Jaipongan

Betapa malangnya nasib kesenian Jaipongan. Demi keseragaman dan atas nama moralitas, Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan meminta agar tarian ini diperhalus – dalam kata lain dikebiri – gerakan gerakannya, terutama unsur 3 G. Goyang, Gitek, Geol juga urusan kostum yang terbuka.
Mungkin sang Gubernur risih melihat gerakan pinggul tari Jaipongan. Ia lebih terangsang melihat gerakan tari ini daripada menikmati keindahan seni tari ini. Lupa bahwa ini muatan lokal budaya tari Jawa Barat yang sudah sekian lama mengakar dalam beberapa generasi. Kalau Tati Saleh – penari dan penggubah tari Jaipongan – masih hidup, ia akan berkata hanya orang orang yang otaknya ‘ ngeres ‘ yang bisa mengasosiasikan gerakan pinggul ini sebagai pornografi.

Saya tertawa geli membayangkan jaipongan menjadi break dance, patah patah dengan kostum cadar atau ninja. Perdebatan yang tak akan habis habisnya. Sambil menunggu giliran busana pengantin dodotan jawa atau baju bodo Makasar yang menerawang untuk diberangus.
Beginilah kalau pemimpin pemimpin tidak memiliki jiwa apresiasi terhadap seni budaya. Dengan dalil agama dan tidak melihat konteks geografis, menyeragamkan wahabi-nisasi pada peninggalan budaya leluhur akan merupakan bencana.

Lihat saja materi kampanye pemilu. Semuanya hanya berputar putar pada issue issue ekonomi seperti harga sembako, rakyat yang antri minyak, petani yang susah menjual sayur atau privatisasi BUMN. Tak ada yang menyentuh kepribadian seni budaya bangsa.
Saya sempat membuat konsep iklan pemilu dengan melakukan testimoni dari beberapa unsur masyarakat seperti mahasiswa, guru, petani, pedagang pasar, ibu rumah tangga dan seniman. Namun akhirnya seniman dicoret. Tak begitu penting katanya.

Pangeran Norodom Sihanouk pernah berkata di depan Bung Karno, seandainya saja ia memiliki seperseratus dari keanekaragaman budaya yang dimiliki Indonesia. Ini dikatakan setelah melihat tarian nusantara yang diperagakan para penari Istana seperti Tati Saleh, Tien Sapartinah atau Bulan Jelantik dari Bali.

Penyeragaman adalah pengkhianatan dari ide besar keanekaragaman. Baik itu pikiran atau budaya. Tati Saleh akan menangis dari alam baka melihat Seni Jaipongan seperti Lindeuk Japati, Rineka Sari, Mega Sutra diacak acak Dinas Kebudayaan Jawa Barat.

Malas sudah saya bicara tentang sebuah Indonesia yang indah dan menakjubkan jika akhirnya keseragaman menjadi tolok ukur. Apalagi dilakukan oleh orang Indonesia sendiri. Sebuah Indonesia yang tak pernah saya bayangkan. Kering, kerontang dan gersang.

You Might Also Like

63 Comments

  • Ndoro Seten
    February 12, 2009 at 12:37 pm

    jarene Kadinas Budpar Jabar,
    hal itu hanya isu semata, tidak benar ada himbauan semacam itu.
    Yang b etul yang mana to mas?

  • Indah Sitepu
    February 12, 2009 at 2:24 pm

    usulan yang aneh…..

    jaipong tanpa goyang adalah sayur tanpa garam 😛

  • w4onecom
    February 13, 2009 at 3:26 pm

    Mgkn sedikit saya memberi contoh pada kasus lain,,
    ttg batasan-batasan ttg UU APP

    contoh nya pada sebuah karya foto,
    klo pada sebuah foto,, pasti nya seorang seniman mengatakan itu sebuah karya seni.
    sedangkan kata pemerintah itu pornografi,

    klo udah begini,, yg lebih ngerti seni itu seniman atau pemerintah sih ??? ckckckkcc…
    seakan akan pemerintahan indonesia itu lebih mengerti,,,

  • Nyante Aza Lae
    February 14, 2009 at 8:56 am

    sorry mas, dq liat jaipongan dr tipi doang, jd gak jelas banget goyangnya…xiixi

  • Robert Manurung
    February 14, 2009 at 2:45 pm

    isu jaipong ini mungkin hanya siasat untuk menyembunyikan ketakbecusan sang gubernur untuk menyejaterahkan rakyat.

  • adi
    February 16, 2009 at 7:45 am

    setelah ahmad heryawan, lalu tifatul sembiring duhhh ………

  • kenda
    February 17, 2009 at 10:36 am

    sorry pikiran2 kayak gt tuh yang dibilang orang “Kuno” …tah eta ngaranna katinggalan zaman, teu gaul tea, pantesan nagara amburadul kieu. Di jamin nagara urang moal maju2 sapanjang moralitas teu di junjung. kembali ke hati nurani deh…

  • Neng Keke
    February 18, 2009 at 4:06 pm

    Ntar kalo Jaipongan (yang versi 3G) dipaten negara laen, baru marah-marah… Sekarang jelas-jelas punya, malahan dikebiri. Gini nih orang yang otaknya ada di ketek 😀

  • kyai slamet
    February 22, 2009 at 12:37 am

    seniman tak begitu penting!
    😀

  • Ansyori
    March 3, 2009 at 5:50 pm

    Jujur ya…sebagai lelaki saya…memang suka ya ..sama goyang yang seronok…seperti yang dilakukan oleh penyanyi dangdut…tro macan ya..salah satunya…banyaklah…lha dari sisi kelayakan tontonan publik…saya kira ini tidak layak…ditonton ..di TV publik lagi…weleh weleh…

    Tetapi untuk jaipongan…engak usahlah…biarin aja..

  • Iqbal
    March 9, 2009 at 3:37 pm

    Kalian ini seperti orang yang sedang masturbasi….memuaskan diri sendiri…….komentar2 yang tidak perlu….
    jujur aku bukan pendukung gubernur ini, not at ALL, tapi dengan jujur pula aku lebih suka mendukungnya untuk hal-hal yang baik demi pembangunan bangsa dan budaya yang lebih bersih dan beradab.
    aku justru melihat orang-orang seni lebih arogan dari pada mereka – pemerintahan- dengan alasan bhinneka tunggal ika, kalian tidak lebih dari orang-orang orde baru yang ingin mempertahankan status QUO,,tentunya dalam wacana seni.
    Tidak semua budaya bangsa itu baik dan harus dipertahankan, justru kalau perlu adanya revisi untuk kemajuan peradabab umat manusia.
    Tidak ada unsur penyeragaman yang nyata dari hal ini, justru ini tidak lebih dari undang2 yang memang berfungsi untuk “menyeragamkan” orang2 yang secara dasar memang berbeda.
    kalau mau jujur banyak aturan di negara maju yang lebih gak masuk akal dari pada hanya sekedar melarang jaipongan,,,toh its ok dan negaranya terus maju…nah kita? kebablasan dalam kebebasan…..
    sudahlah….mari membangun untuk kemajuan bangsa ini, dan tinggalkan komentar yang tidak perlu.

  • kursus bahasa inggris
    July 4, 2009 at 5:45 pm

    I found your blog on google and read a few of your other posts. I just added you to my Google News Reader. Keep up the good work. Look forward to reading more from you in the future.

  • pen.io
    May 25, 2014 at 12:14 pm

    Thank you for the good writeup. It in reality
    was a enjoyment account it. Loook complicated to more added agreeable from you!
    However, how coulpd we keep upp a correspondence?

    Feeel free to visit my site; tv advertising ratws (pen.io)

1 2

Leave a Reply

*