Ketika Perdana Menteri Israel Ben Gurion membentuk Mossad pada tahun 1951. Ia mengatakan di depan Knesset – Parlemen Israel – bahwa ancaman terror akan menjadi perang baru. Sebuah perkembangan bermula dalam bentuk fanatisme aliran kepercayaan yang kemudian berubah menjadi pembunuhan, baik yang dilakukan secara perorangan maupun oleh suatu kelompok terhadap penguasa yang dianggap sebagai tiran.
Kata Terorisme berasal dari Bahasa Perancis le terreur yang semula dipergunakan untuk menyebut tindakan pemerintah hasil Revolusi Perancis yang mempergunakan kekerasan secara brutal dan berlebihan dengan cara memenggal 40.000 orang yang dituduh melakukan kegiatan anti pemerintah.
Pada pertengahan abad ke-19, Terorisme mulai banyak dilakukan di Eropa Barat, Rusia dan Amerika. Mereka percaya bahwa Terorisme adalah cara yang paling efektif untuk melakukan revolusi politik maupun sosial, dengan cara membunuh orang-orang yang berpengaruh.
Bentuk pertama Terorisme, terjadi sebelum Perang Dunia II, Terorisme dilakukan dengan cara pembunuhan politik terhadap pejabat pemerintah Pembunuhan terhadap individu ini sudah dapat dikatakan sebagai bentuk murni dari Terorisme.
Bentuk kedua Terorisme dimulai di Aljazair di tahun 50an, dilakukan oleh FLN ( Front Pembebasan Nasional ) yang mempopulerkan pembunuhan terhadap masyarakat sipil yang tidak berdosa. Umumnya pejabat pemerintah dan pendukung penjajah Perancis.
Ironisnya FLN adalah motor gerakan kemerdekaan Aljasair. Bung Karno pernah mengirim kepada mereka, satu kapal selam penuh berisi senjata untuk melawan kolonialisme Perancis saat itu.
Namun perjalanan selanjutnya dianggap kurang efektif sehingga ‘bombing campaign ‘ menjadi sebuah bentuk terror yang paling menakutkan, sekaligus mencari perhatian dalam skala besar. Gerilyawan pembebasan Irlandia ( IRA ) dianggap sebagai pioneer gerakan pemboman disana sini. Rangkaian 22 pemboman Bloody Friday pada July 1972 di pusat kota Belfast, Irlandia telah membunuh 9 orang dan melukai 130 orang.
Sejak itu terror bom menjadi pilihan nomor satu. Termasuk di Indonesia.
Kita tak pernah bisa mengerti jalan pikiran perancang atau pelaku terror bom. Mungkin disana ada surga yang dijanjikan atau nilai yang begitu dasyat fondasinya bagi mereka . Revolusi yang tak pernah dipahami oleh hati nurani semua oramg. Membunuh orang tak berdosa atas dasar sebuah keyakinan ?
Tentu pejuang pejuang palestina yang membajak pesawat Israel, tentara Sinn Feinn dari Irlandia, juga Amrozy , dan pembom Hotel Marriot di Pakistan menjadi martir martir atas nama ideologinya.
Lalu apa bedanya pemboman yang dilakukan negara atas orang orang tak berdosa di Baghdad, Lebanon sampai di hutan hutan Vietnam dan Aceh. Atas nama aneksasi, ketidakadilan, dan stabilitas politik. Pilot dan tentara itu juga pahlawan untuk bangsanya. Dihormati dengan bungkus bendera negara jika pulang dalam peti mati.
Albert Einstein- pun merasa ketakutan setelah Enola Gay menjatuhkan bom atomnya di Jepang. Ia sudah melihat terror atas nama negara. Dalam catatannya ia pernah mengatakan, “ Jika saya tahu Jerman tak akan pernah berhasil membuat bom atom, tentu saja saya tak akan berbuat apa apa untuk menghasilkan bom penghancur dunia “
“ Kini aku menjadi maut, penghancur kehidupan dunia “ Demikian tertulis dari Bhagawad Gita. Baris itu kemudian dikutip oleh JR Oppenheimer setelah uji coba ledakan bom atom di New Mexico, 1945.
Mudah mudahan tak ada orang gila yang meledakan bom atom hanya untuk sebuah terror yang tak pernah dimenangkan. Siapa tahu ? terlalu ngeri dibayangkan setelah bom mobil, bom hotel, mungkin saja bom kota.
Sampai sekarang ide besar John Lennon tentang sebuah kedamaian tetap masuk akal. Membuat pertanyaan apakah manusia manusia masih membutuhkan agama, Tuhannya bahkan negaranya untuk sebuah dunia yang berdarah darah dan jerit tangis orang orang kehilangan.
Coba simak penggalan lirik lagunya
Imagine there’s no heaven,
It’s easy if you try,
No hell below us,
Above us only sky,
Imagine all the people
living for today…
Imagine there’s no countries,
It isn’t hard to do,
Nothing to kill or die for,
No religion too,
Imagine all the people
living life in peace…
Imagine no possessions,
I wonder if you can,
No need for greed or hunger,
A brotherhood of man,
Imagine all the people
Sharing all the world…
40 Comments
Hedi
September 22, 2008 at 3:49 pmatas nama agama, partai atau ideologi, apa saja boleh dilakukan…. 🙁
dilla
September 22, 2008 at 4:02 pmall is fair in love and war.. 🙁
Nayantaka
September 22, 2008 at 4:03 pmTapi saya lebih suka membayangkan bahwa surga itu memang ada, dengan sejuta bidadari di dalamnya 🙂
bangsari
September 22, 2008 at 4:24 pmtuhan bisa dibawa kemana saja, untuk teroris, fundamentalis, tekanan terhadap kelompok lain, tiranisme dan juga semangat berbagi untuk sesama. begitulah.
lady
September 22, 2008 at 4:26 pmapapun alasannya, saya ga setuju ngebom ngeboman
mantan kyai
September 22, 2008 at 4:46 pmCoba amrozi baca tulisan ini. Dia pasti akan berucap… Allahu Akbar …sambil nyengir.
Anang
September 22, 2008 at 4:53 pmsetiap orang punya pemikiran sendiri.. tapi bagaimana pemikiran tentang sesuatu itu tidak menabrak tata dan nilai yang dianut mayoritas…….
omoshiroi_
September 22, 2008 at 4:56 pmtapi saya suka teror kok..apalagi kalo didadar..
^kabuuur^
Yoyo
September 22, 2008 at 6:56 pmadalah sebuah bentuk pemberontakan karena merasa keadilannya telah & tidak dihargai…
merasa menjadi sebuah cara untuk menarik perhatian….
“wajar, dalam sebuah revolusi memakan banyak korban….. “
Bagas
September 22, 2008 at 7:18 pmSenang dengan bagian ini, pencerahan baru 🙂
ngodod
September 22, 2008 at 7:40 pmkarena kekerasan tak kan pernah bisa diselesaikan dengan kekerasan…
bou John Lennon, lagi yang enak didengerin pas ingin “melarikan diri” dari dunia…
Ahmad Sahidah
September 22, 2008 at 8:15 pmKebetulan saya sedang membaca John T Sidel, Riots, Pogroms, Jihad: Religious Violence in Indonesia.
Masalanya, di dalam nilai agama, kita bisa menemukan pesan kedamaian yang gagal dibaca dengan baik oleh penganutnya yang alpa.
Semoga bulan Ramadhan tahun ini banyak mendatangkan perasaan tentram hingga 11 bulan berikutnya.
paman Tyo
September 22, 2008 at 9:05 pmteror, bagi pelakunya, adalah teater. ketersiksaan, bahkan kematian korban, da kengerian orang lain hanya jalan atau malah cuma dianggap ekses dalam mencapai tujuan berbingkai cita-cita yang mereka yakini luhur.
ketika kita bertemu moralitas macam ini, dengan cara apakah kita akan berdiskusi dengan mereka?
Indah Sitepu
September 22, 2008 at 9:13 pmkhan lebih enak saling sayang-sayangan, saling bantu, saling hibur…
dari pada ngbom-ngeboman
kan enaknya kalo damai tentram dari pada bikin rusuh …
dafhy
September 22, 2008 at 9:42 pmyach kalau mau sesuatu orang bisa melakukan segala cara ya 🙁
Gelandangan
September 22, 2008 at 11:01 pmwahhh ada teror lg
marshmallow
September 22, 2008 at 11:49 pmBahkan iblis pun mengutuk perbuatan manusia yang saling benci dan membunuh sesamanya.
“Buat apa Kau ciptakan manusia yang hanya akan menghancurkan dunia ini ya, Tuhan?”
Itu iblis.
Jadi manusia yang melakukannya musti disebut apa lagi?
(Makasih atas kunjungannya ke My Virtual Diary. Gak nyangka Mas Iman sampe kesasar ke sana. Mudah-mudahan gak bikin kapok ya?)
gajah_pesing
September 23, 2008 at 12:54 amWaktu kecil, saia pernah bercita-cita ingin jadi teroris, tapi sekarang aku membenci teroris! Ideologi yang pernah masuk di akal..
Silly
September 23, 2008 at 8:07 amAh ya… sampai sekarang pun saya juga tidak bisa mengerti jalan pikiran orang yang melakukan pemboman, merasa memiliki hak mutlak dari Tuhan untuk menghabisi nyawa orang lain atas nama Agama?… WTF…
Seandainya semua org mengerti bahwa… GOD is LOVE, so LOVE GOD, by loving HIS creation, man kind, animals and plans, save this world.
kw
September 23, 2008 at 10:04 ammembunuh seorang saja dilarang, ngebom kok malah dijanjikan pahala surga?
kasian mereka.
Donny Verdian
September 23, 2008 at 10:50 amSaya mungkin sedikit orang yang masih percaya bahwa teror itu bisa dihentikan tatkala keadaan ekonomi mapan.
Ketika hal itu tercapai, perbedaan ideologi menurut saya hanya sebatas di kepala saja.
urban
September 23, 2008 at 2:52 pmcatat saja nama-nama martirnya. dan nati kita buktikan dialam sana. pakah kita bertemu atau tidak. entah di sorga atau neraka.
salam
nico
September 23, 2008 at 4:27 pmdream n imagine…
moh arif widarto
September 23, 2008 at 7:06 pmMenarik pertanyaan Mas Iman mengenai apa bedanya bom yang dijatuhkan di Baghdad dengan bom yang diledakkan oleh mereka so called teroris. Hotel di Baghdad dibom. Desa di Afghanistan dibom. Semua resmi dilakukan oleh angkatan perang. BEJ, JW Marriot, Bali, dan kini Marriot Pakistan, dibom oleh teroris. Yang satu resmi yang satu teror. Sama saja hasilnya, penderitaan.
Saya selalu berharap bahwa dalam sejarahnya manusia tidak pernah bisa membuat bom.
BloGendeng
September 23, 2008 at 9:47 pmSegala bentuk kekerasan termasuk bom dll harus dikutuk. Kekerasan tidak pernah menyelesaikan masalah, malah semakin memperbesar konflik. Mau nggak mau, bisa nggak bisa, harus dengan kepala dingin.
galihyonk
September 24, 2008 at 5:28 amHm,, bom adalah hasil dari ilmu pengetahuan..
Semoga suatu saat nanti kedamaian akan datang dan era Bom segera berakhir..
mbakDos
September 24, 2008 at 7:44 amI’ve been there, being a victim of the terror.
udah berlalu 7 taun sih sebenernya, tapi masih tetep berasa sampe sekarang. terutama karena kondisinya telah meninggalkan trauma yang… buat saya ya masih ada aja gitu rasanya 😐
udin
September 24, 2008 at 12:06 pm” kekerasan yang saat ini terjadi bisa saja akibat dari kekerasan sebelumnya,,,,”
” siapapun orangnya apabila di rugikan secara ekonomi, politik, dan lainya dapat menimbulkan dendam atau perlawanaan. jadi dalam menilai sebuah kejadian ada baiknya memahaminya secara menyeluruh dan didasari refrensi yang objektif. jangan sampai sebagai intelektual, hanya menjadi pembeo media yang hanya berpihak pada yang punyak duit/modal”
Kalimat di bawah ini cukup menarik :
“Lalu apa bedanya pemboman yang dilakukan negara atas orang orang tak berdosa di Baghdad, Lebanon sampai di hutan hutan Vietnam dan Aceh. Atas nama aneksasi, ketidakadilan, dan stabilitas politik. Pilot dan tentara itu juga pahlawan untuk bangsanya. Dihormati dengan bungkus bendera negara jika pulang dalam peti mati.”
Klau mau objektif, sebenarnya tukang ngebom dan terror yang paling dasyat dan sering itu siapa ya ???????
amru
September 24, 2008 at 3:02 pmRuntuhkan Tirani Lantakkan Angkara murka
Daniel Mahendra
September 24, 2008 at 6:43 pmGunter Grass, pemenang Nobel Sastra 1999 dalam karyanya pernah menulis:
“Ketika Tuhan masih di Sekolah Dasar, ia menciptakan dunia bersama sahabatnya.”
Siapakah sahabatnya itu? Jawabannya: iblis!
Ini dialektika. Tidak perlu diartikan secara harfiah. Bahwa kebaikan dan keburukan akan terus berpilin-pilin di dunia ini. Tidak bisa tidak. Apa boleh buat.
serdadu95
September 24, 2008 at 11:51 pmBuwat para teroris… coba perhatikan lirik laku “King Nothing”-nya Metallica berikut inihh:
Wish I may, wish I might
Have this I wish tonight
Are you satisfied?
Dig for gold, dig for fame
You dig to make your name
Are you pacified?
All the wants you waste
All the things you’ve chased
Then it all crashes down
And you break your crown
And you point your finger
But there’s no one around
Just want one thing
Just to play the king
But the castle’s crumbled
And you’re left with just a name
Where’s your crown,
King Nothing?
Where’s your crown?
edratna
September 25, 2008 at 8:37 amSedih memang….atas nama keyakinan, politik atau fanatisme apapun, menganggap sah menghilangkan nyawa orang lain, dan bangga melihat keberhasilannya. Mungkin kalau dilihat dari ilmu kedokteran, mereka ini orang yang sakit, karena senang menebar maut.
Terus apa bedanya dengan penjahat?
genthokelir
September 25, 2008 at 11:17 pmwah dapat pencerahan di sini ,emang kadang satu fanatisme atau ideologi tertentu yang sempit mengaburkan pada semua hal yang lebih bijaksana … tapi entahlah apa juga yang di kepala masing masing beda ya mas…..
salam hormat dari kelir
dhany
September 27, 2008 at 7:46 amBeruntunglah saya, karena dirumah paling-2 cuma teror petasan ama kembang api
budi
November 9, 2008 at 11:36 amwah, kenapa harus ada kata mayoritas? tatanan membela tak pedulu mayoritas maupun minoritas, itulah Hak azasi manusia, jangan seolah jadi mayoritas koq malah arogan. Justru dalam pembelaan terhadap minoritas HAM nyata di negri tercinta
Holiday
April 8, 2010 at 9:07 amI harmonise with your conclusions and will thirstily look forward to your next updates. Just saying thanks will not just be enough, for the exceptional clarity in your writing. I will directly grab your rss feed to stay privy of any updates. Solid work and much success in your business endeavors!
Bom itu lagi | Iman Brotoseno
December 29, 2012 at 2:23 am[…] janji di taman firdaus kelak yang akan membawanya pada sebuah perjamuan abadi di surga. Juga para martir martir teror di belahan bumi lain. Asmar Lati Sani di Jakarta atau para pembom bali. Saya hanya membayangkan […]
enny
April 17, 2013 at 3:06 pmBetapa damai jika kita bisa saling menghormati tanpa membedakan ras dan agama
Penajateng
June 11, 2023 at 10:41 amMas masih aktif ngeblog? Buka jasa conten placement ndak
chaosregion
June 29, 2023 at 3:50 amteror bom menjadi pelik karena mengatas namakan islam. padahal mereka teroris bom demi kepentingan politik organisasi dan pribadi bukan agama