Browsing Tag

seni tari

Jaipongan

Betapa malangnya nasib kesenian Jaipongan. Demi keseragaman dan atas nama moralitas, Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan meminta agar tarian ini diperhalus – dalam kata lain dikebiri – gerakan gerakannya, terutama unsur 3 G. Goyang, Gitek, Geol juga urusan kostum yang terbuka.
Mungkin sang Gubernur risih melihat gerakan pinggul tari Jaipongan. Ia lebih terangsang melihat gerakan tari ini daripada menikmati keindahan seni tari ini. Lupa bahwa ini muatan lokal budaya tari Jawa Barat yang sudah sekian lama mengakar dalam beberapa generasi. Kalau Tati Saleh – penari dan penggubah tari Jaipongan – masih hidup, ia akan berkata hanya orang orang yang otaknya ‘ ngeres ‘ yang bisa mengasosiasikan gerakan pinggul ini sebagai pornografi.

Saya tertawa geli membayangkan jaipongan menjadi break dance, patah patah dengan kostum cadar atau ninja. Perdebatan yang tak akan habis habisnya. Sambil menunggu giliran busana pengantin dodotan jawa atau baju bodo Makasar yang menerawang untuk diberangus.
Beginilah kalau pemimpin pemimpin tidak memiliki jiwa apresiasi terhadap seni budaya. Dengan dalil agama dan tidak melihat konteks geografis, menyeragamkan wahabi-nisasi pada peninggalan budaya leluhur akan merupakan bencana.

Continue Reading