Browsing Tag

Wamena

Koteka menatap modernisasi

“ Wah wah wah wah “ suara itu bersahut sahutan memenuhi perkampungan Suku Dani di desa Jiwika – distrik Kurulu, Lembah Baliem – menyambut kedatangan kami. Artinya, terima kasih atas kedatangannya. Dusun yang luas ini terletak di dilereng bukit yang tinggi, dengan sebuah sungai kecil membelah hutan kecil disisinya.

Para lelaki keluar satu per satu dari pondok kayu berbentuk bulat dengan atap rerumputan yang disebut Honai, langsung menjabat erat tangan kami. Hangat dan sangat bersahabat. Semua lelaki dewasa tinggal bersama sama di pondok honai yang disebut Pilamo. Beberapa pasang mata tampak hanya menyelidik dari dalam kegelapan honai.

Sementara kaum wanita duduk duduk bersama anak anaknya di depan rumah pondok kayu memanjang. Rumah ini merupakan tempat tinggal wanita dan anak anak sekaligus berfungsi sebagai rumah dapur. Lebih tepatnya sebagai penyimpanan logistik bahan makanan, karena mereka memasak di halaman. Pondok bagi wanita dan anak anak disebut Ebeaila.

Yali Mabel, sang kepala suku menyeringai lebar sambil menghisap rokok tembakau local cap “ Anggur Kupu “. Wajahnya keras dan tatapannya tajam. Berambut keriting dan sebagian wajah hitamnya dicat hitam dari arang. Ia tetap mengenakan holim ( koteka ), bertelanjang dada, tanpa alas kaki dan kepalanya dihiasi hiasan bulu bulu burung. Ada hiasan kerang kerang yang menjuntai di dadanya. Satu satunya produk modern yang melekat di badannya hanya sebuah jam tangan stainless steel di pergelangan tangannya.

Continue Reading