DRUPADI

Di lokasi syuting, Ahmad Sukenti alias Kenti mengeluh betapa sulit hidupnya sekarang, setelah mempunyai istri dua. Selain dua dapur yang harus dibiayai, ada persoalan yangmembuatnya senewen, yakni keadilan. Bagaimana ia mengukur rasa keadilan yang sama di antara kedua istrinya. Tanpa ditanya, saya bisa membaca jalan pikirannya. Daripada melihat istri tuanya yang gemuk memakai daster, lusuh karena mengurus anak seharian. Lebih baik ia menghabiskan harinya di rumah istri mudanya yang muda dan mulus. Bagaimanapun barometer keadilannya selalu berat sebelah. Namun ada yang jauh menarik di surat kabar yang saya baca baru baru ini. Bahwa akhirnya Mahkamah Konstitusi ( MK ) menolak uji materil atas UU Perkawinan No1 tahun 1974. Dalam Undang Undang itu disebutkan , bahwa seorang lelaki ingin beristri lebih dari satu ia harus mengajukan permohonan dari pengadilan. Untuk mengajukan permohonan ke pengadilan ia harus mendapat persetujuan dari istri, memiliki jaminan memenuhi kebutuhan istri dan anaknya serta bersikap adil. Bagi sekelompok orang yang meminta uji materil perundang undangan tersebut , menilai peraturan itu mengurangi hak warga untuk berpoligami yang dianggap ibadah. Mengurangi hak prerogatif untuk berumah tangga serta hak asasi yang dijamin oleh UUD 1945. Namun pada akhirnya Mahkamah Konstitusi (MK) menolak uji materi tersebut. Suatu keputusan yang melegakan hati.

Syahdan Drupadi adalah istri dari seluruh lima orang Pandawa. Seorang wanita yang melakukan poliandri. Begitulah hikayat hindu asli Mahabarata. Namun karena pengaruh agama Islam, budaya kita tidak bisa mengadopsi cerita ini seutuhnya. Jadilah di tanah Jawa, Drupadi hanya menjadi istri Yudhistira sendiri. Tapi siapa yang tahu, kalau Drupadi turun dari swargaloka dan menghampiri Gedung Mahkamah Konstitusi yang megah dan baru itu. Berhari hari ia memperhatikan hakim hakim Konstitusi membolak balik lembaran perundang undangan, dan yang lebih penting diam diam ia menggugah hati nurani para hakim. Tentu saja Drupadi tidak ingin memamerkan betapa justru dirinya bisa menguasai lima orang suami sekaligus. Ia hanya tertawa melihat ada saja orang yang hendak melakukan uji materi terhadap UU Perkawinan No 1 tahun 1974, bahwa perundang undangan itu menghalangi hak berpoligami para suami.


Damayanti Buchori, Direktur Eksekutif Kehati, mencatat tiga hal atas kasus diatas.
Pertama, bagaimana bisa ditengah banyaknya persoalan kehidupan bangsa,kemiskinan, ketidakadilan. Lelaki justru memikirkan poligami, apakah tidak ada issue lain yang lebih berguna.
Kedua, masyarakat terlalu mudah membela poligami dengan alasan menghindari perzinahan. Tidakkah poligami dilihat melegalkan pengkhianatan ? Meniadakan fakta bahwa sebelumnya ada perselingkuhan. Ketika perselingkuhan dikukuhkan kedalam lembaga perkawinan melalui mekanisme poligami, maka perselingkuhan dianggap hilang, tetapi sebenarnya pengkhianatan tetap ada. Dan perempuan telah dididik menerima itu.
Ketiga, dalam Islam poligami memang diperbolehkan dengan syarat berlaku adil. Pertanyaan sederhana,apakah lelaki bisa bersikap adil dari setiap waktu dari detik ke detik ?Adil lahir bathin. Bila lelaki mengatakan ‘ ya ‘, alangkah sombongnya dia.

Tentu saja saya tidak hendak mempertentangkan antara hukum syariat dengan issue kesetaraan gender. Persoalan poligami justru semakin memperjelas egoisme laki laki dengan pembenaran dalil agama. Apapun alasannya, hak berpoligami memang dijamin dalam hukum positif negara ini. Disatu sisi laki laki juga mendorong terciptanya persamaan hak antara wanita dan laki laki, tapi di sisi lain ia juga terlalu sombong untuk membelenggu wanita dengan sebuah rantai kewajiban bernama poligami. Anda bisa melakukan semua itu asal mendapat ijin dari istri tua. Persoalannya apakah kriteria ijin itu berarti ikhlas ? Mengijinkan dan mengikhaskan adalah dua hal yang berbeda. Seharusnya justru kaum wanita meminta uji materil perubahan isi Undang Undang itu dengan tambahan persyaratan ‘ ikhlas ‘ dan ‘ tanpa paksaan ‘. Cinta memang tidak bisa memilih, karena bisa datang kapan saja, tetapi lelaki harus tetap memilih siapa yang akan memiliki cintanya. Jika lelaki terlalu takut untuk kehilangan semua wanita wanita yang dimiliki,ia juga harus berani melepaskan dan memilih satu saja. Tetapi lelaki memang pengecut untuk bisa memilih. Saya hanya berharap Drupadi mempunyai blog,dimana ia bisa menuliskan perspektifnya. Siapa tahu ?

You Might Also Like

49 Comments

  • Pinkina
    November 26, 2007 at 1:29 pm

    nulis pertamax dhisik, baru moco…
    /*mugo2 pertamax

  • fahmi!
    November 26, 2007 at 1:48 pm

    soal aturan poligami itu, sayangnya cuman ditafsirkan sepotong saja yg menguntungkan. karena nabi beristri lebih dari satu kemudian orang menganggap sunnah. tanpa memperhatikan kenapa nabi beristri lebih dari satu? yg sekarang banyak kejadian kan orang kawin lagi karena istri pertama udah jelek, expired haha…

  • neen
    November 26, 2007 at 2:00 pm

    Wuih…Mas Imam mulai nulis topik yg berat lagi.
    Kampanye soal rasa adil yang harus dipenuhi kok kalah kenceng dengan kampanye soal “diperbolehkannya” poligami ya????
    Lagian rasa adil itu menurut persepsi siapa ya??? Suami, istri tertua, istri termuda????

  • Pinkina
    November 26, 2007 at 2:03 pm

    susah kiy masalah poligami..
    pokoke nek gak isok adil lahir batin mending ndak usah poligami2’an. Apa yha tega toh menyakiti istri sendiri??

  • Toga
    November 26, 2007 at 2:15 pm

    sebenernya lebih sehat poliandri.

    aspek seksual: seorang wanita, secara potensial bisa kok melayani 4 pria, dijamin puas empat2-nya. tp pria? satu istri aja bisa ngga pernah ngerasakan orgasme seumur hidupnya. perasaan sok jago aja.

    ekonomi: jadi ada 4 pendekar pencari nafkah.

    genetik: tak akan ada anak tiri, toh susah mencari tau peluru siapa yang jadi kan? anak jg ngga bakalan banyak2 amat. supported program KB.

    relationship: 4 pria tak akan bersaing, malah bisa kompak main domino, ular tangga, atau joker karo.

    ga suka istri anda diduakan? lha, jadi kok kepikiran mau mendua, meniga, mengempatkan dia?

    istri anda itu manusia, ngga tau deh dengan anda.

  • NN
    November 26, 2007 at 2:26 pm

    Kalau menurut saya intinya ada di pihak laki2, sudah saatnya laki2 menertipkan alat kemaluannya, lepas apakah berpoligami atau tidak.

    Lelaki sering menuntut wanita sempurna, sehingga ketika yg dilihatnya hanya wanita berbadan gendut dan memakai daster ia sudah mulai berpaling kepada yg lain, dia lupa bahwa untuk menjadi Tamara, Desi Ratnasari, Luna Maya dll, diperlukan uang yang tidak sedikit, dan apakah dia sudah memberikan hal tersebut kepada istrinya???

    Dan terkadang lelakinya juga gak memperhatikan penampilannya, dia mengiginkan wanita langsing dan selalu harum dirumah, pada hal dianya sendiri perutnya seperti wanita hamil , daki disana-sini , badan bau dll sebagainya. sangat tidak adil bagi wanita.

    untuk para pria , kalau masih mengunakan viagra dan ma erot, untuk apa juga harus cari lebih dari satu.

  • Totok Sugianto
    November 26, 2007 at 2:33 pm

    saya bukan pendukung poligami, dengan istri yang sekarang aja saya sulit berbuat adil apalagi 2,3 atau 4 istri

  • annots
    November 26, 2007 at 2:33 pm

    Adil itu ndak harus sama to ya?

    Btw, Saya belum bisa melihat sebenernya anda ada di pihak siapa, Drupadi atau Mahkamah Konstitusi, hehehehe….

  • teguh
    November 26, 2007 at 2:53 pm

    Kalau saya berdiri di pihak istri saya saja… Hehehe

    Kebanyakan orang memang suka main plintir. Dalam persoalan ini, Al Quran hanya dibawa ketika sedang ingin memfasilitasi syahwat. Kacau ini. Islam kok diplintir jadi agama yang seolah-olah hanya mengurusi soal jumlah istri…

  • kw
    November 26, 2007 at 2:56 pm

    kata temenku mas, lha kalau manusia tak bisa mengendalikan seksnya, apa bedanya dengan kirik?

  • triadi
    November 26, 2007 at 3:06 pm

    poligami bikin hidup pejantan lebih redup?? cek di sini http://www.netsains.com/index.php/page_info/pid_299

    bener engganya ya wallahua’alam deh 🙂

  • elly.s
    November 26, 2007 at 4:26 pm

    Bila bincang soal poligami saya pasti akan dicerca habis2an.
    satu2nya wanita pendukung poligami?

    Ndak taulah..satu yg aq tahu…Tuhan ku nggak mungkin salah.

    Gak mau dipoligami? gampang, kenyangkan perut suami anda LAHIR BATHIN!.

  • edo
    November 26, 2007 at 4:34 pm

    pernah ada terlintas dalam pikiran saya, kenapa selalu dalam kasus poligami selalu makhluk bernama laki-laki menjadi aktor antagonis, dan wanita jadi protagonis yang tertindas. Padahal, dalam sekain banyak kasus poligami, wanita berada dalam posisi lebih banyak (jika 1 laki2 poligami, artinya minimal ada 2 wanita dipoligami).
    logikanya, jika ada 100 laki-laki mendukung poligami, artinya ada minimal 200 wanita yang menyetujui.

    so, kampanye anti poligami mungkin perlu di kampanyekan lebih kuat, agar laki-laki yang tidak mampu menahan hasrat napsunya dan menjadikan agama sebagai kendaraannya tidak bisa berbuat apa2. emang laki-laki bisa poligami kalau ngga ada wanita yang mau?

    pis…

  • Hedi
    November 26, 2007 at 9:35 pm

    satu aja kadang bikin stres…kok mau dua?

  • Joell de Franco
    November 26, 2007 at 9:55 pm

    Walah..saya satu aja belom punya kok udah mikirin poligami..hahaha..alhamdulillah sampe sekarang gak pernah terbersit pikiran buat berpoligami nantinya…karena ya ng seperti Pak Iman katakan syaratnya berat, harus adil…dan saya sangat tidak yakin kalo saya bisa adil kalo punya istri dua…siji wae lah…

  • Yudhis
    November 26, 2007 at 10:52 pm

    ribet pakdhe 😀
    kacamata kita yang menilai poligami minus,tentunya bertolak belakang dengan yang menilai positif.

    kaya 2 medan magnet yang saling bertolak belakang antara yang satu dengan yang lain.

    solusi nya ?

    ga ada.

    tapi kalau saya sendiri lebih ga suka poligami,saya sukanya slingkuh *loh?!* :))

    😛

    setiap manusia itu memang maunya diatas kan ? ga perduli gender atau apa lah… hihihi.

  • Nona Nieke,,
    November 27, 2007 at 12:41 am

    Betul apa yg dikatakan mas Annots. Adil itu tidak harus sama. Jangankan poligami, saya yg kembar aja kadang merasa selalu ada yg berat sebelah. Orangtua kami sendiri bilang, tidak mungkin berbuat sama kepada kami berdua. Selama keduanya bisa saling mengerti sih berat sebelah juga bisa dikatakan adil.

    Soal keikhlasan istri pertama, itu juga yg jd dilema. Bahkan seorang istri Aa’ Gym pun masih saya pertanyakan keikhlasannya 🙂 Karena itulah, so far, saya dan mgkn banyak wanita di dunia ini masih berat menerima poligami.

    @ mas Toga: perbandingan jumlah wanita dan pria di dunia yg cukup signifikan mgkn bs dijadikan alasan yg kuat kenapa poliandri tdk diperbolehkan. Kasihan, nanti ada banyak wanita yg jd perawan tua, sdkn wanita yg lain malah bergelimang kasih 🙂

  • extremusmilitis
    November 27, 2007 at 1:01 am

    Tetep Mas, apa-pun alasan-nya, aku secara pribadi tidak setuju dengan yang nama-nya Poligami 😉

    Buat teman-teman lain, kita kembali-kan ke kita laki-laki, apa kita mau di-dua-kan oleh istri kita?

    *untung aku belon nikah :D*

  • sarah
    November 27, 2007 at 1:30 am

    “Tetapi lelaki memang pengecut untuk bisa memilih.”
    Apakah termasuk di dalamnya mas?

  • dian
    November 27, 2007 at 2:59 am

    *daripada berzina, mending poligami…*

    lha perempuan gimana donk ? emangnya keinginan ngesex itu cuma belaku pd para lelaki ? gimana isteri2x yg ditinggal berlayar suaminya ? bisa gak pake ‘kalimat sakti’ itu ?

    preeeeeet

  • CempLuk
    November 27, 2007 at 7:17 am

    berat iki om artikel nya *cempluk cempluk..apa yg berat di kamu, badan km aja juga berat..:p* perlu dipahami dicerna dulu..

    ini pendapat cempluk :
    .Poligami itu halal karena ada dalam al qur an.
    .poligami dilakukan asal si istri IKHLAS, dan si LELAKI bukan karena alasan SEX semata namun ada faktor lain spt : SI ISTRI BLM MAMPU MEMBERI KETURUNAN.

    mgk itu saja pendapat saya..klo ada yang gak setuju ya silahkan di tanggapin..

    salam perjuangan,

    cempluk

  • kenny
    November 27, 2007 at 8:33 am

    klo aku pertama kali denger orang mo berpoligami ‘wuahhh heubattttt!!”(soalnya kuat lahir dan batin menurutku), tp klo udah kejadian kaya si Kenti langsung sokurrrrr!!

    Memang selalunya perempuan yg jadi korban meski ada keikhlasan sblmnya.

  • endang
    November 27, 2007 at 8:44 am

    poligami? mana pernah selesai sih urusannya buat diomongin?????

  • de
    November 27, 2007 at 9:14 am

    nek maia njaluk dirabi, sampeyan tolak mas? 😀

  • gus pitik
    November 27, 2007 at 9:32 am

    kalo mau poligami ato poliandri harus ke poliklinik kah?hehehe..mas, itu koleksi potomu kok apik2 ya..jadi pengen…

  • gila segala bola
    November 27, 2007 at 10:59 am

    contoh aja aa gym tuh … liat mulus sedikit langsung ngiler…dia mo pake dalil yang mana untuk membenarkan tindakannya…cuih

  • Ros Marya Yasintha
    November 27, 2007 at 11:19 am

    Masalah Poligami memang gak ada matinya…saya tidak ingin mengalaminya..Tetapi jika ada keluarga yang memilih jalan itu, silahkan saja.. Karena pastinya sudah memikirkan segala konsekuensinya..
    Maksud saya di sini, tidak hanya dari pihak Laki-laki saja yang berpikir “mampu” berpoligami atau tidak, dari sisi istri dan calon istri juga harus berpikir “mampu”, Jika salah satu mereka tidak mampu,maka lebih baik jangan dilakukan!!! Pasti lebih banyak konflik yang terjadi!!

  • siska
    November 27, 2007 at 12:09 pm

    mau tanya pak iman…

    “Daripada melihat istri tuanya yang gemuk memakai daster, lusuh karena mengurus anak seharian. Lebih baik ia menghabiskan harinya di rumah istri mudanya yang muda dan mulus..”

    hmm emang seperti itu ya? dengan begitu saja ‘rasa’ itu bisa hilang yah? wah gawat dong!! hmm kalau gitu, nanti kalau saya udah bersuami (hohoho) gak mau pakai daster dan lusuh, berusaha untuk tidak gemuk, tapi tetap mengurus anak sih,plus merawat diri supaya cantik terus. supaya ‘suami masa depan’ itu tidak melirik-lirik yg lain.

    boleh kan? hihihihihi….

  • Bangsari
    November 27, 2007 at 1:51 pm

    tak kiro piping arep dimadu. hehehe

  • Iman Brotoseno
    November 27, 2007 at 2:38 pm

    Toga : Nice though he he
    De : saya pernah nolak kok kekekek
    Sarah : Dalem banget pertanyaannya,..
    Ipul : piye ping ?

  • Kampret Nyasar
    November 27, 2007 at 7:10 pm

    Waduh, butuh kefahaman agama yangbaik dan benar untuk metranslasikan perihal si poligami ini, memang tujuannya mulia kalau dikembalikan ke ajaran agama tanpa embel2 lain-lain.. intinya bisa adil dapat pahala syurga, kalau nggak ya cuman paha-nya aja plus petaka.. 😀

  • Lim'z
    November 27, 2007 at 7:22 pm

    Kata yang ada diawali dengan Poli memang bikin pusing…Poligami, Poliandri, Polisi, Politik(us)…
    Es-we-te.

  • lance
    November 28, 2007 at 12:44 am

    jangan poligami…gimana kalau anakmu dimadu nanti…karma

  • Anonymous
    November 28, 2007 at 12:45 am

    Aa gym mata gelap…he he

  • Ipul Anwar
    November 28, 2007 at 2:18 pm

    test

  • Ipul Anwar
    November 28, 2007 at 3:44 pm

    test link komen

  • venus
    November 28, 2007 at 5:30 pm

    lhah, komen saya ilaaaangggg……

  • venus
    November 28, 2007 at 5:34 pm

    bagus blognya, mas. warnanya hangat. hayyyak!!

  • sandal
    November 28, 2007 at 6:05 pm

    Ah, saya ndak berani memvonis pelaku poligami maupun poliandri. Soalnya saya ngga yakin kalo saya bisa tidak meniru perbuatan mereka nantinya.

  • admin
    November 28, 2007 at 7:12 pm

    test test

  • Aris
    November 29, 2007 at 6:34 am

    sama seperti mbak Venus, komen saya hilang …

  • Ida Arimurti
    November 29, 2007 at 9:56 am

    Semua wanita pasti sedih Suaminya berpoligami..Begitu mudahnya cinta bisa berpaling..Saya pasti ingin anak saya mempunyai Ayah yg baik yg menjadi contoh dikemudian hari.

  • bintang
    November 30, 2007 at 3:10 pm

    mana ada sih orang yang bisa adil…mungkin soal uang bisa adil tapi kasih sayang mana bisa, walaupun cuma beda o,oooooooo1 %….

  • leny
    November 30, 2007 at 4:56 pm

    mbak venus & yang comentnya hilang, saya merasa beruntung loh ternyata coment saya juga ilang hehehe, karena yakin,,,,coment2 kalian emang selau berkualitas hekhekhekhek saya selalu ikutin comennya…chayoooo

  • arlin
    December 3, 2007 at 5:15 pm

    dear mas iman brotoseno…
    untuk primary photo tulisan drupadi anda ini, saya berkeberatan kalau anda memakai foto hasil karya saya dan tanpa sepengetahuan saya. foto ini menampilkan foto teman2 saya yang sifatnya personal, sebelumnya saya meminta ijin mereka untuk saya pasang di fn, dan mengetahui foto ini anda pergunakan dgn kepentingan yang berbeda saya sangat keberatan.

    rgds,
    arlin

  • Payday Loan
    February 18, 2008 at 2:27 pm

    My girlfriend and I are pleased with your brilliant thoughts relative to DRUPADI. The item will be very important specifically to my grandmother in Olton .

  • J.o
    October 19, 2009 at 8:58 pm

    hmmmm apapun keputusan bpk ibu yg udah berkeluarga, jangan sampai pada akhirnya anak-anak yang jadi korbannya.

    gimana perasaan anak yg ibunya dimadu?
    gimana perasaan anak dari istri kedua?

    namanya berkeluarga, kalau sudah diniati (apalagi sudah ada anak) harus bertanggung jawab sebaik-baiknya..

  • Agung
    April 4, 2011 at 1:00 pm

    Drupadi hanya bersuami satu, sebab pandawa adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan bahkan oleh tuhan. Jadi Drupadi berpoliandri hanyalah sebutan oleh orang yang tak tau apa2. Terima kasih.

Leave a Reply

*