Ada pertanyaan yang selalu terus menggelitik. Kebebasan apa yang kita miliki dalam blog milik kita sendiri. Dalam artian bagaimana jika gagasan atau tulisan kita ternyata belum mampu memuaskan ekspektasi pembaca blog kita. Jika kita tak bisa menentukan siapa yang bisa membaca tulisan ini begitu tersebar di dunia maya. Bisakah kita bisa mengatur pengunjung ke blog kita sesuai selera kita.
Sebenarnya saya malas membahas topik ini. Tetapi saya memiliki sebuah pengalaman, pertama kali harus menghapus komen komen dari seseorang yang sebenarnya – mungkin – pembaca setia blog saya. Orang ini – sepertinya bukan bloger- ternyata cukup kritis dan sebagaimana saya juga, ia juga menyenangi sejarah.
Saya ingat pertama kali komen dari orang ini muncul sewaktu tulisan saya tentang Soekarno. Ia mempertanyakan, bagaimana saya dapat memperoleh informasi saat saat kematian Soekarno. Ia juga bertanya, apakah saya berasal dari keluarga militer.
Setelah itu orang ini sering memberi komen di setiap postingan saya yang bertopik sejarah atau suatu lintasan peristiwa. Kadang ia menyapa melalui YM, padahal biasanya saya tak pernah membalas sapaan YM dari seseorang yang saya anggap tidak beridentitas.
Lama kelamaan saya perhatikan komen komen dari dia selalu bernada koreksi dan tendensius. Saya asumsikan ia mempertanyakan metodologi riset atau data sekunder dibalik postingan saya. Kadang ia menulis “ data ini – maksudnya tulisan saya – masih mentah “. Atau ia mengatakan “ saya memiliki sumber lain tentang tulisan ini “ .
Tentu saja saya berharap seandainya ia tahu mengapa tidak sekaligus memasukan dalam isi komennya sehingga memperkaya sebuah postingan.
Padahal saya pernah keselip menulis tahun pelantikan Ali Sadikin – 1967 – dan lagi lagi ia mengkoreksi. Tentu saja saya hargai dan merubah tahun pelantikan itu 1966.
Saya menduga ia seorang yang sangat perfeksionis, moralis atau naïve. Pernah ia mengirim sebuah email mempertanyakan dari mana saya memperoleh foto foto – Cerita Indonesia – di blog saya yang lain. Dia lalu menceramahi mengenai hak cipta, bahwa saya harus mencantumkan nama fotopgraphernya. Ia juga mungkin taat hukum, karena mengatakan bahwa ia tidak pernah membeli dvd bajakan dan software bajakan.
Padahal jelas dalam blog itu saya selalu mencantumkan sumber photo, dan jika tidak ada sumber photonya berarti saya tidak mengetahui. Untuk itu ada disclaimer di sisi kanan di blog itu, yang mengatakan bahwa jika ada yang keberatan dengan pemuatan foto foto itu seyogyanya menghubungi saya untuk dicantumkan namanya.
Sampai sekarang sudah ada satu orang yang menghubungi saya, dan sudah saya cantumkan namanya. No worries.
Lalu pernah dalam sebuah tulisan saya menyerempet tentang Galileo, bagaimana ia divonis mati. Langsung dengan gagah berani orang ini menyergah di komennya bahwa Galileo tidak dihukum mati.
Mestinya ia bisa membedakan vonis mati dengan eksekusi hukuman mati. Sebuah vonis belum merupakan eksekusi. Padahal selanjutnya dalam cerita saya juga menulis bahwa Galileo menghabiskan hidupnya di pengasingan.
Jelas orang ini tidak membaca seluruh isi postingan atau tidak mengerti permasalahannya.
Terakhir komen muncul lagi dalam postingan saya. Sekali lagi ia mempertanyakan dari mana saya tahu bahwa Sri Sunan mengatakan hal itu.
“ Jangan menyebar fitnah “ katanya. Saya hanya ngunandika, “ kurang asem ini bocah maunya apa sih “. Kok lama lama seperti lembaga nirlaba Iman Brotoseno Watch !
Apakah saya harus selalu mencantumkan metodologi , cara mendapatkan berita dari setiap postingan saya. Apakah saya harus menjelaskan asal usul saya ? Apakah saya harus menjelaskan bahwa saat itu saya ada di Restaurant tersebut yang notabene milik keluarga sendiri.
Sebagaimana media mainstrem lainnya, blog juga memiliki hak hak menyampaikan sebuah pewartaan menurut caranya masing masing. Justru kelebihannya dibanding media konvensional, para pembaca bisa langsung memberikan komentar atau sanggahan. Semestinya juga proses diskusi ini harus konstruktif. Tidak asal jeplak seolah mempertanyakan integritas saya.
Masalah ada yang merasa tidak nyaman dengan isi tulisan ini, ya itu urusan sodara sodara. Tentu saja saya tidak bisa otomatis memenuhi standard ekspektasi dari setiap pembaca. Untuk itu saya mohon maaf, wong blog ini cuma isinya cerita curhat tidak bermutu, Bukan Kompas, Tempo atau blog terpercaya.
Sejak itu komen si orang itu saya hapus. Bahkan saya masukan dalam daftar spam. Saya menganggap sudah mengganggu kehidupan rumah blog saya. Saya anggap ada orang gila yang selalu melempar batu ke rumah saya. Tentu saja saya tidak bisa membunuhnya,kecuali membangun pagar tinggi.
Sebenarnya saya menyesal telah menjadi tiran dalam blog saya. Sewenang wenang. Adagium itu khan blog saya sendiri, mudah mudahan bisa jadi pembenaran. Jika tidak, sekali lagi saya mohon maaf. Mudah mudahan kejadian ini adalah pertama dan terakhir.
Mungkin saja saya sedang emosional dan not in the mood. Ya sudah, que sera sera.
Ketika saya mengetik draft postingan ini, tiba tiba ada pesan masuk di YM saya.
“ kenapa komen saya di hapus, ada apa..ada apa…? “
Masya Allah.
79 Comments
gunawanwe
July 13, 2008 at 2:31 pmsetuju bung, it’s your blog…
anda lah sang pemilik yang mengatur jalannya roda kehidupan di blog anda. Ibaratnya blog anda adalah sebuah negara dan andalah presidennya yag berhak mengatur siapa atau budaya apa yg boleh masuk
Ibnu
July 13, 2008 at 3:11 pmKiranya kita perlu mengkampenyekan ‘Ayo Ngeblog, Ayo Ngoment Juga’. Tentunya harus bertanggung jawab.
Dil
July 13, 2008 at 4:53 pmNgeselin jg y mas? Yo wis diapus aja,daripada bikin kita gak nyaman.. Mas iman siy terlalu seleb..hihihi.. Jd adaa aja pens pens ‘gila’ ky gitu..
oon
July 13, 2008 at 8:49 pmhahahaha…semoga sudah sembuh sekarang….gak ndongkol lagi 🙂
kw
July 13, 2008 at 8:54 pmbebas bebas aja mas, “blog aku ini, terserah aku kan.” 🙂 yang penting tetap fun!
Iman
July 13, 2008 at 8:57 pmkw,
kurang fun opo aku karo ngeblog..he he..
Robert Manurung
July 13, 2008 at 9:08 pmIman Brotoseno Watch…hehehe…
Rasa humornya : Lezatos.
kyai gantheng
July 14, 2008 at 8:19 amsabar mas : seng waras ngalah *halah*
bangsari
July 14, 2008 at 10:45 amwah, ngeri juga yak? *melu melu anang*
sluman slumun slamet
July 14, 2008 at 11:00 amwah blog saya yang satunya itu malah dapat komen dari seseorang blogger yang mengaku bakal menerima nobel. komentarnya puanjuang buanget dan kopipes dari tulisannya. biarin aja deh… malas nanggepin….
lagipula dia nyabtumin URL, biar aja pembaca blog ituh yang menilai
😀
Setiaji
July 14, 2008 at 3:03 pmhehehe ini persis kayak kehidupan bertetangga, ada aja yg ngomongin cat rumah kita, kendaraan kita, profesi kita bahkan sampe jemuran kita … hapus ajah setuju mas ! semprot pake air cabe kalo perlu 😛
laila
July 14, 2008 at 3:20 pmmakin tinggi pohonnya, makin kenceng anginnya mas
titi
July 14, 2008 at 4:35 pmsaya juga pernah ngapus komen “kritikus” blog saya. kok jadi kritikus gampang ngambeg, aneh bin nyata.
AgoyYoga
July 14, 2008 at 4:52 pmMas Iman masih baik ini, coba kalau seumpama IP address dan identitas yang mengganggu itu dipajang sama mas Iman… Semoga ybs bisa memperbaiki dirinya.
zam
July 14, 2008 at 8:06 pmsaya juga pernah menghapus komen karena si komentator ini ada hominem. pernah saya tanya langsung, dengan menjapri ke emailnya (dia ndak mencantumkan alamat blog), sampai sekarang tidak membalas. ya sudah.. masukkan dala daftar spam.. beres.. 😀
kalo mo ndebat soal isi postingan, oke saja. tapi kalo sudah ad hominem, ini yg ndak bisa saya terima.
torasham
July 14, 2008 at 11:14 pmmungkin sekali-kali mas iman juga memposting caranya memperoleh data-data, biar kita-kita yang kurang pengalaman menjadi mengerti. Thanks.
elistia
July 15, 2008 at 7:39 pmlagi BT banget ya mas iman? kerasa banget loh emosinya sampai Leuven.
………….yahhhh mas iman pake emosi segala sampe jadi tiran gitu
biarin aja napah? kalo sempet tanggepin, kalo ga cuekin.
komentarnya jangan diapus walo segimanapun menghujatnya
toh yang lain juga udah kadung ‘cinta’ ke mas iman…:)
justru yang kaya gitu ngasi kesegaran, syukur2 memicu kekritisan komentator yang lain
hanny
July 16, 2008 at 2:57 pmhahaha. gak apa-apa, mas iman… santai saja. nge-blog kan untuk membuat kita merasa lebih hepi. kalau nge-blog malah bikin mumet, ya… buat apa nge-blog? hehehe 😀
Tukang protes
July 16, 2008 at 6:00 pmSaya mau protes. Tulisan mas Iman ini bagus bagus.. lha saya ndak bisa nulis kaya kie… pie jal 😀
Saya juga protes… kok banyak yg pada protes sih.. tulisan bagus bermutu kok masih di protes.
endang
July 16, 2008 at 6:48 pmehmm……ternyata memang semua orang punya keterbatasan ya, bahkan dlm koridor kebebasan yg dianut…..itu sebabnya, meski katanya ini dunia maya kita harus tetap sadar bahwa di balik tiap tulisan itu ada manusianya yg notabene pake perasaan dan kita tdk bisa terlalu bebas juga bicara. toleransi dgn perasaan org lain.
Alex
July 17, 2008 at 10:11 amAss.
ada-ada aja ya mas…
yup…setuju mas…..Moga semuanya jadi diskusi yg konstruktif..
Jauhari
July 17, 2008 at 2:29 pmJadi inget SMALL VILLE, ketika itu CLARK KENT bilang dengan bangsa kripton lain.
*Saya menikmati menjadi manusia, karena disitu terdapat KOMPLEKSITAS yang sesungguhnya*
auliahazza
July 17, 2008 at 5:14 pmsaya pernah menghapus comment karena yang comment mengetiknya pake huruf kapital dan kasar sekali. Pernah juga ga saya hapus, saya bales aja tapi tidak pake huruf kapital, isinya kalimat halus tapi menyakitkan.
Kalau saya jadi mas, saya terus terang aja dari dulu “saya ga suka, kamu harusnya begini dan begitu, atau siapa kamu”
Parta
July 19, 2008 at 3:34 pmhaloo mas iman, tanda orang bijak itu mampu atau mau untuk di kritik oleh orang lain loh.. kritik itu kan macem-macem mas.. ada yang membangun, ada yang mencerca dan ada juga yang guyonan, sekarang banyak yang blogger yang esmosi yach… 🙂 gak usah di bikin pusing lah anggap aja anjing menggonggong kafirun eh kafilah berlalu mas… 🙂 dah lama gak mampir blog sampeyan mas ketinggalan jauh nih saya dari blog informatif
yati
August 2, 2008 at 8:44 pmbah…bener2 Iman Brotoseno Watch! hahaha….layak dihapus :p
Wibisono Sastrodiwiryo
August 6, 2008 at 1:33 amWah… sama persis mas, di Blog saya juga ada orang kaya gitu, dia malah suka ganti ganti nama, padahal orangnya sama. Anehnya dulu dia hanya kritis pada postingan saya topik tertentu tapi lama lama topik topik yang lain juga di kritisi sama dia.
Tapi saya gak pernah hapus komenya dan kalo ada masukan dari dia yang benar maka saya perbaikin postingan saya. Tapi orang ini tak menunjukan apresiasinya, lama lama orang ini sangat menyebalkan walaupun tetap saya ladeni komenya.
Satu hal yang pasti orang orang itu pengecut, mereka gak berani tunjukan identitas.
ayahya
February 8, 2010 at 12:07 pmperfect gallery, salam jepret
Maverick Meerkat
April 8, 2010 at 9:56 pmI never in a million years would have thought to look at things that way. This will make my afternoon a bunch easier.
Rornsapsper
April 11, 2010 at 3:12 pmPlease delete this message….