Lagi lagi blog pemuas dahaga

Suatu waktu kedamaian ndaleman komplek ibu saya terusik. Stabilitas terganggu karena adanya goro goro di kalangan bawah. Dari pembantu rumah tangga, babu dan batur. Selama ini bekerja di lingkungan yang isinya pensiunan dan orang orang tua semua memang enak. Tidak repot. Nggak ada anak anak pathing pecicilan. Jadi pekerjaan rumahnya sedikit dan sisa waktu bisa dipakai untuk ngerumpi, arisan dan duduk duduk antar sesama wong cilik.
Ternyata sumber goro goro atau huru hara ini, sejak tetangga sebelah rumah ibu memiliki pembantu baru.
Lelaki pasundan asal desa Ciwedey. Bernama Nana berkulit putih dengan senyum nan kasep.
Berhubung hampir sebagian besar pekerja urban di lingkungan kami adalah wanita, tentu saja Nana menjadi pusat perhatian.
Ada yang mentraktir baso. Ada yang membelikan pulsa handphone. Tentu saja Nana pintar menggunakan kesempatan ini.
Suara suara resah dari ibu ibu warakawuri, bapak dan simbah pensiunan karena ritme pengabdian para wong ciliknya berubah. Pak Jogoboyo pensiunan duta besar itu misuh misuh karena pembantunya yang asal Weleri sering lupa menyiapkan penganan sore sore. Ibu saya juga marah marah karena kran air lupa dimatikan, ditinggal sang babu – yang lari tinggal glanggang colong playu – setelah mendapat sms dari babu sebelah bahwa Nana sedang berduaan dengan Waginem asal Gunung Kidul.

Perempuan masa kini disatu sisi memang lebih spontan dan reaktif. Kalau dulu penyair Toeti Heraty sudah mempertanyakan, dan mengkritik budaya yang meminggirkan kaum perempuan. Maka sekarangpun para pendekar gerwani blogger wanita juga berani menggugat sesuatu yang mengusik comfort zone di lingkungan blogsphere.
Malam minggu kemarin saya ngakak semaleman, selain mengulas kasus Ayat Ayat Cinta dengan para eksponen Cahandong . Juga karena membaca komentar komentar polemik mengenai “ blog blog pemuas dahaga ituh “

Hampir semua blogger sayap jalang yang lalu lalang di jagat blogosphere dah komen disana. :)) Hampir mirip kayak blog si Sarah yang rame didatengin dan dikomen gara-gara orang pengen kenalan ma si Mbak yang cakep ituh.. Sayah ndak iri inih. Sumprit. :-”
Mereka inihlah blogger pemuas dahaga para pria, kalo boleh sayah bilang. ( Tikabanget )

Lha trus kenapa saya posting soal blog Dian Sastro? Ya gak kenapa-napa. Cuma tadi pas ngobrol sama Jeng Tika, kita ketawa ngomongin blog yang katanya wajib kunjung ini. Coba, siapa yang gak ngakak-ngakak liat deretan komentar yang udah ratusan aja gitu? Ya Tuhaaaannn…….itu para lelaki, blogger-blogger jalang anggota kelompok jahat (baca: temen-temen saya) rebutan ninggalin komentar. Ada ndorokakung, antogirang, annots, sandal, hedi, leksa, didut,…wuaaahhhh…..semuanya tumplek blek di sana! ( Venus-to-Mars )

Sambil kukur kukur geli saya terus tertawa membayangkan ekspresi Jeng Venus menulis postingan ini.
Mak brebet. Saya ngunandika sendirian.
Lho ini juga memperlihatkan di sisi lain wanita tidak mau tersaingi sebagai center of the universe. Walaupun mereka mati matian menolak indikasi tudingan ini.
Tapi sebagai penganut mashab kesetaraan gender, serta menghormati dan memahami hasrat nurani kaum wanita. Ini bukan juga persaingan ronggeng ronggeng Dukuh Paruk ketika Srintil mulai menebar pesona, seperti cerita Ahmad Tohari. Juga bukan menyinggung masalah esksistensi dan iri bin dengki. Ini hanya bagaimana menyeimbangkan dunia persilatan blogger ini.

biji_jawa: iya iya..selama ini banyak cewe ‘ pemuas dahaga ‘ yang ngeblog..harus ada balancing nih..cowok cowok kece pemuas dahaga juga harus diajak ngeblog
tika_banget: nah!!!!
tika_banget: sayah serahkan tugas ini pada anda..!!!! <
tika_banget: 
biji_jawa: mikir mode ON // siapa ya
tika_banget: sayah percayakan sepenuhnya pada kangmas brotoseno… 
biji_jawa: Mbah Marijan..ketuaan,. Ade Rai..nggilani…
tika_banget: hihihihi
biji_jawa: sabar sabar
tika_banget: 
tika_banget: ndak sekalian si tukul..

Gedubrak. This is what I love about thing called Blogsphere !