Dan sejarah akan menulis disana, diantara benua Asia dan benua Australia, antara lautan Teduh dan Lautan Indonesia, adalah hidup satu bangsa yang mula mula mencoba untuk hidup kembali sebagai bangsa, akhirnya kembali menjadi satu kuli di antara bangsa bangsa kembali – kembali menjadi een natie van koelies, en een koelie ondr de naties – Sukarno ‘ Tahun Vivere Pericoloso , 1964 ‘
Jika Soekarno hidup dan berkuasa di jaman sekarang, tentu dia akan merekam pidatonya dan mengupload ke dalam You Tube, sekaligus menggaet massa untuk meresapi makna ajarannya. Tidak salah, karena You Tube sudah menjadi sumber informasi dan gadget yang banyak di klik manusia yang hidup di planet bumi. Lihat saja surat permohonan yang dikirimkan FPI ke Polda, sehubungan dengan permintaan untuk tidak mengijinkan konser Lady Gaga.
“ Setelah melihatnya di You Tube, penampilannya sungguh tidak sesuai dengan moral budaya di Indonesia “ You Tube pun menjadi referensi kehidupan moral.
Social media telah membawa bangsa Indonesia dalam milenum kebangkitan nasional yang baru. Bukan lagi bangkit untuk melawan penjajahan colonial. Tetapi bangkit untuk menyuarakan suara baru tentang Indonesia yang ideal. Keluar dari bungkus agama atau etnik semata, tetapi Indonesia yang berpikir logis.
Urusan Lady Gaga hanya menghabiskan energi yang tidak perlu. Apalagi kalau kita membahas dari kaca mata sudut pornografi dan ajaran sesat. Saya tidak pernah tahu lagu atau isi liriknya yang katanya memuja setan ( Lucifer ), tapi apakah para penonton akan serta merta terpengaruh ?
Sementara sejak dulu, banyak musisi yang lirik lagunya memang kontroversial. misalnya Queen dalam Bohemian Rhapsody sudah menyebut setan Beelzebub.