Penyerbuan rumah di desa Beji, Temanggung adalah salah satu drama media yang paling dramatis sekaligus konyol. Betapa tidak, kolaborasi antara aparat dan jaringan TV membuat sebuah bentuk tayangan baru. Terortainment. Rating TV melonjak karena orang memelototi terus selama hampir seharian.
Penyergapan teroris bukan lagi bersifat rahasia dan dadakan. Ada pameran senjata, puluhan polisi show off mengepung, menembaki – tembok – sambil mempertontonkan gaya perang polisi SWAT LAPD melawan gembong narkoba. Seperti film film Holywood yang biasa kita tonton. Padahal yang diburu hanya seorang.
Masyarakat yang berkerumun bersorak sorai, reporter TV menyiarkan seperti gaya reporter pertandingan sepak bola. Ada intonasi naik turun, berteriak, apalagi ketika bom bom diledakkan oleh polisi.
Hampir seperti penyerbuan Dr Azhari di Malang, hanya menyisakan puing puing rumah yang porak poranda. Sasaran pun mati, dan kemungkinan besar bukan gembong Noordin M Top.
Lalu apa yang dicari, dengan publikasi seperti itu ?