woyla di Bangkok oleh Kopasus, subuh subuh, gelap gelap..Unsur kejutnya lebih diutamakan.
galihsatria
August 10, 2009 at 10:17 pmImajinasi yang sangat menarik Pak Iman.
hedi
August 10, 2009 at 10:18 pmmudah-mudahan terortainment ga perlu pake bidding hak siar kayak siaran Liga Inggris LOL
ebhon
August 10, 2009 at 10:33 pmkeren,,,beritanya..
kanglurik
August 10, 2009 at 10:36 pmPak cik emang ga bodoh pak iman… anak buahnya loyal ama dia. DIsaat akhir pun tetep ngakunya nurdin…
Tapi nurdin bukan ya??? Takutnya bukan nurdin dibilang nurdin…
OchaIntroverto
August 11, 2009 at 2:02 amYoi…Woyla top berat tuch ampe si bos Benny sendiri turun ikutan nyergap…anyway, kalo bukan noordin yaaaahh..moga2 koordinasi antar lembaga *gak cuma kepolisian* bisa lebih baik…jadi si pak cik edan ini bisa tertangkap, daripada masih nyolder2 di luar sanah…
DV
August 11, 2009 at 5:49 amNggak papa Mas, setidaknya anak-anak kita punya pahlawan baru yang made in dalam negeri, POLISI :))
bodik
August 11, 2009 at 8:40 amHmm..pikiran liar saya, jangan2 operasi penyerbuan densus 88 di temanggung dibiayai oleh 2 TV besar itu ya? kompensasinya 2 TV itu bisa siaran langsung tanyang penyerbuan layaknya pilem2 india itu..hehe
titin
August 11, 2009 at 9:57 amyg saya gak terima perlakuan densus di temanggung , 15 m dr rumah itu ada satu rumah berisi satu nenek buta dan 3 cucunya yang terjebak dalam ring1 penyergapan, salah satunya umur 1,5 thn dan masih asi, sementara ibunya saat pulang dari sawah jam 5 sore tidak diizinkan disusupkan ke rumah itu, kebayang 17 jam si ibu bingung mikiran keluarganya dan si bayi nangis kehausan (mudah2an gak dehidrasi) .. kalau gue rasa itu lebih sadis … ngurusin robot di depan pintu rumah bolak balik berani tuh mereka .. masak ngangkutin 3 bocah gak bisa ??? atau nyusupin si ibu gak bisa ????? sementara yang di jatiasih .. sempet2nya para tetangga itu dibangunkan dan disuruh berpindah tempat … opo karena wong deso ?? tega kali mrk sama keluarga itu .. membaca ttg itu sampai skrg gue masih gak terima perlakuan ini ..
alex
August 11, 2009 at 10:21 ammenurut saya, kita harus berpikiran positif atas hal ini, terlepas itu noording atau bukan yg di temanggung. Lalu mengenai polisi vs militer yg ngurusin teroris, berhubung ini juridiksi “domestik” yah harus polisi dong yg ngurusin. polisi jg banyak yg sekolah diluar (US/UK/DLL) dan banyak dapat pujian. Beberapa teman dan saudara saya yg di brimob (satuan gegana) sering banget keluar negri utk training dll.
Apakah polisi skillnya lebih rendah dr militer saat ini? mungkin saja, tapi seharusnya gapnya tidak teralu besar tapi tugas utk jurdiksi domestik ini harus dibenerin dulu dikasih ke polisi.
Mengenai siaran TV, itulah media. Di luar negri jg banyak liputan2 kaya gini, malahan pake helikopter segala utk siaran langsungnya.
Intinya menurut saya, berusahalah utk berpikiran positif dan belajar utk memberikan apreasiasi karena tugas mereka itu taruhannya nyawa.
ipied
August 11, 2009 at 11:36 amsalam kenal mas… tulisan yang menarik dan enak dibaca hehehe
suka dengan paragraf yang terakhir
Pak Cik Noordin tentu tak bodoh untuk datang kembali ke Temanggung. Tempat yang justru sudah dimatai matai aparat karena kaki tangannya pernah dicokok disini.
Sepertinya dia sekarang masih menyolder kabel kabel sambil terkekeh kekeh memandang siaran TV.
kalo jadi film, twistnya dapet 😀
Fenty
August 11, 2009 at 11:42 amhal ini juga pernah diobrolin sama temen bokap yang ehm, intelijen gituh … seharusnya sudah bisa dibasmi dari dulu2, tapi katanya polisi gak gampang percaya sama pendapat2 mereka, ya sud, seringnya kabur :p
tapi gak tau sih benernya gimana 😀
@ipied : haduh kalian para sutradara :p
awan
August 11, 2009 at 11:43 amgw tuch bingung…kok operasi model gitu kok diliput dan dibiarkan aja…..kalo gw jadi teroris..gw tinggal nonyton tv aja..lalu bagai punya cctv pribadi..bisa tahu kondisi di luat sana….jadi inget film speed-nya keanu reeves…
harusnya media massa diusir jauh2 dulu……hari ini masih bagus…belum tentu besok2 dapat teroris bodoh lagi…kalo besok lebih lengkap….maka densus bakal repot krn teroris dibantu oleh “cctv sumbangan dari media massa” merasa bebas meliput apa aja…..
Setiaji
August 11, 2009 at 2:15 pmMasyarakat kita butuh hiburan yg seru, makanya harus menunggu semua stasiun TV kumpul dulu. Btw untuk si Noordin M Top, kayaknya sih kita sabar aja, tar juga mati sendiri kebanyakan operasi plastik (kayak michael jackson) hehehe …
blogkublogmu
August 11, 2009 at 2:29 pmmampir liat2 ni mas, salam kenal smua……..!
rackoen
August 11, 2009 at 2:30 pmyang jelas SP3 Lapindo oleh polda jatim jadi tidak tercover media.
arham blogpreneur
August 11, 2009 at 3:32 pmsebenarnya ada bbrapa kejanggalan. seperti, kenapa harus aksi hollywood ? lalu kenpa tidak pakai saja gas impulsif ? yang terakhir kenpa Amerika tidak memberi pengetahuan dasar , agar lebih baik menggunakan gas impulsif ….. ?
soal siaran langsung, sebenarnya lebih asik kalai bsa pakai twitter 😀
wieda
August 12, 2009 at 2:38 amtrus yg dibunuh tuh sapa yah?
hanny
August 12, 2009 at 11:02 amhehehehe, mas iman, mas iman… bisa aja emang menyentilnya 🙂 tapi emang, siaran live-nya aneh banget, kayak reality show 😀
didut
August 12, 2009 at 11:26 amsemoga cepat tertatangkap dia ..itu saja 😀
wahyu hidayat
August 12, 2009 at 1:29 pmkalo kata bapak saya : “yah, polisi bisa diketawain sama tentara, nangkap satu orang aja ga bisa”
hidup militer Indonesia !!!!!
henie zr
August 12, 2009 at 1:51 pmmas iman,
nunggu 17 jam biar cocok sama tanggalnya … 8-8
densus 88 gitu loh… hehe….
waterbomm
August 12, 2009 at 3:49 pmdan dari awal pun saya sudah mengira mas, kalo yang didalam itu, yang akhirnya tewas itu bukanlah noordin m top, atau malah… noordin m top adalah tokoh fiksi yang sengaja dibuat untuk mengelabui siapa saja. termasuk polisi 🙂
Rusa Bawean™
August 12, 2009 at 11:21 pmya
kasus ini adalah panen besar2an media
🙂
racheedus
August 13, 2009 at 12:13 pmSaya yakin, Densus 88 sebenarnya mampu melumpuhkan satu orang Ibrohim dalam waktu singkat tanpa harus menghambur-hamburkan sekian amunisi. Namun mengapa menjadi lama dan ditayangkan live oleh TV? Mungkin, karena memang ingin ada publikasi: “Ini lho penangkapan teroris yang seru!”
mila
August 13, 2009 at 3:20 pmmanggut2**
saya sempet nggrundel ke suami, kok media bisa tau ya, emang polisi ajak2 media ya kalo mo menggerebek teroris..
ternyata grundelan saya dibahas di sini. thx bahasannya mas.
sudut pandang yang lain dari sudut pandang media yang smuanya seragam.
Toko Kaos Online
August 13, 2009 at 3:47 pmsy jg heran, kok tv2 itu tau aja lg ada perburuan teroris di Temanggung. Bnr2 ky di film2. iya yah knp jg polisi ga krj sama dgn militer sih, biar terorisnya cpt ketangkap dan Indonesia bs damai kembali.
ryzard
August 14, 2009 at 1:05 pmnurdin jelas masih hidup, ini ada interview dengan sang teroris yang memunculkan karakter sebenarnya dari nurdin
areef
August 14, 2009 at 7:52 pmsaya msh bangga terhadap Densus 88 terlepas keTOLOLan intelejen dan pimpinan mereka..memang si aktor mungkin sedang tertawa sambil menonton tipi atau sambil memegangi perutnya..tapi kita liat siapa yg tertawa terakhir..dihadapan-NYA…
novanov
August 15, 2009 at 6:08 amemang lebih mirip reality show, malu-maluin aja
rozy
August 15, 2009 at 8:59 amanalisa yang sangat bagus mas
saya juga heran kenapa polisi tidak bekerjasama dengan Kopasus atau militer ya
apa hubungan mereka kurang harmonis atau kenapa ya…?
btw salam kenal mas, di tunggu di pesta blogger samarinda tgl 21 🙂
Yodhia @ Blog Strategi + Manajemen
August 15, 2009 at 10:52 amYa, saya kiran Kopassus mesti turun lagi….
elmoudy
August 15, 2009 at 5:40 pmemang rada kekanak-kanakan seh..
Rian
August 15, 2009 at 7:43 pmDari awal berita ini diturunkan, saya tidak percaya akan kebenarannya. Dan kecurigaan saya terbukti ntah kenapa….
Nice posting.. thx
edratna
August 16, 2009 at 6:13 amSaya kawatir, jika media terus menerus memberitakan, maka para teroris ini merasa jadi selebritis.
Mudah2an, terlepas saya hormat dan salut pada polisi karena telah menangkap jaringan teroris yang meledakkan JW Marriot dan Ritz Carlton, namun sebaiknya operasi selanjutnya berlangsung diam2 saja…dan baru diumumkan setelah berhasil.
Saya memberikan apresiasi pada polisi atas penangkapan di Jatiasih…dan yang di Temanggung saya menyukai dramanya (tapi sekali ini saja…)
elly.s
August 16, 2009 at 2:46 pmorang malaysia malah kagum n menahan nafas mas…
bagas
August 17, 2009 at 8:38 ambukannya ini pertanda bagus? bahwa kepolisian kita sudah berhasil memisahkan diri dari militer, ga kae Orde Baru dulu…
dan darimana Anda bisa berkesimpulan polisi kita masih gagap menangani terorisme? dalam satu bulan sejak bom bali, polisi berhasil menemukan pelakunya. sebulan sejak bom ritz carlton, juga berhasil dilacak. lagipula, saya enggan membayangkan militer mengendap-endap di antara kita, walaupun itu untuk tujuan baik…
dan mengenai militer yang dilatih CIA, densus 88 juga dilatih oleh US Secret Service sejak 2002 di Megamendung, Bogor.
jadi bingung, maunya orang-orang itu apa sih. uu rahasia negara dihujat, tapi operasi intelijen yang menginspirasi dan membangkitkan semangat rakyat juga dicela…
imho, though.