NURANI

Rasa rasanya belum hapus dari ingatan ketika bencana tsunami melanda bumi serambi Mekkah beberapa waktu yang lalu, ketika negeri ini dikagetkan dengan bencana gempa bumi yang meluluhlatakan sebagian besar daerah DI Yogyajakarta dan sebagian Jawa Tengah pada hari sabtu , 27 Mei lalu. Banyak teman teman kita dari komunitas film dan iklan yang juga kehilangan sanak saudara, rumah tempat tinggal, serta seluruh harta bendanya. Saya atas nama Asosiasi Pekerja Film Iklan Indonesia mengucapkan turut berduka cita serta merasakan kepedihan yang luar biasa atas musibah ini. Saat ini sebagai salah satu bentuk kepedulian kami, dalam beberapa hari ini telah digalang dana kemanusiaan dan sumbangan barang barang logistik serta makanan yang setidaknya bisa menjadi setetes oase dahaga bagi penderitaan saudara saudara kita disana. Sampai hari Rabu malam tanggal 31 Mei, telah terkumpul Rp 28,100,000,- yang hampir separuhnya sudah dibelikan obat obatan, dan sisanya akan dibelikan barang barang kebutuhan seperti susu, makanan, tenda dsb. Semuanya akan dibawa pada hari Kamis 1 Juni, oleh rekan rekan kita melalui jalan darat, langsung menuju daerah yang membutuhkan, tentu saja dengan berkoordinasi dengan lembaga lembaga atau pihak pihak yang telah membuka jalur distribusi disana. Perlu dicatat, bahwa kami juga memberangkatkan team lain yang berisi relawan dokter dokter yang semua bisa dilibatkan atas dasar solidaritas kemanusiaan. Semua itu tidak hanya berhenti hari ini, kami akan terus menggalang dana, menerima sumbangan dalam bentuk apapun yang akan kami salurkan dalam ‘ kloter – kloter ‘ pemberangkatan di hari hari mendatang.

Jika kita melihat apa yang terjadi disana, betapa berharganya sebungkus supermie ,segelas air minum dan selimut hangat. Apakah kita masih bisa menikmati berlimpah ruahnya makanan katering, minuman kaleng, serta buah buahan segar yang disiapkan selama hari hari syuting ? Harapan apa yang dimiliki oleh mereka melihat rumahnya tinggal puing, alat mata pencahariannya yang rusak jika dibanding dengan nikmatnya menjadi pekerja film iklan di Jakarta. Maukah kita sedikit menyisakan dari penghasilan kita yang besar untuk mereka ? Sementara masih saja ada oknum oknum berkutat dengan mencari keuntungan di produksi syuting, korupsi di segala bidang, mengeluh jika feenya dipotong karena bekerja tidak profesional, serta berteriak untuk penggantian bon bon yang tak masuk akal. Teman, percaya atau tidak semua ini akan menjadi bencana di kemudian hari di industri film iklan jika borok borok ini tidak dibersihkan.
Namun saya percaya masih banyak juga mereka mereka yang memiliki hati nurani, dan mau berjuang serta menjaga lahan pekerjaan ini sebaik baiknya, karena ini adalah mata pencaharian dan gambaran jalan hidupnya . Tidak seperti saudara saudara kita di Bantul, Klaten, Gunung Kidul yang seperti sudah tak memiliki harapan lagi, buntu dan suram melihat gambaran masa depannya.
Malam ini, ditengah tumpukan kardus kardus obat obatan, air mineral, pakaian , tenda, sambil menikmati semangkuk bakso bersama rekan Yusuf, ditengah hilir mudiknya relawan relawan pekerja film yang mengatur barang barang yang harus dikirim besok. Pikiran saya menerawang jauh, ternyata masih saja ada orang orang yang memiliki hati nurani, dan ini adalah modal kita dalam bersikap di profesi yang kita geluti saat ini.

Photo dari : Google

You Might Also Like

No Comments

    Leave a Reply

    *