Ilham dan Irfan, anak kembar bungsu DN Aidit telah merasakan hidup yang sangat pahit, yang hampir tidak mungkin pernah kita bayangkan. Ketika semua mata menudingnya sebagai anak komunis, padahal ketika pemberontakan PKI terjadi mereka masih berusia 5 tahun dan tidak tahu apa apa. Tanpa diminta, mereka harus memikul beban dosa orang tuanya selama 32 tahun. Seorang tentara yang hampir menembaknya ketika mereka sedang bermain kelereng, ejekan temannya, sulitnya mencari sekolah dan pekerjaan, sampai kebingungan ketika harus berkenalan orang tua pacarnya. Semua ini karena sebuah stigma yang dinamakan prasangka. Saat bayangan pikiran kita terbungkus rasa curiga. Kadang bisa menjadi benci dan dendam. Namun masih ada saja orang yang memiliki hati mulia, seperti keluarga Moelyono yang merawat dan mendidik mereka di Bandung sampai dewasa.
Prasangka bisa berupa prejudice yang membutakan akal pikiran kita. Menutup munculnya sebuah sebuah opsi lain. Padahal bisa saja ada sisi kemungkinan lain yang kita tidak pernah tahu. Ini sangat berbahaya, karena manusia bisa saling menghancurkan karena ketidaktahuan. Tidak usah sejauh itu, dalam kehidupan sehari hari kita tumbuh dalam sebuah budaya curiga dan kecemburuan. Kita sudah ‘ dipaksa ‘ menilai orang china yang doyan harta, batak yang kasar, padang yang pelit, jawa yang munafik. Padahal bayangan stereotype yang buruk itu bukan dari pengalaman pribadi kita sendiri. Mungkin saja kita mendengar dari orang lain, atau pengamatan dari jendela rumah kita yang salah.
Ahmad Wahib, seorang pemikir Islam yang mati muda, menuliskan sangat menakjubkan dalam buku catatan hariannya, Pergolakan Pemikiran Islam. Ia menulis “ bagaimana aku bisa membenci orang Kristen. Aku memiliki sahabat sahabat diantara mereka. Aku makan, bermain, bahkan tidur selapikan dengan mereka. Aku tidak tahu apakah Tuhan sampai hati memasukan mereka ke api neraka ? “ Pengalaman hidupnya terutama tinggal di Asrama Katolik “ Realino “ pada tahun tahun pertama kuliah di Jogja, telah membantu membuang prasangka prasangka terhadap kaum nasrani. Lebih jauh ia menambahkan bahwa orang yang tidak mempunyai pengalaman hidup sepertinya mungkin akan memiliki persepsi berbeda sebagaimana yang ia miliki. Sehingga tidak salah kalau selalu saja ada prasangka orang film identik dengan perselingkuhan dan dansa dansi. Karena mereka selalu dilihat dari jendela rumah yang salah. Jendela tabloid dan infotainment.
Ini memang tidak mudah melepaskan baju prasangka setulus tulusnya. Kita harus menyamakan persepsi untuk sebuah pemahaman. Karena sungguh tidak nyaman begitu kita menjadi korban sebuah prasangka. Sebaliknya juga butuh keberanian luar biasa untuk bisa melihat Ilham dan Iwan sebagai manusia utuh sama seperti kita. Beberapa hari yang lalu anak saya, Abel berulang tahun dan saya hanya bisa mengucapkan selamat lewat telpon karena seminggu ini terus berada di lokasi syuting di luar kota. Saya berharap ia tidak memiliki prasangka mengapa ayahnya tidak bisa bersamanya. Mudah mudahan ia bisa mengerti. Jika tidak saya hanya bisa bisa menyesali dalam dalam.
45 Comments
Praditya
December 8, 2007 at 1:54 pmHmm… Prasangka terkadang menyusahkan… 😀
Abel
December 8, 2007 at 1:59 pmAyah kenapa gak pulang?? 😀
aLe
December 8, 2007 at 2:00 pmah semoga oM iMan gak ada prasangka apa2,
karena aLe telah lancang komen make nama anaknya
aLe
December 8, 2007 at 2:02 pmBtw, met ultah buat Abel,
smoga dia smakin dewasa dan ikut nge-bLog bareng kita2 smua 😉
baut oM iMan, smoga syutingnya ancar oM., aMin..,,
aLe
December 8, 2007 at 2:05 pmhaiyah huruf ‘L’ pada kata ‘lancar’ ktinggalan 😆
mrbambang
December 8, 2007 at 2:50 pmjadi ingat buku ESQ nya ari ginanjar yang juga mmbahas prasangka.ya,prasangka merupakan salah satu penyakit hati yang bisa menutup potensi kebaikan.
fatah
December 8, 2007 at 3:01 pmmakanya kita selalu diajarkan utk tidak berprasangka buruk (suuzhon)..
Totoks
December 8, 2007 at 5:55 pmmakanya buang segala prasangka buruk itu, bukannya islam sendiri juga mengajarkan untuk selalu berkhusnudzon (berprasangka baik/berpikir positif) 😀
Ani
December 8, 2007 at 6:34 pmPrasangka bisa membutakan hati dan pikiran manusia, dan mendorong untuk berbuat sak wudele dewe. Ibarat langit yang tertutup mendung.
* Mas, sudah lama mo ngomong ini lupa terus, panjenengan itu mmirip sama Helmi Yahya ya?*
ichal
December 8, 2007 at 8:20 pmprasangka ternyata juga membuat luka bagi orang yang tidak berdosa.
wah,,, ultah anaknyagak hadir pak!!,, tuntutan profesi ya!!,, pasti anaknya gak berprasangka buruk.
extremusmilitis
December 8, 2007 at 11:02 pmYupe aku setuju sangat Mas. Positive Thinking itu lebih baik. 😉
Meskipun yah, masih banyak juga di-antara kita yang ber-pikiran buruk ter-hadap orang lain yang baru kita kenal, atau mungkin karena latar belakang-nya 🙁
ekowanz
December 8, 2007 at 11:44 pmsetuju banget ama atasku…udah dilahap neh apa yg pengen aku bilang.
Kurt
December 8, 2007 at 11:53 pmhmmm….
untuk Mas Imam tidak berlaku… 🙂
budhi ms
December 9, 2007 at 9:36 amPrasangka menuju prabencana
Ngucapin “Met Ulang Tahun buat Abel.. Tumbuh Sehat, Tambah Cerdas. Berbakti kpd orangtua serta bangsa dan negara”
Coba dirayain secara sederhana saja bersama ayahnya?!
jeng endang
December 9, 2007 at 9:42 amseperti sekarang kaum muslim selalu disangka teroris ya mas…….
kw
December 9, 2007 at 9:49 amhoho selamat ultah buat abel…
prasangkaku selama ini salah semua ternyata. namun kok susah ngilangin ya 🙂
Hedi
December 9, 2007 at 11:18 amorang kadang suka sok tahu mas, walau baru melihat, mendengar dan mengerti sedikit…repotnya justru kemudian dipercaya 🙁
maruria
December 9, 2007 at 11:48 amPrasangka buruk bisa membunuh. Percaya ga mas?
hasnanhitam
December 9, 2007 at 11:57 amprasangka buruk akan menumpas adanya kedamaian di setiap sudut dan sisi kehidupan..
prasangka baik akan menjadi benih senyuman dan ketenangan yang ada, hingga kedamaian akan tumbuh liar di setiap jiwa manusai..
dua konsep yang mendasar.. suudhon dan khusnudhon.. prasangka buruk dan prasangka baik..
kita semua tau mas, namun untuk praktek sehari-hari, jam per jam, menit per menit sampai detik per detik, kita, aku banyak lupanya mas..
menungso kanggonan lali je..
marilah kita saling mengingatkan.. woiyoo..
hasnanhitam
j’adore la mer
annots
December 9, 2007 at 5:46 pm@maruria
Sayangnya pransangka ga bisa diajukan sebagai barang bukti pembunuhan di pengadilan *sotoy mode on*
kenny
December 9, 2007 at 10:33 pmjadi inget pas rame2nya pembersihan antek2 pki cuma gara-gara tatto mas2 ku (3orang) dicurigai dan dibawa dgn paksa cuma pake sempak aja, klo inget sedihnya (umurku 7th).
met ultah buat abel, tenang aja bel…bapak punya mata2 banyak kog(warga BHI) pasti gak akan macem2 😀
leksa
December 9, 2007 at 11:57 pmSaya berharap ia tidak memiliki prasangka mengapa ayahnya tidak bisa bersamanya. Mudah mudahan ia bisa mengerti. Jika tidak saya hanya bisa bisa menyesali dalam dalam.
ahhhh… itu cuman prasangka Om Iman sajah… 😀
Juminten
December 10, 2007 at 12:13 amehmmm… saya padang yg pelit bukan, ya? 😐
kalo prinsip saya sih, jika kita memang tidak melakukan hal yg tidak baik, janganlah memancing org utk berprasangka buruk terhadap kita.
karena kita ga bisa mengendalikan apa yg ada di pikiran orang2, kan? 😉
btw… selamat ultah utk dedek Abel… 😀
biar jauh dr ayahnya, tetep dikasih kado, kan? 😛
Rystiono
December 10, 2007 at 2:44 amPrasangka lagi prasangka lagi…
Siapa sih dia…heboh banget ngomonginnya…
*kabuur sebelum ditimpuk pak Iman pake kamera…*
Paman Tyo
December 10, 2007 at 9:22 amPrasangka, sebuah racun yang manis dan bikin ketagihan. Apa yang kita harapkan, itulah yang kita yakini. Dan ada saja sampel dari populasi yang sesuai harapan kita 😀
nico
December 10, 2007 at 9:44 amsaya sebagai seorang anak, ucapan selamat ultah dari orang2 yang saya sayangi, saya rasa itu telah cukup. disamping rasa sayang yang telah mereka berikan kepada saya.
selamat ulang tahun ya Bel… tambah besar, tambah pinter dan tambah berbakti pada orang tua, bangsa dan agama.amin.
Ida Arimurti
December 10, 2007 at 9:44 amThanks Mas Iman untuk mengingatkan kita selalu berfikir baik dan positif, juga bisa berkawan tanpa harus membedakan…Prasangka buruk hanya membuat hati kita tidak tenang..
Hanya Allah yg tahu taqwa seseorang bukan karena penglihatan manusia lain.
pinkina
December 10, 2007 at 12:40 pmmet Ultah buat Abel..
siska
December 10, 2007 at 1:03 pm‘prasangka orang film identik dengan bla bla bla bla….’
no comment ah!
(calon orang film, gyhahahahahahahaaha!!!)
za
December 10, 2007 at 1:09 pmYap! betul skali mas….
karena prasangka [buruk], kita jadi bisa salah menilai orang….
Moh Arif Widarto
December 10, 2007 at 4:27 pmKalau prasangka baik bagaimana, Mas? Namanya prasangka kan ada prasangka buruk dan prasangka baik.
RMY
December 10, 2007 at 6:04 pmPada saat Mas Iman berharap sang anak tidak berprasangka, maka pada saat yang sama Mas Iman lah yang berprasangka..
Titip salam ku buat ABel ya Mas.. Selamat Ulang tahun, selalu sehat dan selalu ceria 🙂
wieda
December 10, 2007 at 7:57 pm“prasangka” …wah ini menyangkut masalah hati…prasangka baik ato buruk?
nah….hehehehe
*bingung*
wieda
December 10, 2007 at 7:57 pmlupaa…..happy ultah ke anandanya
Aris
December 10, 2007 at 8:06 pmPrasangka ibarat orang pakai kaca mata kuda, tidak melihat kiri dan kanan dan umumnya bawaannya curiga terus menerus. Salam … o ia met ultah utk Abel, dibelikan kado apa mas?
anangku.wordpress.com
December 10, 2007 at 8:35 pmwaa selamat ultah buat anaknya.. moga jadi anak yang pinter
didut
December 10, 2007 at 9:47 pmbiasanya org dewasa yg mudah berprasangka
tata
December 11, 2007 at 7:45 amkakak sepupu saya terpaksa mencantumkan nama pamannya di akte kelahiran biar bisa masuk sekolah
Asta Qauliyah
December 11, 2007 at 8:29 amSejarah memang terkadang sangat kejam membunuh harapan2 mereka yang bahkan tidak punya pautan sama sekali dengan peristiwa lalu. Prsangka telah ikut membesarkan bangsa ini, dan akhirnya…kita lita dengan mata sendiri hasilnya. Semoga 2 generasi setelah dekade ini bisa memperbaiki diri dan merubah bangsa amburadul ini. Kita juga tetap harus berbenah. Keep blogging, Imam!
Ndoro Seten
December 11, 2007 at 8:43 amIronis memang…..mereka menjadi terpidana sejarah tanpa peradilan dan pembelaan bagi hak asasi yang dianugerahkan Tuhan pada setiapmakhlukNya.
lusi
December 11, 2007 at 8:49 amOOT nih. Mas Imam, itu foto-foto hasil jepretan sendiri ya? Kok hasilnya luar biasa ya… Sepertinya menghanyutkan emosi gitu. Kerennnnn….. Kapan-kapan bisa disharingkan peristiwa yang terkait dengan foto itu yah, saya yakin ceritanya juga luarrr biasa.
unai
December 11, 2007 at 8:54 amadalah syak wasangka yang menyesatkan hati pemiliknya
venus
December 14, 2007 at 7:16 pmhmmm, kata pramoedya, ‘kita sudah bersikap tidak adil sejak di dalam pikiran’. tapi alhamdulillah saya terbiasa melihat sesuatu bukan dari bungkusnya, gak gampang terpengaruh dengan stereotype basi yang udah telanjur dipercayai masyarakat kita tentang segala cina dan batak dan padang dan jawa atau melihat seseorang karena tuhan (atau bukan tuhan) yang mereka sembah. toh saya juga gak sempurna, baik sebagai manusia maupun sebagai umat beragama.
tumben saya komen serius ya? :p
dian
December 18, 2007 at 3:06 amnamanya iwan apa irfan, mas ?
trus mereka sekarang dimana and gimana ?
met ultah ya
Holidays
April 13, 2010 at 4:04 pmI added your blog to bookmarks. And i’ll read your articles more often!